Oleh : Budi Herminto 1, Diyono 2, Windra Kusumaningtyas 3. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

Fajarina Lathu INTISARI

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris

BAB I PENDAHULUAN. masih terbatas. Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT II DI AKADEMI KEPERAWATAN PANTI KOSALA SURAKARTA. Abstract

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKUDENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI DUSUNPRINGWULUNG, CONDONG CATURDEPOK SLEMAN.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANCORAN MAS ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

BAB I LATAR BELAKANG

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

Rezki Putri, 1 Zaira Naftassa. 1. Abstrak

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

KOSALA JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH DENGAN POLA KONSUMSI AIR MINUM PADA MAHASISWA TINGKAT I AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto L, dr., MH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGAN INDEKS JENTIK. (The Correlation Knowledge of Dengue Fever Prevention with The Pinch Index)

Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW XI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagianpersyaratan guna mencapai derajat sarjana strata 1 kedokteran umum

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IQBAL OCTARI PURBA /IKM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI DESA GROGOL KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU.

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

: Suhu, Kelembaban, Perilaku Masyarakat dan Keberadaan jentik

Yulisetyaningrum ABSTRAK

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA SENDANGMULYO KABUPATEN BLORA NASKAH PUBLIKASI

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KADER JUMANTIK DI PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMUNITY KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN PREVENTING DENGUE FEVER (DF) AT LAMBRO BILEU VILLAGE, KUTA BARO-ACEH BESAR

Dewi Ariyani Wulandari 1. Diterima: 4 Februari 2016 Disetujui : 26 Februari 2016 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP DENGUE HEMORRHAGIC FEVER DI KELURAHAN KARANG MEKAR CIMAHI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

HUBUNGAN PERILAKU PSN TERHADAP KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI DI WILAYAH KERJA PELABUHAN KETAPANG BANYUWANGI

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

PERBEDAAN PENGETAHUAN PEMANTAUAN JENTIK SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Karsamenak Kota Tasikmalaya Tahun 2017)

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA KEDUNGSARI KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI

ABSTRAK. Feti Andriani, Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

ABSTRACT. Tuti Restuastuti 1, Yuliawati 2, Suri Dwi Lesmana 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WARGA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DI DUKUH GUNUNG RT 01 RW 12 DESA PUCANG AN KECAMAT AN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Budi Herminto 1, Diyono 2, Windra Kusumaningtyas 3 Abstract Background: Indonesia has a high risk of contracting dengue fever because it has spread to all regions. Dengue fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus with the clinical manifestations of fever characterized by shock. The DHF cases is still occurred on Dukuh Gunung in Pucangan Kartasura Sukoharjo, it is caused the 3M plus program has not been implemented optimally and there has not been a study record how is the level of the villagers knowledge about the dengue disease. Objective: To determine the relationship between the level of the villagers knowledge about the dengue disease with the dengue fever prevention efforts on Dukuh Gunung Villagers of RT 01, RW 12 in Pucangan Kartasura, Sukoharjo. Research s Design: This study is analytical research, designed by correlation and cross sectional approach. The study population was the head of all families in Dukuh Gunung RT 01, RW 12, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Sample amount of 66 head of families. The sampling technique is random sampling. Datas were analyzed by chi square with SPSS 18. Research s Result: (1) The average value of the villagers knowledge about the dengue fever is high category. (2) The average value of the dengue prevention efforts is good category. (3) The result of chi square test with p obtained 0,004 so, p < 0,05. Research s conclusion: There is a significant relationship between the level of the villagers knowledge about the dengue disease with the dengue fever prevention efforts on Dukuh Gunung Villagers of RT 01, RW 12 Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Keyword :The levels of knowledge, The dengue fever, Prevention efforts PENDAHULUAN Demam berdarah atau Dengue Fever (DF) dan demam berdarah dengue/dbd (dengue haemorrhagic fever/dhf) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perbesaran plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang di tandai oleh renjatan/syock. (Sudoyo, et al., ed, 2007) 59

Indonesia mempunyai resiko besar untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue karena virus Dengue dan nyamuk penularnya yaitu Aedes Aegypti tersebar luas di seluruh daerah-daerah pedesaan maupun perkotaan, baik di rumahrumah maupun di tempat-tempat umum, kecuali daerah yang ketinggiannya lebih dari 1.000 meter dari permukaan air laut. Iklim tropis juga mendukung berkembangnya penyakit ini, lingkungan fisik seperti curah hujan yang menyebabkan tingkat kelembaban tinggi, merupakan tempat potensial berkembangnya penyakit ini. Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat penampungan air atau tandon, seperti bak kamar mandi, drum, tempayan dan barang bekas yang dapat menampung air hujan baik di rumah, sekolah, dan tempat umum lainnya. (Depkes RI, 2006) Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang rawan terjangkit penyakit ini, hal ini dapat dilihat dari angka kejadian kasus demam berdarah dengue yang terjadi dari tahun ke tahun terus meningkat. Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, didapat angka kasus kejadian demam berdarah dengue di Jawa Tengah pada tahun 2007 mencapai angka 20.391 kasus dengan 327 angka kematian (IR = 6,2 dan CFR = 1,6 %). Hal ini berbeda dibandingan dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2006 jumlah kasus kejadian hanya 10.924 kasus dengan 220 angka kematian (IR = 3,39 dan CFR = 2,01 %), pada tahun 2005 jumlah kasus kejadian hanya 7.144 kasus dengan 181 angka kematian (IR = 2,17 dan CFR = 2,53 %), pada tahun 2004 jumlah kasus kejadian hanya 9.742 kasus dengan 169 angka kematian (IR = 3,00 dan CFR = 1,73 %), pada tahun 2003 jumlah kasus kejadian hanya 8.670 kasus dengan 153 angka kematian (IR = 2,70 dan CFR = 1,76 %). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa angka kejadian tertinggi siklus lima tahunan DBD Jawa Tengah terjadi pada tahun 2007. (Dinkes Prov Jateng, 2006) Dukuh Gunung RT 01 RW 12 Desa Pucangan, Kartasura adalah desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Di dukuh tersebut jumlah kasus DBD berdasarkan sumber data yang diperoleh dari Puskesmas Kartasura pada tahun 2012 terdapat 15 kasus dengan 1 kasus meninggal. Dari wawancara awal yang telah dilakukan pada kader kesehatan mengatakan bahwa kebanyakan warga Dukuh Gunung RT 01 RW 12 Desa Pucangan, Kartasura belum melaksanakan program 3M Plus dengan tepat. Menurut kader tersebut penyebabnya adalah warga kurang aktif melakukan pemberantasan 1 sarang nyamuk. Selama ini juga belum ada data pasti tentang tingkat pengetahuan warga mengenai penyakit DBD. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik, dengan desain penelitian korelasi dan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga Dukuh Gunung Rt 01/12 Pucangan Kartasura Sukoharjo yang berjumlah 80 orang. Sampel penelitian adalah kepala keluarga Dukuh Gunung RT 01/12 Pucangan Kartasura Sukoharjo yang diambil dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun besar sampel diambil menggunakan tabel krecjie dan didapatkan sampel sebanyak 66 kepala keluarga. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik simple random sampling. Data tentang tingkat pengetahuan dan tentang upaya pencegahan Demam Berdarah diperoleh melalui kuesioner. Analisa 60

bivariat menggunakan uji Chi Square dengan bantuan SPSS for windows seri 18. HASIL PENELITIAN Pengambilan data dilakukan di Dukuh Gunung RT 01 RW 12 Pucangan Kartasura Sukoharjo pada tanggal 16 sampai 28 Maret 2015. Dari data tentang karakteristik responden, yaitu : 1. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 1. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan f % SD 21 31,81 SMP 19 28,8 SMA/ SMK 22 33,33 D III 1 1,51 S 1 3 4,54 Jumlah 66 100 2. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 2. Umur Responden Umur f % 35-40 10 15,15 41-45 15 27,72 46-50 19 28,78 51-55 12 18,18 55-60 10 15,15 Jumlah 66 100 Adapun hasil penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Tingkat Pengetahuan a. Distribusi Frekuensi Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan f % Rendah 30 45,5 Tinggi 36 54,5 Jumlah 66 100 Dari tabel di atas didapatkan data ada 36 responden (54,5%) memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan 30 responden (45,5%) memiliki tingkat pengetahuan rendah. b. Analisa Univariat Tabel 4. Analisa Univariat Tingkat Pengetahuan Mean 22,77 Median 27 Modus 15 Std. Deviasi 6,6 Range 16 Berdasarkan tabel 4. didapatkan data mean = 27,77, median = 27,00, modus = 15, Std. Deviasi = 6,635 dan range = 16. 2. Upaya Pencegahan Demam Berdarah a. Distribusi frekuensi Tabel 5. Distribusi Frekuensi Upaya Pencegahan Demam Berdarah Upaya Pencegahan f % Kurang Baik 27 40,9 Baik 39 59,1 Jumlah 66 10 Dari tabel di atas didapatkan data ada 27 responden (40,9%) mempunyai upaya pencegahan kurang baik dan 39 responden (59,1%) mempunyai upaya pencegahan baik. b. Analisa univariat Tabel 6.Hasil Analisa Univariat Upaya Pencegahan Demam Berdarah Mean 16,44 Median 18,00 Modus 10 Std. Deviasi 12,39 Range 10 61

Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil mean = 16,44, median = 18,00, modus = 10, Standar deviasi = 12,395, range = 10. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Warga dengan Upaya Pencegahan Demam Berdarah Tabel 7. Tabulasi Silang Upaya Pencegahan Tingkat Kurang Pengetahuan Baik Jumlah Baik Rendah 18 12 30 Tinggi 9 27 36 Jumlah 27 39 66 Dari tabel di atas terlihat bahwa responden yang tingkat pengetahuan tinggi dengan upaya pencegahan baik ada 27 orang dan yang kurang baik ada 9 orang. Responden yang tingkat pengetahuan rendah dengan upaya pencegahan baik ada 12 orang dan yang kurang baik ada 18 orang, Hasil Uji Chi Square seperti terlihat pada tabel 8 yaitu : Pearson Chi-Square Contingency Coefficient Tabel 8.Hasil Uji Chi Square Value df Asym p. Sig. (2- sided) 8,292 a 1 0,004 Ap prox. Sig 0,334,004 Dari tabel di atas dapat dilihat pada Pearson Chi Square yaitu 0,004 (probabilitas < 0,05) sehingga Ha diterima, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan warga dengan berdarah di Dusun Gunung Rt 01 Rw 12 Desa Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan analisis univariat menghasilkan data sebagai berikut yaitu mean : 27,77 yang berarti rata-rata tingkat pengetahuan warga tinggi, median : 27,00 yang berarti nilai tengah tingkat pengetahuan warga tinggi, modus : 15 yang berarti fenomena yang sering muncul adalah tingkat pengetahuan warga yang tinggi. Berdasarkan data yang didapat ternyata rata-rata warga Dukuh Gunung berpendidikan SD dan SMP, dan masih berusia produktif antara 46 50 th yang berarti masih bisa untuk menerima pendidikan yang diberikan oleh para kader ataupun oleh para penyuluh. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi (2010), bahwa pengetahuan itu dapat dipengaruhi oleh pendidikan, karena bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain akan menentukan orang tersebut untuk berbuat hal yang sesuai. Begitu juga pengetahuan dipengaruhi dengan umur, semakin cukup umur dan tingkat pengetahuan seseorang maka akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. 2. Upaya Pencegahan Hasil analisis univariat menghasilkan data sebagai berikut yaitu mean : 16,44 yang berarti upaya pencegahan demam berdarah baik, median 18 yang berarti nilai tengah upaya pencegahan demam berdarah baik, modus 10 yang berarti fenomena yang sering muncul dari 62

berdarah adalah upaya pencegahan yang baik. Dari hasil yang didapat sebagian besar warga sudah melakukan upaya pencegahan dengan baik, dan hal ini dikarenakan warga sudah mempunyai kebiasaan untuk melakukan kerja bakti dan juga membersihkan sampahsampah yang sudah tidak terpakai. Akan lebih bagus lagi jika dilakukan simulasi demam berdarah, karena warga akan cepat mengerti dan meniru apa yang dilakukan oleh kader kesehatan setempat. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fitriani (2011), pembentukan perilaku dengan kebiasaan yaitu membiasakan diri untuk berperilaku yang sesuai dengan harapan maka akan terbentuk perilaku yang diinginkan, begitu juga pembentukan perilaku dengan menggunakan model warga akan cepat memahami dan mengerti bila ada perilaku yang dicontoh menggunakan model. Menurut Skiner dalam Notoatmodjo (2011), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respons. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Warga Tentang Demam Berdarah dengan Upaya Pencegahan Demam Berdarah Berdasarkan analisa bivariat hubungan tingkat pengetahuan warga tentang demam berdarah dengan upaya pencegahan demam berdarah didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan warga tentang demam berdarah dengan berdarah di Dukuh Gunung RT 01 RW 12 Desa Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Contingency Coefficient sebesar 0,334 atau 33,4% dan nilai Pearson Chi Square sebesar 0,004 (probabilitas < 0,05) sehingga Ha diterima. Dari penelitian ini ditemukan 18 responden (27,27%) memiliki tingkat pengetahuan rendah dan berdarah kurang baik. Hal ini sesuai dengan teori menurut Notoatmojo (2011) yang menjelaskan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Teori lain yang mendukung hasil penelitian adalah menurut Wawan dan Dewi (2010), yang menyebutkan bahwa dengan pendidikan seseorang akan memperoleh informasi dan pengetahuan baru yang dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dalam hal ini pengetahuan warga tentang demam berdarah akan mempengaruhi upaya yang diambil warga dalam mencegah demam berdarah. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan warga bernilai 27,77 yang termasuk kategori tinggi, sedangkan nilai rata-rata upaya pencegahan bernilai 16,44 yang termasuk kategori baik. Data ini memberikan bukti empiris apabila pengetahuan orang secara umum itu baik (tinggi) maka akan memberikan tindakan/perilaku yang baik pula. Dari data tabulasi silang diperoleh 27 responden (40,90%) memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan mempunyai upaya pencegahan 63

demam berdarah yang baik. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behaviour). (Notoatmodjo, 2011) Sehingga responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang demam berdarah dapat melakukan upaya pencegahan penyakit demam berdarah secara baik. Hasil penelitian juga sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Kustyaningrum (2006) dimana pada penelitian tersebut diteliti tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Demam Berdarah Dengue dengan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosalam 1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. Data dianalisa dengan metode Cross Sectional dengan hasil sebesar 0,000 menunjukkan hasil yang sama bahwa tingkat pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pencegahan demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam 1 Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan warga tentang demam berdarah yang termasuk dalam kategori tinggi ada 36 responden (54,5%) dan yang termasuk dalam kategori rendah ada 30 responden (45,5%) dengan nilai rata-rata 27,77 termasuk kategori tinggi. 2. Upaya pencegahan demam berdarah yang termasuk dalam kategori baik ada 39 responden (59,1%) dan yang termasuk dalam kategori kurang baik ada 27 responden (40,9%) dengan nilai rata-rata 16,44 termasuk kategori baik. 3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan warga tentang demam berdarah dengan berdarah dengan hasil uji Chi Square didapatkan hasil p: 0,004 dengan (p<0,05). SARAN 3. Bagi Instansi Pemerintah/ Puskesmas Agar dapat memberikan penyuluhan tentang bagaimana upaya pencegahan demam berdarah agar tidak ada warga yang terserang demam berdarah. 4. Bagi Petugas Kesehatan Bagi petugas kesehatan sebaiknya memberikan penyuluhan secara rutin tentang demam berdarah dan pencegahannya, supaya semakin meningkat pengetahuan tentang demam berdarah. 5. Bagi Warga Agar selalu menjaga lingkungan dan meningkatkan berdarah supaya terhindar dari penyakit demam berdarah. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, Ditjen PPM&PLP. Demam Berdarah Dapat Dicegah dengan Pemberantasan Jentik Nyamuknya. Jakarta: Depkes RI, 2006. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006. Semarang: Dinkes Jateng, 2006. Fitriani, Sinta. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. 64

Hidayat, A. Azis Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, 2008..Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, 2009. Misnadiarly. Demam Berdarah Dengue: Ekstrak Daun Jambu Biji Bisa untuk Mengatasi DBD. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2009. Aseanto. Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi. 2006. Mahardika, Wahyu. Hubungan Antara Perilaku Kesehatan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal 2009. Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC, 2005. Notoatmojo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Nursalam, Rekawati, dan Sri Utami. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika, 2008. Riwikdido, Handoko. Statistik Kesehatan: Belajar Mudah : Teknik Analisis Data dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2009. Sudoyo, Bambang, et al., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Suyanto. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2011. Wawan dan Dewi M. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, 2010. 1 2 3 Dosen AKPER Panti Kosala Surakarta Dosen AKPER Panti Kosala Surakarta Mahasiswa AKPER Panti Kosala Surakarta 65