ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

dokumen-dokumen yang mirip
Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

ANALISIS SENSITIVITAS USAHA PENGOLAHAN KERUPUK IKAN PIPIH DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

VIII. ANALISIS FINANSIAL

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

Yonda Defrianti Putri 1), Lamun Bathara 2), Hendrik 2) ABSTRAK

ANALSIS NILAI TAMBAH KERIPIK BUAH DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

VII. RENCANA KEUANGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH PRODUK JAMU (Studi Kasus PT. Jamu Jokotole Bangkalan) Istifadhah 1, Abdul Azis jakfar 2, dan Askur Rahman 3

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Oleh. Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN


3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MENDONG

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MANGROVE PADA KELOMPOK PEREMPUAN MUARA TANJUNG

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN BOLU DAN BROWNIES RAMBUTAN

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

IV. METODE PENELITIAN

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH PENGOLAH KERUPUK KULIT IKAN PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA KENANGA, KABUPATEN INDRAMAYU

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

IV. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

A. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KOPI ATENG YANG MENJUAL DALAM BENTUK GELONDONG MERAH (Cherry red) DENGAN KOPI BIJI

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

BAB III MATERI DAN METODE. Kegiatan ini akan dilaksakan mulai Oktober 2016 Januari 2017, di

Transkripsi:

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu) Mia Berlia, Iwang Gumilar, Lintang P. S. Yuliadi, dan Atikah Nurhayati Universitas Padjadjaran Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaan usaha pengolahan kerupuk ikan dan udang dan menganalisis besarnya nilai tambah dari produk kerupuk ikan dan udang yang dilakukan di perusahaan Sri Tanjung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dan analisis deskriptif kuantitatif sebagai analisis data yang digunakan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha pengolahan kerupuk ikan dan kerupuk udang layak dilaksanakan dari beberapa parameter finansial seperti keuntungan yang diperoleh dalam satu kali proses produksi kerupuk ikan dan kerupuk udang sebesar Rp. 2.281.163,- dan Rp 2.257.163,-. Benefit Cost Ratio (BCR) dari usaha pengolahan kerupuk ikan dan kerupuk udang sebesar 1,09 dan 1,11. Break Even Point (BEP) produksi kerupuk ikan 42.215 kg dan BEP harga sebesar Rp. 77.871/kg. Break Even Point (BEP) produksi kerupuk udang 41.436 kg dan BEP harga sebesar Rp. 62.946/kg. Pay Back Period (PBP) usaha kerupuk ikan dan kerupuk udang yaitu 1,09 tahun dan 1,21 tahun setelah usaha kerupuk udang dijalankan. Nilai tambah produk kerupuk ikan sebesar Rp 38.287,-/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 55,20%, sedangkan nilai tambah pada produk kerupuk udang yaitu sebesar Rp 148.347,-/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 75,52%. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan pengolahan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap nilai tambah ekonomi dan nilai tambah produk. Kata Kunci:Keragaan usaha, kerupuk ikan, kerupuk udang, keuntungan, nilai tambah Abstract This research aim to analyzed business performance processing of fish and shrimp crackers and analyzed value added of product fish and shrimp crackers conducted in Industry of Sri Tanjung. The method that is used is case study of collecting data and descriptive quantitative analysis as a method of analysis. The sampling technique is done by using purposive sampling method. The results of this research show that business processing of fish and shrimp crackers is worthy to conducted from some parameters financial like the advantage gain in one production process fish crackers and shrimp crackers is Rp. 2.281.163,- and Rp 2.257.163,-. Benefit Cost Ratio (BCR ) of fish crackers and shrimp crackers business is 1,09 and 1,11. Break Even Point (BEP) production of fish crackers is 42.215 kg and Break Even Point (BEP) price is Rp. 77.871/kg. Break Even Point (BEP) production of shrimp crackers is 41.436 kg and Break Even Point (BEP) price is Rp. 62.946/kg. Payback Period (PP) of fish crackers and shrimp crackers business is 1,09 and 1,11 year after fish and shrimp crackers business has held. Value added product of fish crackers is Rp 38.287,-/kg with ratio of value added is 55,20%, while value added product of shrimp crackers is Rp 148.347,-/kg with ratio of value added is 75,52%. This indicates that processing activities provide significant contributions to economic of value added and products of value added. Keywords: Businessperformance, fishcrackers, profit,shrimpcrackers,valueadded 118

Mia Berlia : AnalisaUsaha dan NilaiTambahProdukKerupukBerbahan Baku... PENDAHULUAN Kabupaten Indramayu adalah salah satu wilayah dengan kondisi ekologis dan geografis yang potensial untuk pengembangan usaha perikanan dan kelautan yang menyeluruh meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan dan kelautan. Produksi olahan konsumsi hasil perikanan dan kelautan sebesar 37.750 ton. Kegiatan pengolahan hasil perikanan dan kelautan menjadi faktor pendorong upaya peningkatan produksi perikanan dan kelautan di Kabupaten Indramayu. (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, 2013). Kabupaten Indramayu tepatnya di Desa Kenanga merupakan salah satu sentra industri kerupuk dengan hasil olahan berupa kerupuk ikan dan udang serta kerupuk kulit ikan. Berdasarkan data produksi industri pengolah kerupuk ikan/udang kabupaten indramayu tahun 2016 menunjukkan bahwa Perusahaan Sri Tanjung merupakan perusahaan skala menengah yang memiliki produksi terbesar ke enam yaitu dengan total produksi kerupuk ikan dan udang sebesar 446.4 ton/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usaha kerupuk ikan dan udang perusahaan Sri Tanjung merupakan salah satu industri yang potensial dan mampu bertahan di tengah persaingan dengan industri pengolahan kerupuk lain di daerah sekitar desa kenanga. Ikan dan udang merupakan salah satu bahan baku yang memiliki sifat cepat mengalami proses pembusukkan sehingga cara penanganan yang efektif dengan pengolahan menjadi produk perikanan yang memiliki masa simpan. Ikan Cunang dan Udang ebi merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk pengolahan produk kerupuk. Adanya industri yang mengubah bentuk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses pengolahan, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena dikeluarkannya biayabiaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungannya lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses pengolahan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian sehingga dapat mengetahui lebih lanjut mengenai pendapatan dan nilai tambah yang diperoleh dari usaha pengolahan kerupuk ikan dan udang (Studi Kasus di Perusahaan Sri Tanjung, Kabupaten Indramayu Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaan usaha pengolahan kerupuk berbahan baku ikan dan udang di perusahaan Sri Tanjung dan menganalisis besarnya nilai tambah dari ikan dan udang segar menjadi produk kerupuk berbahan baku ikan dan udang yang dilakukan di perusahaan Sri Tanjung. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Mei 2017 di Perusahaan Sri Tanjung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kasus (case study). Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Responden yang diwawancarai di Perusahaan Sri Tanjung yaitu pemilik perusahaan sekretaris, bendahara, seksi produksi dan seksi pemasaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan pencatatan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitaif. Analisis Data Analisis Pendapatan Analisis pendapatan usaha bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh suatu kegiatan usaha kerupuk ikan dan udang. Analisis pendapat usaha dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : Keterangan : π = keuntungan TR=total penerimaan TC = total biaya π=tr-tc Kriteria penentuan sebagai : Jika TR > TC, Usaha menguntungkan Jika TR < TC, Usaha tidak mendapat keuntungan Jika TR =TC, Usaha seimbang, tidak untuk dan tidak rugi. 119

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) Analisis Benefit Cost Ratio Benefit Cost Ratio (BCR) merupakan cara evaluasi usaha dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil yang diperoleh suatu usaha dengan nilai sekarang seluruh biaya usaha. Kriterianya adalah sebagai berikut: Bila BCR > 1, maka usaha tesebut untung dan layak dilaksanakan. Bila BCR = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (marginal). Bila BCR < 1, maka usaha tersebut merugikan sehingga tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus BCR dapat ditulis sebagai berikut (Riyanto 1998). BCR = BEP produksi= BEP Harga= Pay Back Period (PBP) Metode Pay Back Period (PBP) merupakan metode yang menghitung berapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali. Analisis PBP perlu ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. PBP dihitung dari perbandingan antara total biaya variabel dan keuntungan yang yang diperoleh, PBP dirumuskan sebagai berikut (Husnan dan Muhammad 1999): Analisis Break Even Point Break Even Point adalah titik impas, dimana total revenue sama dengan total cost. Semakin lama sebah perusahaan mencapai titik impas, semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima maih menutupi biaya yang telah dikeluarkan (Ibrahim 1998). Perhituangan BEP tersebut dapat dinyatakan dengan rumus: 120 Pay back period= un Analisis Nilai Tambah Adapun kelebihan dari analisis nilai tambah metode Hayami (1987) yaitu dapat diketahui nilai output dan produktivitas serta besar balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi. Tabel 1. Metode Hayami Dalam Mencari Nilai Tambah Variabel Perhitungan Output, Input dan Harga 1. Output (Kg) (1) 2. Input ikan/udang (Kg) (2) 3. Tenaga Kerja (HOK) (3) 4. Faktor Konversi (4) = (1)/(2) 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK) (5) = (3)/(2) 6. Harga Output Kerupuk ikan/udang (Rp/Kg) (6) 7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp) (7) II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku (ikan/udang) (Rp/Kg) (8) 9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) (9) 10. Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4) x (6) 11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) (11) = (10) (9) (8) b. Rasio Nilai Tambah (%) (11) = (11a)/(10) x 100 % 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (12a) = (5) x (7) (Rp/Kg) b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a)/(11a) x 100 % 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) (13a) = (11a) (12a) b. Tingkat Keuntungan (%) (13b ) = (13a)/(11a)x100% III. Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) (14) = (10) (8) a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) (14a) = (12a)/(14) x 100 % b. Sumbangan Input Lain (%) (14b) = (9)/(14) x 100 % c. Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) (14c) = (13a)/(14) x 100 % Sumber : Hayami, et al. Agricultural Marketing and Processing In Upland Java (1987)

Mia Berlia : AnalisaUsaha dan NilaiTambahProdukKerupukBerbahan Baku... HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Usaha Kerupuk Ikan a. Keuntungan Keuntungan merupakan total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk produksi kerupuk ikan. Keuntungan yang diperoleh untuk satu kali proses produksi kerupuk ikan adalah sebesar Rp 2.281.163,- sedangkan keuntungan yang diperoleh untuk satu tahun produksi adalah sebesar Rp 328.487.400,-. b. Benefit Cost Ratio BCR merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya (Soekartawi 2003). BCR didapatkan dengan membagi antara total penerimaan yang didapatkan dengan total biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, BCR yang didapatkan adalah sebesar 1,09. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha pengolahan kerupuk ikan perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu Layak untuk dikembangkan. c. Break Even Point Break Even Point (BEP) merupakan suatu cara untuk menentukan volume penjualan agar tidak terjadi kerugian. Ada 2 (dua) macam perhitungan BEP, yaitu: d. BEP Produksi Break Even Point Produksi diperoleh dari hasil bagi antara total biaya produksi dengan harga penjualan. Total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun yaitu sebesar Rp 3.588.312.600 dengan harga penjualan kerupuk ikan per bal yaitu sebesar Rp 85.000 akan menghasilkan break even point produksi kerupuk ikan yaitu sebesar 42.215 kg. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah kerupuk ikan yang harus terjual agar usaha tidak mengalami keuntungan maupun kerugian (tidak impas) adalah 42.215 kg kerupuk ikan. e. BEP Harga Break Even Point Harga diperoleh dari hasil bagi antara total biaya produksi dengan total produksi. Total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun yaitu sebesar Rp 3.588.312.600 dengan total produksi kerupuk ikan yaitu sebesar Rp 46.080 akan menghasilkan break even point produksi kerupuk ikan yaitu sebesar Rp 77.871. Nilai tersebut menunjukkan bahwa harga jual produk kerupuk ikan minimum agar usaha kerupuk ikan di Perusahaan Sri Tanjung tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan (titik impas) yaitu sebesar Rp 77.871. f. Pay Back Period (PBP) Metode Pay Back Period (PBP) merupakan metode yang menghitung berapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Perusahaan Sri Tanjung sebesar Rp 39.555.000, dimana keuntungan per tahun sebesar Rp 36.167.400,- sehingga waktu kembalinya biaya investasi oleh Perusahaan Sri Tanjung selama 1 tahun 1 bulan dengan nilai Pay Back Period sebesar 1,09 tahun. Analisis Usaha Kerupuk Udang a. Keuntungan Keuntungan merupakan total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk produksi kerupuk udang. Keuntungan yang diperoleh untuk satu kali proses produksi kerupuk ikan adalah sebesar Rp 2.257.163,- sedangkan keuntungan yang diperoleh untuk satu tahun produksi adalah sebesar Rp 325.031.400,-. b. Benefit Cost Ratio BCR merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya (Soekarwati 2003). BCR didapatkan dengan membagi antara total penerimaan yang didapatkan dengan total biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, BCR yang didapatkan adalah sebesar 1,11. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usaha pengolahan kerupuk ikan perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu Layak untuk dikembangkan. c. Break Even Point Break Even Point (BEP) merupakan suatu cara untuk menentukan volume penjualan agar tidak terjadi kerugian. Ada 2 (dua) macam perhitungan BEP, yaitu: 1. BEP Produksi Break Even Point Produksi diperoleh dari hasil bagi antara total biaya produksi dengan harga penjualan. Total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun yaitu sebesar Rp 2.900.568.600 dengan harga penjualan 121

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) kerupuk ikan per bal yaitu sebesar Rp 70.000 akan menghasilkan break even point produksi kerupuk ikan yaitu sebesar 41.436 kg. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah kerupuk ikan yang harus terjual agar usaha tidak mengalami keuntungan maupun kerugian (tidak impas) adalah 41.436 kg kerupuk ikan. 2. BEP Harga Break Even Point Harga diperoleh dari hasil bagi antara total biaya produksi dengan total produksi. Total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun yaitu sebesar Rp 2.900.568.600 dengan total produksi kerupuk ikan yaitu sebesar Rp 46.080 akan menghasilkan break even point produksi kerupuk ikan yaitu sebesar Rp 62.946. Nilai tersebut menunjukkan bahwa harga jual produk kerupuk ikan minimum agar usaha kerupuk ikan di Perusahaan Sri Tanjung tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan (titik impas) yaitu sebesar Rp 62.946. d. Pay Back Period (PBP) Metode Pay Back Period (PBP) merupakan metode yang menghitung berapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Perusahaan Sri Tanjung sebesar Rp 39.555.000, dimana keuntungan per tahun sebesar Rp 32.711.400,- sehingga waktu kembalinya biaya investasi oleh Perusahaan Sri Tanjung selama 1 tahun 2 bulan dengan nilai Pay Back Period sebesar 1,21 tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Nilai Tambah Kerupuk Ikan ikan Tabel 2. Berdasarkan hasil penelitian berikut adalah hasil analisis nilai tambah pengolahan kerupuk Tabel 2. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kerupuk Ikan di Perusahaan Sri Tanjung untuk Satu Kali Proses Produksi Variabel Perhitungan I. Output, Input dan Harga 1. Output (Kerupuk Ikan)(Kg) 1600 2. Input ikan (Kg) 392 3. Tenaga Kerja (HOK) 20,37 4. Faktor Konversi 4,08 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK) 0,05 6. Harga Output Kerupuk ikan (Rp/Kg) 17.000 7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp) 70.000 II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku (ikan) (Rp/Kg) 23.000 9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 8073 10. Nilai Output (Rp/Kg) 69.360 11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 38.287 b. Rasio Nilai Tambah (%) 55,20% 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung 3500 b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 9,14 % 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) 34.787 b. Tingkat Keuntungan (%) 90,85 % III. Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) 46.360 a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) 7,55 % b. Sumbangan Input Lain (%) 17,41 % c. Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) 75,04 % 122

Mia Berlia : AnalisaUsaha dan NilaiTambahProdukKerupukBerbahan Baku... Perhitungan nilai tambah pada produk kerupuk ikan dilakukan per satu kali proses produksi. Output ikan cunang adalah jumlah olahan kerupuk ikan yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi. Output dari produk kerupuk ikan di Perusahaan Sri Tanjung adalah sebanyak ± 1600 kg dengan input dari produk tersebut adalah sebanyak 392 kg ikan yang diolah untuk satu kali proses produksi. Tenaga kerja adalah banyaknya hari orang kerja yang terlibat langsung dalam satu kali proses produksi pembuatan kerupuk ikan dengan tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi kerupuk ikan dimana untuk satu kali proses produksi memerlukan 20,37 HOK. Faktor konversi adalah banyaknya output yang dapat dihasilkan dalam satu satuan input yaitu banyaknya produk olahan kerupuk ikan yang dihasilkan dari satu kilogram ikan cunang. Produk yang dihasilkan yaitu sebanyak ±1600 kg kerupuk ikan dengan ikan cunang yang dibutuhkan sebanyak ±392 kg, sehingga faktor konversinya adalah 4,08 yang disebabkan adanya penambahan bahan tambahan pada ikan cunang. Koefisien tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu kilogram produk yaitu sebanyak 0,05 dimana setiap satu kilogram ikan yang diolah membutuhkan 0,05 hari orang kerja yang didapat dari tenaga kerja dibagi jumlah ikan yang diolah untuk satu kali produksi (input). Harga jual atau harga output dari kerupuk ikan adalah Rp 85.000,-/bal atau per 5 kg sama dengan Rp 17.000/kg. Upah tenaga kerja yang diterima tenaga kerja langsung adalah sebesar Rp. 70.000,-/HOK dimana setiap satu kali proses produksi kerupuk ikan tenaga kerja yang ikut berperan dalam proses produksi mendapatkan upah sebesar Rp. 70.000,-. Harga ikan cunang dirata-ratakan sebesar Rp. 23.000,-/kg. Selain bahan baku utama terdapat Sumbangan input lain yang dibutuhkan dalam pengolahan kerupuk ikan sebesar Rp 8073.- untuk setiap satu kali proses produksi. Nilai output didapatkan dari faktor konversi dikalikan dengan harga output kerupuk ikan yaitu sebesar Rp 69.360,-. Nilai tambah yang didapatkan dari kerupuk ikan adalah sebesar Rp 38.287,- yang didapat dari nilai output dikurangi harga bahan baku dan sumbangan input lain dengan persentase nilai tambah yaitu hasil dari nilai tambah dibagi dengan nilai output dikalikan dengan 100% sehingga mendapatkan rasio nilai tambah sebesar 55.20% dari total output. Menurut Hayami et al (1987) ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Faktor pasar yang berpengaruh adalah harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga kerja. Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lain terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa faktor teknis dan faktor pasar sangat mempengaruhi untuk mengetahui nilai tambah. Pendapatan tenaga kerja langsung sebesar Rp 3.500,-. Pendapatan tenaga kerja dibagi nilai tambah dikalikan 100% didapatkan hasil pangsa tenaga kerja sebesar 9,14 % yang menunjukkan persentasi pendapatan tenaga kerja dari nilai tambah, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 34.787,- yang didapat dari nilai tambah dikurangi dengan pendapatan tenaga kerja langsung. Persentasi tingkat keuntungan yaitu keuntungan diagi nilai tambah dikali 100% sehingga mendapatkan tingkat keuntungan sebesar 90,85 % dari nilai tambah. Produk kerupuk ikan yang diproduksi oleh Perusahaan Sri Tanjung diperoleh marjin sebesar Rp 46.360,-/kg dimana marjin merupakan selisih antara nilai output dengan bahan baku atau besarnya kontribusi pemilik faktor-faktor produksi selain bahanbaku yang digunakan dalam proses produksi. Marjin yang diperoleh dapat mempengaruhi persentasi pendapatan tenaga kerja langsung, sumbangan input lain serta keuntungan pemilik usaha dengan hasil yang diperoleh 7,55 % untuk pendapatan tenaga kerja langsung, sumbangan input lain sebesar 17,41 % serta 75,04 % keuntungan yang diperoleh pemilik usaha terhadap marjin. 123

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) Analisis Nilai Tambah Kerupuk Udang ikan Tabel 3. Berdasarkan hasil penelitian berikut adalah hasil analisis nilai tambah pengolahan kerupuk Tabel 3.Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kerupuk Udang di Perusahaan Sri Tanjung untuk Satu Kali Proses Produksi Variabel Perhitungan I. Output, Input dan Harga 1. Output (Kg) 1600 2. Input udang (Kg) 114 3. Tenaga Kerja (HOK) 20,25 4. Faktor Konversi 14,03 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK) 0,17 6. Harga Output Kerupuk ikan/udang (Rp/Kg) 14.000 7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp) 70.000 II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku (udang) (Rp/Kg) 40.000 9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 8073 10. Nilai Output (Rp/Kg) 196.420 11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 148.347 b. Rasio Nilai Tambah (%) 75,52 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung 11.900 b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 8,02 % 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) 136.447 b. Tingkat Keuntungan (%) 91,97 % III. Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/Kg) 156.420 d. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) 7,61 % e. Sumbangan Input Lain (%) 5,16 % f. Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) 87,23% Perhitungan nilai tambah pada produk kerupuk ikan dilakukan per satu kali proses produksi. Output udang ebi adalah jumlah olahan kerupuk udang yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi. Output dari produk kerupuk udang di Perusahaan Sri Tanjung adalah sebanyak ± 1600 kg dengan input dari produk tersebut adalah sebanyak ± 114 kg udang ebi yang diolah untuk satu kali proses produksi. Tenaga kerja adalah banyaknya hari orang kerja yang terlibat langsung dalam satu kali proses produksi pembuatan kerupuk ikan dengan tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi kerupuk ikan dimana untuk satu kali proses produksi memerlukan 20,25 HOK. Faktor konversi adalah banyaknya output yang dapat dihasilkan dalam satu satuan input yaitu banyaknya produk olahan kerupuk ikan yang dihasilkan dari satu kilogram udang ebi. Produk yang dihasilkan yaitu sebanyak ±1600 kg kerupuk udang dengan udang ebi yang dibutuhkan sebanyak ±114 kg, sehingga faktor konversinya adalah 14,03 yang disebabkan adanya penambahan bahan tambahan pada udang ebi. Koefisien tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu kilogram produk yaitu sebanyak 0,17 dimana setiap satu kilogram udang ebi yang diolah membutuhkan 0,17 hari orang kerja yang didapat dari tenaga kerja dibagi jumlah udang ebi yang diolah untuk satu kali produksi (input). Harga jual atau harga output dari kerupuk udang adalah Rp 70.000,-/bal atau per 5 kg sama denga Rp 14.000/kg. Upah tenaga kerja yang diterima tenaga kerja langsung adalah sebesar Rp. 70.000,-/HOK dimana setiap satu kali proses produksi kerupuk ikan tenaga kerja yang ikut berperan dalam proses produksi mendapatkan upah sebesar Rp. 70.000,-. Harga udang ebi dirata-ratakan sebesar Rp. 40.000,-/kg. Selain bahan baku utama terdapat bahan tambahan dan bahan pelengkap yang dibutuhkan dalam pengolahan 124

Mia Berlia : AnalisaUsaha dan NilaiTambahProdukKerupukBerbahan Baku... kerupuk udang sebesar Rp 8073.- untuk setiap satu kali proses produksi. Nilai output didapatkan dari faktor konversi dikalikan dengan harga output kerupuk udang yaitu sebesar Rp 196.420,-. Nilai tambah yang didapatkan dari kerupuk udang adalah sebesar Rp 148.347,- yang didapat dari nilai output dikurangi harga bahan baku dan sumbangan input lain dengan persentase nilai tambah yaitu hasil dari nilai tambah dibagi dengan nilai output dikalikan dengan 100% sehingga mendapatkan rasio nilai tambah sebesar 75,52% dari total output. Pendapatan tenaga kerja langsung sebesar Rp 11.900,-. Pendapatan tenaga kerja dibagi nilai tambah dikalikan 100% didapatkan hasil pangsa tenaga kerja sebesar 8,02 % yang menunjukkan persentasi pendapatan tenaga kerja dari nilai tambah, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 136.447,- yang didapat dari nilai tambah dikurangi dengan pendapatan tenaga kerja langsung. Persentasi tingkat keuntungan yaitu keuntungan dibagi nilai tambah dikali 100% sehingga mendapatkan tingkat keuntungan sebesar 91,97 % dari nilai tambah. Produk kerupuk udang yang diproduksi oleh Perusahaan Sri Tanjung diperoleh marjin sebesar Rp 156.420,-/kg dimana marjin merupakan selisih antara nilai output dengan bahan baku atau besarnya kontribusi pemilik faktor-faktor produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Marjin yang diperoleh dapat mempengaruhi persentasi pendapatan tenaga kerja langsung, sumbangan input lain serta keuntungan pemilik usaha dengan hasil yang diperoleh 7,61 % untuk pendapatan tenaga kerja langsung, sumbangan input lain sebesar 5,16 % serta 87,23% keuntungan yang diperoleh pemilik usaha terhadap marjin. SIMPULAN 1. Secara umum, usaha pengolahan kerupuk ikan dan udang layak dilakukan yang di indikasikan oleh terpenuhinya syarat kelayakan usaha dari beberapa parameter finansial seperti keuntungan, BCR (Break Even Point), BEP (Benefit Cost Ratio) dan PP (Payback Period). 2. Nilai tambah produk kerupuk ikan sebesar Rp 38.287,-/kg sedangkan nilai tambah pada produk kerupuk udang yaitu sebesar Rp 148.347,-/kg. Produk ikan yang diolah menjadi kerupuk ikan nilainya 4,08 kali harga ikan dalam bentuk segar, dan produk udang yang diolah menjadi produk kerupuk udang nilainya 14,03 kali harga udang dalam bentuk ebi. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat. 2013. Produksi Perikanan Jawa Barat. www.diskanlautjabar.co.id. (15 November 2016) Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu. 2016. Produksi Perikanan Kabupaten Indramayu. Indramayu Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar M. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java A Perspective From A Sunda Village. Bogor :CPGRT Centre. Husnan S, Muhammad S. 1999. Studi Kelayakan Proyek. Edisi ke-4. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Pencetak AMP YKPN. Ibrahim. 1998. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama: Rineka Cipta, Jakarta Riyanto, 1998. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta. Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press, Malang 125