19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam tertanam dalam tanah. Seperti juga bawang putih, tanaman ini termasuk tidak tahan kekeringan (Wibowo, 1994). Batang pada bawang merah merupakan batang semu yang berbentuk dari kelopak-kelopak daun yang saling membungkus. Kelopak-kelopak daun sebelah luar selalu melingkar menutup daun yang ada didalamnya (Tim Bina karya Tani, 2008). Daun bawang merah bentuknya seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukuranya relatif pendek (Rukmana, 1994). Pada dasarnya bawang merah dapat membentuk bunga tetapi biasanya sulit menghasilkan bunga, terutama jika kondisi lingkungannya tidak memungkinkan untuk pembentukan bunga. Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Sedangkan kuntumnya juga bertangkai tetapi pendek, antara 0,2-0,6 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Biasanya terdiri dari 5-6 benang sari (Wibowo, 1994).
20 Umbi sebagai produk akhir berada di dalam tanah bersama dengan akar. Besar kecilnya akar tergantung pada prose fisiologis di dalam tanaman dan penyerapan hara dari dalam tanah. Walaupun demikian peranan iklim dan lingkungan tidak boleh diabaikan. Ada jenis bawang yang berumbi tunggal atau hanya menghasilkan satu umbi lapis dan ada pula bawang yang berumbi belah, pada prinsipnya bawang membentuk rumpun yang dapat dipisah-pisahkan (Aak, 1998). Syarat Tumbuh Iklim Bawang merah merupakan tanaman yang tidak tahan akan kekeringan, karena sistem perakaran yang pendek, sementara itu kebutuhan air selama pertumbuhan dan pembentukan umbi cukup banyak. Bawang merah tidak tahan air hujan, tempat-tempat yang selalu basah dan becek. Mengingat hal itu penanaman bawang merah sebaiknya ditanam pada musim kemarau atau akhir musim penghujan, dengan demikian bawang merah selama pertumbuhannya berada pada musim kemarau dan hal ini akan lebih baik jika disertai pengairan yang baik (Wibowo, 1994). Curah hujan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman tanaman bawang merah adalah antara 300-2.500 mm per tahun. Tanaman bawang merah sangat rentan terhadap curah hujan tinggi, terutama daunnya yang mudah rusak sehingga dapat menghambat pertumbuhannya, dan umbinya pun mudah busuk (Tim Bina Karya Tani, 2008). Pada suhu agak panas bawang merah akan menghasilkan umbi yang baik namun pada suhu yang lebih rendah (±22 0 C) memang masih dapat membentuk
21 umbi tapi hasilnya tidak sebaik jika ditanaman didataran rendah yang bersuhu panas. (Wibowo, 1994). Tanaman bawang merah dapat ditanam didataran rendah sampai dataran tinggi (0-900 m dpl), namun pertumbuhan tanaman maupun umbi terbaik pada ketinggian 250 m dpl, bawang merah menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam. Apabila tanaman bawang merah ditanam ditempat yang terlindung dapat menyebabkan pertumbuhan umbi yang kecil dan hasilnya kurang memuaskan (Rahayu dan Nur, 1999). Tanah Tanaman bawang merah cocok ditanam pada tanah yang datar atau sedikit miring. Tanah untuk tanaman bawang merah harus mengandung air tetapi tidak boleh tergenang seperti halnya di dataran-dataran rendah dekat pantai pada umumnya. Tanaman bawang merah yang sering tergenang oleh air akan mengalami pembusukan umbi dan mudah terserang penyakit (Tim Bina Karya Tani, 2008). Tanaman bawang merah cocok ditanam pada tanah gembur dan subur dengan drainase baik. Jenis tanah yang cocok yaitu lempung berpasir dan lempung berdebu. ph tanah yang sesuai sekitar netral yaitu 5,5-6,5 (Rukmana, 1999).
22 Varietas Perbedaan susunan genetik merupakan faktor penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup berbagai bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keanekaragaman pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman akibat susunan dan mungkin terjadi sekalipun tanaman yang digunakan berasal dari jenis yang sama (Sitompul dan Guritno, 1995). Varietas unggul merupakan faktor utama yang menentukan tingginya produksi yang diperoleh bila persyaratan lain dipenuhi. Varietas unggul dapat diperoleh melalui pemuliaan tanaman. Suatu varietas unggul tidak selamanya akan menunjukkan keunggulannya, tetapi makin lama akan menurun tergantung pada komposisi genetiknya (Mangoendidjojo, 2003). Keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama, namun perlu diingat bahwa susunan genetik yang berbeda tidak selalu seluruhnya diekspresikan, atau hanya diekspresikan sebagian yang mungkin mengakibatkan hanya sedikit perubahan penampilan tanaman. Susunan genetik yang berbeda dapat juga diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang akan menghasilkan keragaman pertumbuhan (Sitompul dan Guritno, 1995). Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitologi, kimia, dll) yang nyata untuk usaha
23 pertanian dan bila diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat dibedakan dari lainnya (Mongoendidjojo, 2003).
24 Pupuk kalium Senyawa K hasil pelapukan mineral, didalam tanah dijumpai jumlah yang bervariasi tergantung jenis bahan induk pembentuk tanah, tetapi karena unsur ini mempunyai ukuran bentuk terhidrasi yang relatif besar dan bervalensi 1, maka unsur ini tidak kuat dijerap muatan permukaan koloid, sehingga mudah mengalami pelindia (Leaching) dari tanah. Keadaan ini menyebabkan ketersediaan unsur ini dalam tanah umumnya rendah dibanding basa-basa lainnya (Hanafiah, 2005). Pada dasarnya, kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-mineral yang setelah terlapuk dapat melepaskan ion-ion kalium ion-ion diadsorbsi pada kation cepat tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman. Kalium tersedia terkumpul didalam tanah dengan regim kelemahan tanah ustuc atau kering dimana tidak ada pencucian (Foth, 1991). Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K + didalam tanah, ion tersebut bersifat sangat dinamis. Kalium dalam jaringan tanaman tetap berbentuk ion K +. Tidak ditemukan dalam bentuk senyawa organik. Kalium bersifat mobil (mudah bergerak ) sehingga siap dipindahkan dari satu organ ke organ lain yang membutuhkan. Secara umum peran kalium berhubungan dengan proses metabolisme, seperti fotosintesis, dan respirasi ( Novizan, 2005). Respon tanaman terhadap pemupukan akan meningkat jika pemberian pupuk sesuai dengan dosis, waktu dan cara yang tepat. Ketersediaan unsur hara bagi tanaman merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi tanaman (Lingga, 1995).
25 Fungsi utama kalium (K) ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur yang tidak bisa dilupakan ialah kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit (Lingga dan Marsono, 2004). Kalium adalah salah satu unsur golongan IA yang mempunyai sifat sangat higroskopis yaitu kemampuan untuk menyerap dan menahan molekul air yang sangat kuat. Keadaan ini menyebabkan air tersedia setiap saat bagi tanaman untuk melakukan aktivitas penting seperti fotosintetis. Karena bawang merah mengandung 88% air, maka jelas unsur K ini mutlak dibutuhkan untuk menunjang pembesaran umbi bawang merah (http://www.tanindo. 2010). Kalium bukan merupakan komponen dari bahan organik yang membentuk tanaman. Ia khusus terdapat dalam cairan sel dalam bentuk ion-ion K +. Namun kalium ini mempunyai fungsi yang mutlak harus ada dalam metabolisme tanaman. kalium mempunyai pengaruh positif terhadap hasil dan kualitas tanaman. kebutuhan tanaman akan unsur ini sangat tinggi, apabila kalium tersedia dalam jumlah terbatas maka gejala kekurangan unsur hara akan segera nampak pada tanaman. Kalium merupakan unsur mobil dalam tanaman dan segera akan dtranslokasikan ke jaringan merismatik, bilamana jumlahnya terbatas bagi tanaman (Nyapka, 1988). Tingkat kalium yang cukup pada tanaman sangat diperlukan untuk memaksimalkan penggunaan air tersedia melalui mekanisme penutupan stomata pada saat yang tepat, dan juga mengurangi transportasi untuk menekan cekaman air (Novizan, 2005).
26 Dosis pupuk dalam pemupukan haruslah tepat, artinya dosis tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak yang dapat menyebabkan pemborosan atau dapat merusak akar tanaman. Bila dosis pupuk terlalu rendah, tidak ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman sedangkan bila dosis terlalu banyak dapat mengganggu kesetimbangan hara dan dapat meracuni akar tanaman (Hasibuan, 2009).