BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas perekonomian di bidang transportasi. Sebab dapat menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB III PENYUSUNAN PROGRAM BAB 3 PENYUSUNAN PROGRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

Tugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 teknik sipil. diajukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

Agus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2)

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

BAB I PENDAHULUAN. terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, lapisan lainnya hanya bersifat

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

EVALUASI TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN No. 22.2/KPTS/Db/2012 DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE

KERUSAKAN YANG TIMBUL PADA JALAN RAYA AKIBAT BEBAN ANGKUTAN YANG MELEBIHI DARI YANG DITETAPKAN

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SKBI 1987 BINA MARGA DAN METODE AASHTO

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II LANDASAN TEORI... 7

EVALUASI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE BINA MARGA Pt T B DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE TUGAS AKHIR

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan KATA PENGANTAR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Parameter Desain

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

BAB 1 PENDAHULUAN. mengupayakan pengadaan transportasi massal dengan meluncurkan bus Trans

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

Jenis-jenis Perkerasan

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang komputer saat ini, baik dalam

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

BAB 3 METODOLOGI PENULISAN. program sebagai alat bantu adalah sbb: a. Penyelesaian perhitungan menggunakan alat bantu software komputer untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor manusia (human error). Salah satu bidang yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

Perencanaan Bandar Udara

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

BAB II KONSEP DASAR STABILISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi modern telah berkembang pesat, khususnya yang berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, terutama pada saat melakukan pengereman dan berhenti. Kendaraan

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

PERANCANGAN STRUKTUR KOMPOSIT PERKERASAN DI LENGAN SEBELAH TIMUR PERSIMPANGAN JALAN PALAGAN DAN RING ROAD UTARA YOGYAKARTA

Output Sistem Output dari sistem ini berupa besar debit air, dan tampilan animasi sederhana aquarium yang menggambarkan proses kerja filter dan ikan.

STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat disangkal bahwa Jalan Raya memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia. Sebagian besar kegiatan transportasi manusia menggunakan Jalan raya. Pengaruh yang besar tersebut mengakibatkan jalan raya memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian serta pembangunan suatu negara. Kesadaran akan pentingnya fungsi jalan raya dalam kehidupan manusia telah mendorong banyak penelitian tentang desain lapis perkerasan jalan raya untuk mencari teknologi yang memungkinkan manusia dapat merencanakan perkerasan jalan raya secara lebih efektif dan efisien. Dewasa ini teknologi bahan perkerasan jalan raya telah digunakan secara luas pada desain perkerasan jalan raya yang berskala kecil sampai pada yang berskala besar. Perkerasan dengan permukaan berbitumen seringkali disebut sebagai lentur (flexible) dan berlawanan dengan pekerasan kaku (rigid) dari beton semen. Suatu permukaan berbitumen dapat berubah bentuk dan tidak akan seluruhnya kembali seperti semula bila menerima beban yang terus menerus atau berulangulang. Di dalam batas-batas tertentu permukaan ini dapat menyesuaikan diri terhadap pemadatan lapisan-lapisan di bawahnya. Sebaliknya, plat beton-semen adalah kaku, sifat elastis dan dapat kembali kepada bentuk aslinya apabila muatan dihilangkan. Dalam kejadian ini, apabila lapisan-lapisan dibawahnya tidak seluruhnya kembali seperti semula, plat ini akan terangkat dan membentang di atas daerah yang lebih rendah. Suatu ketika, jika daerah yang tidak tersangga tersebut cukup luas dan menerima muatan yang besar dan cukup sering, maka plat tersebut akan hancur akibat kelelahan struktur. Pada dasarnya, desain perkerasan meliputi kegiatan pengukuran kekuatan dan sifat penting lainnya dari lapis permukaan perkerasan dan masing-masing lapisan di bawahnya dan menetapkan ketebalan permukaan perkerasan, lapisan

2 pondasi dan pondasi bawah (jika ada), dan material lain yang didatangkan yang harus dihamparkan di atas tanah asli. Kadan-kadang salah satu dari beberapa kombinasi material dan tebal lapisan akan memenuhi persyaratan metode desain khusus. Sesekali waktu, beberapa variabel seperti cuaca dan kondisi kelembaban tanah mengharuskan perlakuan yang lebih konservatif dari biasanya. Tidak diragukan lagi, desain perkerasan tidak hanya melibatkan substitusi data ke dalam rumus atau mencari bilangan harga dari sebuah grafik desain. Maksud dari desain perkerasan adalah untuk memilih kombinasi material dan tebal yang memenuhi syarat pelayanan dengan biaya termurah dan dalam jangka panjang. Analisa seperti ini umumnya mempertimbangkan biaya pemeliharaan konstruksi dan pelapisan ulang. Seluruh metode desain perkerasan dimulai dengan suatu perkiraan volume lalu-lintas yang akan terjadi dan karakternya selama umur rencana perkerasan tersebut. Salah satu pendekatan adalah mengelompokan lalu-lintas ke dalam semacam istilah deskriptif seperti berat, sedang, atau ringan. Proyeksi lalu-lintas digabungkan dengan hasil studi loadometer guna memperoleh muatan roda atau sumbu (gandar) yang ekivalen. Sebagai contoh, efek truk dengan lima-sumbu diubah menjadi suatu pernyataan besaran muatan roda sebesar 5000 lb (2270 kg) atau muatan gandar sebesar 18.000 lb (7. 972 kg). Beberapa metode desain didasarkan atas perkiraan lalu-lintas yang berjalan di kedua arah; lainnya memakai jumlah arah tunggal. Tentu saja kedua pendekatan ini memuaskan apabila pemakainya mengetahui penggunaannya -yang sesuai. Masalah lainnya muncul dengan adanya jalan raya berlajur-banyak (multilane highway). Pada jalan ini, kebanyakan lalu-lintas truk dan kerusakan perkerasan terpusat pada lajur luar. Untuk desain perkerasan, beberapa jawatan membebankan seluruh lalu-lintas pada satu lajur tunggal atau lajur rencana (design lane); lainnya sedikit mengurangi perkerasan lalu-lintas di dalam lajur rencana. Sebagai contoh, prosedur yang dipakai pada Departement Transportasi Illinois, untuk jalan raya luar kota, adalah mengurangi perkiraan jumlah muatan gandar 18.000 lb (± 7.970 kg) dalam jalur rencana pada jalan raya

3 empat-lajur sebesar 10 % dan 20 % bila jumlah lajurnya pada kedua arah adalah enam atau delapan. Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik material dari konstruksi penyusun lapis perkerasan dan karakteristik lalu lintas saja yang perlu ditinjau, melainkan banyak faktor lain yang juga besar pengaruhnya terhadap perencanaan lapis perkerasan yang tepat dan efisien. Faktor faktor seperti ekonomi, kondisi lingkungan, sifat tanah dasar, fungsi jalan dan faktor lainnya sangatlah penting untuk diperhatikan karena bukan cuma mempengaruhi kekuatan dari konstruksi tetapi juga sangat berpengaruh terhadap durability atau keawetan dari konstruksi lapis perkerasan tersebut. Dengan banyaknya data-data yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan seperti karakteristik material, data lalu lintas, karakteristik pergerakan lalu lintas, jenis jalan, faktor regional (iklim) serta syarat-syarat lainnya dan juga pembacaan grafik-grafik serta nomogram yang memerlukan ketelitian dan kesabaran, tentunya akan memerlukan banyak waktu guna memperoleh suatu rencana tebal lapis perkerasan suatu jalan. Dari pemikiran inilah penulis mencoba untuk mempersingkat pemakain waktu dalam perencanaan tebal lapis perkerasan jalan, yaitu dengan menuangkan alur perhitungan tebal perkerasan kedalam suatu software atau program komputer dimana nantinya diharapkan dalam perhitungannya perencana hanya perlu memasukan input-input data tertentu dan perhitungannya diserahkan kepada program komputer tersebut untuk dikerjakan secara otomatis. Begitu juga dengan grafik-grafik dan nomogram-nomogram, dalam software ini, pengeplotan dan pencarian suatu nilai dari grafik dan nomogram akan secara otomatis dilakukan oleh software tersebut yang tentu saja hasilnya lebih tepat dan prosesnya lebih cepat dibandingkan bila dikerjakan secara manual yang dikhawatirkan akan banyak terjadi human error yang mungkin dikarenakan faktor lelah ataupun faktor lainnya. Untuk membuat perhitungan tebal lapis perkerasan dengan menggunakan komputer, dibutuhkan suatu bahasa pemrograman yang akan menerjemahkan

4 alur logika perhitungan tersebut ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer. Pada laporan tugas akhir ini, bahasa pemrograman yang digunakan oleh penyusun adalah bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Visual Basic (VB) merupakan pengembangan dari bahasa QuickBasic yang berjalan di atas sistem operasi DOS. Versi awal diciptakan oleh Alan Cooper yang kemudian menjualnya ke Microsoft dan mengambil alih pengembangan produk dengan memberi nama sandi Thunder. Akhirnya VB menjadi Bahasa Pemrograman utama di lingkungan windows Secara mendasar VB mirip dengan bahasa pemrograman yang lain, misalnya BASIC, C++ dan Pascal (tetapi tentu saja sintaks dari tiap-tiap bahasa tidak sama persis). Lompatan terbesar VB adalah kemampuannya untuk memanfaatkan Windows. VB tidak memerlukan pemrograman Khusus untuk menampilkan jendela (window), dan cara penggunaannya juga berbasis visual seperti aplikasi Windows lainnya,misalnya untuk mengatur besarnya jendela cukup dengan men-drag form yang tersedia dengan mouse sehingga diperoleh ukuran yang dikehendaki. VB adalah bahasa pemrograman yang evolusioner, baik dalam hal teknik (mengacu pada event dan berorientasi objek) maupun cara operasinya. Sangat mudah untuk menciptakan aplikasi dengan VB, karena hanya memerlukan sedikit penulisan kode-kode program sehingga sebagian besar kegiatan pemrograman dapat difokuskan pada penyelesaian problem utama dan bukan pada pembuatan antar-mukanya. Meskipun bahasa pemrograman Fortran bagi beberapa kalangan senior masih merupakan bahasa komputer teknik dan sain, tetapi seiring dengan kemajuan teknologi maka bahasa pemrograman lain telah maju pesat dan dapat menghasilkan aplikasi dengan ketelitian dan kecepatan yang sama, bahkan mampu melakukan pekerjaan lain misalnya multimedia. Bahasa pemrograman yang dimaksud antara lain adalah Microsoft Visual Basic yang disingkat sebagai VB.

5 1.2 Tujuan dan Manfaat Adalah penting untuk menetapkan terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai dalam setiap kegiatan agar kegiatan tersebut lebih terarah dan mempunyai landasan dalam setiap kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak/software untuk analisis dan perencanaan tebal lapis perkerasan lentur 2. Untuk memberikan kemudahan bagi para praktisi pemula untuk mendesain konstruksi tebal lapis perkerasan lentur Sedangkan manfaat yang dapat diambil, antara lain: 1. Efisiensi waktu dalam perancangan dan perhitungan tebal lapis perkerasan lentur 2. Bisa juga sebagai alat bantu presentasi guna memberikan pemahaman mengenai perancangan dan perhitungan tebal lapis perkerasan lentur yang lebih baik. 1.3 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu metode pendekatan untuk menyelesaikan masalah dengan memperhatikan sumber dana dan fasilitas yang tersedia. Metode penelitian menguraikan langkah-langkah dalam kegiatan penelitian, sehingga dapat memberi gambaran tentang bagaimana mencari jawaban dari permasalahan yang diajukan, berikut ruang lingkup dan kedalaman, serta ketelitian yang akan dicapai. Metode penelitian dapat diurutkan menjadi: 1.3.1 Pengumpulan data Dalam melaksanakan metodologi ini, penulis menggunakan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen, SKBI - 2.3.26.1987/SNI NO : 1732 1989-F, serta situs internet dan buku-buku teks sebagai tinjauan pustaka.

6 1.3.2 Jalannya Penelitian Proses penelitian dimulai dengan melakukan : 1. Menyusun dan mempelajari formulasi matematika sehingga memudahkan untuk diprogramkan. 2. Membuat Algoritma/diagram alir program yang mengikuti logika pemrograman dan sesuai dengan prosedur perhitungan tebal lapis pekerasan lentur. Apabila diagram alir itu sudah dapat diterima kebenaran prosesnya, maka dapat disusun menjadi program yang mencakup persoalan yang ditinjau. 3. Selanjutnya hasil analisis yang dihasilkan program akan dipresentasikan dalam bentuk grafik, tabel dan gambar yang informatif. Analisis yang dihasilkan program harus diverifikasi dengan membandingkan hasil keluarannya dengan referensi yang tersedia maupun dengan hasil yang diperoleh dari perhitungan manual. Jika kesalahan masih cukup besar, maka harus dilakukan revisi pada program maupun algoritma/diagram alirnya. Jika program sudah memberikan hasil yang diharapkan, maka program tersebut dapat digunakan untuk menentukan desain tebal lapis perkerasan lentur. Setelah hasil penelitian dianalisis dan interprestasi diberikan, maka selanjutnya dibuat kesimpulan yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian serta saran-saran yang berkaitan dengan proses penelitian dan tindak lanjut dari hasil penelitian. 1.3.3 Penulisan Laporan Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang berarti suatu penulisan berbentuk paparan, uraian, dan keterangan-keterangan atau informasi-informasi yang diperoleh melalui pengamatan tertentu terhadap obyek sebagaimana adanya pada waktu tertentu.

7 1.4 Batasan Masalah Agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka dilakukan pembatasan-pembatasan terhadap ruang lingkup pembahasan. Adapun pembatasan masalah adalah sebagai berikut: 1. Penulisan dibatasi pada perencanaan tebal lapis perkerasan lentur (flexible pavement) untuk jalan baru 2. Perencanaan tebal lapis perkerasan untuk jalan baru dengan menggunakan metode Analisa Komponen (Bina Marga). 3. Banyak lapis perkerasan 3 (tiga) lapis perkerasan, untuk jalan baru. a. Lapisan Surface b.lapisan Base c. Lapisan SubBase SURFACE BASE D1 D2 SUB BASE D3 SUBGRADE Gambar 1.1 Susunan tebal lapis perkerasan lentur jalan raya (flexible pavement) 4. Ada dua jenis MST yang umum digunakan untuk perencanaan tebal lapis perkerasan di Indonesia yaitu MST 8 Ton dan MST 10 Ton, pada pembahasan program ini dibatasi hanya untuk kendaraan dengan MST 8 Ton dengan sumbu kendaraan terbesar adalah sumbu ganda. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih terperinci maka diperlukan suatu sistematika penulisan yang merupakan sajian ringkas tentang

8 urut-urutan penulisan laporan tugas akhir. Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah: BAB I Pendahuluan Bab ini berisi perumusan masalah yang mencakup latar belakang alasan mengangkat masalah perencanaan tebal lapis perkerasan menjadi tugas akhir dan penjelasan tentang makna penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II Dasar Teori Bab ini menyajikan uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsepkonsep yang relevan dengan masalah yang dikaji. BAB III Metodologi Dalam bab ini diuraikan tentang cara penulis mengerjakan laporan tugas akhir mulai dari diagram alirnya disertai penjelasan/penterjemahan dari formulasi matematika kedalam obyek sesungguhnya. BAB IV Pemrograman Komputer Bab ini berisi penjelasan tentang cara kerja program seperti input, output, kondisi khusus, tampilan halaman program dan syarat tertentu agar program dapat dijalankan sebagaimana mestinya. BAB V Verifikasi Program Bab ini berisi tentang analisis studi kasus yang dilanjutkan verifikasi hasil keluaran program dengan hasil perhitungan secara manual sampai tidak terjadi kesalahan sehingga program dapat digunakan. BAB VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran-saran berupa kemungkinan atau prediksi transfer gagasan dan adopsi teknologi.