BAB I PENDAHULUAN. diantaranya pelihara, bina, dan latih. Ketika ditambahkan imbuhan pe-kan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelly Fitriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan bagi kehidupan umat mausia merupakan kebutuhan. pendidikan, sampai kapan dan dimanapun berada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mengacu pada definisi pendidikan di atas dalam upaya meningkatkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Dengan pendidikan dapat membantu mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa rakfa-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, akan tetapi hingga saat ini pun

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga secara individual. Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan yang di survey oleh Organisation for Economic

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berasal dari kata didik yang memiliki banyak arti, diantaranya pelihara, bina, dan latih. Ketika ditambahkan imbuhan pe-kan, artinya menjadi proses atau tindakan mendidik atau melatih. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara bahasa, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok melalui upaya pengajaran dan pelatihan Jadi, pendidikan mengandung arti proses dalam membina, melatih, memelihara anak atau siapa pun sehingga menjadi manusia yang santun, cerdas, kreatif, berguna bagi diri, keluarga,masyarakat, dan bangsa. 1 Belajar merupakan suatu proses panjang, saling berhubungan antara satu materi dengan lainnya. Belajar sesuatu tidak harus selalu memberikan jawaban pasti dan bukan itu sebetulnya dari belajar. Proses jangka panjang yang menggambarkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang tidak terputus 1 Hendrik, Pendidikan Karakter, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013), 1 1

2 dan selalu ada benang merahnya, membuat pendidik berpikir bahwa sesuatu yang diberikan kepada anak didik haruslah berkesinambungan. 2 Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 3 Keberhasilan dalam menguasai isi materi atau tercapainya tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses evaluasi yaitu tes hasil belajar. Tes hasil belajar ini salah satunya adalah tes formatif yaitu untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut dalam waktu tertentu. 4 Salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam sekolah adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses pembuktian. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta 2 Angie Siti Anggari, Pembelajaran Bahasa Indonesia, ( Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,2007),12 3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2001),30 4 Syaiful Bahri dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,2006),106

3 didik untuk mempelajari diri-sendiri dan alam, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran IPA yang diberikan mulai dari SD/MI mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya secara sistematis, sehingga bukan hanya mempelajari sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga menekankan pada suatu proses penemuan. IPA adalah ilmu yang mempelajari sesuatu hal secara empirik dan fakta serta gejala alam yang terjadi. Dengan ini dalam pembelajaran IPA harus sesering mungkin melakukan eksperimen atau observasi sehingga pembelajaran yang terlaksana menjadi pembelajaran yang mengharuskan siswa aktif, agar siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Sehubungan dengan ini, pembelajaran kenampakan permukaan bumi menjadi salah satu problematika di kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik. Siswa siswi MI Nurul Huda Driyorejo Gresik belum memahami definisi dari macam macam kenampakan permukaan bumi. Contohnya saja perbedaan definisi gunung dengan pegunungan. Mereka Kebingungan mendefinisikan itu semua bahkan terkadang pendefinisianya terbalik. Hal ini terjadi karena kurangnya minat baca siswa sehingga pengetahuan mereka sangat minim. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Driyorejo Gresik adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyah yang berada di daerah Sumput Driyorejo Gresik. Mayoritas peserta didik MI Nurul Huda Driyorejo Gresik berasal dari warga desa Kesamben dan desa Guwo. Materi kenampakan permukaan bumi dalam

4 mata pelajaran IPA untuk MI Nurul Huda Driyorejo Gresik cenderung dikuasai oleh guru, guru hanya memberikan pengajaran dimana siswa sedikit diberi kesempatan untuk mengembangkan argumennya sehingga siswa cenderung diam dan tidak bertanya. Mereka juga cenderung bosan dan malas ketika menerima pelajaran yang terkesan teoritis karena minat baca untuk kelas III sangat rendah. Hal ini berbeda ketika mereka menerima materi yang terkesan praktek dan bermain sambil belajar, mereka sangat antusias dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa siswi kelas III adalah kinestetik ( tidak bisa diam ) terbukti dari keantusiasan mereka ketika menerima pelajaran praktek ataupun yang berkesan bermain sambil belajar. 5 Salah satu bukti adalah hasil belajar siswa materi kenampakan permukaan bumi. Sebagian besar siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam hasil belajarnya. Hal ini di dapat dengan cara pretest yang dilaksanakan guru terhadap siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran. Alhasil Prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 30,7%. Dalam artian 18 siswa dari 26 siswa kelas III belum menguasai definisi kenampakan permukaan bumi dan mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan belajar yaitu 70. Sedangkan 8 siswa dari 26 siswa kelas III mendapatkan nilai diatas KKM berarti dalam pembelajaran kenampakan permukaan bumi dapat diselesaikan 5 Wawancara dengan Ibu Maimunah guru mata pelajaran IPA kelas III pada tanggal 10 Januari 2017

5 siswa dengan baik walaupun harus tetap diperbaiki. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar materi kenampakan permukaan bumi secara tepat karena ada sebagian nama kenampakan yang hampir sama dalam definisinya, terkadang mereka terbalik dalam pendefinisiannya dan kurangnya motivasi yang mendukung dalam pembelajaran materi tersebut. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah mengubah paradigma (cara pandang) pendidikan SD/MI dari pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) ke pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Paradigma ini menuntun guru agar lebih kreatif dalm mengembangkan dan menerapkan strategi-strategi yang dapat menumbuhkan semangat siswa sehingga memungkinkan siswa dapat lebih aktif dalm kegiatan belajar mengajar. Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran kenampakan permukaan bumi adalah strategi Snowball Throwing. Pembelajaran dengan strategi Snowball Throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melemparkan bola salju (Snowball Throwing) yang berisi pertanyaan kepada sesama teman. Strategi yang dikemas dalam sebuah permainan ini membutuhkan kemampuan yang sangat sederhana yang bisa dilakukan oleh hampir semua siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari.

6 Pemilihan strategi Snowball Throwing dalam peningkatan hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi karena strategi ini menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dan memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi. Strategi Snowball Throwing menjadikan para siswa lebih dilibatkan secara langsung, khususnya ketika mereka membuat pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh teman temannya sendiri. 6 Dengan menggunakan strategi Snowball Throwing, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi dengan baik, sehingga mereka dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Pembelajaran yang langsung melibatkan peserta didik aktif akan lebih bermakna dan lebih bermanfaat dalam implementasinya dalam kehidupan nyata peserta didik. Oleh karena itu, hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi siswa MI kelas III harus segera ditingkatkan kembali agar mereka dapat mengenal apapun yang ada di alam sekitarnya. Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi bagi siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik, untuk mencapai tujuan tersebut penelitian dilakukan 6 Nur Arofatin, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar PAI Siswa Di Smp Negeri 13 Surabaya, Skripsi (Surabaya: Perpustakaan UIN Sunan Ampel, 2015),t.d., 8

7 dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan uraian diatas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Peningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Kenampakaan Permukaan Bumi Menggunakan Strategi Snowball Throwing pada Kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan,sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan strategi Snowball Throwing dalam meningkatkan pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi setelah menggunakan strategi Snowball Throwing siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik. C. Tindakan Yang Dipilih Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi yaitu dengan menggunakan strategi Snowball Throwing. Strategi Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi sehingga bisa meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik dalam mata pelajaran IPA. Tindakan atau solusi tersebut sangat menarik peserta didik yang pada dasarnya masih senang untuk

8 bermain, dari kegemaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. D. Tujuan Penelitian Sebuah tindakan pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan strategi Snowball Throwing pada pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi menggunakan strategi Snowball Throwing siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik. E. Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : a. Subjek penelitian diambil pada salah satu kelas yang heterogen dikelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik. b. Materi yang dipakai pada penerapan strategi Snowball Throwing ini hanya terbatas pada materi pokok kenampakan permukaan bumi mata pelajaran IPA. F. Signifikansi Penelitian Sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

9 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian penulisan karya selanjutnya. Hasil penelitian yang akan dibahas dapat menjadi gambaran secara konseptual yang memberikan alternatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat meningkatan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Penerapan strategi pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran. 2) Siswa akan semakin aktif dalam kegiatan belajar dikelas. b. Bagi guru Menambah pengalaman bagi guru dalam menerapkan beberapa strategi pembelajaran yang salah satunya adalah strategi Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi sekolah 1) Sebagai informasi mengenai strategi dalam proses pembelajaran agar lebih bervariasi. 2) Memberikan ide baru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah. 3) Meningkatkan kredibilitas dan kualitas sekolah.