PROFIL KREATIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLOSO BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

dokumen-dokumen yang mirip
MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

KREATIVITAS SISWA DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD-INDEPENDENT (FI) DAN FIELD-DEPENDENT (FD)

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ISSN: Volume 4, Nomor 1, Mei-Oktober 2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROFIL PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL WALLAS UNTUK MENGIDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN INFORMASI BERUPA GAMBAR 1

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA (MATHEMATICS LEARNING WITH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HALAMAN JUDUL JURNAL SKRIPSI

KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STRATEGI TEAM QUIZ PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

PROFIL KREATIVITAS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

Syarifatul Maf ulah, Dwi Juniati, Tatag Yuli Eko Siswono, Analisis Kemampuan Siswa...

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

KATEGORI BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SURAKARTA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK HIMPUNAN

PROFIL KREATIVITAS SISWA SMP DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT IQ

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

PENDEKATAN PROBLEM POSING DENGAN LATAR PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Kata Kunci: Pohon Matematika, Berpikir kreatif

IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN SISWA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PROSIDING ISSN:

KREATIVITAS PENGAJUAN SOAL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN SEGI EMPAT KELAS VII SMP

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER

PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Nofiela Nuning Hendriyati 1, Dinawati Trapsilasiwi 2, Susanto 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI WHAT S ANOTHER WAY? PADA MATA KULIAH ILMU BILANGAN

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Pendahuluan. Elsa Yuli Kurniawati et al., Analisis Pola Berpikir...

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Progran Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Linda Sunarya NIM.

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011

Eka Wulandari Fauziah et al., Analisis Tingkat Berpikir Kreatif dalam Pengajuan Masalah...

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Kata kunci: pemecahan masalah matematika, proses berpikir kreatif, tahapan Wallas, tingkat berpikir kreatif

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, salah satunya adalah kemampuan dalam bidang matematika.

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN ENDED

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

Pengembangan Rubrik Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Attaufiq Jambi

Keywords : Worksheet, Problem Solving, Circles. PENDAHULUAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

BAB V PEMBAHASAN. sesuai temuan penelitian tersebut yang akan dibahas sebagai berikut:

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

Linda K. et al., Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah...

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

PROFIL BERPIKIR SISWA SMA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN CHOLERIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POLA BARISAN BILANGAN

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG

Diniatul Hidayani Sipahutar 1, Dinda Kartika Prodi Pendidikan Matematika Unimed Medan.

KREATIVITAS OPEN ENDED PROBLEM SISWA KELAS VIII G SMPN 17 MALANG

DESKRIPSI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) PADA MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII-D SMP NEGERI 19 MALANG DALAM MENGAJUKAN MASALAH DENGAN SITUASI SEMI TERSTRUKTUR PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI BILANGAN BULAT BERDASARKAN PEMECAHAN MASALAH GEORGE POLYA PADA SISWA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG

PENGEMBANGAN RUBRIK BERPIKIR KREATIF SISWA MENENGAH ATAS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI BANGUN DATAR

TINGKAT KREATIVITAS MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2015 DALAM PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

Tri Andari, Pengembangnan Perangkat Pembelajaran... Tri Andari 1 Restu Lusiana 2

BAB II KAJIAN TEORITIK

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 6 Tahun 2017 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

ABSTRAK. Prodi Pend. Mat. FKIP UNPATTI Ambon. ISSN: Buletin Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2, Oktober 2004.

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM MENGAJUKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

ANALISIS PERILAKU PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 7 SURABAYA

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH TERBUKA BERBASIS POLYA SUB POKOK BAHASAN TABUNG KELAS IX SMP NEGERI 7 JEMBER

ANALISIS GAYA KOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SDN BANYUAJUH I KAMAL MADURA

Transkripsi:

PROFIL KREATIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLOSO BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER Syarifatul Maf ulah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI jombang ula_jmb@yahoo.co.id Abstrak Kreativitas sangat penting untuk pengembangan pengetahuan dan teknologi. kreatifitas dapat diperbaiki di sekolah dengan pembelajaran pengajuan masalah. Kita harus memikirkan strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kreatifitas siswa. Salah satunya adalah pengajuan masalah. Semua siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda tetapi "apakah siswa dengan kemampuan yang tinggi memiliki kreativitas yang tinggi juga? ". Sehingga, kami ingin meneliti kreativitas siswa dengan kemampuan tinggi dari SMPN 2 Ploso dalam pengajuan masalah. Hasil dari penelitian ini dijelaskan dalam bentuk profil. Tujuan dari penelitian untuk menggambarkan profil kreativitas siswa di SMPN 2 Ploso dari siswa pria dan wanita yang memiliki tingkat kemampuan tinggi. Data penelitian yang diperoleh diuji dengan diberikan dari masalah yang diajukan untuk semua mata pelajaran selama empat kali. Tes pertama dan tes ketiga adalah masalah tes yang mempunyai situasi kompleks. Sementara tes kedua dan ujian terakhir adalah masalah tes dengan masalah yang sederhana. Setiap selesai melaksanakan tes, para peserta diberi wawancara. Hasil yang didapatkan kemudian dianalisa berdasarkan tiga komponen kreativitas, yaitu: kelancaran, fleksibilitas dan kebaruan. Hasil analisis digunakan untuk melihat profil kreatifitas siswa di SMPN 2 Ploso untuk masalah siswa laki-laki yang bermutu tinggi berkategori sangat kreatif, siswa perempuan yang bermutu tinggi tergolong kategori kratif. Kata Kunci : profil, kreativitas, masalah berpose dari, kelas tinggi, dan gender Abstract Creativity is very important for development of knowledge and technology. And it can be improved by problem posing learning. It must be thought a strategy of learning which can develop student craetivity. One of them is problem posing. Every student have different mathematic ability grade. But do the high mathematic ability student have the high creativity?. So, we want to research the creativity of the high mathematic ability student on SMPN 2 Ploso to pose mathematic problem. Result of this research will be described in the form profil. Purpose this research is describe profil of student creativity on SMPN 2 Ploso male and female students who have mathematic high grade. The research data is obtained by given test of problem posing for all subject for four times. The first test and third test are Gamatika. No.2 Mei 2011 171

problem posing test which have complex situation. Whereas secondly test and last test are problem posing test which simple problem. Every finishing do that test, then subject is given interview. Result of research then analised based on three creativity componen, they are: fluency, flexibility and novelty. Result of analisis see that profils of student creativity on SMPN 2 Ploso to pose mathematic problem are male student who has high mathematic grade is very creative category, female student who has high mathematic grade is creative category. Key Words : profil, creativity, problem posing of mathematic, grade of high mathematic, and gender 1. Pendahuluan Kreativitas penting untuk perkembangan IPTEK dan kreativitas dapat dikembangkan dan dilatihkan kepada peserta didik sejak dini melalui pembelajaran. Namun pada kenyataannya, kegiatan belajar mengajar hingga saat ini masih sering mengabaikan pengembangan kreativitas siswa. Kebanyakan orang masih berpikir bahwa kreativitas adalah sesuatu hal yang eksklusif yang tidak dapat dipelajari atau tidak dapat diukur. Sehingga perlu dipikirkan suatu cara atau metode yang mendorong keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran. Salah satunya melalui problem posing (pengajuan masalah/soal). Sehingga sebelum menerapkan pembelajaran tersebut, kita sebagai tenaga pendidik harus mengetahui keadaan awal kreativitas siswa sebagai tolak ukur awal. Setiap siswa baik laki-laki maupun perempuan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda, tinggi, sedang dan rendah. Tapi apakah siswa yang nya tinggi juga mempunyai tingkat kreatitivitas yang tinggi pula? Untuk itu peneliti tertarik meneliti kreativitas siswa tinggi kelas VIII di SMPN 2 Ploso dalam pengajuan soal. Hasil penelitian ini dideskripsikan secara utuh yang tertuang berupa profil. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana profil kreativitas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ploso berjenis kelamin laki-laki yang tinggi dalam pengajuan soal? (2) Bagaimana profil kreativitas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Ploso berjenis kelamin perempuan yang tinggi dalam pengajuan soal? 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Kreativitas Siswa dalam Pengajuan Soal Matematika Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan tidak terduga yang sebelumnya tidak dikenal pembuatnya yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Silver (dalam Siswono 2008) menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan The Torance Tests of Creative Thinking (TTCT). Tiga komponen kunci yang dinilai dalam berpikir kreatif adalah menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas, dan kebaruan (novelty). Kefasihan (fluency) mengacu pada banyaknya ide-ide yang Gamatika. No.2 Mei 2011 172

dibuat dalam merespon sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahanperubahan pendekatan ketika merespon perintah. Kebaruan (novelty) merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah. Pengajuan soal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membuat soal berdasarkan situasi yang diberikan, sekaligus dengan benar. dapat berupa gambar, cerita, atau informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran. Sedangkan kreativitas merupakan kemampuan siswa dalam memunculkan ide baru dalam hal ini adalah mengajukan soal berdasarkan situasi yang tersedia sekaligus dengan benar. Jadi dengan mengajukan soal dalam pembelajaran dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif karena dengan mengajukan atau membuat soal sekaligus, berarti siswa telah melakukan suatu proses mental yang digunakan untuk memunculkan suatu ide atau gagasan baru. Indikator kreativitas dalam mengajukan soal adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Tabel 2.1 Hubungan Pengajuan Soal dengan Komponen Kreativitas Komponen Kreativitas Kefasihan (fluency) Fleksibilitas (flexibility) Kebaruan (novelty) Pengajuan Soal Siswa membuat soal yang banyak yang dapat dipecahkan Siswa mengajukan paling sedikit dua soal Siswa mengajukan soal yang penyelesaian lebih dari satu cara yang berbeda Siswa mengajukan paling sedikit dua soal yang berbeda atau tidak biasa dibuat oleh siswa pada tingkat pengetahuannya. Tidak biasa dibuat oleh siswa pada tingkat pengetahuannya dapat diketahui dengan cara melihat materi atau konsep yang dipakai siswa dalam mengajukan soal apakah sudah pernah dipelajari atau belum. Dua soal yang diajukan berbeda bila konsep atau konteks yang digunakan berbeda Tabel 2.2 Penjenjangan kemampuan berpikir kreatif dalam pengajuan soal Tingkat Karakteristik Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) TKBK 4 Siswa mampu membuat soal yang berbeda-beda (baru) (sangat kreatif) dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Artinya siswa mampu memenuhi ketiga komponen kreativitas, yaitu kefasihan, TKBK 3 (kreatif) TKBK 2 fleksibilitas, dan kebaruan Siswa mampu membuat soal yang berbeda (baru) dengan lancar (fasih) meskipun cara penyelesaian masalah itu tunggal atau dapat membuat soal yang beragam dengan cara penyelesaian yang berbeda-beda, meskipun masalah tersebut tidak baru. Artinya siswa hanya mampu memenuhi dua komponen kreativitas, yaitu kefasihan dan kebaruan saja atau kefasihan dan fleksibilitas saja Siswa mampu membuat soal yang berbeda (baru) meskipun Gamatika. No.2 Mei 2011 173

(cukup kreatif) TKBK 1 (kurang kreatif) TKBK 0 (tidak kreatif) tidak dengan fleksibel atau fasih. Atau siswa mampu membuat soal yang penyelesaian yang berbeda (fleksibel). Artinya siswa hanya mampu memenuhi satu komponen kreativitas, yaitu kebaruan saja atau fleksibilitas saja Siswa mampu membuat soal dengan fasih tetapi tidak mampu membuat soal yang berbeda (baru) dan tidak mampu membuat soal yang penyelesaian yang berbeda. Artinya siswa hanya mampu memenuhi satu komponen kreativitas, yaitu kefasihan saja. Siswa tidak mampu membuat soal yang berbeda dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Artinya siswa tidak mampu memenuhi ketiga komponen kreativitas. 2.2 Profil Kreativitas dalam Pengajuan Soal Matematika Profil kreativitas dalam mengajukan soal dalam penelitian ini adalah gambaran atau deskripsi kreativitas siswa dalam mengajukan soal berdasarkan situasi yang diberikan sekaligus dengan benar. dapat berupa gambar, cerita, atau informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran. Untuk mendapatkan profil tersebut, peneliti memberikan tes pengajuan soal (TPS) kepada subjek penelitian, dimana tes tersebut mengacu pada tiga komponen kreativitas, yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. 2.3 Kemampuan Matematika Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa yang dinilai dari hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa, nilai UTS dan nilai UAS untuk semester 1 dan semester 2. Berdasarkan skor rata-rata tersebut, peneliti akan membagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah. Masing-masing kelompok terdiri dari dua siswa, yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini peneliti hanya meneliti siswa laki-laki dan perempuan tinggi. 2.4 Perbedaan Gender Siswa yang mempunyai latar belakang dan kemampuan berbedabeda, maka mereka juga mempunyai kemampuan berpikir kreatif yang berbeda pula. Ini berarti perbedaan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan tersebut dimungkinkan terjadinya perbedaan kreativitas siswa dalam pengajuan soal beserta. 3. Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, artinya menggambarkan atau mendeskripsikan kreativitas siswa dalam pengajuan soal ditinjau dari perbedaan gender secara kualitatif dan berdasarkan data kualitatif. Gamatika. No.2 Mei 2011 174

3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 2 orang siswa tinggi kelas VIII SMP Negeri 2 Ploso di Jombang tahun pelajaran 2010/2011. Subjek dipilih berdasarkan perbedaan gender dalam hal ini adalah jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Kemampuan tersebut diperoleh dari kemampuan siswa yang dinilai dari hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa, nilai UTS dan nilai UAS untuk semester 1 dan semester 2 dan dengan pertimbangan guru bahwa masing-masing subjek mampu mengkomunikasikan pikirannya secara lisan dan tertulis. 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Merancang instrumen penelitian, yaitu tes pengajuan soal (TPS) dan pedoman wawancara (2) Melaksanakan validasi instrumen oleh beberapa validasi ahli dengan menggunakan lembar validasi seperti pada lampiran 5. Validator dalam penelitian ini ada tiga, yaitu satu mahasiswa S3 Universitas Negeri Surabaya dan dua mahasiswa S2 sekaligus guru di SMP. Kepada validator diberikan instrumen penelitian untuk divalidasi. Lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pendapat, saran, dan komentar para ahli mengenai instrumen penelitian. Instrumen dikatakan valid apabila kesimpulan pada lembar validasi adalah dapat digunakan dengan sedikit revisi atau dapat digunakan tanpa revisi (3) Penentuan subjek penelitian berdasarkan hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa, nilai UTS dan nilai UAS untuk semester 1 dan semester 2 dan dengan pertimbangan guru bahwa masing-masing subjek mampu mengkomunikasikan pikirannya secara lisan dan tertulis (4) Pengumpulan data dengan memberikan TPS kepada subjek penelitian kemudian dilanjutkan dengan wawancara (5) Analisis data (6) Menyusun profil kreativitas pengajuan soal siswa (7) Menyusun laporan akhir. 3.4 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena peneliti merupakan pengumpul data melalui pengamatan dan wawancara. Sedangkan instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah: (1) Tes pengajuan soal (TPS) Soal-soal pada TPS merupakan masalah pengajuan soal, dimana siswa diminta membuat soal sebanyak mungkin yang berbeda beserta dengan benar berdasarkan situasi yang tersedia pada soal. dapat berupa gambar, cerita, atau informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran. yang diberikan merupakan informasi yang berkaitan dengan materi yang sudah dibahas di sekolah. Tes mengacu pada komponen kreativitas, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Tujuan pemberian TPS adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap kreatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri. Serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mencapai pemahaman yang lebih luas dan menganalisis secara lebih mendalam tentang suatu materi. Karena dengan mengajukan soal beserta, berarti siswa tersebut telah melakukan aktivitas mental yang digunakan untuk memunculkan suatu ide atau gagasan baru dan siswa telah diberi kesempatan untuk mencapai Gamatika. No.2 Mei 2011 175

pemahaman yang lebih luas. Sebelum tes digunakan untuk mengambil data, terlebih dahulu dilakukan tahap validasi kemudian tahap uji coba keterbacaan kepada beberapa siswa SMP. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dapat dan tidaknya soal pada TPS tersebut dimengerti oleh siswa SMP. (2) Pedoman wawancara Selain menggunakan TPS, pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara berbasis tugas, yaitu subjek penelitian diberikan tugas yang berupa TPS dan diberikan waktu untuk menyelesaikannya. Setelah itu, subjek diwawancarai berdasarkan pekerjaan yang telah dilakukan. Sehingga peneliti perlu menyusun pedoman wawancara. Pedoman wawancara dalam penelitian ini bersifat semi terstrukur atau terbuka. Pertanyaan tidak harus sama untuk setiap subjek. 3.5 Teknik Analisa Data Analisis TPS mengacu pada tiga komponen kreativitas yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Analisis dilakukan setelah proses wawancara selesai Untuk menganalisis kreativitas siswa dalam pengajuan soal, peneliti mengacu pada komponen kreativitas, yaitu kefasihan (fluency), fleksibilitas, dan kebaruan (novelty). Selanjutnya analisis seluruh data (data hasil TPS dan hasil wawancara) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Reduksi data Reduksi data adalah bentuk analisis yang bertujuan menajamkan, menyeleksi, memfokuskan, mengabstraksikan, dan menstransformasikan data mentah yang diperoleh di lapangan menjadi data bermakna (Sunarto, 2001:159). Dalam penelitian ini data mentah yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, yaitu hasil pekerjaan TPS siswa dan hasil wawancara direduksi untuk mendapatkan data yang benar-benar dibutuhkan dalam mendeskripsikan profil kreativitas siswa tinggi sekolah menengah pertama dalam pengajuan soal ditinjau dari perbedaan gender. Untuk mendeskripsikan profil tersebut peneliti mengacu pada tiga komponen kreativitas yang sudah dijelaskan pada uraian sebelumnya. 2. Pemaparan data yang meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data, yaitu menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Jadi data yang sudah direduksi diklasifikasi dan diidentifikasi sehingga memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan mengenai profil kreativitas siswa SMP dalam pengajuan soal. 3. Menarik kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan dan melakukan verifikasi kesimpulan tersebut. Jadi setelah menarik kesimpulan mengenai profil yang dimaksud dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti melakukan verivikasi untuk mengecek kembali kesimpulan tersebut dengan hasil analisis. Sehingga diperoleh profil kreativitas siswa kelas SMP Negeri 2 Ploso dalam pengajuan soal. 4. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan analisis hasil pekerjaan tes pengajuan soal siswa dan hasil wawancara diperoleh profil kreativitas siswa tinggi kelas VIII SMP Negeri 2 Ploso dalam pengajuan soal sebagai berikut: Gamatika. No.2 Mei 2011 176

Tabel 4.1 Profil kreativitas siswa yang tinggi dalam pengajuan soal Aspek Kefasihan Fleksibilitas TPS Kompleks Sederhana Kesimpulan Kompleks Profil kreativitas siswa nya tinggi Laki-laki Perempuan Mampu membuat tujuh soal beserta tingkat kesulitan semua soal adalah sedang 1a Mampu membuat enam soal beserta tingkat kesulitan soal adalah tinggi dan sedang 1b Mampu membuat enam soal beserta tingkat kesulitan soal adalah tinggi dan sedang 2a Mampu membuat lima soal beserta tingkat kesulitan soal adalah tinggi dan sedang 2b Mampu membuat empat soal beserta tingkat kesulitan semua soal adalah sedang Siswa laki-laki nya tinggi memenuhi kefasihan dalam pangajuan soal 1a Belum mampu membuat soal yang satu cara yang berbeda. 1b Mampu membuat soal yang Mampu membuat lima soal beserta tingkat kesulitan semua soal adalah sedang Mampu membuat empat soal beserta tingkat kesulitan semua soal adalah sedang Mampu membuat dua soal beserta tingkat kesulitan semua soal adalah sedang Siswa perempuan nya tinggi memenuhi kefasihan dalam pangajuan soal Belum mampu membuat soal yang satu cara yang berbeda Belum mampu membuat soal Gamatika. No.2 Mei 2011 177

Kebaruan Sederhana Kesimpulan Kompleks Sederhana penyelesaian yang lebih dari satu cara yang berbeda. 2a Mampu membuat soal yang penyelesaian yang lebih dari satu cara yang berbeda. 2b Mampu membuat soal yang penyelesaian yang lebih dari satu cara yang berbeda. Siswa laki-laki nya tinggi memenuhi fleksibilitas dalam pangajuan soal 1a Siswa mampu membuat soal-soal yang konsepnya berbeda. Konsep berbeda tersebut antara lain: luas dan keliling persegi panjang, operasi pembagian bilangan, perbandingan dan operasi pengurangan bilangan 1b Siswa mampu membuat banyak soal yang berbeda, baik dari segi konsep maupun konteks 2a Siswa mampu membuat soal yang berbeda, baik dari segi konsep maupun konteks. yang satu cara yang berbeda dari Belum mampu membuat soal yang satu cara yang berbeda Belum mampu membuat soal yang satu cara yang berbeda Siswa perempuan nya tinggi belum memenuhi fleksibilitas dalam pangajuan soal Siswa mampu membuat soal-soal yang berbeda, baik dari segi konsep maupun konteks. Dan dari hasil wawancara menunjukan bahwa dengan menggunakan informasi persegi panjang, siswa mampu membuat sebuah soal yang konsepnya berbeda soal-soal sebelumnya yaitu tentang garis miring segitiga (diagonal persegi panjang). Siswa mampu membuat soal-soal yang berbeda, baik dari segi konsep maupun konteks Siswa mampu membuat soal yang berbeda, baik dari segi konsep maupun konteks Gamatika. No.2 Mei 2011 178

Kesimpulan Tingkat kemampuan berpikir kreatif 2b Siswa mampu membuat soal yang berbeda dari segi konsep Siswa laki-laki nya tinggi memenuhi kebaruan dalam pangajuan soal Tingkat 4 (sangat kreatif) karena siswa mampu memenuhi ketiga komponen kreativitas, yaitu kefasihan (siswa membuat paling sedikit dua soal), fleksibilitas (siswa mampu membuat soal yang satu cara yang berbeda), dan kebaruan (siswa mampu membuat paling sedikit dua soal berbeda) Siswa mampu membuat dua soal yang berbeda dari segi konsep Siswa perempuan nya tinggi memenuhi kebaruan dalam pangajuan soal Tingkat 3 (kreatif) karena siswa mampu membuat banyak soal dan mampu membuat soal yang berbeda (baru) meskipun tidak memenuhi fleksibilitas. Artinya siswa hanya mampu memenuhi dua komponen kreativitas, yaitu kefasihan dan kebaruan saja 5. Penutup 5.1 Simpulan Berkaitan dengan tujuan penelitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa profil kreativitas siswa tinggi kelas VIII SMP Negeri 2 Ploso dalam pengajuan soal adalah siswa laki-laki yang tinggi termasuk dalam kategori sangat kreatif, karena mampu memenuhi ketiga komponen kreativitas. Siswa perempuan yang tinggi termasuk dalam kategori kreatif, karena hanya mampu memenuhi dua komponen kreativitas, yaitu kefasihan dan kebaruan saja. 5.2 Saran Perlu dilakukan penelitian ulang dengan memperhatikan dan mereduksi kelemahan-kelemahan lain dalam penelitian ini, sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Daftar Pustaka Amerlin. (1999). Analisis Problem Posing Siswa Sekolah Dasar Negeri II Kecamatan Tomohon Kabupaten Minahasa pada Konsep Operasi Hitung Bilangan Cacah. Malang: IKIP Malang Gamatika. No.2 Mei 2011 179

Arends, Richard I. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Belajar Herdian. (2009). Model Pembelajaran Problem Posing. Diakses tanggal 19 Februari 2010, dari http://herdy07.wordpress.com/2009/04/19/modelpembelajaran-problem-posing/ Krutetzkii, (1976). The Psychology of Mathematics Abilities in School Children. USA: University of Chicago. Moleong, J. Lexy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mosse, Julia C. (2003). Gender & Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Munandar, Utami. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Polya, G. (1973). How to Solve It. Second Edition. Princeton University Press. Princeton, New Jersey. Saleh, Sitti Fithriani. (2004). Pendekatan Problem Posing dengan Latar Pembelajaran Kooperatif Untuk Topik Perbandingan di Kelas VII SMP. Tesis. PPs Unesa Surabaya Silver, E., dan Cai, J. (1996). An Analysis of Arithmetic Problem Posing by Middle School Students. Journal for Research in Mathematics Education. Vol. 27 No. 5, November 1996. 521-539 Silver, Edward A., (1997). Fostering Creatvity Through Instruction Rich in Mathematics Problem Solving and Problem Posing. Didownload tanggal 18 Mei 2010, dari http://www.emis.de.journal/zdm/zdm97a3.pdf. Siswono, T. Y. E. (1999). Analisis Hasil Tugas Pengajuan Soal oleh Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Rungkut Surabaya. Tesis. PPs Unesa Surabaya. Siswono, T. Y. E. (2008). Berpikir Kreatif Melalui Pemecahan dan Pengajuan Masalah. UNESA Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Stenberg, J. Robert. (2008). Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sugiyono, (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sunarto, (2001). Metodologi Penelitian Ilmu-ilmu Sosial& Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press. Syam, Haerul. (2009). A Problem Posing Approach That Have Cooperative Instructional Background to Increase Mathematics Instructional Effectiveness. Diakses tanggal 20 Februari 2010, dari http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/863 Upu, Hamzah. (2003). Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Pustaka Ramadhan. Gamatika. No.2 Mei 2011 180