1 Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI INTERPRETASI DATA

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

BAB I PENDAHULUAN. maupun non verbal. Bentuk-bentuk komunikasi tersebut diwujudkan dalam

White, John., and Laura Mazur. Strategic Communications Management, UK, Addison-Wesley, 1994 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Grasindo,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN,

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. stakeholdernya. Dengan melakukan komunikasi yang efektif kepada stakeholders,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus terpusat pada customer atau nasabahnya. membangkitkan ketertarikan masyarakat/customer maupun nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

STAKEHOLDER RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat atau tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. pengalamannya dan menjadi pedoman tingkah lakunya. 1. J.P. Kotter and J.L. Hesket dalam bukunya Corporate Culture and

Bab II METODOLOGI [6]

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bank yang profitable. Di tambah lagi dengan adanya bank bank

BAB IV PENUTUP. kesimpulan empiris dan kesimpulan teoritik. membaca media diketahui bahwa sebagian besar responden termasuk dalam

FUNGSI PUBLIC RELATIONS PT. PUPUK KUJANG DALAM MEMBENTUK CITRA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi, budaya persaingan, budaya cepat dan akurat. Setiap organisasi

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB V PENUTUP. bisa dikatakan sangat nyata dan profesional. Berbagai aktivitas yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan bagian dari Public Relations. Hal tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat,

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi dan perkembangan teknologi informasi mengharuskan para pelaku

BAB IV PENUTUP. Bab IV ini merupakan akhir dari penelitian terkait Evaluasi Program. Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Madubaru Madukismo dengan

ANALISIS FAKTOR PEMBENTUK PRAKTEK PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi. Diterima maupun tidak diterimanya suatu produksi. tergantung hasil karya PR dari perusahaan tersebut.

KECENDERUNGAN PERILAKU PUBLIK PADA PROGRAM PELESTARIAN BATIK KHAS MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas manajemen pada setiap organisasi berhubungan dengan usaha

COMPANY PROFILE BNI 46

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI BAGIAN CUSTOMER SERVICE PT. POS INDONESIA WILAYAH BANDUNG Oleh : TEJA DARMAWAN

Managing Identity and Organization Culture

Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB IV PENUTUP. Dari analisis data hasil temuan lapangan dan interpretasi data berdasarkan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. yang dipublikasikan melalui majalah The Banker ( The

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil peneliti pada proses pengambilan gambar secara langsung di Studio

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan public

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

RENCANA PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (RPKBK)

BAB IV PENUTUP. perbedaan karakteristik antara mall dengan department store yang meliputi luas

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan


BAB I PENDAHULUAN. Communication, is as complex as culture. Komunikasi seperti layaknya budaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

KETERLIBATAN HUMAS DALAM PROGRAM PENCITRAAN

BAB I PENDAHULUAN. publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. berhubungan dengan aktivitas organisasi lainnya.

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

STAKEHOLDER RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB IV PENUTUP. responden. Dalam penelitian ini telah dilakukan pengkajian yang lebih dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tutor Time Intercon Jakarta Barat telah menerapkan proses kerja Public

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.

Tjiptono, Fandy, Gregorius, Chandra. Service Quality and Statisfactions. Penerbit Andi, Yogyakarta Chip, Bell R. Customer as Partners Building

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan suatu perusahaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Di era pasar bebas saat ini, dimana persaingan dalam dunia bisnis semakin

AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS DINAS PARIWISTA DALAM MEMPROMOSIKAN PANTAI NATSEPA

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Oemi Dasar-Dasar Public Relations. PT Citra Aditya Bakti.

SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip, Scott M., Allen H. Center, Glen M. Brom, Effective Public Relations Edisi Kesembilan, Kencana, Jakarta, 2007.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti. Istilah organisasi mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orangorang, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan. 1 Setiap organisasi perusahaan pasti diharapkan untuk berjalan dengan baik dan efektif. Oleh karena itu, organisasi atau perusahaan harus memenuhi tujuan yang jelas yang dapat dimengerti oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya, sehingga akan tumbuh rasa memiliki (sense of belonging) dan berkomitmen untuk memberikan seluruh kemampuannya dalam mencapai hasil yang terbaik bagi perusahaan. Tujuan yang jelas dan rasa memiliki ini merupakan aspek penting dalam pembentukan identitas perusahaan yang positif. 2 Di dalam identitas perusahaan terdapat faktor penting yaitu budaya perusahaan. Menurut hasil penelitian Prof. Dr. Messr. John kottler dan Prof. Dr. Janes Heskett, dua orang pakar Harvard Business School (1985), telah menunjukkan adanya korelasi positif antara penerapan budaya perusahaan dengan prestasi usaha yang dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. 3 Agar budaya perusahaan dapat diterima oleh karyawannya, maka diperlukan unsur komunikasi dalam organisasi tersebut agar pesan yang disampaikan diterima, dipahami dan diaplikasikan oleh karyawannya. Lebih jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi. 4 1 Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 11. 2 Wally Olins, Corporate Indentity, (Madrid: Thames and Hudson, 1989), hal. 7. 3 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hal. 327. 4 Pace dan Faules, Op.Cit., hal. 33. 1

2 Kegiatan humas merupakan bagian dari teknik kegiatan berkomunikasi dengan ciri khas komunikasi dua arah antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publiknya atau sebagainya. 5 Menurut Frank Jefkins, Public relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 6 Khalayak (public) adalah sekelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. 7 Publik dalam humas perusahaan terbagi menjadi dua, yakni publik internal dan publik eksternal. Publik internal terdiri dari pemegang saham, manajemen, karyawan dan keluarga karyawan. Sedangkan publik eksternal terdiri dari konsumen, pemerintah, media, komunitas, pesaing, penyalur dan pemasok. 8 Seringkali timbul salah paham pada masyarakat awam bahwa ruang lingkup pekerjaan PR terbatas pada stakeholders eksternal. Anggapan ini tidak benar, karena PR bertugas membina hubungan yang serasi dan saling percaya, baik dengan pihak-pihak di luar perusahaan, maupun dengan pihak-pihak di dalam perusahaan melalui proses PR (komunikasi). 9 Aspek yang amat penting bagi kesuksesan organisasi adalah karyawan. Sebelum ada hubungan dengan konsumen, pelanggan, lingkungan, investor dan pihak lain di luar organisasi, manajemen harus terlebih dahulu memperhatikan orang-orang yang bekerja dengan mereka, yakni para karyawan. Karena itu, manajemen memandang karyawan sebagai publik nomor satu dan aset organisasi paling penting dan berusaha 5 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002), hal. 19. 6 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 9. 7 Ibid., hal. 80. 8 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2005), hal. 65. 9 Ibid., hal. 66.

3 menciptakan budaya organisasi yang bisa menarik dan mempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif. 10 Dalam komunikasi internal yang dijalankan oleh PR sebuah perusahaan, menyediakan berbagai informasi kepada khalayak perihal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak internal maupun eksternal. 11 Dalam menjalankan komunikasi internalnya, dapat dilakukan dengan bentuk komunikasi lisan dan tertulis. Semua bentuk komunikasi dan media yang digunakan adalah tanggung jawab bagian dari hubungan internal. 12 Organisasi mengembangkan cara-cara untuk mempercepat dan memperbaiki usaha-usaha mereka dalam berkomunikasi ke bawah. Bantuan-bantuan untuk perbaikan itu ialah seperti penerbitan-penerbitan berupa majalah, pertemuan-pertemuan, papan pengumuman dan suratsurat selebaran yang sering dipergunakan oleh manajemen. 13 Media internal yang baik, dalam penyampaian informasinya harus mudah dipahami. Media internal yang menjadi fungsi komunikasi internal untuk mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan karyawan. 14 Dengan kata lain, media internal dapat memberikan informasi kepada karyawan agar menjadi well-informed mengenai perusahaannya. Apabila karyawan mendapatkan informasi yang cukup mengenai perusahaannya, maka media komunikasi ini bertujuan untuk pencapaian citra positif dan dukungan opini publik. 15 10 Scott M Cutlip, Allen H Center dan Glen M Broom, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 11. 11 Jefkins, Op.Cit., hal. 32. 12 Cutlip, Cnter dan Broom, Op.Cit., hal. 271. 13 James G Robbins dan Barbara S Jones, Komunikasi yang Efektif untuk Pemimpin, Pejabat dan Usahawan, (Jakarta: CV Tulus Jaya, 1983), hal. 243. 14 Frazier Moore, Hubungan Masyarakat: Prinsip, Kasus dan Masalah, (Bandung: Rosdakarya, 1987), hal. 80. 15 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 27.

4 Media internal sebagai media komunikasi yang digunakan humas sebuah perusahaan untuk meyampaikan informasi mengenai perusahaan, menurut Frazier Moore dapat membentuk sikap karyawan terhadap perusahan. 16 I.2. Perumusan Masalah Perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sedemikian pesatnya dan persaingan yang semakin tajam tidak dapat dihindari. Dalam menghadapi persaingan ini, PT Bank X, Tbk yang merupakan BUMN terbesar di Indonesia pada tahun 2005 melakukan transformasi budaya. Transformasi ini bertujuan untuk menjadikan Bank X sebagai Dominant Multi Specialist Bank di Indonesia kemudian diharapkan mampu membawa Bank X menuju visi jangka menengah menjadi Regional champion Bank, sehingga dapat menjadi duta bank dari Indonesia untuk kawasan regional. Transformasi budaya ini terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah fase Back on track, meliputi perubahan nilai-nilai budaya dan perilaku utama yang menjadi landasan dalam memacu kinerja prima dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan perilaku inilah yang dijadikan insan Bank X sebagai panduan moral dalam berperilaku, bertindak dan mengambil keputusan. Bank X merumuskan lima nilai budaya baru yang menjadi pedoman seluruh insan Bank X, yaitu TIPCE, yang penjabarannya adalah sebagai berikut; Trust (Kepercayaan), Integrity (Integritas), Profesionalism (Profesionalisme), Costumer Focus (Fokus pada pelanggan) dan Excellence (Kesempurnaan). Agar nilai-nilai budaya yang telah dirumuskan dapat diterapkan oleh seluruh insan Bank X, dan akhirnya menjadi budaya yang menjadi ciri khas, maka nilai-nilai budaya tersebut harus diterjemahkan ke dalam bentuk perilaku yang nyata. Penerapan nilanilai budaya secara konsisten dan terus menerus dalam setiap perilaku 16 Ibid., hal. 261.

5 akan mewujudkan budaya Bank X yang kokoh, yang secara positif akan menghasilkan kinerja prima. Bank X menetapkan 10 perilaku utama yang dilandasi nilai-nilai budaya Bank X, nilai-nilai tersebut antara lain, Trust (kepercayaan) yang meliputi saling menghargai dan bekerjasama; jujur, tulus dan terbuka; Integrity (integritas) yang meliputi disiplin dan konsisten; berpikir, berkata dan bertindak terpuji; Profesionalism (profesionalisme) yang meliputi kompeten dan bertanggung jawab; memberikan solusi dan hasil terbaik; Costumer Focus (fokus pada pelanggan) yang meliputi inovatif, proaktif dan cepat tanggap; mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan; kemudian budaya yang terkahir yaitu Excellence (kesempurnaan) yang meliputi orientasi pada nilai tambah dan perbaikan terus menerus; dan peduli lingkungan. Dari tahun 2005 hingga tahun 2008, Bank X melakukan sosialisasi ke internal perusahaan mengenai nilai-nilai budaya dan perilaku utama tersebut, agar dapat diimplementasikan dalam kinerja seluruh insan Bank X. Kemudian pada tahun 2008, Bank X memasuki tahapan Outperform the Market, yakni nilai-nilai budaya dan perilaku yang dianut oleh seluruh insan Bank X diimplementasikan kepada khalayak luas berupa pelayanan yang berkualitas. Kemudian pada tahun itu juga, Bank X memandang perlu untuk mewujudkan jati dirinya melalui visualisasi tampilan dengan mengganti logo yang modern, lebih berkelas, menonjol serta selalu lekat dalam ingatan dan perubahan slogan Bank X. Transformasi Bank X yang meliputi perubahan nilai-nilai budaya dan perilaku utama serta perubahan logo dan slogan, merupakan upaya Bank X untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Penerapan nilai-nilai budaya dan perilaku utama secara konsisten dan terus menerus dalam setiap perilaku dan pengambilan keputusan bertujuan unutk mewujudkan budaya Bank X yang kokoh, yang secara positif menghasilkan akan menghasilkan kinerja prima. Penerapan nilai-nilai budaya dan perilaku

6 utama ini dimaksudkan agar dapat dirasakan oleh khalayak luas berupa pelayanan yang semakin baik. Dalam Bank Service Excellence Monitor (BSEM) 2008/2009, hasil riset Marketing Research Indonesia (MRI) menempatkan Bank X di posisi terdepan dalam hal pelayanan prima.bank X menguasai hampir seluruh aspek pelayanan yang bersentuhan langsung dengan nasabah. Bank X unggul di satuan pengamanan (satpam), teller, dan layanan telepon cabang sehingga banking hall dan ruang pelayanan nyaris sempurna. 17 Peringkat pertama Bank X dalam hal pelayanan prima, tidak terlepas dari proses sosialisasi nilai-nilai budaya terhadap karyawan internal Bank X yang berjalan dari tahun 2005 hingga 2008. Proses sosisalisasi tersebut mencakup aspek komunikasi yang dijalankan oleh humas Bank X. Bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan humas Bank X dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya baru perusahaan, adalah Majalah internal, Gathering, Surat resmi dari manajemen, Intranet dan SMS yang dikirmkan ke telepon genggam seluruh karyawan. Majalah internal Bank X, yang bernama Majalah Mandiri bertujuan untuk memberikan informasi mengenai peraturan atau kebijakan dan kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada seluruh karyawan yang bekerja di Bank X. Pada saat sosialisasi nilai-nilai budaya, Majalah Mandiri menjadi alat sosialisasi yang digunakan humas karena dikonsumsi oleh seluruh karyawan Bank X. Selama periode tiga tahun sosialisasi internal perusahaan, humas Bank X terus menerus menanamkan nilai-nilai budaya TIPCE melalui Majalah Mandiri tersebut. Majalah Mandiri merupakan satu-satunya alat sosialisasi yang dinamis dan mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan perusahaan terkait dengan sosialisasi perubahan budaya TIPCE. Majalah Mandiri terbit dengan frekuensi dua minggu sekali yang disebarkan ke seluruh karyawan yang berjumlah 22.014 orang di seluruh Indonesia. Setiap edisinya, oplah Majalah Mandiri yang disebarkan ke seluruh karyawan Bank Mandiri di seluruh Indonesia adalah sebanyak 17 Info Bank, Mstery Shopper di Balik BSEM 2008/2009, (Mei 2009), hal. 18.

7 10.000 eksemplar. Untuk pendistribusiannya, isi dari materi Majalah Mandiri yang dibuat oleh konsultan diserahkan ke percetakan setelah mendapat bimbingan dan persetujuan dari pihak Bank X. Proses cetak hingga majalah dikirim, adalah selama dua hari. Kemudian Majalah Mandiri dipilah-pilah berdasarkan alamat dan jumlah seluruh cabang di Indonesia dan unit kerja di kantor pusat Bank X oleh percetakan. Setelah itu, percetakan mengirim pengepakan yang sudah berlabel alamat ke kantor pusat Bank X bagian ekspedisi, untuk di distribusikan ke seluruh Indonesia dan Kantor Pusat. Majalah Mandiri diharapkan dapat mengubah sikap karyawan terhadap transormasi budaya Bank X, sehingga dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan bekerja. Diharapkan apabila karyawan mendapatkan informasi yang cukup dari Majalah Mandiri, maka akan semakin mempengaruhi sikap karyawan terhadap transformasi budaya Bank X. Terkait dengan penelitian yang dilakukan Marketing Research Indoneisa yang telah disebutkan diatas, tidak lepas dari fungsi komunikasi yang dilakukan humas Bank X dalam membentuk sikap karyawan terhadap sosialisasi nilai-nilai budaya yang diterapkan karyawan menjadi menjadi pelayanan yang prima. Dari penjelasan diatas maka permasalahan yang akan dikaji peneliti adalah: 1. Sejauh mana efektivitas Majalah Mandiri bagi karyawan PT Bank X? 2. Sejauh mana pembentukan sikap karyawan terhadap transformasi budaya Bank X (TIPCE)? 3. Bagaimana efektivitas Majalah Mandiri bagi karyawan dalam mempengaruhi sikap karyawan terhadap transformasi budaya Bank X?

8 I.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui efektivitas Majalah Mandiri bagi sikap karyawan PT Bank X 2. Mengetahui pembentukan sikap karyawan terhadap transformasi budaya Bank X (TIPCE) 3. Mengetahui efektivitas Majalah Mandiri bagi karyawan dalam mempengaruhi sikap karyawan terhadap transformasi budaya Bank X I.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat akademik Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana mengkaji efektivitas majalah internal suatu perusahaan terhadap sikap khalayak internalnya dan bagaimana humas sebuah perusahaan dapat menerapkan konsep-konsep kehumasan dalam mengelolah majalah internal agar menjadi efektif bagi khalayak internal perusahaan. Dalam majalah internal aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah ramuan isi, pengemasan informasi, format media, distribusi dan frekuensi. Kemudian dapat dikatakan bahwa majalah internal yang efektif dan memenuhi keseluruhan aspek tersebut akan mempengaruhi sikap karyawan terhadap perusahaan. 1.4.2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini memberikan masukan bagi perusahaan mengenai pentingnya sosialisasi yang efektif terhadap pembentukan sikap karyawan untuk mencapai tujuan komunikasi. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan landasan bagi penelitian selanjutnya mengenai media internal yang dilakukan Bank X di masa yang akan datang dan dapat dijadikan acuan bagi pihak Bank X untuk mengetahui sejauh mana efektivitas media internal terhadap pembentukan sikap karyawan mengenai sosialisasi tranformasi budaya.