BAB V PEMBAHASAN. tentang kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gender kelas VII C MTs Darul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. sesuai temuan penelitian tersebut yang akan dibahas sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. Dengan memperhatikan fokus penelitian pada BAB I serta hasil

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara terhadap 6 siswa dengan

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Problem Solving. Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun peneliti sebelumnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. standar isi menyatakan bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN dalam tahun-2006.pdf diakses 25 Februari 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan beberapa siswa SMA kemala Bhayangkari Surabaya kelas XII pada tanggal 17 April

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2016 dengan tujuan untuk

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar.

BAB I PENDAHULUAN. dihafal dan juga tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HALAMAN JUDUL JURNAL SKRIPSI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN ENDED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

BAB V PEMBAHASAN. Analisis Berpikir Visual Siswa Laki-laki Dalam

BAB V PEMBAHASASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

P 1 Proses Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar (SD) Berkemampuan Matematika Tinggi Dalam Pemecahan Masalah Matematika Terbuka

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian dengan judul Karakteristik Berpikir Kreatif Dalam

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Respon Siswa Terhadap Masalah Matematika

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. dengan setting pembelajaran kooperatif dan ditinjau berdasarkan jenis

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. Sekolah ini berada di sebelah Kantor Kepala Desa yang merupakan pusat desa.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

IMPLEMENTASI SCAFFOLDING UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH LINGKARAN

BAB V PEMBAHASAN. komunikasi matematis peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre

BAB V PEMBAHASAN. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII-C Dalam Menyelesaikan

BAB IV HASIL PENELITIAN. lokasi penelitian yaitu di MAN Kunir Blitar yang beralamatkan di Jl. Pondok

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kegagalan pendidikan berakibat pada kegagalan suatu bangsa, sebaliknya

Kata Kunci: Pohon Matematika, Berpikir kreatif

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan.

Pendahuluan. Elsa Yuli Kurniawati et al., Analisis Pola Berpikir...

PENJENJANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN IDENTIFKASI TAHAP BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN DAN MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bangsa. Melalui pendidikan akan lahir generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Model Problem Based Learning (PBL)

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK DI MTS FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN MELALUI PEMBERIAN SOAL OPEN-ENDED

BAB V PEMBAHASAN. A. Bagaimana Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak bangku SD sampai perguruan tinggi, bahkan mungkin sejak play group

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

Kata kunci: komunikasi matematis, perbedaan gender, faktor penyebab

BAB V PEMBAHASAN. tentang Identifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam proses pembelajaran bukanlah semata-mata untuk

ISSN: Volume 3, Nomor 1, Mei-Oktober 2016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Representasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Pendidikan juga merupakan sarana vital dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan yang membangun, mempertimbangkan informasi-informasi baru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara, peneliti mengetahui hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya, yaitu tentang kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gender kelas VII C MTs Darul Huda Wonodadi Blitar dalam menyelesaikan masalah open ended berkaitan dengan materi bangun datar segi empat. Diperoleh data sebagai berikut: Siswa laki-laki dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif 4 (sangat kreatif), dapat memenuhi indikator berpikir kreatif kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan, yaitu siswa dapat memunculkan lebih dari satu alternatif jawaban dan menyelesaikan maupun menjelaskan jawabannya dengan lancar, selain itu ketika diwawancarai peneliti dia juga mampu memberikan jawaban lain yang tidak biasa dilakukan oleh siswa lain. Siswa sangat kreatif ini sangat memperhatikan rumus dan konsep terdahulu yang ia anggap sangat mudah. Lalu ia juga mempertimbangkan sifat-sifat operasi dan penggunaan simbol. Serta sumber idenya berasal dari pengalaman belajar di kelas dan lingkungannya. Ia menganggap soal tipe open ended sangat menyenangkan karena ada kebebasan untuk menjawab soal dan membuat soal sendiri tanpa harus ada tuntutan sesuai prosedur. Kemudahan cara yang digunakan dalam menyelesaikan soal ini selain memanfaatkan pemikiran logis (logika). Siswa sangat kreatif ini mempertimbangkan cara yang mudah dan sederhana atau praktis. Meskipun kemungkinan sulit dipahami oleh siswa lain, tetapi tujuan utama untuk mencari solusi jawaban sudah tercapai. Siswa sangat kreatif lancar dan fasih dalam menghasilkan cara lain untuk menyelesaikan soal. Ia masih tidak mengalami kesulitan dalam mencari cara lain untuk menyelesaikan soal. Siswa sangat kreatif mengerjakan soal dengan cukup teliti.

Siswa laki-laki dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif 3 ( kreatif), dapat memenuhi indikator berpikir kreatif kefasihan dan fleksibilitas, yaitu siswa dapat memunculkan lebih dari satu alternatif jawaban dan menyelesaikan maupun menjelaskan jawabannya dengan lancar. Tapi belum mampu memenuhi indikator kebaruan dalam menjawab atau memecahkan soal. Siswa kreatif ini dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan rumus yang telah dia ketahui sbelumnya. Siswa kreatif menjawab soalnya dengan benar tapi tidak menunjukkan cara yang baru, meski begitu ia dapat menunjukkan cara yang lain untuk menyelesaikan masalah. Pada siswa tingkat ini dorongan dan keyakinan untuk menyelesaikan soal dengan cara lain cukup kuat. Siswa laki-laki dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif 2 dan 1 (cukup kreatif dan kurang kreatif), memiliki kesamaan dalam menyelesaikan masalahnya, dan dapat memenuhi indikator berpikir kreatif kefasihan, yaitu siswa dapat menyelesaikan maupun menjelaskan jawabannya dengan lancar. Dia menyelesaikan jawabannya dengan cara menggunakan rumus yang dianggap mudah dan diingat pada saat itu. Meski begitu, namun siswa yang cukup kreatif dapat menemukan cara baru walaupun sebelumnya terdapat kesalahan untuk memperbaiki jawabnnya, dia Ia masih merasa kesulitan, tapi dapat diatasi walaupun dia sedikit mempertimbangkan pendapat teman untuk menentukan langkah penyelesian. Siswa cukup kreatif dan kurang kreatif menyelesaikan soal dengan benar. Keduanya memiliki dorongan yang kurang kuat untuk mencari cara lain dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa siswa dengan jenis kelamin laki-laki mayoritas memenuhi indikator kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Siswa dapat menemukan penyelesaian yang tepat dan menjelaskan dengan lancar, dapat memunculkan lebih dari satu alternatif jawaban, serta mampu menyelesaikan soal dengan metode baru yang sebelumnya belum pernah digunakan oleh siswa lain.

Siswa perempuan dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif 4 (sangat kreatif), dapat memenuhi indikator berpikir kreatif kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan, yaitu siswa dapat memunculkan lebih dari satu alternatif jawaban dan menyelesaikan maupun menjelaskan jawabannya dengan lancar, selain itu ketika diwawancarai peneliti dia juga mampu memberikan jawaban lain yang tidak biasa dilakukan oleh siswa lain. Siswa sangat kreatif mengerjakan soal dengan teliti, sehingga tidak terdapat kesalahan dalam langkah-langkah menyelesaikan soal dan yakin dengan jawaban yang diberikan. Terdapat dorongan untuk menyelesaikan soal berupa keyakinan dan tantangan. Siswa perempuan dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif 3 ( kreatif), dapat memenuhi indikator berpikir kreatif kefasihan dan fleksibilitas, yaitu siswa dapat memunculkan lebih dari satu alternatif jawaban dan menyelesaikan maupun menjelaskan jawabannya dengan lancar. Tapi belum mampu memenuhi indikator kebaruan dalam menjawab atau memecahkan soal. Siswa kreatif menyelesaikan soal dengan berdasarkan informasi yang terdapat di dalam soal, dia menemukan rumus yang diketahui dari materi yang baru saja dipelajari dan sedikit memperhatikan konsep terdahulu. Siswa kreatif pertimbangannya bersifat intuitif (perasaan) karena ia tidak yakin apabila hanya menggunakan rumus yang praktis, ia juga mempertimbangkan bagaimana menuliskan prosedur penyelesaian yang juga dapat dipahami oleh orang lain, sehingga tidak sekedar menemukan solusi saja. Siswa perempuan dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif 2 (cukup kreatif), memenuhi indikator fleksibilitas. Siswa dapat memunculkan lebih dari satu alternatif jawaban, meskipun tidak selalu menemukan cara baru untuk menyelesaikan soal. dia menggunakan rumus yang diingat dan dihafal tanpa memperhatikan konsep yang telah ada sebelumnya. Namun dia bisa menggunakan alternatif cara lain untuk menyelesaikan soal.

Siswa perempuan dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif 1 (kurang kreatif), memenuhi indikator kefasihan. Siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar, meskipun tidak selalu dapat menemukan alternatif jawaban lain. Siswa kurang kreatif hanya menggunakan rumus yang diingat. Selain itu pertimbangan pendapat teman untuk menentukan langkah penyelesaian karena ia masih bingung bagaimana untuk menentukan langkah awal untuk penyelesaian. Hal ini disebabkan karena ia sulit memahami soal tipe open ended. Ia hanya menggunakan cara pada umumnya yang dia anggap mudah. Siswa kurang kreatif menyelesaikan soal dengan benar, tetapi ada langkah yang terlewat, serta tidak cepat dalam memperbaiki jawaban yang salah. Siswa kurang kreatif ini, sering mangalami kesulitan dan kurang lancar untuk menyelesaikan soal. Hal ini juga dapat terlihat pada lembar jawaban ada jawaban yang belum terselesaikan. Juga dilihat dari waktu yang cukup lama dalam memunculkan alternatif jawabannya. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa siswa dengan jenis kelamin perempuan mayoritas memenuhi indikator kefasihan dan fleksibilitas. Siswa dapat menemukan penyelesaian yang tepat dan menjelaskan dengan lancar, dapat memunculkan lebih dari satu alternatif jawaban. Tetapi tidak mampu menyelesaikan soal dengan metode baru yang sebelumnya belum pernah digunakan oleh siswa lain. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari temuan kemampuan berpikir kreatif, maka dapat disimpulkan, bahwa siswa laki-laki cenderung memiliki kemampuan berpikir kreatif kefasihan yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam jumlah yang banyak dan benar, fleksibilitas yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berbeda serta kebaruan yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan satu atau beberapa jawaban yang tidak biasa dilakukan

oleh individu pada tingkat kemampuannya 1, sedangkan untuk siswa perempuan cenderung memiliki kemampuan berpikir kreatif kefasihan yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam jumlah yang banyak dan benar dan fleksibilitas yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berbeda. Secara umum, karena siswa di kelas VII C MTs Darul Huda termasuk siswa dengan nilai rata rata menengah ke atas, menurut penelitian Ratna Hidayah, pada siswa berkemampuan tinggi cenderung merencanakan penerapan ide dengan produktif dan lancar. Hal ini juga terlihat dalam penelitian ini pada subjek sangat kreatif ia dapat memberikan penyelesaian benar yang lebih dari satu cara penyelesaian. Sementara itu dalam penelitian Ratna, kecenderungan dalam menghasilkan ide, mereka lebih fasih dan fleksibel daripada siswa cukup kreatif dan kurang kreatif 2. Sementara dalam penelitian ini, pada siswa dengan tingkat kemampuan tinggi mampu menyelesaikan soal secara fasih dan fleksibel. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa lakilaki lah yang lebih kreatif dibandingkan dengan siswa perempuan, karena dalam hal ini, siswa laki-laki mampu memenuhi ketiga indikator dari Siswono, yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Sedangkan siswa perempuan hanya memenuhi dua indikator saja, yaitu kefasihan dan fleksibiltas. 1 Tatag Y. E. Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hal. 23 2 Ratna Hidayah, Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Tipe Open Ended Materi Persamaan Kuadrat Pada Kelas X Unggulan IPA 1 MAN Tulungagung 1, (IAIN: Skripsi tidak diterbitkan, 2016).