commit to user BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "commit to user BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan istilah yang sudah banyak dikenal orang, baik dikalangan orang-orang awam, akademisi, maupun ahli-ahli psikologi dan pendidikan. Berpikir adalah suatu hal yang dipandang biasa-biasa saja yang diberikan Allah kepada manusia. Tetapi dengan berpikir, manusia menjadi makhluk yang dimuliakan. Berpikir mendasari hampir semua tindakan manusia dan interaksinya. Salah satu jenis berpikir yaitu berpikir kreatif. Berpikir kreatif sangat diperlukan pada setiap bidang kehidupan khususnya matematika. Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum. Pehkonen (dalam Abdul Aziz Saefudin, 2011: 21) menyatakan bahwa berpikir kreatif sebagai kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang berdasarkan pada intuisi dalam kesadaran. Dengan demikian, logika dan intuisi digunakan dalam berpikir kreatif secara bersama-sama. Tingkat berpikir kreatif seseorang dapat dipandang sebagai suatu rangkaian yang dimulai dari tingkat terendah sampai tertinggi. Menurut Silver (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2008: 23) menjelaskan ada tiga indikator yang dinilai dalam berpikir kreatif adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas, dan kebaruan (novelty). Ketiga indikator tersebut sangat mempengaruhi tingkat berpikir kreatif. Tingkat berpikir kreatif ini terdiri dari 5 tingkat sebagai berikut: (a) tingkat 4 (sangat kreatif) yaitu siswa mampu menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan masalah matematika, (b) tingkat 3 (kreatif) yaitu siswa mampu menunjukkan kefasihan dan kebaruan atau kefasihan dan fleksibilitas dalam memecahkan masalah, (c) tingkat 2 (cukup kreatif) yaitu siswa mampu menunjukkan kebaruan atau fleksibilitas dalam memecahkan masalah, (d) tingkat 1 (kurang kreatif) yaitu siswa mampu menunjukan kefasihan dalam memecahkan masalah, dan (e) tingkat 0 (tidak kreatif) yaitu siswa tidak mampu menunjukan ketiga indikator berpikir kreatif. 1

2 Berpikir kreatif sering dikaitkan dengan pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan pemecahan masalah memerlukan aktivitas berpikir, salah satunya yaitu aktivitas berpikir kreatif. Salah satu pemecahan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari bisa dikatakan sebagai pemecahan masalah kontekstual, yaitu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, dari sesuatu yang menghambat untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan bukanlah kegiatan menghafal, mengingat fakta-fakta, mendemonstrasikan latihan secara berulang akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, pemecahan masalah dipandang sangat penting karena mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang diyakini dapat ditransfer atau digunakan siswa ketika menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian pendahuluan terlebih dahulu untuk mengetahui secara umum apakah permasalahan mengenai tingkat berpikir kreatif dalam pemecahan masalah ada atau tidak. Penelitian pendahuluan dilakukan pada 17 januari 2013 dengan memberikan tes tertulis mengenai pemecahan masalah aritmatika sosial kepada seorang siswa SMP kelas VII dengan berinisial IA. Hasil penelitian pendahuluan yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Berdasarkan hasil penelitian pendahulu, siswa berinisial IA dalam pemecahan masalah aritmatika sosial yaitu dapat menyebutkan hal-hal yang diketahui dan ditanya, tetapi tidak dapat memberikan jawaban masalah yang beragam dan benar. Selain itu, siswa berinisial IA tidak dapat membuat rencana pemecahan dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Berdasarkan hal tersebut, siswa berinisial IA berada pada tingkat berpikir kreatif 0. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa berinisial IA tidak mampu memecahkan masalah padahal seharusnya dalam tingkat berpikir kreatif, siswa diharuskan memberikan jawaban beragam, dan bernilai benar dalam memecahkan masalah. Hal lain yang menarik yaitu dimana siswa berinisial IA tidak menggunakan persentase dalam pemecahan masalah aritmatika sosial, meskipun persentase telah diajarkan disekolah. 2

3 Salah satu yang mempengaruhi berpikir kreatif adalah motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan suatu perbuatan. Pada dasarnya motivasi merupakan suatu keinginan, niat, kebutuhan, atau kemauan yang ada di dalam diri siswa. Keinginan ini yang menentukan apakah suatu perbuatan dimulai, diteruskan, dibawa ke arah tertentu, dan akhirnya dihentikan (Suharnan, 2011: 100). Oleh karena itu, pengaruh motivasi pada diri siswa tidak dapat diabaikan terkait berpikir kreatif siswa dalam pemecahan masalah. Menurut Yunus dan Ali (2009), motivasi siswa sangat berpengaruh terhadap pemecahan masalah matematika. Motivasi yang dimiliki siswa dapat merangsang dalam memecahkan masalah. Siswa akan merasa bangga jika mampu memecahkan masalah. Rasa bangga yang dimiliki siswa dapat mendorong motivasi siswa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika. Perbedaan gender mempengaruhi motivasi siswa, Meece (2006) mengemukakan bahwa motivasi siswa masih ada perbedaan dalam gender. Selain itu, Potur (2009) mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara gender melalui berpikir kreatif. Menurut Zhu (2007), terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam strategi pemecahan matematika. Secara umum, perbedaan gender antara anak laki-laki cenderung memiliki pencapaian bidang matematika daripada anak perempuan (Meece, 2006). Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melihat bagaimana profil tingkat berpikir kreatif siswa SMP dalam pemecahan masalah ditinjau dari motivasi dan gender. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa SMP laki-laki motivasi tinggi 2. Bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa SMP perempuan motivasi tinggi 3

4 3. Bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa SMP laki-laki motivasi sedang 4. Bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa SMP perempuan motivasi sedang 5. Bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa SMP laki-laki motivasi rendah 6. Bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa SMP perempuan motivasi rendah C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1. Tingkat berpikir kreatif siswa SMP laki-laki dalam pemecahan masalah tinggi. 2. Tingkat berpikir kreatif siswa SMP perempuan dalam pemecahan masalah tinggi. 3. Tingkat berpikir kreatif siswa SMP laki-laki dalam pemecahan masalah sedang. 4. Tingkat berpikir kreatif siswa SMP perempuan dalam pemecahan masalah sedang. 5. Tingkat berpikir kreatif siswa SMP laki-laki dalam pemecahan masalah rendah. 6. Tingkat berpikir kreatif siswa SMP perempuan dalam pemecahan masalah rendah. 4

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis Memberikan sumbangan pengetahuan pada pendidikan matematika, sehubungan dengan tingkat berpikir kreatif. 2. Manfaat secara praktis Memberikan informasi kepada guru matematika mengenai tingkat berpikir kreatif siswa kelas VII SMP. Hal ini bermanfaat bagi guru dalam merancang strategi pembelajaran mengenai berpikir kreatif yang akan diterapkan di kelas. 5

BAB V PEMBAHASAN. tentang kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gender kelas VII C MTs Darul

BAB V PEMBAHASAN. tentang kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gender kelas VII C MTs Darul BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara, peneliti mengetahui hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya, yaitu tentang kemampuan berpikir

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam

BAB V PEMBAHASAN. penelitian mengenai Analisis Kreativitas Siswa Kelas VII A Dalam BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan penjenjangan nilai dalam menganalisis tingkat kreativitas siswa, karena peneliti mempunyai anggapan bahwa kreativitas tidak dapat diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dalam tahun-2006.pdf diakses 25 Februari 2013.

BAB I PENDAHULUAN dalam  tahun-2006.pdf diakses 25 Februari 2013. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini arus perkembangan teknologi semakin tidak terbendung. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari berkembangnya ilmu matematika. Matematika merupakan ilmu universal

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP Vivin Septiana Riyadi Putri 1, Pradnyo Wijayanti 2 Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah. IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN Ahmadi 1, Asma Johan 2, Ika Kurniasari

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau jawaban rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya yaitu tentang bagaimana tingkat berpikir kreatif siswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa profil penalaran kreatif siswa SMP dalam menyelesaikan masalah bangun

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Dengan memperhatikan fokus penelitian pada BAB I serta hasil

BAB VI PENUTUP. Dengan memperhatikan fokus penelitian pada BAB I serta hasil BAB VI PENUTUP A. Simpulan Dengan memperhatikan fokus penelitian pada BAB I serta hasil pembahasan pada BAB IV maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan intelektual dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dewasa akan mempengaruhi kehidupan masing-masing. keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dewasa akan mempengaruhi kehidupan masing-masing. keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu bagian penting dari setiap manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan yang ditempuh sejak lahir sampai dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kemampuan berpikir kreatif menjadi sebuah tuntutan seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan kehidupan yang harus dihadapi manusia. Kemampuan berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif) BAB V PEMBAHASAN A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel Lingkaran 1. Siswa dengan Kemampuan Matematika Tinggi Memiliki Tingkat Berpikir Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif) Dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Problem Solving. Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Problem Solving. Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh 111 BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Problem Solving Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya, yaitu George Polya. Menurut Polya, dalam memecahkan suatu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Setiap manusia pada dasarnya memiliki kreativitas, namun

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara terhadap 6 siswa dengan

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara terhadap 6 siswa dengan BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis tes dan wawancara terhadap 6 siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda, peneliti menemukan bahwa berpikir kreatif siswa pada setiap tingkatan kemampuan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini yang menyebabkan matematika

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD Azizah Imtichanah 158620600201/Semester 6/Kelas A4/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo azizahimtichanah1005@gmail.com

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan.

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan. BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan. Paradigma baru pendidikan lebih menekankan kepada peserta didik sebagai manusia aktif dan kreatif

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun peneliti sebelumnya, yaitu

BAB V PEMBAHASAN. jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun peneliti sebelumnya, yaitu BAB V PEMBAHASAN A. Berpikir kreatif siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal cerita materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Berdasarkan hasil tes dan wawancara, peneliti mengetahui hasil atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Berpikir Kreatif Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Umumnya orang menghubungkan kreatif dengan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa

Lebih terperinci

P 1 Proses Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar (SD) Berkemampuan Matematika Tinggi Dalam Pemecahan Masalah Matematika Terbuka

P 1 Proses Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar (SD) Berkemampuan Matematika Tinggi Dalam Pemecahan Masalah Matematika Terbuka P 1 Proses Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar (SD) Berkemampuan Matematika Tinggi Dalam Pemecahan Masalah Matematika Terbuka Abdul Aziz Saefudin Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihafal dan juga tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter

BAB I PENDAHULUAN. dihafal dan juga tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan perwujudan individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,

Lebih terperinci

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) Abdul Aziz Saefudin Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar isi menyatakan bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. standar isi menyatakan bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS Sulistiyawati 1, Susanah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1 email: sulistiyawati34@gmail.com 1, susanah.alfian@gmail.com 2 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY Tatag Yuli Eko Siswono 1 Whidia Novitasari 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY Tatag Yuli Eko Siswono 1 Whidia Novitasari 2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY Tatag Yuli Eko Siswono 1 Whidia Novitasari 2 Kurikulum 2006, mengamanatkan pentingnya mengembangkan kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau dari seluruh aspek kehidupan, kebutuhan akan kreativitas sangatlah penting. Seperti yang dikatakan oleh Munandar dalam bukunya (1999:6) kreativitas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURHIDAYATI NIM F04209007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya sehingga mampu menghadapi perubahan yang terjadi. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, tidak terlepas dari peran matematika sebagai salah ilmu dasar. Perkembangan yang sangat cepat itu sebanding

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP Lisliana, Agung Hartoyo, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: lisliana05@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mendasari pada ilmu-ilmu yang lain. Cabang ilmu matematika seperti teori peluang, matematika diskrit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana dan alat yang tepat dalam membentuk masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan disiplin ilmu yang sifatnya terstruktur dan terorganisasi dengan baik, mulai dari konsep atau ide yang tidak terdefinisi sampai dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan bangsa dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia sampai sekarang peranan matematika dianggap penting. Matematika berbeda dengan ilmu lain. Meteri matematika bersifat kreatif, menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan akan diiringi dengan perkembangan teknologi, hal serupa juga ditemukan jika teknologi berkembang dengan baik maka akan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai komunikasi matematis secara tertulis siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini berkembang sangat pesat. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik permasalahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang mampu mengembangkan diri dan memiliki kreativitas yang tinggi. Siswa yang memiliki kreativitas

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN:

PROSIDING ISSN: PM-33 PROSES BERPIKIR KREATIF DALAM PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI-AP4 SMK NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Maya Kristina Ningsih 1), Imam Sujadi 2),

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014 Volume No 1 Tahun 201 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume No 2 Tahun 201 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Agatra Prima 1, Susanah 2 Jurusan

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED DENGAN TAHAP CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan nasional. Menghadapi proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi. Matematika memberikan peran penting dalam penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Emilda Mustapa. 1, Sri Hastuti Noer 2, Rini Asnawati 2 emildamustapa@gmail.com 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas

Lebih terperinci

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar.

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar. Agency Wai Rinda 1), Rahmat Syam 2) Ilham Minggi 3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peran sangat sentral dalam membentuk pola pikir siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peran sangat sentral dalam membentuk pola pikir siswa, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peran sangat sentral dalam membentuk pola pikir siswa, karena dalam matematika siswa dibekali dengan berbagai kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK A. Kajian Teori 1. Deskripsi konseptual a. Berpikir kreatif Santrock (2011) mengemukakan bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan peserta didik. Diantara keduanya terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian tentang tingkat berpikir kreatif siswa kelas IX dalam memngerjakan soal open ended ditinjau dari tipe kepribadiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir secara umum diartikan sebagai proses yang intens untuk memecahkan masalah dengan menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Materi SPLDV Dalam menganalisis proses berpikir kreatif siswa ada beberapa teori salah satunya yaitu teori Wallas. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama secara efektif. Sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama secara efektif. Sumber daya manusia yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan untuk bekerja sama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Hal ini sesuai

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Hal ini sesuai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi pembangunan bangsa dan negara karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Tomi Tridaya Putra 1), Irwan 2), Dodi Vionanda 3) 1) FMIPA Universitas Negeri Padang E-mail: tomi_tridaya@ymail.com 2,3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kreativitas diperlukan setiap individu untuk menghadapi tantangan dan kompetisi yang ketat pada era globalisasi sekarang ini. Individu ditantang untuk mampu

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI BANGUN DATAR

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI BANGUN DATAR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI BANGUN DATAR Sasmita, Bambang Hudiono, Asep Nurasangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email : sasmita_mita70@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut dapat

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: DANIK RATNAWATI Dibimbing oleh : 1. Drs. Darsono, M.Kom. 2. Feny Rita Fiantika, S.Pd.

JURNAL. Oleh: DANIK RATNAWATI Dibimbing oleh : 1. Drs. Darsono, M.Kom. 2. Feny Rita Fiantika, S.Pd. JURNAL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMPN 1 PAPAR KELAS VII MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MATHEMATICAL CREATIVE THINKING SKILL OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa adalah berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan baik. Dewasa ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan perubahan pola pikir dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan perubahan pola pikir dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat. Hal ini terlihat dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Pada bab IV dijelaskan mengenai deskripsi data yang diperoleh dalam penelitian ini serta hasil analisis data yang telah dilakukan. Adapun pembahasannya adalah sebagai

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA Dini Hardaningsih 1, Ika Krisdiana 2, dan Wasilatul Murtafiah 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. sesuai temuan penelitian tersebut yang akan dibahas sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. sesuai temuan penelitian tersebut yang akan dibahas sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Berikut ini pembahasan mengenai tingkat berpikir siswa berdasarkan gender sesuai temuan penelitian tersebut yang akan dibahas sebagai berikut: Berikut ini paparan data mengenai tingkat

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang 9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu sendiri ialah segala sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia dan apabila tidak terpenuhi maka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis, rasional,

Lebih terperinci

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang timbul akibat adanya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Sains (IPTEKS) dimana semakin pesat yaitu bagaimana kita bisa memunculkan Sumber Daya

Lebih terperinci

PENJENJANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN IDENTIFKASI TAHAP BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN DAN MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA

PENJENJANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN IDENTIFKASI TAHAP BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN DAN MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA PENJENJANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN IDENTIFKASI TAHAP BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN DAN MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA Idrus Alhaddad Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI WHAT S ANOTHER WAY? PADA MATA KULIAH ILMU BILANGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI WHAT S ANOTHER WAY? PADA MATA KULIAH ILMU BILANGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI WHAT S ANOTHER WAY? PADA MATA KULIAH ILMU BILANGAN Dwi Erna Novianti* Penelitian ini dilakukan pada mata kuliah Ilmu Bilangan pada mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII E SMP Negeri 3 Patebon Kendal Pokok Bahasan Balok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan matematika

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan matematika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting yang mencakup dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan matematika mengajarkan cara berpikir logis, sistematis,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP N I Sidoharjo Wonogiri) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK di SMP NEGERI 1 Wonosari Kelas VIII ) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan yang membangun, mempertimbangkan informasi-informasi baru

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan yang membangun, mempertimbangkan informasi-informasi baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, pembelajaran matematika memusatkan pada keterlibatan siswa secara aktif. Tetapi pada kenyataannya pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan merupakan salah hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka siswa akan memiliki rasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran integrasi dari sejarah, ekonomi, geografi, dan masalah-masalah sosial. Kebanyakan pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah menuntut kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga kita harus mempersiapkan sumber daya

Lebih terperinci

JURNAL IMPLEMENTASI TEORI TENTANG TINGKAT BERFIKIR KREATIF DALAM MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR

JURNAL IMPLEMENTASI TEORI TENTANG TINGKAT BERFIKIR KREATIF DALAM MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR JURNAL IMPLEMENTASI TEORI TENTANG TINGKAT BERFIKIR KREATIF DALAM MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR IMPLEMENTATION OF THE THEORIES ABOUT THE LEVEL OF CREATIVE THINGKING IN MATHEMATICS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang terus berusaha meningkatkan keterbatasan dirinya, keterbatasan pikirannya dan keterbatasan tradisinya yang mengikatnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Guru sebagai agen pembelajaran merasa terpanggil untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut adalah mengoptimalkan

Lebih terperinci