BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran yang dituturkan oleh penutur yang kemudian ditanggapi oleh petutur dalam suatu konteks tertentu. Aktifitas yang dilakukan tersebut dinamakan dengan percakapan. Percakapan dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mengekspresikan perasaan atau bertukar pikiran dalam menyampaikan suatu informasi melalui suatu tuturan atau tindak tutur. Tindak tutur dilakukan oleh partisipan bicara untuk dapat mengekspresikan ujaran yang dituturkan melalui suatu tindakan. Tindak tutur mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai pernyataan, penegasan, permintaan, penawaran, ajakan dan lain-lain. Tindak tutur terbagi menjadi tiga jenis yaitu tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi. Dilihat dari fungsi tindak ilokusi, Searle (1975) mengklasifikasikan tindak ilokusi menjadi lima bagian, yaitu tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif. Dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas satu bagian saja yaitu tindak ilokusi asertif. Dalam mengungkapkan suatu pernyataan, seringkali adanya kesalahpahaman tindak tutur pada salah satu partisipan bicara. Biasanya apabila salah satu partisipan bicara menuturkan ujaran tidak berdasarkan prinsip kerjasama, maka dapat berakibat terjadinya kesalahpahaman antar penutur dan petutur. Kesalahpahaman yang terjadi bisa mengakibatkan rusaknya hubungan 1
antar partisipan bicara, misalnya petutur dapat merasa tersinggung dan memberikan penilaian yang buruk atas pribadi penutur. Selain itu, seringkali penutur menggunakan makna tersirat dalam sebuah tuturan sehingga pesan yang dimaksud tidak tersampaikan secara akurat kepada petutur. Kesalahpahaman tersebut dapat dihindari apabila para partisipan bicara dapat memahami tentang makna yang tersirat pada suatu percakapan yang disebabkan oleh pelanggaran prinsip kerja sama, yang disebut dengan implikatur percakapan. Implikatur percakapan dapat dilakukan apabila salah satu partisipan bicara pada saat melakukan percakapan, dapat memahami situasi atau konteks yang berhubungan dengan apa yang dibicarakan oleh penutur. Seperti contoh berikut (Grice, 1975: 43): - Where's my book? - Your sister's drawing something Aksi 'drawing' dalam percakapan tersebut tidak membantu menyampaikan informasi tentang bukunya. Dari contoh tersebut dapat ditarik makna implisit bahwa buku yang dipakai adik untuk menggambar adalah buku milik penutur. Oleh karena itu, dalam hal ini implikatur tergantung pada konteks yang diakui secara lokal. Implikatur percakapan dan tindak ilokusi asertif bisa saling berkaitan satu sama lainnya. Pernyataan yang dituturkan penutur mempunyai maksud menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, menegaskan, melaporkan, dan mengklaim. Hal tersebut termasuk ke dalam tindak ilokusi asertif. 2
Implikatur percakapan yang dihasilkan dalam tindak ilokusi asertif tidak hanya ditemukan dalam percakapan nyata, tetapi juga ditemukan dalam percakapan film. Film digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan secara audiovisual kepada penonton. Pemahaman tentang implikatur percakapan dapat membantu penonton untuk memahami maksud dari percakapan yang terdapat dalam film, sehingga dapat memahami keseluruhan jalan cerita yang disajikan dan pesan dalam film dapat diterima dengan baik oleh penonton tanpa adanya kesalahpahaman. Oleh karena itu, implikatur percakapan atau makna tersirat yang terdapat pada sebuah ujaran, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai implikatur percakapan pada skripsi ini dengan mengambil data dari percakapan skenario film serial Glee Season 1. 1. 2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Tindak ilokusi asertif apa yang terdapat dalam naskah film serial Glee Season 1? 2. Termasuk ke dalam jenis implikatur percakapan apa tindak ilokusi asertif dalam naskah film serial Glee Season 1? 1. 3 Batasan Masalah Penulis memberikan batasan masalah dalam proses penyusunan skripsi ini terutama pada kajian pragmatik, batasan itu meliputi tindak ilokusi asertif menyatakan (stating), melaporkan (reporting), dan menegaskan (asserting) yang 3
terdapat dalam film serial Glee Season 1 dan implikatur percakapan dalam tindak ilokusi asertif yang terdapat dalam naskah film serial Glee Season 1. Oleh sebab itu, penulis hanya akan membahas tentang tindak ilokusi asertif dan implikatur percakapan pada film serial Glee Season 1 dari episode 1 sampai episode 22. 1. 4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan-tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan tindak ilokusi asertif yang terdapat dalam film serial Glee Season 1. 2. Menjelaskan jenis implikatur percakapan dalam tindak ilokusi asertif yang terdapat dalam film serial Glee Season 1. Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang implikatur percakapan, serta para pembaca bisa lebih mengerti speaker's meaning dengan mengumpulkan berbagai data yang kemudian di proses dan dianalisis berdasarkan teori untuk memperoleh suatu kesimpulan yang pasti dalam film serial Glee Season 1. 1. 5 Objek dan Metode Penelitian Menurut Consuelo (1992: 94) penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif digunakan untuk membantu dalam hal membandingkan dan menguraikan data. Menurut KBBI (2002: 1093) objek penelitian berarti hal yang dijadikan sasaran untuk diteliti. Sedangkan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Setiap penelitian pada dasarnya mempunyai sasaran dan manfaat tertentu dimana tujuan dan 4
penelitian menurut Sugiono (2008: 4) dibagi menjadi tiga bagian diantaranya bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian adalah data yang benar-benar baru dan belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh dari penelitian yang digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti data yang diperoleh dari penelitian yang digunakan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada, sehingga melalui penelitian data yang telah diperoleh digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi berbagai masalah yang terjadi. Dikarenakan penelitian ini lebih diarahkan kepada bagaimana menganalisis implikatur percakapan dalam tindak ilokusi asertif yang terdapat dalam film serial Glee Season 1 sebagai topik pembahasan dalam penelitian ini yang dikaji secara pragmatis, maka penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penerapan metode ini adalah dengan mengumpulkan data, mengklasifikasi data, dan menganalisis data. Data tersebut diambil dari film serial Glee Season 1. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini dimulai dengan penyusunan Bab I, yang membahas tentang pendahuluan, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Pada Bab II diuraikan kajian teori yang berisi seluruh teori yang dijadikan landasan pendukung atas pembahasan masalah yang akan diteliti. Pada bab kajian pustaka ini penulis mengutip beberapa pernyataan dari para ahli linguistik sebagai 5
bukti bahwa tulisan tersebut bersifat ilmiah. Mengenai penulisan kutipan tersebut disesuaikan berdasarkan jenis-jenis kutipan dan teknik-teknik pengutipan yang ada. Penulis menganalisis seluruh data yang diperoleh dari film "Glee Season 1" mengenai implikatur percakapan yang terdapat di dalam film tersebut pada Bab III. Dari seluruh data yang ada kemudian penulis mencoba mengklasifikasikan data ke dalam jenis implikatur percakapan. Dari analisis data tersebut kemudian diambil kesimpulan dan saran yang kemudian dikaji dalam Bab I. 6