Oleh : Suyanti ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT ISPA PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

BAB I PENDAHULUAN. Balita masih tinggi. Angka Kematian Bayi dan Balita yang tinggi

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT ISPA PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

oleh pengelola PAUD yang baik dan yang kurang bauk di Kabupaten Bengkulu Selatan?

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH DI TK NIDZAMIYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA TOODLER DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

KERANGKA ACUAN KERJA STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK)

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

Oleh : Desi Evitasari, Selvia Septiani ABSTRAK. : Pengetahuan, Ibu Hamil, Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Peningkatan Ketrampilan Guru Paud Dalam Melakukan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. peka terhadap rangsangan-rangsanganyang berasal dari lingkungan. Lingkungan

Oleh : Tintin Purnamasari ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai

Disusun Oleh: Wiwiningsih

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAAN. Masa balita adalah masa kehidupan yang sangat penting dan perlu

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

Oleh : Suharno ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 0-5 TAHUN DI PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Proses pertumbuhan dan perkembangan individu akan mengalami siklus berbeda dalam kehidupan manusia. Faktor pengetahuan ibu balita memegang peranan penting dalam mendeteksi dini pertumbuhan dan perkembangan balita. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2015 pemantauan tumbuh kembang berdasarkan SDIDTK didapatkan hasil sebagai berikut : Balita dengan perkembangan meragukan yaitu sebanyak 356 balita dan balita yang perkembangannya mengalami penyimpangan sebanyak 23 balita. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap bidan terhadap pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang balitan usia 0-5 tahun di Majalengka Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di wilayah kerja UPTD Majalengka tahun 2015 yaitu sebanyak 31 orang. Data yang digunakan adalah data primer. Analisis yang digunakan univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan kurang dari setengahnya (41.9%) bidan tidak melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita, kurang dari setengahnya (45.2%) berpengetahuan kurang tentang deteksi dini tumbuh kembang balita, kurang dari setengahnya (48.4%) bersikap kurang baik. Ada hubungan antara pengetahuan dengan deteksi dini tumbuh kembang balita pada, p value = (0,008). Ada hubungan antara sikap dengan deteksi dini tumbuh kembang balita pada, p value = (0,019). Saran diajukan puskesmas agar bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk menambah sarana dan prasarana informasi dan mengadakan pelatihan kepada bidan tentang deteksi dini tumbuh kembang balita. Bidan agar mengikuti kegiatan pelatihan SDIDTK untuk meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang Balita.

PENDAHULUAN Kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini seperti yang dijelaskan menurut Depkes RI (2012:32) bahwa pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Pembangunan kesehatan Indonesia difokuskan untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB) dan juga Angka Kematian Balita (AKABA) yang merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan masyarakat (Departemen Kesehatan RI, 2012:76). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKABA di Indonesia dari 45 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 44 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 menunjukkan bahwa AKABA mencapai 49 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2012:7). Menurut Dinas Kesehatan Majalengka (2014:27) AKABA di Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 adalah 15,79 per 1000 kelahiran hidup. Menurut Dinas Kesehatan Majalengka (2014:45) menjelaskan bahwa penyebab utama kematian balita adalah : Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) (15,79%) dan pneumonia (15,79%). AKABA dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan serta faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak dan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan perkembangan balita. Menurut Depkes RI (2007:72) menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya dan mampu bersaing di era global. Menurut Depkes RI (2012) pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort anak balita dan atau pencatatan pelaporan lainnya. Pemantauan pertumbuhan meliputi pengukuran berat badan per tinggi badan (BB/TB); pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian; pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Berdasarkan laporan pencapaian rencana strategis Kementerian Kesehatan Tahun (2014:34) menjelaskan bahwa cakupan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita sebesar 71,40% dari target 90,0%. Sedangkan cakupan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita dan anak pra sekolah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013

adalah 52,1% dan tahun 2014 adalah 53,14%. Cakupan SDIDTK tahun 2013-2014 tersebut masih di bawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2014 sebesar 90% (Dinkes Jabar, 2014:36). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2014 pemantauan tumbuh kembang berdasarkan SDIDTK didapatkan hasil sebagai berikut : Balita dengan perkembangan meragukan yaitu sebanyak 356 balita dan balita yang perkembangannya mengalami penyimpangan sebanyak 23 balita. Menurut data UPTD Puskesmas Kasokandel yang dilakukan oleh peneliti didapatkan laporan hasil stimulasi dini tumbuh kembang anak oleh petugas kesehatan menunjukan bahwa balita dengan perkembangan meragukan sebanyak 16 orang dan balita yang perkembangannya mengalami penyimpangan sebanyak 10 orang. Hasil studi pendahuluan didapatkan sebanyak 6 orang (60%) bidan tidak melaksanakan SDIDTK dan sebanyak 4 orang (40%) melaksanakan SDIDTK. Pada bidan yang tidak melakukan SDIDTK dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan sikap bidan tentang SDIDTK. Menurut penelitian Rogers, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010:156). Menurut Notoatmodjo (2010) sikap adalah kumpulan perasaan, keyakinan dan kecenderungan perilaku yang secara relatif berlangsung lama yang ditujukan kepada orang, ide, obyek dan kelompok orang tertentu. Sikap merupakan suatu kondisi di dalam diri seseorang yang mempengaruhi perilakunya terhadap obyek sikap, misalnya kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan program SDIDTK. Penelitian Hanik (2014) tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo menunjukkan ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Terhadap Pelaksanaan deteksi dini Tumbuh Kembang Balitan Usia 0-5 Tahun di Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka Tahun 2015 HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel

Kabupaten Majalengka tahun 2015 Tabel 4.1 Distribusi Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas tahun 2015 Deteksi dini tumbuh kembang balita f % Ya 18 58.1 Tidak 13 41.9 Total 31 100.0 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa bidan yang melaksanakan DDST sebanyak 18 orang (58,1%) dan bidan yang tidak melaksanakan DDST sebanyak 13 orang (41,9%). Bidan tidak Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan di Wilayah Kerja UPTD melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita di wilayah kerja UPTD Majalengka Tahun 2015 Majalengka tahun 2015 Pengetahuan f % Baik 17 54.8 Kurang 14 45.2 Total 31 100.0 Berdasarkan table 4.2 didapatkan bidan berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (54,8%) dan bidan yang berpengetahuan kurang sebanyak sebanyak 14 orang (45,2%). Hasil tersebut menunjukkan kurang dari setengahnya c. Gambaran Sikap di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2015. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap di (45,2%) bidan berpengetahuan kurang tentang deteksi dini tumbuh kembang balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tahun 2015. Wilayah Kerja UPTD Puskesmas tahun 2015. Sikap f % Mendukung 16 51.6

Tidak Mendukung 15 48.4 Total 31 100.0 Menurut table 4.3 didapatkan bidan yang bersikap mendukung sebanyak 16 orang (51,6%) dan bidan yang bersikap tidak mendukung sebanyak 15 orang (48,4%). Hasil tersebut menunjukkan kurang dari setengahnya (48,4%) bersikap tidak mendukung di wilayah kerja UPTD Majalengka Tahun 2015. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Pengetahuan Bidan dengan Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas tahun 2015 Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan Bidan dengan Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Majalengka tahun 2015 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Total p Pengetahuan ak value % % f % Baik 14 82.4 3 17.6 17 100 Kurang 4 28.6 10 71.4 14 100 0,008 Total 18 58.1 13 41.9 31 100 Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa bidan yang berpengetahuan baik dan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita sebesar (82.4%), sedangkan pada bidan yang berpengetahuan kurang dan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita sebesar (28.6%). Hasil tersebut menunjukan bahwa proporsi bidan yang berpengetahuan baik dan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita lebih tinggi dibandingkan dengan bidan yang berpengetahuan kurang dan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita. Perbedaan proporsi ini menunjukkan hasil yangbermakna yang terlihat dari uji chi squrae dengan p value = 0,008 (< 0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak atau ada hubungan antara pengetahuan dengan deteksi dini tumbuh kembang balita pada di wilayah kerja UPTD

Majalengka tahun 2015. b. Hubungan Sikap dengan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Tabel 4.5 Hubungan Sikap dengan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tahun 2015 Sikap Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Total p Ya Tidak value f % f % f % Mendukung 13 81.3 3 18.8 16 100 Tidak 5 33.3 10 66.7 15 100 0,019 Mendukung Jumlah 18 58.1 13 41.9 31 100 Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa bidan yang bersikap mendukung dan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita sebesar (81.3%), sedangkan bidan yang bersikap tidak mendukung dan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita sebesar (33.3%). Hasil tersebut menunjukan bahwa proporsi bidan yang bersikap mendukung dan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita lebih tinggi dibandingkan dengan bidan yang bersikap tidak KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Deteksi Dini Tumbuh mendukung dan melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita. Perbedaan proporsi ini menunjukkan hasil yang bermakna yang terlihat dari uji chi squrae dengan p value = 0,019 (< 0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak atau ada hubungan antara sikap dengan deteksi dini tumbuh kembang balita pada di wilayah kerja UPTD Majalengka Tahun 2015. Kembang Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tahun 2015 dapat disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut : 1. Kurang dari setengahnya bidan tidak melaksanakan deteksi dini tumbuh kembang balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2015 (41,9%) 2. Kurang dari setengahnya di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2015 berpengetahuan kurang tentang deteksi dini tumbuh kembang balita (45,2%). 3. Kurang dari setengahnya di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kasokandel Kabupaten Majalengka tahun 2015 bersikap kurang baik (48,4%). 4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan deteksi dini tumbuh kembang balita pada di wilayah kerja UPTD Majalengka tahun 2015. 5. Ada hubungan antara sikap dengan deteksi dini tumbuh kembang balita pada di wilayah kerja UPTD Majalengka Tahun 2015. Saran Saran diajukan puskesmas agar bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk menambah sarana dan prasarana informasi dan mengadakan pelatihan kepada bidan tentang deteksi dini tumbuh kembang balita. Bidan agar mengikuti kegiatan pelatihan SDIDTK untuk meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang balita