BAB I PENDAHULUAN. bidang sosial, kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal, dan kekacauan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara, dengan luas 2.127,25 Km 2 atau 2,97% dari luas

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia meliputi subsektor tanaman, bahan makanan,

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

BAB I PENDAHULUAN. negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang individu maupun kelompok dalam memperoleh suatu tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. tidak memperhitungkan segala kemungkinan atas ulahnya tersebut. 3-lempeng-tektonik-besar.html diakses pada 24 Januari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Negara Indonesia merupakan negara agraris (pertanian) oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

UKDW BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersedia (Pemerintah Republik Indonesia, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

1 BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bandang Wasior di Irian, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat hingga

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sekitar kaki Gunung Sinabung, terutama Desa Guru Kinayan,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. Bencana alam merupakan suatu peristiwa yang dapat terjadi setiap saat,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

M, 2015 PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI RELAWAN DI DAERAH BENCANA

BAB I. PENDAHULUAN. lima hal, atau kombinasi dari beberapa macam penyakit, diantaranya : ISPA

BAB I PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang di dunia masih mengandalkan sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebuah organisasi baik

Letusan Gunung Sinabung Tingkatkan Kesuburan Tanah

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung?

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

Powered by TCPDF (

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) II SDN MEKARWANGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Mata Pelajaran: PLH Sabtu, 12 Maret 2016 Waktu:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor non alam. Bencana alam tidak dapat dianggap sebagai masalah yang biasa saja. Setiap bencana alam yang terjadi pasti menimbulkan kerugian yang besar dari setiap aspek kehidupan. Bencana alam dapat menyebabkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kerusakan ini dapat menggangu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial, kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal, dan kekacauan komunitas, serta kerusakan lingkungan yang dapat mencakup hancurnya hutan maupun tanaman-tanaman yang ada. Pada tahun 2010 salah satu bencana alam yang terjadi di Sumatera Utara adalah meletusnya Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo. Meletusnya Gunung Sinabung diawali dengan datangnya gempa bumi. Bencana meletusnya gunung Sinabung tersebut, menyebabkan masyarakat yang berada di daerah bahaya sekitar Gunung Sinabung, harus hidup di pengungsian dan kehilangan pekerjaannya. Salah satu desa yang mengalami kerusakan parah akibat letusan gunung Sinabung ialah Desa Batu Karang, yang berada sekitar 7 km dari kaki gunung Sinabung. Sebelum meletusnya Gunung Sinabung, Desa Batu Karang merupakan 1

2 desa yang tentram dan subur. Dimana aktivitas sehari-hari masyarakatnya lebih banyak bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat disamping sektor sektor lainnya. Desa Batu Karang juga memiliki potensi sumber daya alam yang cukup bagus. Tanah pertanian di Desa Batu Karang, sangat subur dan udaranya pun sejuk. Salah satu hasil pertanian masyarakat yang mendapat perhatian khusus adalah sayur mayur. Pendapatan masyarakat di Desa Batu Karang di dominasi dari hasil jual sayur-sayuran. Dapat dikatakan bahwa hasil pertanian sayur mayurlah yang menjadi andalan utama masyarakat di Desa Batu Karang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dilihat dari faktor tanah di Desa Batu Karang yang subur, maka hasil pertanian pun melimpah dan pendapatan dari hasil pertanian pun mencukupi. Karena pendapatan yang cukup dari hasil pertanian tersebut maka rata-rata masyarakatnya menyekolahkan anak-anak dalam keluarga. Ada yang bersekolah di desa ada pula yang disekolahkan keluar kota. Oleh karena itu, kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Batu Karang sangat bergantung terhadap hasil pertanian yang mereka kelola. Berdasarkan pengamatan peneliti sebelum terjadinya eruspi Gunung Sinabung, jika dilihat dari segi kesehatan maka rata-rata penduduk memiliki kesehatan yang baik sebelum meletusnya Gunung Sinabung. Hal ini dapat dilihat dari sepinya pengunjung puskesmas yang ada di Desa Batu Karang. Semua aktivitas berlangsung normal-normal saja. Akan tetapi pasca erupsi Gunung

3 Sinabung tahun 2010 sampai sekarang, semua keadaan seakan-akan berbanding terbalik. Banyak dampak yang timbul pasca meletusnya Gunung Sinabung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Batu Karang khususnya terhadap petani sayur. Berdasarkan pengamatan peneliti sementara, pasca meletusnya Gunung Sinabung, penduduk Desa Batu Karang yang bermata pencaharian sebagai petani sayur mengalami kerugian yang cukup besar baik secara fisik maupun materi. Sebagai contoh, banyak petani yang merugi akibat gagal panen yang petani alami, belum lagi harga jual yang rendah di pasaran akibat hasil panen yang kurang baik. Diperkirakan pasca terjadinya erupsi gunung Sinabung petani sayur Desa Batu Karang mengalami kesulitan dalam aspek sosial-ekonomi. Berdasarkan uraian diatas sebagai dasar pemikiran dan menjadi latar belakang peneliti tertarik untuk meneliti tentang Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sayur Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi sosial ekonomi petani sayur pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang. 2. Dampak erupsi Gunung Sinabung pada bidang sosial ekonomi di Desa Batu Karang. 3. Rusaknya lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung.

4 4. Dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap pola tempat tinggal petani sayur di Desa Batu Karang. 5. Terganggunya kesehatan masyarakat pasca erupsi Gunung Sinabung. 6. Upaya yang dilakukan petani sayur untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi pasca erupsi Gunung Sinabung. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah yaitu Kondisi Sosial Ekonomi Petani Sayur Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi perumusan masalah adalah: 1. Apa alasan petani sayur tetap menanam sayur mayur pasca erupsi Gunung Sinabung? 2. Apa upaya yang dilakukan Pemerintah Desa pasca erupsi Gunung Sinabung? 3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi petani sayur sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

5 Untuk mengetahui alasan petani sayur tetap menanam sayur mayur pasca erupsi Gunung Sinabung. 1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Pemerintah Desa pasca erupsi Gunung Sinabung. 2. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi petani sayur sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung. 1.6 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.6.1. Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan pengaruh positif bagi masyarakat khususnya petani sayur Desa Batu Karang. 2. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik dan lengkap. 1.6.2. Manfaat Praktis 1. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu dan rujukan bagi ilmu Antropologi/Sosiologi khususnya tentang kondisi sosial ekonomi petani sayur pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang. 2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengukur kemampuan peneliti dalam menemukan suatu fenomena atau permasalahan yang terjadi di masyarakat serta menganalisisnya.

6 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi para pembaca mengenai kondisi sosial ekonomi petani sayur pasca erupsi Gunung Sinabung.