BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Presiden Nomor 4 Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR PELAKSANAAN E-PROCUREMENT

2011, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah

TATA CARA E-TENDERING

Lampiran : PERATURAN KEPALA LKPP Nomor : Tahun 2011 Tanggal : TATA CARA E-TENDERING

, dipandang perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang E-Tendering;

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASAPEMERINTAH

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN CARA E-TENDERING

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN SECARA ELEKTRONIK

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

KABUPATEN CIREBON. Buku Panduan LPSE Kab. Cirebon 56

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

Jalan Diponegoro No. 22 Telepon (022) Faks. (022) Bandung 40115

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 Auditor

Petunjuk Pengoperasian SPSE Panitia

PELELANGAN. MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6

LAMPIRAN. SURAT EDARAN Nomor : SE - 237/MK.1/2011 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI PONOROGO TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN PONOROGO.

POKJA ULP. Management Training SPSE Versi 4

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

Petunjuk Pengoperasian SPSE Auditor

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

1 L a y a n a n P e n g a d a a n S e c a r a E l e k t r o n i k. Petunjuk dan Ketentuan Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektonik

Sosialisasi & Bimtek. Oleh: Aditya Widyawan Prima, S.Kom. Selasa, 24 Oktober 2017

Petunjuk Pengoperasian SPSE Panitia

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

Bagian Kedua Maksud Pasal 4

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik.

PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 05 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. EVALUASI IMPLEMENTASI eprocurement TA 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

SURAT EDARAN NOMOR: 07/SE/M/2012

Bagian Kelima. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Paragraf Pertama

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI 2 SAMPUL PENGADAAN BARANG DAN JASA LAINNYA/KONSTRUKSI Nomor: SOP 063.

MANUAL PROSEDURE (MP) PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BIDANG KONSTRUKSI

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 22 TAHUN 2010 TENTANG

Daftar Isi

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lem

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH, REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

Auditor. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas gedung pada suatu instansi

REFORMASI BIROKRASI. Dokumen Pengembangan E-Government 1

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 04/POKJA-ULP/APBD/IX/2011

KEBIJAKAN e-procurement NASIONAL

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI 2 TAHAP PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA/KONSTRUKSI NOMOR : 064.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELELANGAN SEDERHANA PENGADAAN BARANG, JASA LAINNYA, DAN PEMILIHAN LANGSUNG PEKERJAAN KONSTRUKSI NOMOR: 060.

1.1. Pejabat Pembuat Komitmen

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH DISTRIBUTOR/PELAKSANA PEKERJAAN

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

LEMBAR PENGESAHAN. PETUNJUK PENGUNAAN SPSE v4 USER PENYEDIA

BERITA ACARA HASIL PELELANGAN PEMBANGUNAN PAGAR POS SAR TUAL Nomor : BA.12/PL.004-ULP/VI/SAR AMB-2016

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014

Click to edit Master title style POKJA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA ACARA HASIL PELELANGAN PEMBANGUNAN GEDUNG SIAGA DAN SHELTER KENDARAAN KANTOR SAR AMBON Nomor : BA.10/PL.004-ULP/VI/SAR AMB-2016

ALUR KERJA SISTEM E-PROCURMENT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan: 1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

BERITA ACARA HASIL PELELANGAN Nomor: W17-U3/11/POKJA/KONS.STG/VII/2016

MATERI 4 PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG, PEKERJAAN KONSTRUKSI, JASA LAINNYA DAN JASA KONSULTANSI

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 18 TAHUN 2010 TANGGAL 6 DESEMBER 2010

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

BERITA ACARA HASIL PELELANGAN PR POKJA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SELEKSI SEDERHANA METODE BIAYA TERENDAH DAN METODE PAGU ANGGARAN Nomor: /PL 00/UM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

TERMS OF CONDITION. TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PT PLN (PERSERO) SECARA ELEKTRONIK (e-procurement)

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK No : 600/1862/ /2011

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : W.6.PAS.6.PL

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 52 TAHUN 2009

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

9. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL. 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila :

LEMBAR PENGESAHAN. PETUNJUK PENGGUNAAN SPSE v4.1.1 USER PANITIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengadaan Barang/Jasa Menurut Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015, bahwa Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Prinsip-prinsip dalam pengadaan barang/jasa menurut Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini. 1. Efisien Pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum. 2. Efektif Pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesarbesarnya.

10 3. Transparan Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/ jasa bersifat jelas dan dapat diketahui oleh penyedia barang/jasa dan masyarakat pada umumya. 4. Terbuka Pengadaan barang/jasa dapat diikuti oleh semua penyedia brang/jasa yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas. 5. Bersaing Pengadaan barang/jasa harus dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan yang jelas dan transparan. 6. Adil dan tidak diskriminatif Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara apapun. 7. Akuntabel harus sesuai dengan sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah dan sesuai dengan aturan yang terkait degan pengadaan barang/jasa.

11 B. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (E- Procurement) Menurut Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 pengertian e- procurement atau pengadaan secara elektronik adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Tujuan dari e-procurement pengadaan secara elektronik adalah sebagai berikut ini. 1. Meningkatkan efektifitas, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. 2. Memudahkan sourching dalam memperoleh data dan informasi tentang pengadaan barang/jasa dan penyedia barang/jasa. 3. Mengurangi intensitas pertemuan langsung antara penyedia barang/jasa dengan panitia pengadaan dalam mendukung pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. 4. Menjamin proses pengadaan barang/jasa pemerintah berjalan lebih cepat dan akurat. 5. Menjamin persamaan kesempatan, akses dan hak yang sama bagi para pihak pelaku pengadaan barang/jasa. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan e- procurement adalah sebagai berikut ini. 1. Meminimalisasi faktor kesalahpahaman yang terjadi dalam proses pengadaan barang/jasa.

12 2. Meminimalisasi kecurigaan masyarakat terhadap proses pengadaan barang/jasa. 3. Membantu proses pengendalian administrasi proyek teruma pada proses pengadaan barang/jasa. 4. Memudahkan bagi peserta lelang untuk mengikuti semua tahapan lelang sesuai regulasi yang ada dengan pemanfaatan teknologi informasi (internet). 5. Memberi keadilan bagi seluruh peserta lelang baik peserta dari penyedia barang/jasa dengan kualifikasi kecil atau non kecil. Macam-macam pelaksanaan e-procurement adalah sebagai berikut ini. 1. Pelaksanaan Semi e-procurement adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa yang sebagian prosesnya dilakukan melalui media internet secara interaktif antara peserta lelang dengan panitia lelang. Sebagian lagi dilakukan secara manual (konvensional). 2. Pelaksanaan Full e-procurement adalah proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan transaksi secara penuh melalui media internet. Namun penjelasan dokumen seleksi/ lelang masih dilakukan secara tatap muka antara pengguna jasa dengan penyedia jasa. Menurut Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 e-procurement dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara adalah sebagai berikut ini. 1. E-Tendering adalah tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia

13 barang/jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. 2. E-Purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik (sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah. C. Tata Cara E-Tendering Menurut Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 1 Tahun 2015 Metode E-Tendering adalah sebagai berikut ini. 1. E-Lelang untuk pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. 2. E-Lelang Cepat untuk pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan memanfaatkan informasi kinerja penyedia barang/jasa yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi, dan teknis. 3. E-Seleksi untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi. 4. E-Seleksi Cepat untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi dengan memanfaatkan informasi kinerja penyedia barang/jasa yang tidak memrlukan penilaian kualifikasi, administrasi, dan teknis.

14 Menurut Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 1 tahun 2015 Ketentuan Umum Pelaksanaan E-Tendering adalah sebagai berikut ini. 1. Tidak diperlukan jaminan penawaran; 2. Tidak diperlukan sanggahan kualifikasi; 3. Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta,pemilihan penyedia dilanjutkan dengan dilakukan negosiasi teknis dan harga/biaya; 4. Tidak diperlukan sanggahan banding; 5. Untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi: a. Daftar pendek berjumlah 3 (tiga) sampai 5 (lima) penyedia jasa konsultasi. b. Seleksi sederhana dilakukan dengan metode pascakualifikasi. 6. Penyusunan jadwal pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa dilakukan berdasarkan hari kalender dengan batas akhir setiap tahapan adalah hari kerja. Menurut Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 1 Tahun 2015 Aktivitas Pemilihan Metode E-Tendering adalah sebagai berikut ini. 1. Persiapan Pemilihan a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

15 1) PPK yang belum memiliki kode akses (user id dan password) aplikasi SPSE harus melakukan pendaftaran sebagai pengguna SPSE; 2) PPK menyerahkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang berisikan paket, spesifikasi teknis, Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan rancangan umum kontrak kepada kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP); 3) PPK dapat meyebutkan merek/type/jenis pada spesifikasi teknis barang/jasa yang akan diadakan pada pelaksanaan E-Tendering dengan E-Lelang Cepat/E-Seleksi Cepat. 4) Surat beserta lampiran yang dimaksud dapat berbentuk dokumen elektronik. b. Pokja ULP 1) Pokja ULP yang belum memiliki kode akses (user id dan password) aplikasi SPSE harus melakukan pendaftaran sebagai pengguna SPSE; 2) Pokja ULP menerima dan menyimpan surat atau dokumen rencana pelaksanaan pengadaan yang disampaikan oleh PPK serta melaksanakan pemilihan; 3) Pokja ULP menyusun dan menetapkan dokumen pengadaan. c. Penyedia Barang/Jasa 1) Penyedia barang/jasa yang belum memiliki kode akses aplikasi SPSE wajib melakukan pendaftaran pada aplikasi SPSE dan

16 melaksanakan verifikasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk mendapatkan kode akses aplikasi SPSE. 2) Penyedia barang/jasa yang dapat diikutsertakan dalam E- Lelang Cepat dan E-Seleksi Cepat adalah penyedia barang/jasa yang riwayat kinerja dan/atau data kualifikasinya sudah tersedia dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP) 3) Penyedia barang/jasa yang riwayat kinerja dan/atau data kualifikasinya belum tersdia/belum dimutakhirkan dalam SIKaP, wajib mengisi/melakukan pemutakhiran riwayat kinerja dan/atau data kualifikasinya melalui SIKaP. 4) Penyedia barang/jasa dapat memilih kriteria paket pekerjaan dan/atau kriteria kualifikasi untuk diundang mengikuti E-lelang Cepat dan E-Seleksi Cepat. d. LPSE 1) LPSE menerbitkan kode akses Pengguna SPSE dan meyimpan dokumen pendukung proses registrasi dan verifikasi pengguna SPSE. 2) LPSE dapat mendelegasikan tugas sebagaimana dimaksud pada angka 1) kepada pengguna SPSE di K/L/D/I sesuai dengn syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi SPSE. 2. Pelaksanaan Pemilihan a. Pelaksanaan Pemilihan E-Lelang/E-Seleksi

17 1) Pembuatan paket, Pengumuman dan Pendaftaran 2) Pemberian Penjelasan 3) Pemasukan Data Kualifikasi 4) Pemasukan/Penyampaian Dokumen Penawaran 5) Pembukaan dan Evaluasi Dokumen Penawaran, serta Pengumuman Pemenang 6) Sanggahan 7) Evaluasi Ulang, Penyampaian Ulang Dokumen Penawaran, atau Pemilihan Ulang 8) Surat Penunjuk Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) 9) Penandatanganan Kontrak 10) Pengenaan Sanksi b. Pelaksanaan E-Lelang Cepat/E-Seleksi Cepat 1) Umum 2) Pembuatan Paket dan Pendaftaran 3) Undangan 4) Pemasukan Penawaran 5) Pembukaan Penawaran 6) Pengumuman 7) Verifikasi Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa 8) Penyampaian Ulang Dokumen Penawaran atau Pemilihan Ulang 9) Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

18 10) Penandatanganan Kontrak 11) Pengenaan Sanksi Menurut Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 57 Tahun 2010 Aktivitas Pemilihan Metode E-Tendering adalah sebagai berikut ini. 1. Pendaftaran Penyedia Barang/Jasa Untuk dapat mengikuti proses pengadaan barang/jasa secara elektronik, penyedia barang/jasa mendaftar secara online pada website. Mekanisme pendaftaran penyedia barang/jasa secara elektronik dengan e-tendering adalah sebagai berikut ini. a. Penyedia barang/jasa mendaftar dan mengisi data indentitas instansi dan data perusahaan secara online pada website untuk mengikuti pelelangan. b. Penyedia barang/jasa mendownload, mengisi dan mencetak formulir pendaftaran sebagai bukti telah mendaftar sebagai penyedia barang/jasa. c. Calon penyedia barang/jasa menyerahkan formulir pendaftaran yang telah diisi lengkap dan menunjukkan berkas pendukung berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), akta pendirian perusahaan dan akta perubahan terakhir secara offline dengan datang ke LPSE Kabupaten Karanganayar. d. LPSE Kabupaten Karanganyar memverifikasi formulir pendaftaran dengan berkas pendukung yang diterima dari calon

19 penyedia barang/jasa dan melakukan verifikasi data identitas dan data pendukung dengan berkas pendukung ke dalam sistem elektronik, apabila data sesuai maka LPSE mengirim password via e-mail kepada penyedi barang/jasa untuk mengikuti tahapan e- tendering selanjutnya. 2. Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Untuk membuat paket pekerjaan pada layanan pengadaan secara elektonik, pejabat pembuat komitmen/ unit layanan pengadaan/ panitia pengadaan terlebih dahulu meminta pengelola LPSE untuk membentuk kepanitian paket pekerjaan pada LPSE dan user ID dan password bagi penjabat pembuat komitemen atau pantia pengadaan paket pekerjaan tersebut. Mekanisme persiapan pengadaan barang/jasa secara elekronik dengan e-tendering adalah sebagai berikut ini. a. Pejabat Pembuat Komitmen mendapatkan user ID dan password dari pengelola LPSE dengan menunjukan surat penunjuk sebagai Pejabat Pembuat Kominten. b. Unit Layanan Pengadaan (ULP)/panitia pengadaan paket pekerjaan mendapatkan user ID dan password dari pengelola LPSE serta pejabat pembuat komitmen menetapkan spesifikasi teknis barang/jasa dan harga perkiraan sendiri serta menentukan metode pegadaan dan dokumen lelang c. Paket pekerjaan yang bersangkutan akan tercantum dalam website LPSE dan panitia pengadaan paket pekerjaan mengadakan

20 pengumuman paket lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Masyarakat umum dapat melihat pengumuman pengdaan di website LPSE. 3. Pelaksanaan Pengadaan Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik dengan e-tendering dilakuakan dengan metode sebagai berikut ini. a. E-lelang umum pascakualifikasi dengan 1 (satu) file. b. E-lelang umum pascakualifikasi dengan 2 (dua) file. c. E-lelang umum prakualifikasi dengan 2 (dua) file. Pada proses pelelangan ini, melibatkan penyedia barang/jasa, unit layanan pengadaan/ panitia pengadaan dan pejabat pembaut komitmen. Mekanisme pelaksanaan pengadaan barang/jasa pascakualifikasi secara elektronik dengan e-tendering adalah sebagai berikut ini. 1) Panitia pengadaan mengumumkan pelelangan umum dengan pascakualifikasi secara luas melalui surat kabar atau website. 2) Unit Layanan Pengadaan (ULP)/ panitia membaut paket dalam sistem pengadaan secara elektronik lengkap dengan informasi paket spesifikasi teknis, harga perkiraan sendiri, dan rancangan umum kontrak. Unit Layanan Pengadaan (ULP) memasukkan nomor surat dan file yang diterbitkan oleh pejabat pembuat komitmen yang menjadi dasar pembuatan paket, membuat jadwal

21 pelaksanaan pemilihan pengadaan, pengambilan dokumen lelang, dan pemasukan dokumen penawaran dan file dokumen pengadaan di upload dalam sistem pengadaan secara elektronik. 3) Proses penjelasan (aanwijizing) dilakukan secara online melalui sistem pengadaan secara elektronik. Unit Layanan Pengadaan (ULP) menjawab setiap pertanyaan yang masuk dan dapat melakukan proses penjelasan lanjutan dengan peninjauan lokasi pekerjaan, dalam pelaksanaannya unit layanan pengadaan tidak wajib membuat Berita Acara Penjelasan (BAP). 4) Pada penyampaian penawaran, penyedia barang/jasa mengirim file penawarannya, apabila dalam penyampaian diperlukan pengubahan dokumen maka penyedia barang/jasa diberi kesempatan untuk menarik atau mengubah penawaran tanpa sanksi sepanjang batas akhir tahap penutupan pemasukan penawaran belum terlampaui. 5) Pada rapat pembukaan penwaran, unit layanan pengadaan mengunduh dan melakukan dekripsi file, dalam pembuatan penawaran harus memenuhi jumlah penawaran minimal 3 (tiga) peserta. 6) Unit Layanan Pengadaan (ULP) melakukan evaluasi administrasi berupa surat penawaran, jaminan penawaran serta daftar kuantitas dan harga yang ditandatangani oleh pompinan/ penerima kuasa yang ditujukan kepada pejabat pembuat komitmen. Apabila ada

22 syarat administrasi yang tidak terpenuhi maka dapat diyatakan gugur dan apabila seluruh syarat adminstrasi terpenuhi maka dapat dilanjutkan evaluasi teknis dan koreksi aritmetik. 7) Evaluasi harga penawaran yang tidak memenuhi syarat maka dapat dinyatakan gugur dan apabila telah memenuhi syarat maka panitia mencatat pada dokumen penawaran dan terhadap 3 (tiga) penawar terendah yang rensponsif maka diusulkan menjad 1 (satu) calon emenang dan 2 (dua) pemenang cadangan. 8) Panitia menetapkan pemenang yang telah memenuhi syarat 9) Pada pengumuman pemenang panitia menirimkan undangan kepada peserta melalui e-mail. Pengumuman pemenang selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya keputusan penetapan dari pejabat pembuat komitmen 10) Apabila ada keberatan, maka dapat mengajukan sanggahan tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman yang ditujukan kepada pejabat yang menetapkan pemenang. Apabila saggahan diterima dapat dipertimbangkan evaluasi ulang/ pelelangan ulang/ pengenaan saknsi dan daftar hitam. Tetapi, apabila tidak ada keberatan dalam penetapan pemenang, maka pejabat pembuat komitmen membuat surat penunjukan penyedia barang/jasa.

23 11) Pemenang lelang melakukan penandatanganan kontrak dengan pejabat pembuat komitmen yang dilalukan di luar sistem pengadaan secara elektronik. Pada proses pelelangan ini, melibatkan penyedia barang/jasa, unit layanan pengadaan/ panitia pengadaan dan pejabat pembaut komitmen. Mekanisme pelaksanaan pengadaan barang/jasa prakualifikasi secara elektronik dengan e-tendering adalah sebagai berikut ini. 1) Panitia pengadaan mengumumkan pelelangan umum dengan prakualifikasi secara luas melalui surat kabar atau website. 2) Penyedia barang/jasa melakukan pendaftaran dan pengmbilan dokumen prakualifikasi serta menyampaikan formulir prakualifikasi. Jika diperlukan dapat dilakukan klarifikasi yang waktunya bersamaan dengan proses penilaian kualifikasi. 3) Apabila penilaian kualifikasi telah memenuhi syarat kualifikasi, maka dinyatakan lulus dan panitia pengadaan menetapkan hasil prakualifikasi dengan jumlah peserta lebih dari 3 (tiga) peserta dan apabila tidak memenuhi syarat kualifikasi dapat dinyatakan gugur. 4) Pengumuman hasil kualifikasi terhadap peserta yang telah lulus apabila mengajukan sanggahan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman prakualifikasi. Panitia pengadaan memberikan jawaban tingkat pertama selambat-ambatnya 5 (lima)

24 hari kerja setelah sanggahan diterima dan sanggahan tingkat 1 (satu) ditujukan kepada pejabat pembuat komitmen. Peserta prakualifikasi yang telah dinyatakan lulus tidak perlu diprakualifikasi ulang karena prakualifikasi ulang hanya ditujukan terhadap peserta prakualifikasi baru mendaftar. 5) Proses penjelasan (aanwijizing) dilakukan secara online melalui sistem pengadaan secara elektronik. Unt Layanan Pengadaan menjawab setiap pertanyaan yang masuk dan dapat melakukan proses penjelasan lanjutan dengan peninjauan lokasi pekerjaan, dalam pelaksanaannya unit layanan pengadaan tidak wajib membuat Berita Acara Penjelasan (BAP). 6) Pada penyampaian penawaran, penyedia barang/jasa mengirim file penawarannya, apabila dalam penyampaian diperlukan pengubahan dokumen maka penyedia barang/jasa diberi kesempatan untuk menarik atau mengubah penawaran tanpa sanksi sepanjang batas akhir tahap penutupan pemasukan penawaran belum terlampaui. 7) Pada rapat pembukaan penwaran, unit layanan pengadaan mengunduh dan melakukan dekripsi file, dalam pembuatan penawaran harus memenuhi jumlah penawaran minimal 3 (tiga) peserta. 8) Unit Layanan Pengadaan (ULP) melakukan evaluasi administrasi berupa surat penawaran, jaminan penawaran serta daftar kuantitas

25 dan harga yang ditandatangani oleh pompinan/ penerima kuasa yang ditujukan kepada pejabat pembuat komitmen. Apabila ada syarat administrasi yang tidak terpenuhi maka dapat diyatakan gugur dan apabila seluruh syarat adminstrasi terpenuhi maka dapat dilanjutkan evaluasi teknis dan koreksi aritmetik. 9) Evaluasi harga penawaran yang tidak memenuhi syarat maka dapat dinyatakan gugur dan apabila telah memenuhi syarat maka panitia mencatat pada dokumen penawaran dan terhadap 3 (tiga) penawar terendah yang rensponsif maka diusulkan menjad 1 (satu) calon emenang dan 2 (dua) pemenang cadangan. 10) Panitia menetapkan pemenang yang telah memenuhi syarat 11) Pada pengumuman pemenang panitia menirimkan undangan kepada peserta melalui e-mail. Pengumuman pemenang selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya keputusan penetapan dari pejabat pembuat komitmen 12) Apabila ada keberatan, maka dapat mengajukan sanggahan tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman yang ditujukan kepada pejabat yang menetapkan pemenang. Apabila saggahan diterima dapat dipertimbangkan evaluasi ulang/ pelelangan ulang/ pengenaan saknsi dan daftar hitam. Tetapi, apabila tidak ada keberatan dalam penetapan pemenang, maka pejabat pembuat komitmen membuat surat penunjukan penyedia barang/jasa.

26 13) Pemenang lelang melakukan penandatanganan kontrak dengan pejabat pembuat komitmen yang dilalukan di luar sistem pengadaan secara elektronik.