PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan dasar hukum yang kuat yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, 2007), hal 1. 2 Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting guna membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar membentuk manusia menuju kedewasaannya, baik secara mental, intelektual maupun emosional. Pendidikan juga adalah sarana untuk menyiapkan generasi masa kini sekaligus masa depan. Hal ini dapt diartikan bahwa proses pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang- Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 disebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat disebutkan bahwa salahsatu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebutadalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar.Salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD adalah IlmuPengetahuan Sosial (IPS). Wiyono (Tasrif, 2008: 2) mengemukakan bahwa IPSadalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupandan interaksinya dalam masyarakat.peserta didik merupakan manusia yang hidupdi tengah-tengah masyarakat. Untuk dapat hidup harmonis di masyarakat harusmemiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dalam berinteraksi dengan manusiayang lain. Manusia harus saling menghormati, saling menghargai serta sadar akanhak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Sebaliknya jika manusiasukar berinteraksi dengan masyarakat maka manusia itu akan menjadi manusiayang egois dan kurang berhasil

2 dalam hidupnya karena bagaimanapun jugamanusia membutuhkan orang lain untuk dapat berhasil dalam hidupnya. Olehkarena itu kehidupan bermasyarakat harus dikenalkan dan diajarkan sejak dini.hal tersebut merupakan salah satu alasan pentingnya IPS diajarkan di SekolahDasar, sesuai dengan tujuan pendidikan IPS di SD yaitu untuk mempersiapkanpeserta didik menjadi warga negara yang menguasai pengetahuan( knowledges),ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakansebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi/ masalah sosial sertakemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatankemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik (Sapriya, 2009:12). Mengajar IPS tidaklah mudah. Mengajarkan IPS tidak hanya berupa hafalan materi akan tetapi meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan juganilai. Oleh karena itu mengajarkan IPS harus dapat memilih strategi pembelajaranyang tepat agar semua aspek yang menjadi tujuan IPS dapat tercapai.strategitersebut meliputi metode pembelajaran dan media pembelajaran. Metodepembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materike siswa. Agar penyampaian materi tersebut lebih mudah diterima dan dipahamisiswa diperlukan media pembelajaran.media pembelajaran berfungsi sebagai alatbantu dalam kegiatan belajar agar peserta didik mampu memahami konsep yangdipelajari. Oleh karena itu pemilihan media harus mempertimbangkan faktor-faktorantara lain faktor siswa, materi pelajaran dan tujuan yang hendak dicapai(oemar Hamalik, 2010 : 204-206). Sejalan dengan pemikiran diatas, bagi seorang guru/pendidik sangatlah penting untuk memikirkan bagaimana cara menggapai tujuan dari pendidikan yang di cita-citakan oleh bangsa ini, seperti yang termuat diatas tadi. Guru haruslah berfikir bagaimana cara pemecahan masalah, agar siswanya dapat benar-benar terserap tujuan pembelajaran diatas, sehingga nantinya mereka bisa menjadi warga negara yang baik dan dapat

3 membaur atau menyesuaikan diri dalam kehiidupan masyarakat, dengan kemampuan dan kompetensi yang mereka dapatkan di bangku sekolah. Namun demikian, pada kenyataan dilapangan yang peneliti temukan, masih banyak guru yang masih belum bisa mengembangkan kegiatan pembelajaran yang diharapkan oleh peneliti, sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher center), guru lebih banyak menerangkan, memberikan pengetahuan yang sudah jadi, sedangkan siswa hanya menerima, mencatat, dan mendengarkan, sehingga pembelajaran kurang manarik bagi siswa, yang menyebabkan akan kurang berinteraksi dengan rekannya ataupun dengan guru dan pembelajaran berjalan dengan monoton.oleh karena itu,suasana pembelajaran seperti tersebut di atas tidak membentuk siswa menjadi kreatif dan tidak mau bekerjasama dengan teman yang lain. Kondisi seperti di atas tidak akan menumbuhkembangkan aspek kemampuan aktifitas siswa seperti yang diharapkan. Adapun hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya: 1. Dalam pembelajaran, yang harus lebih dominan dalam kelas adalah siswa. 2. Pembelajaran harus bersifat aktif dan dan tidak monoton, dan sepenuhnya melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran. 3. Guru harus membangkitkan semangat belajar siswa, sehinggga siswa menjadi semangat dalam belajar. 4. Pendekatan atau metode serta model pembelajaran yang digunakan oleh guru harus variatif dan mampu menarik perhatian siswa. 5. Guru harus mempersiapkan skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga pembelajaran dapat terbimbing dengan baik. Dari pengamatan peneliti selama mengajar di sekolah khususnya pada kelas V SDN Cipedes V, peneliti sering menemukan kejanggalan dalam pembelajaran yang musti harus di evaluasi, karena adanya temuan

4 siswa yang kurang aktif, pemahaman materi yang amat sangat kurang dari harapan di karnakan kurang begitu responnya terhadap materi yang diajarkan. Pelajaran juga dilihat hanya didominasi oleh siswa yang berkemampuan intelektual tinggi akibatnya siswa yang lemah dari sisi intelektual merasa terkalahkan dengan hal ini sering menimbulkan masalah-masalah kecil dalam pembelajaran di kelas pada akhirnya berdampak pada hasil dalam pembelajaran yang tidak merata dan hasil pembelajaran yang kurang memeuaskan akibat siswa kurang memahami konsep yang diajarkan, pada akhirnya rata-rata hasil belajar siswa kurang memuaskan, hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas di bawah KKM yang sudah ditentukan yaitu 70, sementara nilai rata-rata kelas yang berhasil didapat oleh siswa hanya 59 dari 28 siswa hanya 10 siswa yang berhasil memperoleh nilai rata-rata diatas 70, sementara sisanya 18 siswa memperoleh nilai dibawah 70. Jika dipersentasikan berarti hanya 40% siswa yang mencapai KKM sementara mayoritas atau 60% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Permasalahan tersebut merupakan sebuah permasalahan serius, yang dihadapi oleh dunia pendidikan bangsa ini, karena apabila dibiarkan, akan berdampak buruk pada masa depan anak didik. Untuk itu, sangat dibutuhkan sebuah solusi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah tersebut, salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut peneliti mengajukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cooperative learning (pembelajaran kelompok) model STAD, dimana dengan menggunakan pembelajaran ini untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mengusai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatis tipe STAD adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota kelompok yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktifitas dan

5 interaksi social siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajran guna mencapai prestasi maksimal. Berdasarkan kondisi diatas, maka dirasa perlu dilakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran cooperative learning (pembelajaran kelompok) tipe STAD pada kelas V SDN Cipedes V yang ada di kecamatan Suka Sari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa kelas V SDN Cipedes V pada mata pelajaran IPS? kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus dibuat tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPS materi penjajahan di Indonesia dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperative model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN Cipedes V? 2. Bagaimana proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperative model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) pada mata pelajaran IPSmateri penjajahan di Indonesia untuk meningkatkan Pemahaman siswa kelas V SDN Cipedes V? 3. Bagaimana perkembangan kemampuan pemahaman siswa kelas V SDN Cipedes V pada mata pelajaran IPS materi penjajahan di Indonesia dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperative model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) pada proses pembelajarannya. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk penerapan pendekatan pembelajaran

6 kooperatif model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) untuk meningkatkan Pemahaman siswa kelas V SDN Cipedes V pada mata pelajaran IPS materi Masa penjajahan di Indonesia. Secara khusus khusus penelitian akan mendeskripsikan sebagai berikut : 1. Memperoleh perencanaan pembelajaran Tematik Integratif dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperative STAD (Student Teams- Achievement Divisions) pada mata pelajaran IPS materi Masa Penjajahan di Indonesia untuk meningkatkan Pemahaman siswa kelas V SDN Cipedes V. 2. Mengetahui proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperative model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) pada mata pelajaran IPS materi Masa Penjajahan di Indonesia untuk meningkatkan Pemahaman siswa kelas V SDN Cipedes V. 3. Mengetahui perkembangan pemahaman siswa kelas V SDN Cipedes (hasil) pada mata pelajaran IPS materi Masa Penjajahan di Indonesiadengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperative model STAD (Student Teams-Achievement Divisions) D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions). 2. Manfaat Praktis Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: a. Bagi Siswa

7 1) Meningkatkan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD 2) Dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD, siswa dapat berlatih untuk bekerja sama, berdiskusi, bertukar pendapat, dan bersikap social terhadap teman 3) Meningkatkan pemahaman siswa setelah proses pembelajaran b. Bagi Guru/Peneliti 1) Sebagai masukan sehingga dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan pendekatan atau model yang digunakan dalam pembelajaran Tematik Integratif agar hasil yang diperoleh optimal. 2) memberikan gambaran potensi dalam rangka pembinaan pembelajaran. c. Bagi LPTK 1) Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan. 2) Sebagai referensi untuk melakukan kegiatan penelitian dengan judul yang sama ataupun dengan judul yang berbeda