Jurnal Imajinasi Vol X no 1 Januari Jurnal Imajinasi.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SEKOLAH *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SENI TARI PADA SISWA SMP MELALUI KEGIATAN APRESIASI SENI

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KAJIAN TENTANG MOTIVASI BELAJAR SENI TARI MELALUI KEGIATAN APRESIASI SENI PADA MAHASISWA PGSD

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

ADAPTASI KURIKULUM PENDIDIKAN SENI TARI DI SEKOLAH SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN MEDIA PEMBELAJARAN WAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam pembentukan kepribadian serta karakter anak. Masa usia dini 0-6

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB V. Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang. telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dwi Junianti Lestari Model pembelajaran tematik kaulinan barudak sunda untuk meningkatkan kecerdasan sosial anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

BAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

URGENSI PENINGKATAN KOMPETENSI PENDIDIK SENI DAN PENGEMBANGAN KESENIAN SEKOLAH (Sebuah Opini) Oleh: Eko Santosa

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

Transkripsi:

Jurnal Imajinasi Vol X no 1 Januari 2016 Jurnal Imajinasi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi Pengembangan Kepribadian dalam Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Sundari, Riris Setyo 1 1 Mahasiswa Pasca Sarjana, Prodi Doktor Pendidikan Seni Unnes, Semarang Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Oktober 2015 Disetujui Desember 2015 Dipublikasikan Januari 2016 Keywords: Pembelajaran; seni tari; kepribadian anak; Abstrak Pembelajaran seni tari diberikan sejak Taman Kanak-Kanak sampai SMA, akan tetapi para siswa masih dapat dikatakan kurang mengerti nilai-nilai sosial dan kepribadian mereka belum sesuai dengan tuntutan norma yang berlaku dalam masyarakat. Hal tersebut dimungkinkan karena pembelajaran seni tari selama ini lebih diarahkan untuk upaya konservasi. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini ingin memaparkan perkembangan kepribadian dalam pembelajaran seni tari di sekolah. Pembelajaran seni tari merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Melalui pembelajaran seni tari, diharapkan siswa dapat mengekspresikan ide dan gagasan mereka melalui ruang gerak serta waktu yang terbentuk dalam seni tari, serta diharapkan dapat mengasah kepekaan serta pengalaman estetis mereka. Pembelajaran seni tari juga diharapkan mampu menjadi wadah serta media bagi pengembangan kepribadian siswa. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran seni tari sangat sarat dengan nilai-nilai moral yang memungkinkan anak untuk mengembangkan kepribadian mereka sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Indikator kepribadian anak tersebut dapat terlihat dari proses sosialisasi anak, rasa percaya diri dan aktualisasi anak di hadapan orang lain, komunikasi anak baik verbal maupun non verbal, pemahaman nilai budaya setempat, serta sikap tubuh anak. PENDAHULUAN Pendidikan seni mempunyai beberapa fungsi yaitu mulitidimensional, multilingual, dan multikultural (Lowenfeld dalam Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2006: 4). Pendidikan seni berfungsi secara multidimensional, bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi pengetahuan, pemahaman, analisis, apresiasi, kreasi, dengan memadukan secara harmonis unsur-unsur estetika. Berdasarkan hal tersebut berbagai macam kemampuan awal siswa dapat dioptimalkan melalui pendidikan seni. Mengingat bahwa sejak lahir manusia telah mempunyai berbagai potensi yang siap untuk dikembangkan. Pendidikan seni berfungsi secara Corresponding author : Address: Pasca Sarjana Unnes Pendidikan Seni Email : riris@mail.unnes.ac.id multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa, rupa, gerak, peran. Melalui fungsi multilingual, siswa diharapkan dapat berekspresi melalui bahasa selain bahasa verbal. Dalam praktiknya, melalui pendidikan seni tari selain anak diberikan kesempatan untuk menterjemahkan maksud dari gerak-gerak tari, tetapi juga diberi pengetahuan secara sederhana dan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak mengenai isi dan maksud dari tari yang diajarkan (Ratih, 2002: 87). Pendidikan seni juga berfungsi secara multikultural, yang mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan 2016 Semarang State University. All rights reserved

62 Riris Setyo Sundari, Pengembangan Kepribadian dalam Pembelajaran Seni Tari di Sekolah kesadaran kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara. Melalui pendidikan seni tari, siswa diberikan berbagai macam tarian daerah nusantara juga mancanegara. Dengan materi yang diberikan tersebut siswa diberikan pengenalan mengenai berbagai macam kesenian daerah nusantara dan juga mancanegara. Pembelajaran seni tari diberikan pada anak usia dini dimaksudkan untuk mengembangkan kreativitas dan memberikan pengalaman estetis kepada anak. Berbagai macam fungsi dan tujuan pendidikan seni khususnya tari di atas akan berhasil dicapai apabila dilaksanakan dengan pembelajaran yang sesuai. Pembelajaran yang sesuai adalah pembelajaran seni tari yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa, memberikan pengalaman estetis kepada siswa, juga memberikan penanaman nilai moral dan sosial melalui seni tari. Jadi bukan pembelajaran yang hanya mementingkan hasil akhir atau bentuk tari yang didapatkan, tetapi juga proses dan pengalaman kreatif yang diperoleh siswa. Proses pembelajaran semacam ini diarahkan agar anak mampu menggali pikiran dan perasaannya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Jazuli (2002: 36) bahwa tujuan pengajaran tari di sekolah bukanlah untuk menjadikan siswa sebagai penari atau seniman tari, melainkan untuk diarahkan kepada pengembangan kreativitas, ekspresi, keterampilan, dan apresiasi seni. Kenyataan terjadi di lapangan pada saat ini, walaupun pembelajaran seni tari diberikan sejak Taman Kanak-Kanak sampai SMA, para siswa masih dapat dikatakan kurang mengerti nilai-nilai sosial dan kepribadian mereka belum sesuai dengan tuntutan norma yang berlaku dalam masyarakat. Hal tersebut dimungkinkan karena pembelajaran seni tari selama ini lebih diarahkan untuk upaya konservasi. Dalam arti bahwa pembelajaran seni tari diadakan hanya untuk upaya regenerasi, yaitu memberikan bentuk dan teknik taritari tradisi agar anak mampu mewarisi tari tradisi. Upaya pembelajaran semacam ini akan menimbulkan beberapa kesenjangan, antara lain bagi anak yang merasa tidak memiliki bakat di bidang seni tari akan merasa kesulitan untuk mengikuti pembelajaran. Alasan bakat ini seringkali menjadi penghambat dalam pembelajaran seni tari, walaupun alasan itu tidak dapat dipungkiri begitu saja. Sebagian besar orang beranggapan bahwa pembelajaran seni tari sangat dipengaruhi oleh bakat siswa. Pendapat tersebut tidak terlalu salah, namun seperti yang diungkapkan Jazuli (2000) bahwa sampai kini eksistensi bakat masih sulit diukur terutama bagi anakanak, bahkan menjadi isu yang subjektif. Hal itu antara lain disebabkan oleh tiadanya informasi yang spesifik tentang bakat artistik, kemampuan inheren sebagian besar anak terhadap prinsip dasar kritik seni, kurang andalnya tes-tes untuk mengukur ekspresi seni dan evaluasi seni, serta sifat seni sangat variatif. Selain itu, pada proses pembelajaran semacam ini, akan ada kesulitan apabila ada lintas etnis, yaitu jika tari Jawa diajarkan pada anak dari luar Jawa, serta akan ada diskriminasi antara perempuan dan lakilaki. Hal yang terpenting dari proses pembelajaran semacam ini, anak tidak bisa mendapatkan pengalaman kreativitas. Padahal telah diketahui hal yang terpenting dalam pembelajaran seni tari bukan hanya pada hasil atau bentuk tari yang didapatkan, tetapi juga pada proses pembelajaran seni tari yang mampu mengembangkan kepribadian anak. Berdasarkan fenomena di atas, maka artikel ini secara khusus melihat bagaimana perkembangan kepribadian dalam pembelajaran seni tari di sekolah, memaparkan pelaksanaan pembelajaran seni tari di sekolah serta pengembangan keribadian dalam pembelajaran seni tari di sekolah.

Jurnal Imajinasi X no 1 Januari 2016 63 PEMBAHASAN Dalam perspektif pendidikan, seni (termasuk di dalamnya seni tari) dipandang sebagai salah satu alat atau media untuk memberikan keseimbangan antara intelektualitas dengan sensibilitas, rasionalitas dengan irrasionalitas, dan akal pikiran dengan kepekaan emosi, agar manusia memanusia (Rohidi, 2000: 55). Menanggapi hal tersebut, Hidajat (2005: 4) berpendapat bahwa setidaknya pendidikan seni (termasuk tari di dalamnya) memiliki tiga tujuan, yaitu: 1) Sebuah strategi atau cara memupuk, mengembangkan sensitivitas dan kreativitas 2) Memberi peluang seluas-luasnya pada siswa untuk berekspresi 3) Mengembangkan pribadi anak ke arah pembentukan pribadi yang utuh dan menyeluruh, baik secara individu, sosial, maupun budaya. Menurut Hidajat (2005: 6), di sekolah dasar (SD) maupun taman kanak-kanak (TK) tari dibutuhkan karena berbagai pertimbangan, antara lain: 1) tari diajarkan untuk memberikan pengalaman seseorang mampu mempresentasikan diri di hadapan orang lain (pengembangan kepribadian), 2) tari diajarkan untuk memberikan pengalaman seseorang mengungkapkan idea atau gagasannya (pengalaman berkarya). Selain itu Hidajat juga berpendapat bahwa tujuan seni tari yang mendasar adalah tidak untuk memutrikan laki-laki atau memutrakan wanita, akan tetapi sebagai media untuk memberikan keseimbangan emosional yang dimiliki oleh laki-laki atau wanita. Kerangka pendidikan seni di sekolah tidak hanya ditujukan untuk pengembangan dan pelestarian nilai budaya semata. Bahkan lebih dari itu sekolah bukan satu-satunya tempat untuk melakukan konservasi budaya, atau melakukan upaya regenerasi seni, tetapi tujuan pendidikan seni di sekolah lebih mendasar yaitu dalam rangka pembentukan kepribadian. KONSEP KEPRIBADIAN Sjarkawi (2008: 11) berpendapat bahwa kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada waktu kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Berkaitan dengan ini, Freud dalam buku karangan Zaviera yang berjudul Teori Kepribadian Sigmun Freud (2008) mengatakan bahwa: (1) Perilaku manusia mendapat motivasi dan dorongan dari alam bawah sadar, namun kita sering terdorong untuk mengingkari seluruh bentuk motif ini naik ke alam sadar. Oleh karena itu motif-motif itu kita kenali dalam wujud samar-samar. (2) Freud membagi struktur kepribadian menjadi id, ego, dan superego. (3) Id merupakan sistem kepribadian yang asli, tempat ego dan superego berkembang. Id bekerja sejalan dengan prinsip kenikmatan, yaitu dorongan untuk memenuhi kebutuhan dengan serta merta, yang disebut proses primer. (4) Ego berfungsi berdasarkan prinsip relitas, yaitu memenuhi kebutuhan berdasarkan objek yang sesuai dan dapat ditemukan dalam kenyataan, yang disebut proses sekunder. (5) Superego adalah permujudan internal dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Superego memiliki dua sisi, yaitu nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari hukuman, dan ego ideal yang berasal dari pujian dan contoh yang baik. (Hall&Lindzey, 1993: 67) Pola perilaku dan kepribadian seseorang akan ditentukan oleh pengalaman waktu kecil. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI TARI DI SEKOLAH Pembelajaran seni tari merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

64 Riris Setyo Sundari, Pengembangan Kepribadian dalam Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Melalui pembelajaran seni tari, diharapkan siswa dapat mengekspresikan ide dan gagasan mereka melalui ruang gerak serta waktu yang terbentuk dalam seni tari, serta diharapkan dapat mengasah kepekaan serta pengalaman estetis mereka. Pembelajaran seni tari juga diharapkan mampu menjadi wadah serta media bagi pengembangan kepribadian siswa. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran seni tari sangat sarat dengan nilai-nilai moral yang memungkinkan anak untuk mengembangkan kepribadian mereka sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kepribadian tersebut terkandung dalam beberapa aspek pembelajaran seni tari meliputi materi, metode, serta pemberian bimbingan dari guru. (1) Materi Materi tari untuk pembelajaran seni tari di sekolah sebaiknya bukan berupa materi tari bentuk yang mengandung gerakan-gerakan yang rumit. Hal tersebut dikarenakan tujuan pembelajaran seni tari di sekolah bukan untuk mencetak siswa menjadi seniman, namun lebih kepada memberikan pengalaman estetis kepada siswa. Melalui materi yang diberikan diharapkan siswa dapat mengekspresikan diri mereka melalui gerak ruang serta waktu yang terkandung dalam seni tari. Materi untuk pembelajaran seni tari di sekolah sebaiknya materimateri kreatif yang dapat merangsang siswa untuk berkreasi sesuai gagasan mereka masing-masing. Oleh karena itu, melalui materi pembelajaran seni tari diharapkan siswa dapat berkreasi mengekspresikan ide dan gagasan mereka. (2) Metode Metode yang digunakan dalam pembelajaran tari merupakan sesuatu yang tidak kalah penting untuk mendukung perkembangan kepribadian siswa. Metode yang sesuai diterapkan untuk pembelajaran seni tari di sekolah antara lain metode apersepsi, apresiasi, dan demonstrasi. Metode apersepsi digunakan untuk memberikan gambaran awal kepada anak tentang tari yang akan dibawakan. Dengan menggunakan metode apersepsi, anak akan mengembangkan imajinasi mereka mengenai tarian yang akan dibawakan. Setelah menggunakan metode apersepsi, selanjutnya adalah metode apresiasi. Pada metode apresiasi, anak akan diajak untuk menyaksikan video maupun pertunjukan tari ataupun sesuatu yang berhubungan dengan tarian yang akan diajarkan. Setelah melihat pertunjukan tersebut, diharapkan anak dapat mengekspresikan gerakan-gerakan yang akan dibawakan sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Metode selanjutnya adalah metode demonstrasi. Setelah anak melakukan apresiasi, diharapkan anak dapat mempunyai imajinasi dan gambaran tentang tarian yang akan dibawakan. Pada metode ini, anak diharapkan mempraktikkan imajinasi mereka. Setelah itu, gerakan-gerakan mereka diperindah oleh guru untuk selanjutnya menjadi sebuah tarian. Melalui penggunaan metode yang digunakan dalam pembelajaran seni tari diharapkan dapat merangsang imajinasi, daya kreasi serta rasa percaya diri siswa untuk mengekspresikan diri di hadapan orang lain. Hal tersebut merupakan beberapa indikator dari pengembangan kepribadian siswa yang terwujud dalam pembelajaran seni tari. (3) Bimbingan dari guru Peran bimbingan dari guru sangat penting dalam proses pengembangan kepribadian dalam pembelajaran seni

Jurnal Imajinasi X no 1 Januari 2016 65 tari. Melalui bimbingan dari guru, siswa diajarkan untuk bertoleransi dan bersosialisasi terhadap sesama teman maupun kepada guru. Bimbingan dari guru juga sangat penting untuk memupuk rasa percaya diri dan kreativitas anak. Bimbingan dari guru juga dapat berupa memberikan reward kepada anak yang telah mampu menunjukkan kemampuannya di hadapan temanteman dan gurunya, ataupun mampu menjalankan perintah dari guru. PENGEMBAGAN KEPRIBADIAN DALAM PEM-BELAJARAN SENI TARI DI SEKOLAH Perkembangan siswa dalam pembelajaran seni tari juga terjadi dalam tiga ranah, yaitu perkembangan motorik, perkembangan kognitif, dan psikososial. (1) Perkembangan motorik Seni tari dapat mengembangkan kemampuan motorik siswa. Hal tersebut dapat diketahui karena undur dasar tari salah satunya adalah gerak. Gerak yang ada dalam seni tari dapat meningkatkan kemampuan motorik pada siswa. Perkembangan motorik siswa di sini bukanlah berbentuk teknik-teknik dasar gerak tari yang semppurna. Melainkan kemampuan untuk menggerakkan anggotaanggota badan sesuai dengan fungsi dan kemampuannya masing-masing. (2) Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif ditandai dengan kemampuan anak untuk mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Kemampuan kognitif siswa dapat dikembangkan melalui materi yang diberikan yaitu siswa mampu memahami simbolsimbol yang digunakan dalam gerakangerakan pada materi yang diberikan. Pembelajaran seni tari membantuk siswa untuk mengaktifkan kepekaan terhadap simbol-simbol yang ada pada lingkungan sekitar. (3) Perkembangan psikososial Perkembangan psikososial ditandai dengan kemampuan siswa untuk bersosialisasi dan bertoleransi dengan sesama teman. Perkembangan psikososial sangan erat kaitannya pada hubungan dengan orang lain. Pembelajaran seni tari mengajarkan siswa untuk lebih mencintai lingkungan dan segala sesuatu yang berada di dalamnya. Selain itu pembelajran seni tari juga memungkinkan anak untuk mengembangkan sikap toleransi dan tenggang rasa terhadap sesama teman. SIMPULAN Pembelajaran seni tari merupakan media yang dapat digunakan untuk mengembangkan kepribadian anak. Indikator kepribadian anak tersebut dapat terlihat dari proses sosialisasi anak, rasa percaya diri dan aktualisasi anak di hadapan orang lain, komunikasi anak baik verbal maupun non verbal, pemahaman nilai budaya setempat, serta sikap tubuh anak. Berbagai indikator tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran seni tari yang memberikan pengalaman estetis serta kesempatan berkreativitas bagi anak. Oleh karena itu, para guru seni budaya khususnya seni tari dapat memberikan pembelajaran yang mampu membangkitkan kreativitas serta pengalaman estetis anak. DAFTAR PUSTAKA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. KTSP dan Arah Pembelajaran Seni. Propinsi Jawa Tengah. Hall, Calvin S. & Lindsey, Gardner. Edd. Supratiknya.Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius (Angota IKAPI). Hidajat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang: Banjar Seni Gantar Gumelar. Jazuli, M. 2002. Metode dan Teknik Pengajaran Tari dalam Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni Vol. 3 No. 2/Mei- Agustuts 2002. Semarang: Sendratasik FBS.

66 Riris Setyo Sundari, Pengembangan Kepribadian dalam Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Pasaribu, I.L, dan Simandjuntak, B. 1984. Teori Kepribadian. Bandung: Tarsito. Ratih, E.W. 2002. Peranan Pembelajaran Seni Tari dalam Pembentukan Kreativitas Anak TK (Kajian Multidimensional) dalam Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni Vol. 3 No.2/Mei-Agustus 2002. Semarang: Sendratasik FBS. Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STISI Press. Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT. Bumi aksara. Zaviera, Ferdinand. 2007. Teori Kepribadian Sigmund Freud. Yogyakarta: Prismasophie.