BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga atletik secara garis besar terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pepatah mengatakan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. lompat jauh (long jump), lompat jangkit (triple jump), lompat tinggi (high jump),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan sehat. Olahraga juga bertujuan

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

Sriawan Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

PROGRAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK MATA PELAJARAN PENJASKES SMP NEGERI 1 TAJURHALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB II KAJIAN TEORI. sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pemebelajaran. (

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah.

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP NEGERI I GANDUSARI : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Istilah pembelajaran dalam keseharian di sekolah sering dipahami, sama dengan proses belajar mengajar yang di dalamnya ada interaksi pendidik dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik. Pembelajaran merupakan kata dari istilah instruction, yang mengandung arti lebih luas dari pengajaran. Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan subjek didik yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran tidak hanya terjadi dalam pendidikan tetapi juga dalam pelatihan. 1 Maka dari itu membuat rencana pembelajaran sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Karena di situ sudah mencakup semua subjek yang ingin dicapai sesuai tujuan pendidik. Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. 2 Siswa mampu mengetahui bakat dan minatnya dari proses pembelajaran. Maka dari itu pembelajaran sangat penting dalam suatu pendidikan, karena proses yang dilalui pun sangat berpengaruh dan 1 Depdiknas, Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2003), 7 2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2000), 24. 10

11 guru harus bisa memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar sekolah untui bisa dijadikan bahan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkunganya. 3 Pendidik sangat berpengaruh dalam tingkah laku anak dikelas ataupun dilingkungan sekolah. Pendidik harus siap memerhatikan tingkah laku yang berbeda atau berubah pada anak. Karena terkadang ada anak yang sulit untuk berinteraksi, maka dari itu pendidik berperan penting didalamnya. Pembelajaran itu merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Interaksi peserta didik dengan lingkungan belajar dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran, diantaranya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Kompetensi berupa sejumlah kemampuan bermakna dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 4 3 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Rosda Karya, 2007), 100. 4 Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang memoengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2013) 2.

12 Interaksi yang baik dengan lingkungan akan menimbulkan hal positif yang baik. Karena itu sebagai pendidik harus mampu untuk memantau perubahan tingkah laku anak baik di kelas ataupun dilingkungan sekolah. Sebagian orang telah beranggapan bahwa belajar adalah sematamata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang terkesan dalam bentuk informasi/materi pelajaran, orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan sebagai besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkakan oleh guru. 5 Anak mampu menyebutkan kembali informasi yang telah disampaikan guru, dan mampu mengucapkannya secara lisan dengan berbagai cara pendidik menyampaikan segala informasi dalam sebuah pembelajaran. Belajar menurut pandangan Skinner adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: (i) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar, (ii) respons si pembelajar, dan (iii) konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pembelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. 6 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 87-88. 6 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), 9.

13 Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam belajar itu ada suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar. Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran yang diperoleh di sekolah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap. 2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Newman dan Logan mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil dan sasaran yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama yang paling efektif untuk mencapai sasaran. c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur dan patokan ukuran untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha. 3. Keterampilan Mengadakan Variasi Pembelajaran Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditunjukkan untuk mengatasi 10 kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa senang bisa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam

14 kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok/komponen. a. Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan dan kebisuan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak, gerakan badan, mimik, dan pergantian posisi guru dan gerak guru dalam kelas. b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indra yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain sebagai berikut: variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, variasi alat atau bahan yang dapat didengar, variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. 7 4. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran di Kelas Terdapat 3 (tiga) faktor utama yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas, antara lain adalah faktor yang datang dari guru, peserta didik, dan lingkungan. 2013), 239-240. 7 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

15 a. Guru Dalam sebuah proses pendidikan/pembelajaran, guru merupakan salah satu komponen terpenting karena dianggap mampu memahami, mendalami, melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka guru menjadi pihak yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Pengaruh guru dalam proses pembelajaran di kelas berkaitan erat dengan keprofesionalitasan guru itu sendiri. Guru yang profesional didukung oleh tiga hal, yakni: keahlian, komitmen, dan keterampilan. b. Peserta didik Peserta didik sebagai penerima berbagai transfer pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna perubahan dalam dirinya sebagai proses pembelajaran juga menjadi penentu dan hal y ang mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri. Di antara pengaruh peserta didik dalam proses pembelajaran adalah kondisi peserta didik itu sendiri yang dipengaruhi beragam aspek dari dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya yang nantinya akan berdampak pada kesiapannya dalam menerima pelajaran. c. Lingkungan Lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas mencakup lingkungan kelas dan lingkungan sekitar sekolah. a. Lingkungan kelas Lingkungan kelas merupakan suatu tempat tertentu yang secara spasial menjadi lokasi proses pembelajaran. Kelas tidak hanya memiliki batasan ruang dalam sebuah gedung sekolah, tapi dapat dilakukan di mana saja asalkan terjadi interaksi pembelajaran antara

16 guru dan peserta didik serta merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sistematis. Lingkungan kelas akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan kondisi dalam kelas itu sendiri. b. Lingkungan sekitar sekolah Lokasi sekolah turut mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Sekolah yang terletak di lingkungan yang sejuk dan asri akan mendukung proses pembelajaran. 5. Pengertian Hasil Belajar Seperti pemaparan di atas banyak yang berpendapat mengenai pengertian belajar salah satunya yaitu belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan dalam belajar yaitu hasil dari belajar. Bloom menyebutkan dengan tiga ranah hasil belajar, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor 8. Secara umum, hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor- faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu faktor- faktor yang berada di luar diri siswa, yang tergolong faktor internal ialah: a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang dipeoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya. b. Faktor psikologis baik yang bersipat bawaan maupun keturunan, yang meliputi: 1. Faktor internal terdiri atas: a. Faktor Potensial, yaitu intelegnsi dan bakat. b. Faktor Actual yaitu kecakapan nyata dan prestasi. 2. Faktor non- intelektual yaitu komponen- komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebisaan, 8 Toto Ruhimat, dkk, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet Ke- 3, 140

17 motivassi, kebutuhan, konsp diri, emosional, dan sebagainya. c. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis, yang tergolong faktor kstrnal adalah: 1. Faktor social yang terdiri atas : a) Faktor lingkungan keluarga. b) Faktor lingkungan sekolah. c) Faktor lingkungan masyarakat. d) Faktor kelompok. 2. Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan teknologi, kesenian dan sebagainya. 3. faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, fasilitas iklim, dan seebagainya. 4. Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan 9. Faktor- faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang. B. Hakikat Pembelajaran Jasmani dan Kesehatan 1. Pengertian Penjaskes Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuam pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memerlukan anak sebagai sebuah 9 Ibid, 141

18 kesatuan utuh, makhluk tetal, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. 10 Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok ataupun individu. 10 Dini Rosdiani, Model Pembelajarn Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, (Bandung: Alfabeta, 2012), 41.

19 Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan afektif dalam hubungan atar individu. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani termasuk permainan olahraga. Diringkasan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif. Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran PENJASKES merupakan mata pelajaran yang mengajarkan tentang berbagai jenis gerak tubuh dengan segala manfaat dan tujuannya untuk kehidupan sehari-hari. Dengan demikian PENJASKES memiliki peranan yang sangat penting yaitu untuk mendidik siswa agar tetap beraktivitas walau hanya beberpa gerakan,karena untuk terhindar dari segala penyakit. Pendidikan Jasmani di Sekolah juga mutlak sangat dibutuhkan. Bukan hanya meningkatkan kebugaran jasmani anak, melainkan juga memberi gerak yang bervariasi dan bermakna bagi anak. C. Alat Bantu Karet 1. Pengertian Alat Bantu Karet Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat yang dapat membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media

20 pembelajaran adalah suatu bentuk alat atau benda untuk membantu terciptanya suasana belajar menjadi mudah dan menyenangkan. 11 Dengan alat bantu diharapkan siswa lebih mudah mempelajari materi yang disampaikan guru. Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik dan tidak berbahaya maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Dalam penelitian ini alat bantu yang digunakan adalah karet sebagai rangsangan tinggi dalam pembelajaran lompat tinggi yang bertujuan untuk merangsang siswa agar mampu melompat setinggi-tingginya. 12 Karet sangat membantu guru untuk memperbarui proses pembelajaran agar lebih menyenangkan dan membuat anak semakin percaya diri dan berani. Menggunakan alat atau media yang tidak terpakai juga bisa digunakan, pakailah barang yang tidak terpakai yang ada disekeliling kita dan disesuaikan dengan materi pembelajarannya. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan karet yang bertujuan untuk merangsang siswa melaukan lompatan. Karet mampu membuat anak menjadi lebih percaya di untuk melakukan sebuah lompatan. Dan membuat anak berani karena karet bersifat lentur dan tidak sakit saat terkena kebagian badan saat melakukan lompatan. Pembelajaran lompat tinggi menggunakan tali karet bertujuan agar dapat merangsang siswa untuk melakukan lompatan agar badan terangkat ke atas depan. Karet bersifat lentur dan lunak, tidak berbahaya apabila dipergunakan sebagai media 11 Mamat Rohmad, media pembelajaran, (Jakarta : PT Erlangga, 2009), 2. 12 Endang Siti Nurani, Upaya Peningkatan Pembelajaran Lompat Tinggi dengan Alat Bantu Karet Pada Siswa Kelas V Di SD Negeri Keji I, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, ( Universitas Negeri Yogyakarta), 13.

21 pembelajaran, sehingga anak tidak merasa takut untuk melakukan latihan melompat. Pelaksanaan pembelajaran lompat tinggi menggunakan karet yang dibentangkan, dengan ketinggian tertentu dan diatur sedemikian rupa. Siswa melakukan lompatan melewati karet, dengan diawali lari kemudian menumpu dan menolak melewati karet. 13 Namun sebagaimana alat bantu lainnya, dalam penerapannya pun ada kelemahan dan kelebihan dalam menggunakan alat bantu karet. a. Kelebihan alat bantu karet Berdasarkan penjelasan mengenai alat bantu karet, peneliti mengambil kesimpulan ada beberapa kelebihan penerapan alat bantu karet 1) Melatih kepercayaan diri dalam diri siswa baik dalam begerak dan bertanya. 2) Bisa belajar sambil bermain. 3) Membuat siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran. 4) Melatih kesiapan siswa. 5) Saling memberikan pengetahuan. b. Kekurangan alat bantu karet Berdasarkan penjelasan mengenai alat bantu karet, peneliti mengambil kesimpulan ada beberapa kekurangan penerapan alat bantu karet 1) Tidak efektif. 2) Memerlukan waktu yang panjang. 3) Murid yang nakal cenderung membuat onar, karena belajar dilapangan yang terbuka. 13 Ibid, 17

22 2. Tujuan Alat Bantu Karet Alat bantu karet biasanya di gunakan bertujuan untuk merangsang siswa melakukan lompatan agar badan terangkat keatas depan. Karena karet bersifat lentur dan lunak, tidak berbahaya apabila digunakan sebagai alat bantu pembelajaran, sehingga anak tidak takut untuk melakukan lompatan. Pelaksanaan pembelajaran lompat tinggi menggunakan karet yang dibentangkan, dengan ketinggian tertentu dan diatur sedemikian rupa. Siswa melakukan lompatan melewati karet, dengan diawali lari kemudian menumpu dan menolak melewati karet D. Materi Penjaskes Di Kelas IV 1. Dasar Lompat Pada gerak dasar melompat dalam cabang olahraga atletik dibagi menjadi beberapa nomor yaitu: - Lompat jauh istilah lainnya long jump, dalam lompat jauh ini memiliki beberapa gaya antara lain: gaya jongkok, gaya melenting dan gaya berjalan di udara. - Lompat tinggi istilah lainnya hig jump, dalam lompat tinggi juga memiliki gaya untuk dapat menghasilkan lompatan yang sempurna. - Lompat jangkit istilah lainnya triple jump, dalam lompat jangkit ini bentuk lompatannya sama dengan lompat jauh namun yang membedakannya awalannya kalau lompat jangkit pada awalan sebelum melompat ada gerakan engklek.

23 - Lompat galah dalam gerakan lompat galah ini gerakannya hampir sama dengan lompat tinggin yang membedakannya awalannya menggunakan galah yang panjang dan ketinggian mistarnya juga berbeda. E. Lompat Tinggi 1. Sejarah Lompat Tinggi Lompat tinggi adalah salah satu dari pada acara olahraga yang diminati dan senantiasa mendapat perhatian ramai. Lompat tinggi mula diperkenalkan pada tahun 1887 dan dalam tahun 1896. Acaralompat tinggi telah diperkenalkan di dalam sukan olimpik. Acara ini menjadi perhatian ramai karena berbagai gaya lompatan yang digunakan oleh para atlet. Lompat tinggi merupakan olahraga yang menguji keterampilan melompat dengan melewati tiang mistar. Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan olahraga ini untuk memperoleh lompatan. Awal olimpik pada zaman Greece, rekod pertama acara lompat tinggi di Scotland pada abadke-19. Pelompat pada masa itu menggunakan gaya gunting. Gaya ini sudah dikenali diseluruh dunia lain sungguh pun masih ada peserta tanah air yang menggunakan gaya ini. Gaya ini dilakukan dengan lunjakan kaki yang jauh dari palang. Kaki bersilang diatas palang dan badan menyebrang palang dalam lakuan duduk berlunjur. Gaya ini tidak digalakkan sekali-kali. Sekitar abad ke-20, teknik ini telah dimodernkan warga Irish American seperti gaya gunting. Tetapi bagian belakang mendatar semasa melompat melepasi palang. Gaya timur ini tidak ada kena

24 mengena dengan orang Timur atau Asia. Sebenarnya inilah gaya yang mula-mula digunakan oleh Sweeny. 14 2. Teknik-teknik Dasar Lompat Tinggi a. Awalan Berlari dengan kecepatan yang disesuaikan. Dan arah lari sedikit menyerong dari permukaan dengan matras. b. Tolakan Menolak dengan kaki yang paling dengan dengan mistar. Dan sikap badan sedikit condong ke belakang, kedua tangan diayunkan ke atas untukmembantumengangkat berat badan. c. Sikap badan di atas mistar/ melayang Kaki diayunkan dengan kuat, lurus ke depan mata. Kaki tumpu menolak ke atas sehingga lutut lurus dan kedua lengan diayun ke depan atas. Posisi badan pada dan waktu di atas mistar, tidur telungkup terus berguling, serta badan dan kepala diturunkan. Dan saat badan mulai turun, lutut segera diluruskan. d. Pendaratan Jika tempat mendarat berupa pasir, pendaratan dilakukan dengan kaki kanan terlebih dahulu dibantu dengan kedua tangan. Dan jika tempat mendarat berupa nusa (matras tebal), pendaratan dapat menggunakan bahu terlebih dahulu atau langsung jatuh pada punggung. 3. Tujuan Lompat Tinggi Tujuan lompat tinggi adalah melompat setinggi-tingginya dengan cara melewati plang sesuai dengan yang berlaku. Dalam lompat tinggi, ketinggian lompatan ditentukan oleh jumlah tiga ketinggian 14 Http://www.volimaniak.com/2015/05/makalah-lompat-tinggi.html?m=1

25 yang tidak bisa dipisahkan, yaitu: (1) ketinggian titik berat badan atlet pada saat tolakan kaki, (2) ketinggian perpindahan titik berat badan setelah tolakan kaki, (3) perbedaan ketinggian maksimum titik berat badan dengan ketinggian berat badan saat melewati palang. 15 Dalam lompat tinggi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, agar setiap lompatan sesuai dengan tujuan pembelajarannya agar tidak ada hal yang bisa mengakibatkan sesuatu yang negatif seperti cidera pada saat melompat dan mendarat. F. Kerangka Berpikir Pada suatu proses belajar mengajar di dalam kelas yang terpenting yaitu konsentrasi, karena ketika proses belajar mengajar berlangsung jika kurang nya konsentrasi ketika proses belajar mengajar berlangsung maka akan kurangnya pemahaman dalam memahami materi. Oleh karena itu siswa harus serius dan berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar agar mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat bantu karet ini juga sangat membantu anak lebih percaya diri baik dalam bertanya ataupun bergerak, dan melatih kesiapan siswa serta saling memberikan pengetahuan tentang alat bantu karet yang digunakan oleh guru. Tapi ada juga kendala salah satunya memerlukan waktu panjang dan murid nakal yang cenderung membuat onar, karena belajar dilapangan yang terbuka. Selain itu faktor fisik juga sangat menentukan dalam proses pembelajaran lompat tiggi, penguasaan gerak harus bisa ditampilkan oleh siswa, karena ini sangat membantu siswa untuk melakukan (2008), 15. 15 Dedi Supriadi dan Akhmad Sobarna, Atletik (Didaktik dan Metodik),

26 lompatan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru juga harus menggunakan alat atau media pembelajaran agar siswa aktif di dalam proses pembelajaran berlangsung. G. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka dapat disimpulkan hipotesis yaitu terdapatnya peningkatan proses pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan alat bantu karet.