Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

Transkripsi:

PENGARUH METODE PAKEM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KERAJAAN-KERAJAAN HINDU DI INDONESIA DENGAN MEMBUAT ALAT PERAGA WAYANG SEJARAH DI KELAS V SDN 116874 BAKARAN BATU KABUPATEN LABUHANBATU Defa, Fauziah Desrini, Ifran Fredi Tarigan Surel: devanyaaulyta@gmail.com Abstrak Metode perbaikan pembelajaran ini adalah dengan metode PAKEM, yang berfokus pada siswa, guru tidak banyak berceramah di depan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa dengan metode PAKEM pada mata pelajaran IPS materi kerajaan- kerajaan Hindu di Indonesia, siswa tidak lagi mendengar ceramah dari guru di depan kelas dalam menerima pembelajaran tersebut. Melainkan siswa akan terjun langsung seperti halnya salah satu karakteristik kurikulum 2013 yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada materi ini, siswa akan membuat alat peraga murah, dari bahan- bahan sederhana yang disebut Wayang. Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Judulnya Pengaruh Metode PAKEM terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kerajaan- kerajaan Hindu di Indonesia dengan membuat alat peraga wayang sejarah di kelas V SD No. 116874 Bakaran Batu.Populasi penelitian diambil semua siswa kelas V, teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil tes siswa. Tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Teknik analisis data digunakan analisis persentase dari perubahan hasil evaluasi belajar sebelum dan setelah dilakukan tes. Kata kunci : PAKEM, Hasil Belajar, Alat Peraga Wayang Sejarah PENDAHULUAN Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum berakar pada budaya lokal dan bangsa memiliki arti bahwa kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai yang penting. Dalam tujuan pendidikan nasional Pasal 3 UU N0. 20 Tahun 2003 bahwa Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, yaitu memiliki sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Program PascasarjanaUniversitasNegeri Medan Program PascasarjanaUniversitasNegeri Medan Program PascasarjanaUniversitasNegeri Medan

Dan dewasa ini Pendidikan di Indonesia telah merubah kurikulum yang sebelumnya KTSP menjadi Kurikulum 13, yang merupakan kurikulum baru dan masih melakukan revisi sebagai perbaikan pendidikan di Indonesia. Adapun tujuan dari kurikulum 13 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dan salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 13 yaitu metode PAKEM ( Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ). Salah satu mata pelajaran yang diterapkan di sekolah dasar adalah mata pelajaran IPS. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa karena biasanya guru terlalu banyak berceramah. Sehingga siswa tidak tertarik dengan pembelajaran tersebut dimana pembelajaran berpusat pada guru. Siswa hanya disuruh mendengar dan memahami apa yang mereka dengar. Terkadang siswa mengantuk dan tidak fokus pada pembelajaran mereka. Disini penulis tertarik untuk merubah cara belajar IPS dengan sesuatu yang berbeda yaitu menggunakan metode PAKEM. Pada pelajaran IPS materi Kerajaan- kerajaan Hindu di Indonesia, kali ini siswa tidak mendengarkan ceramah dari guru. Melainkan mereka belajar tentang materi tersebut dengan membuat sebuah alat peraga murah dan mempresentasikannya kedalam sebuah cerita sejarah yang disebut Wayang Sejarah. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum berakar pada budaya lokal dan bangsa memiliki arti bahwa kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai yang penting. Kurikulum juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam mengembangkan nilai- nilai budaya setempat dan nasional menjadi nilai budaya yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari dan menjadi nilai yang dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan masa depan. Hal ini sesuai dengan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pasal 1 UU No, 20/2003 tentang Sitem Pendidian Nasional menyatakan, Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secra aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

b. Alat peraga Pengertian Alat Peraga adalah semua atau segala sesuatu yang bisa digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep- konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat para siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar mengajar. Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk membantu dalam proses belajar mengajar yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan belajarmengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga ini mempunyai tujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran. Alat peraga yang dipakai dalam proses belajar- mengajar dalam garis besarnya memiliki manfaat menambahkan kegiatan belajar para siswa, menghemat waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk belajar, sebab dapat membangkitkan minat perhatian dan aktivitas para siswa. PAKEM Berikut pandangan dari para ahli mengenai kegiatan, siswa dan lingkungan belajar active learning yang dipaparkan oleh Missouri Department of Elementary and Secondary Education Missouri Department of Elementry and Secondary Education sebagai berikut ini: Silberman, M (1996) menggambarkan saat belajar aktif, para siswa melakukan banyak kegiatan. Mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan permasalahan, dan menerapkan apa yang mereka belajar. belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain. Semua itu diperlukan oleh siswa untuk melakukan kegiatan menggambarkannya sendiri, mencontohkan, mencoba keterampilan, dan melaksanakan tugas sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Glasgow (1996) siswa aktif adalah siswa yang bekerja keras untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dalam proses belajarnya sendiri. Mereka mengambil suatu peran yang lebih dinamis dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka harus mengetahui, apa yang harus mereka lakukan, dan bagaimana mereka akan melakukan itu. Peran mereka kemudian semakin luas untuk self-management, dan memotivasi diri untuk menjadi suatu kekuatan lebih besar di yang dimiliki siswa. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini untuk mengukur hasil belajar siswa adalah dengan penilaian test. Dan dilakukan dalam 2 siklus untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran. Pada siklus 1, metode yang digunakan adalah metode ceramah atau

disebut metode klasikal. Sedangkan pada siklus 2, menggunakan metode PAKEM. Subjek Penelitian adalah seluruh siswa Kelas 5 di SD Negeri NO. 116874 Bakaran Batu Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu yang terdiri dari 32 orang siswa dari 12 orang Laki- laki dan 20 orang Perempuan. Tingkat usia 11-13 tahun.penelitian ini dilakukan di Kelas Vc, SD Negeri NO. 116874 Bakaran Batu Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu.Waktu Penelitian dimulai dari Bulan Januari 2017 sampai dengan Maret 2017 yang dilakukan pada semester genap. Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari tahap yaitu: Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Instrumen data nilai siswa Teknik ini digunakan dengan mengumpulkan data- data nilai hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi kerajaan kerajaan di Indonesia Observasi Teknik ini digunakan dengan observasi pada motivasi siswa dalam belajar dengan membuat alat peraga murah yang dibuat oleh masing masing siswa. Wawancara Teknik ini digunakan untuk mendapat informasi sejauh mana ketertarikan siswa dan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran Test Test dilakukan setiap akhir siklus yang difungsikan untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan 2 siklus penelitian pembelajaran. Yaitu materi kerajaan- kerajaan Hindu di indonesia seperti kerajaan kutai, tarumanegara, kediri, mataram dan singosari. Siklus 1 Pada perbaikan pembelajaran siklus 1, guru menggunakn metode ceramah dalam pembelajaran. Dimana setelah melakukan ceramah, siswa diminta untuk mendengar, kemudian menympulkan apa yang mereka dengar dan mereka pahami. Setelah itu, guru memberikan tes latihan soal yang berkaitan dengan materi untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus 1 dengan menggunakan metode ceramah.

Dari hasil tes tersebut pada siklus 1, mata pelajaran IPS materi kerajaankerajaan Hindu di Indonesia, dengan batas KKM yaitu 65. Jumlah siswa dari 32 siswa yang tuntas hanya 16 siswa dengan persentase sebesar 43,75 % sedangkan siswa yang tidak tuntas terdiri dari 18 orang siswa dengan persentasi 56,25%. Untuk itu peneliti melakkan perbaikan pembelajaran siklus 2 untuk mendapatkan nilai ketuntasan sesuai batas KKM yang diharapkan. b. Siklus 2 Pada siklus 2, peneliti melakukan penelitian tentang perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPS materi kerajaan kerajaan di Indonesia dengan metode PAKEM. Siswa tidak lagi berceramah di depan kelas, melainkan siswa dibagi dalam 5 kelompok kerajaan. Kemudian guru membagi suber belajar dengan buku, sumber internet dll. Disini siswa membaca cerita sejarah, berdiskusi kelompok dan membuat kesimpulan. Kemudian siswa perkelompok membuat alat peraga murah dari bahan- bahan sederhana untuk membuat tokoh- tokoh karakter wayang dalam cerita beserta dengan penunjang lainnya. Setelah selesai, siswa perkelompok untuk mempresentasikan hasil cerita wayang sejarah tersebut di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain mendengar dan mencatat hal yang penting dari sebuah cerita yang dimainkan seperti dalang dengan wayangnya. Kelompok yang maju memainkan cerita kerajaan hindu dengan gaya bahasa mereka yang membuat siswa- siswa lain tertarik dengan wayang sejarah tersebut, sehingga suasana belajar terlihat menyenangkan. Di akhir pembelajaran, seluruh siswa secara individu menuliskan kembali/ membuat kesimpulan dari masing- masing kerajaan yang telah mereka mainkan dan mereka tonton peragaan wayang sejarah oleh teman - temannya. Guru dan siswa bertanya jawab dan membuat kesimpulan. Dan untuk tes, guru memberikan soal yang berhubungan dengan materi kerajaan- kerajaan hindu di Indonesia. Pada penilaian akhir siklus ke 2, dari jumlah siswa 32 orang. Dan hasilnya 32 orang siswa tersebut telah memenuhi nilai KKM. Seluruh siswa mendapat nilai tuntas pada materi kerajaan - kerajaan di Indonesia.Sehingga pada perbaikan pembelajaran ini, hanya dilakukan dalam 2 siklus saja. SIMPULAN Belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang meliputi pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan sebagai hasil pengalaman, latihan dan interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan pembelajran IPS dilaksanakan dua siklus perbaikan dengan fokus perbaikan rendahnya hasil belajar siswa untuk memperbaiki pembelajaran pada masalah tersebut adalah penggunaan model pembelajaran Wayang Sejarah dapat memotivasi keinginan siswa untuk belajar, membuat siswa tidak bosan dalam pembelajaran, Aktif, Kreatif dan Efektif. Sehubungan dengan hal tersebut di atas perbaikan pembelajaran pada siklus I dapat diketahui adanya sedikit peningkatan tetapi masih belum

memuaskan karena tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kurang memuaskan, yaitu siswa yang aktif baru mencapai 16 dari 32 siswa atau 43,75% sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang dari 65 ada 18 atau 56,26 %. Pada siklus II sudah tampak adanya peningkatan keaktipan siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II sudah banyak mengalami kemajuan, dimana 100% siswa mendapat nilai memenuhi KKM dengan rata rata kelas 80,28%. Dari penjelasan di atas sangat jelas betapa berpengaruhnya penerapan model pembelajaran Wayang Sejarah karena dapat meningkatkan keaktipan dan pemahaman siswa pada Pelajaran IPS materi Sejarah Kerajaan- kerajaan Hindu di Indonesia di kelas Vc SD Negeri No. 116874 Bakaran Batu Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu. DAFTAR RUJUKAN Arikunto,s. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Deperteman Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas. Depdikbud, 1995. Kurikulum SD tahun 1994. Jakarta : Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2016. Materi Umum dan Materi Pokok Sekolah dasar. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2016. Panduan Teknis Pembelajaran dan Penilaian Di Sekolah Dasar. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013. Muhibbin Syah, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosda Karya. Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Rochiati Wiriaatmadja, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Suyadi. 2012. Buku Panduan guru profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta : Penerbit Andi.