Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

T. Setiawati, P. Sambodho, dan A. Sustiyah Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

Penampilan Produksi Sapi PO dan PFH Jantan yang Mendapat Pakan Konsentrat dan Hay Rumput Gajah

PENCAPAIAN BOBOT BADAN IDEAL CALON INDUK SAPI FH MELALUI PERBAIKAN PAKAN

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

PERFORMANS PEDET SAPI PERAH DENGAN PERLAKUAN INDUK SAAT MASA AKHIR KEBUNTINGAN

Muchamad Luthfi, Tri Agus Sulistya dan Mariyono Loka Penelitian Sapi Potong Jl. Pahlawan 02 Grati Pasuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIAL DENGAN TUMPI JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PO BUNTING MUDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

PENGARUH KUALITAS RANSUM TERHADAP KECERNAAN DAN RETENSI PROTEIN RANSUM PADA KAMBING KACANG JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci

PENAMPILAN PRODUKSI DAN PARAMETER PERTUMBUHAN KERBAU YANG DIBERI PAKAN KONSENTRAT DENGAN FREKUENSI YANG BERBEDA

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

MATERI DAN METODE. Metode

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

FORMULASI PAKAN SAPI POTONG BERBASIS SOFTWARE UNTUK MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

TEKNOLOGI PAKAN PROTEIN RENDAH UNTUK SAPI POTONG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PENAMPILAN PRODUKSI KERBAU LUMPUR JANTAN MUDA YANG DIBERI PAKAN AMPAS BIR SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT JADI

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

K. A. P. Hartaja, T. H. Suprayogi, dan Sudjatmogo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

MATERI DAN METODE. Materi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) NUTRISI DAN PAKAN RUMINANSIA PTN 2301

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

D. Akhmadi, E. Purbowati, dan R. Adiwinarti Fakultas Peternakan Unuversitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

Pelatihan Teknis Formulator Pakan Ternak Bagi Petugas

PENGARUH ENERGI RANSUM TERHADAP PENAMPILAN KAMBING KACANG INDUK BUNTING HASIL PERKAWINAN DENGAN JANTAN BOER

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

Kata kunci : Sapi Peranakan Ongole, Bobot Badan, Ukuran-ukuran Tubuh Keterangan : 1). Pembimbing Utama 2). Pembimbing Pendamping

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan dalam penelitian ini adalah sapi perah bangsa Fries

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

Pengaruh Pemberian Silase Biomassa Jagung...Eman Sulaeman

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

EDIBLE PORTION DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN PAKAN RUMPUT GAJAH DAN POLLARD

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

Transkripsi:

pissn 2541-7215 eissn 2541-7223 Tropical Animal Science, Mei 2017, 1(1):1-5 Tersedia online pada http://ejournal.universitasboyolali.ac.id/index.php/tas Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih (The Effect of Concentrat Quality Defferented to Body Size Preview and Feed Consumtion of Friesian Holstein Post-Milking Calf) Purwadi* Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Boyolali, Boyolali Kampus Jl. Pandanaran 405 Boyolali 57314 *Email : purwadifptuby@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembedaan kualitas konsentrat terhadap pertumbuhan ukuran-ukuran tubuh, bobot badan dan konsumsi pakan pedet FH betina lepas sapih. Penelitian ini menggunakan 12 ekor pedet FH betina lepas sapih, bobot badan rata-rata 84,25 ± 15,16 kg (CV= 18,62%), rata-rata tinggi pundak awal 90,56 ± 4,86 cm (CV= 5,73%), rata-rata panjang badan awal 75,15 ± 5,43 cm (CV= 2,23%), rata-rata lingkar dada awal 104,98 ± 5,87 cm (CV= 5,59%), rata-rata panjang tulang carpus awal 3,30 ± 0,61 cm (CV= 18,48%), rata-rata tulang metacarpus awal 15,79 ± 1,91 cm (CV= 7,45%). Pakan penelitian yang digunakan adalah rumput gajah dan formulasi konsentrat I dan formulasi konsentrat II dengan perbedaan protein kasar (PK) dan total digestibel nutrien (TDN). Parameter yang diukur antara lain pertambahan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh meliputi lingkar dada (LD), panjang badan (PB), tinggi pundak (TP), panjang tulang carpus dan metacarpus, serta konsumsi pakan. Penganbilan sampel dilakukan secara purposive sampling berdasarkan umur pedet yaitu rata-rata 3,5 bulan. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan masing-masing diulang enam kali. Semua data dianalisa secara statistik menggunakan uji t dengan peluang kesalahan 5%. Simpulan penelitian ini adalah bahwa formulasi konsentrat I dan formulasi konsentrat II dapat menjadi pakan bagi pedet FH betina lepas sapih dan layak untuk dijadikan calon induk pengganti. Kata kunci : konsentrat, protein kasar, total digestible nutrien, konsumsi ransum, ukuran tubuh Pedet Friesian Holstein betina lepas sapih ABSTRACT The aims of the present study was to determine the effect of defferented concentrat quality on body size growing-up, body weight and feed consumtion of friesian holstein post-milking female calf. This experiment used 12 friesian holstein post-milking female calf, 84,25 ± 15,16 kg (CV= 18,62%) average of body weight, 90,56 ± 4,86 cm (CV= 5,73%) everage of withers height, 75,15 ± 5,43 cm (CV= 2,23%) everage of long body size, 104,98 ± 5,87 cm (CV= 5,59%) average of heart girth, 3,30 ± 0,61 cm (CV= 18,48%) everage of carpus bone, 15,79 ± 1,91 cm (CV= 7,45%) evarage of metacarpus bone. Experiment ration used concentrate I and concentrate II were defferent level of crude protein (CP) and total digestible nutrient (TDN). The variable were feed consumtion and everage increase of withers height, long body size, heart girth, carpus bone, metacarpus bone. The result showed that defferented concentrat quality give effect to CP consumtion but has same mater of TDN consumtion and everage of increase of withers height, long body size, heart girth, carpus bone and metacarpus bone. In conclusion of this experiment that concentrat I and concentrat II is able to be ration of friesian holstein post-milking female calf and 1 Mei 2017

recomanded to replacement calf feeding. Key words: concentrat, crude protein, total digestible nutrien, ration consumtion, body size, Frisien Holstein post-milking female calf Mei 2017 PENDAHULUAN Replacement sapi perah khususnya pemeliharaan sapi muda atau pedet sangat penting terutama untuk memperoleh calon sapi perah yang baik. Performans tubuh ternak dapat digunakan sebagai salah satu parameter dalam seleksi calon induk. Performans tubuh ternak yang di atas rata-rata dalam suatu populasi dapat digunakan sebagai kriteria awal dalam seleksi bibit. Pedet lepas sapih atau dara adalah masa yang penting untuk menghasilkan calon induk yang baik karena pada masa itu terjadi pertumbuhan organ-organ tubuh yang menentukan produktivitas sapi. Periode lepas sapih adalah periode yang rentan pada pertumbuhan ternak, khususnya ternak perah, karena pada masa itu sering terjadi defisiensi nutrisi akibat perubahan pakan dari susu ke bentuk pakan kasar yaitu hijauan dan konsentrat. Masa lepas sapih juga masa yang rentan terhadap pengaruh faktor lingkungan dan penyakit sehingga angka mortalitas tinggi. Pakan merupakan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan hidup, tumbuh, produksi dan reproduksi. Kualitas pakan pedet lepas sapih harus diperhatikan untuk mendapat pertumbuhan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan kualitas konsentrat terhadap pertumbuhan ukuran-ukuran tubuh, bobot badan dan konsumsi pakan pedet FH betina lepas sapih. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan tambahan informasi tentang kualitas pakan yang tepat untuk pertumbuhan pedet FH betina lepas sapih sehingga akan berjalan dengan baik sebagai replacement dan layak untuk dijadikan sebagai calon induk. MATERI DAN METODE Materi yang digunakan adalah 12 ekor pedet FH betina lepas sapih, bobot badan rata-rata 84,25 ± 15,16 kg (CV= 18,62%), rata-rata tinggi pundak awal 90,56 ± 4,86 cm (CV= 5,73 %), rata-rata panjang badan awal 75,15 ± 5,43 cm (CV= 2,23 %), rata-rata lingkar dada awal 104,98 ± 5,87 cm (CV= 5,59 %), rata-rata panjang tulang carpus awal 3,30 ± 0,61 cm (CV= 18,48 %), rata-rata tulang metacarpus awal 15,79 ± 1,91 cm (CV= 7,45 %). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling berdasarkan umur pedet yaitu rata-rata 3,5 bulan. Pedet dipelihara dalam kandang stanchion barn dilengkapi tempat pakan dan minum. Peralatan yang digunakan adalah timbangan ternak Rudweight kapasitas 1500 kg dengan kepekaan 0,5 kg, timbangan duduk Globe Brand kapasitas 5 kg dengan kepekaan 0,2 kg, timbangan gantung Guide kapasitas 50 kg dengan kepekaan 0,2 kg, tongkat ukur 1,5 m dengan kepekaan 1 mm, pita ukur 1,5 m dengan kepekaan 1 mm. Pakan penelitian yang digunakan adalah rumput gajah, formulasi konsentrat I dan formulais konsentrat II dengan pembedaan pada protein kasar (PK) dan total digestibel nutrien (TDN). Pemberian pakan sesuai dengan tabel kebutuhan pakan harian menurut USNRC (United States National Reseach council) (1977). Pemberian konsentrat diberikan sebanyak dua kali dalam sehari sebelum pemberian hijauan, yaitu sebanyak 40% dari jumlah kebutuhan bahan kering (BK) berdasarkan bobot badan. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum. kandungan nutrisi pakan yang diberikan terlihat pada tabel 1. Tabel. 1. Kandungan nutrisi pakan perlakuan Jenis pakan BK PK TDN (%)... % (100 % BK)... Konsentrat I 84,41 16,34 45,77 Konsentrat II 91,98 11,12 34,10 Rumput Gajah 27,45 10.38 50,16 Sumber: Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada, 2000 Periode pendahuluan dilakukan selama sebulan sebelum diberikan perlakuan serta diberi obat cacing untuk menyamakan kondisi ternak. Penelitian dilakukan pasca sapih yaitu umur 3,5 bulan dengan perlakuan T1: perlakuan konsentrat I, T2: perlakuan konsentrat II. Parameter diukur setiap 2 minggu yaitu bobot badan, ukuran-ukuran tubuh meliputi lingkar dada (LD), panjang badan (PB), tinggi pundak (TP), panjang tulang carpus, panjang tulang metacarpus, dan konsumsi pakan. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan masingmasing diulang enam kali. Semua data dianalisa secara statistik menggunakan uji t dengan peluang kesalahan 5% sesuai Soepeno (1997). 2

Tabel 2. Rata-rata kebutuhan dan konsumsi Bahan Kering (BK), Protein Kasar (PK) dan Total Digestibel Nutrien (TDN) selama penelitian Nutrien Perlakuan T1 T2 Kebutuhan Konsumsi Kebutuhan Konsumsi...kg... BK 3,02 + 0,44 3,81 + 0,32 a 2,83 + 0,58 3,82 + 0,57 a PK 0,379 + 0,022 0,485 + 0,045 b 0,368 + 0,034 0,404 + 0,074 B TDN 2,11 + 0,17 1,83 + 0,15 c 1,78 + 0,65 1,71 + 0,23 c Keterangan: Superskript huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak menunjukkan perbedaan (P>0,05); Superskript huruf kecil dan huruf kapitan pada baris yang sama menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata(p>0,05) HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi pakan hasil pengamatan tersaji dalam tabel 2. Hasil perhitungan uji t adalah konsumsi BK antar perlakuan tidak menunjukan perbedaan (P>0,05). Konsumsi BK sudah memenuhi kebutuhan bahkan berlebih sesuai dengan yang ditunjukkan table 3. Konsumsi BK akan berpengaruh pada tercukupinya kebutuhan nutrisi pakan dan jumlah zat pakan yang dikonsumsi dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi pertumbuhan, sesuai dengan pernyataan Davies (1982) bahwa pakan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan. Jumlah konsumsi pakan yang tidak berbeda juga menunjukkan bahwa konsentrat I dan konsentrat II memiliki palatabilitas yang tidak jauh berbeda, sesuai dengan pendapat Barret dan Larkin (1974) bahwa palatabilitas pakan dapat menentukan jumlah konsumsi pakan. Makin banyak bahan pakan yang dapat dicerna melalui saluran pencernakan, alirannya akan lebih cepat dan lebih banyak ruang tersedia untuk pakan yang dimakan (Tillman et al, 1984). Konsumsi BK akan mengalami perubahan seiring dengan pertambahan bobot badan, umur dan daya adaptasi terhadap pakan, sesuai dengan pendapat Lubis (1963) bahwa kebutuhan BK akan bertambah sesuai peningkatan bobot badan, tetapi prosentase kebutuhan tersebut akan menurun terhadap peningkatan bobot badan. Pedet lepas sapih memiliki sistem pencernakan yang belum sempurna terutama pada rumen dan retikulum yang masih dalam proses perkembangan dan penyempurnaan, sehingga dapat mempengaruhi tingkat pencernakan dan metabolisme zat-zat makanan. Oleh karena itu, pakan yang diberikan belum dapat dicerna secara keseluruhan. Roy (1980) menyatakan bahwa pada waktu menyusu, rumen dan retikulum belum sempurna dan akan berkembang sehingga pada waktu dewasa mencapai 85% dari seluruh kapasitas lambung. Hasil perhitungan uji t pada konsumsi PK menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Hal ini disebabkan perbedaan kandungan dan kualitas PK konsentrat, serta kandungan dan jumlah konsumsi BK. Kebutuhan protein bagi ternak untuk tumbuh dipengaruhi oleh bobot badan, pertumbuhan bobot badan, jumlah pakan yang dikonsumsi, daya cerna dan energi yang terkandung dalam ransum (Crampton dan Haris, 1969). Konsumsi PK memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan. Selisih PK konsentrat 3,5% ternyata memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Aryogi dan Wardhani (1992) bahwa konsentrat dengan kandungan PK 17% dan 20% memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan. Hasil perhitungan uji t pada konsumsi TDN tidak menunjukkan perbedaan (P<0,05). Tabel 3 menunjukkan bahwa konsumsi TDN belum dapat tercukupi disebabkan oleh kandungan TDN konsentrat yang rendah. Pemenuhan kebutuhan energi didapat dari karbohidrat konsentrat dan melalui pembongkaran protein yang konsumsinya melebihi kebutuhan, meskipun hal tersebut tidak efisien. Sesuai dengan pendapat Soewardi (1974) bahwa protein merupakan sumber energi meskipun pembentukan energi dari protein tidak efisien, karena banyak energi terbuang selama proses perombakan. Tampilan ukuran tubuh ternak yang meliputi tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, panjang tulang carpus dan metacarpus dan bobot badan tersaji dalam tabel 3. Pemberian konsentrat I dan konsentrat II memberikan pengaruh yang sama (P>0,05) terhadap rata-rata pertambahan ukuran tubuh yaitu pada pertambahan tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, panjang tulang carpus dan panjang tulang metacarpus. Sesuai dengan pernyataan Roy (1980) bahwa tinggi badan, panjang badan, lingkar dada, ternak tidak banyak berbeda dalam breed yang sama pada konsisi pemeliharaan Mei 2017 3

Tabel 3. Rataan pertambahan ukuran-ukuran tubuh pedet FH betina lepas sapih selama penelitian. Ukuran tubuh Perlakuan T1 T2 Tinggi pundak (cm) 10,78 + 3,19 a 8,88 + 1,71 a Panjang badan (cm) 11,80 + 3,78 b 9,40 + 1,59 b Lingkar dada (cm) 13,37 + 4,61 c 11,80 + 2,42 c Panjang Tulang carpus (cm) 1,32 + 0,39 d 1,30 + 0,20 d Panjang Tulang metacarpus (cm) 3,18 + 0,74 e 2,53 + 0,74 e Pertambahan bobot badan (kg) 0,57 + 0,19 f 0,55 + 0,11 f Keterangan: superskript huruf kecil yang sama pada baris yang sama tidak menunjukkan perbedaan (P>0,05) yang sama, tetapi sangat berbeda pada breed yang berbeda. Perbedaan tingkat protein konsentrat 10,23% dan 13,79% ternyata tidak mempengaruhi tingkat pertambahan ukuran tubuh ternak sebagai parameter untuk mengetahui performans pedet FH betina lepas sapih. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryogi dan Wardhani (1992), bahwa perbedaan protein konsentrat antara 17 dan 20% tidak mempengaruhi ukuran tinggi badan, panjang badan, lingkar dada dan bobot badan sapi dara PFH calon induk. Ratarata pertambahan ukuran tubuh yang diamati yaitu panjang badan, tinggi pundak, lingkar dada, panjang tulang carpus dan panjang tulang metacarpus secara nominal terlihat bahwa konsentrat I nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat II. Hal ini menggambarkan bahwa pertumbuhan pedet yang diberi konsentrat I menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi, meskipun hasil uji secara statistik memberikan hasil yang tidak berbeda. Pemberian konsentrat I dan konsentrat II juga memberikan pengaruh yang sama (P>0,05) terhadap rata-rata pertambahan bobot badan rata-rata harian (PBBH). PBBH rata-rata sebesar 0,57 dan 0,55 menunjukkan selisih protein sebesar 3% sehingga memberikan pengaruh yang sama. Hasil PBBH menunjukkan angka yang cukup tinggi karena ternak berada dalam masa muda yaitu masa tumbuh mencapai dewasa tubuh. Sesuai pernyataan Tillman et al. (1984) bahwa laju pertumbuhan ternak mulamula lambat kemudian cepat kemudian perlahan sampai berhenti sama sekali. Pertumbuhan bobot badan tidak lepas dari faktor kecukupan nutrisi dari ransum yang memiliki kualitas yang baik. Ransum terdiri dari hijauan dan konsentrat yang mutunya baik, dalam arti memiliki nilai kecernaan dan kandungan zat pakan yang tinggi dapat memberikan interaksi positif terhadap pertambahan bobot badan. SIMPULAN Formulasi konsentrat I dan konsentrat II memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan pedet FH betina lepas sapih yaitu tampilan ukuran-ukuran tubuh, konsumsi BK dan TDN tetapi pengaruhnya berbeda pada konsumsi PK pakan. Pembesaran pedet FH betina lepas sapih dengan menggunakan kedua konsentrat memberikan pertumbuhan yang normal sehingga layak dijadikan calon induk. DAFTAR PUSTAKA Aryogi dan N. K. Wardhani. 1992. Performans sapi pfh dara calon induk yang diberi ransum berprotein tinggi. Proseding Seminar Teknologi Bioreproduksi. Sub Balai Penelitian Ternak Grati. Hal 154-158 Barret, M. A. dan P. J. Larkin. 1974. Milk and Beef Production in The Tropics. Oxford University Press, London. Crampton, E. W. dan L. E. Haris. 1969. Applied Animal Nutrition. 2nd Ed. W.E. Freeman and Company, San Francisco. Davies, R. F. 1982. Modern Dairy Cattle Management. Prentice Hall Inc. Englewood Clifts, New York. Lubis, D. A. 1963. Ilmu Makanan Ternak. PT. Yayasan Pembangunan, Jakarta. National Research Council. 1977. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. 3th Ed. National Academy Of Science, Washinton DC. Roy, J. H. B. 1980. The Calf. 4th Ed. Butterworths And Co Ltd, London. Soepeno, B. 1997. Statistik Terapan. Penerbit PT. Rineka Citra, Jakarta. Soewardi, B. 1974. Gizi Ruminansia. Departemen ilmu makanan ternak. Fakultas peternakan IPB, Bogor. 1 Mei 2017

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosukotjo. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan II. Gajah Mada University, Yogyakarta. Mei 2017 5