BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

(Maryati Doloksaribu)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN

PEMANFAATAN GETAH RUMBIA SEBAGAI PEREKAT PADA PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA

Pembuatan Briket Batubara

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

Lampiran I Data Pengamatan. 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN

LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PENYUSUN BRIKET DARI KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN. Santosa, Mislaini R., dan Swara Pratiwi Anugrah

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

Konsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak

dalam briket hasil rekayasa. Briket hasil rekayasa dari serbuk gergaji kayu sengon

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

Arang Tempurung Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes

Berapa Total Produksi Sampah di ITS..??

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

hubungan rasio O'N dan parameter pendukung tiap reaktor. Hasil penelitian ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

Pembuatan Biobriket dari Tempurung Kemiri sebagai Bahan Bakar Alternatif

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH-DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA

PENENTUAN KADAR AIR HILANG DAN VOLATILE MATTER PADA BIO-BRIKET DARI CAMPURAN ARANG SEKAM PADI DAN BATOK KELAPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif

PENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

KELAYAKAN LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA SEBAGAI BRIKET BLOTONG BERPORI UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF. Rekyan Sesutyo Ediy **) dan Sri Widyastuti *)

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

Transkripsi:

16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan parameter meliputi kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar air, kadar karbon terikat, nilai kalor, lama nyala api. Sedangkan data sekunder didapat dari hasil survey, jurnal dan buku yang berhubungan dengan penelitian. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari - April 2016. Penelitian ini di lakukan di laboratorium perpindahan panas dan massa PAU MM UGM, Sleman Yogyakarta. 3.3 Tahap penelitian Tahapan penelitian merupakan kerangka acuan yang akan digunakan dalam proses pelaksanaan penelitian. Berawal dari ide untuk memanfaatkan limbah plastik LDPE dan tempurung kelapa di kampung nelayan kabupaten cilacap selatan sebagai bahan baku dalam pembuatan briket. Hal ini diharapkan dapat menjadi alternative dalam pengelolaan sampah dan sebagai sumber energi terbarukan sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap briket dengan parameter meliputi kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar air, kadar karbon terikat, nilai kalor danlama nyala api. Penelitian ini menggunakan persentase pencampuran tempurung kelapa dan plastik LDPE sebanyak 95 %:5 %, 90 %:10 %, 85 %:15 %, 80 %:20 %, 75 %:25 %, 70 %:30 % dan 100 % murni tempurung kelapa sebagai perbandingan. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali pada masing masing pencampuran. Tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

17 Ide Tugas Akhir Studi Literatur Pengambilan limbah di kampung nelayan Proses pengolahan bahan baku limbah plastik LDPE dan tempurung kelapa Proses pengolahan bahan perekat Persiapkan tepung tapioka Pengeringan, pencacahan plastik LDPE, pengarangan tempurung kelapa penghalusan, pengayakan Campurkan dengan air Panaskan sampai kental Pencampuran dan pengadukan Pencetakan dan pengempaan Pengeringan Pengujian proksimat briket Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1. Diagram Alir Metode Penelitian

18 3.4 Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah plastik LDPE dan tempurung kelapa. Bahan baku diperoleh dari kampung nelayan kabupaten cilacap selatan. 3.5 Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan briket antara lain alat pirolisis, alat bom kalori, furnis, timbangan, kompor, sendok, penggaris, pengaduk, palu, ayakan 35 mesh, alat pengepres briket, dan oven. 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan Bahan Persiapan bahan dilakukan sebelum proses pembuatan briket. Bahan baku terdiri dari limbah plastik LDPE dan tempurung kelapa. Tempurung kelapa sebanyak 5 kg sedangkan limbah plastik LDPE sebanyak 1 kg. Gambar 3.2. Bahan baku tempurung kelapa

19 Gambar 3.3. Bahan baku plastik LDPE 3.6.2 Pengeringan Limbah plastik LDPE dan tempurung kelapa yang masih basah kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari selama beberapa jam. 3.6.3 Pengarangan dan Pencacahan Limbah tempurung kelapa yang telah kering kemudian diarangkan dengan alat pirolisis sedangkan limbah plastik akan dicacah dengan menggunakan gunting. Cara kerja pengarangan sebagai berikut: 1. Tempurung kelapa yang telah di jemur dibawah sinar matahari dimasukan ke dalam alat pirolisis dengan suhu 500ºC selama 5 jam 2. Proses pembakaran pirolisis tempurung kelapa menghasilkan asap cair yang terbuang melalui cerobong asap pada alat pirolisis tersebut. 3. Untuk mengetahui suhu pirolisis maka dipasang thermokopel dan thermometer pada alat pirolisis. Pada proses ini suhu diamati setiap 5 menit dan dibiarkan sampai proses pirolisis selesai dimana tidak ada lagi asap yang keluar dari alat pirolisis. Proses ini berjalan selama 5 jam dengan suhu awal 27,5 o C dan suhu tertinggi 500 o C.

20 4. Setelah 5 jam dan menunggu alat dingin maka tempurung kelapa akan menjadi arang, arang yang dihasilkan dari berat awal 5 kg menjadi 2 kg kemudian arang diambil untuk di haluskan dan di ayak sebesar 35 mesh. 5. Siapkan limbah plastik LDPE yang telah di gunting kecil. Gambar 3.4. Alat pirolisis 3.6.4 Penghalusan dan pengayakan Seluruh arang yang dihasilkan dari proses pirolisis biasanya masih berbentuk aslinya. Maka hasil dari pengarangan ini perlu ditumbuk atau dihaluskan, dimana proses penghalusan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan palu. Kemudian arang yang sudah halus diayak dengan menggunakan saringan yang mempunyai skala 35 mesh. Proses pengayakan dilakukan agar ukuran butiran arang yang didapatkan memiliki ukuran yang sama.

21 Gambar 3.5. Proses penghalusan dan pengayakan tempurung kelapa 3.6.5 Persiapan Perekat Bahan perekat yang digunakan adalah tapioka. Proses pembuatan perekat sebagai berikut: 1. Siapkan bahan perekat. 2. Tepung tapioka ditimbang lalu dicampur dengan air (Perbandingan air dan tepung tapioka adalah 1:10) 3. Panaskan dan aduk agar mengental dan terasa lengket di tangan. Gambar 3.6. Prosess pembuatan perekat

22 3.6.6 Pencampuran Perekat dan Bahan Baku Tempurung kelapa yang telah dihaluskan dan diayak sebesar 35 mesh dan limbah plastik LDPE yang telah di cacah kemudian dilakukan pencampuran dengan perekat tepung tapioka dengan perbandingan arang dan perekat yaitu sebanyak 5 % dari jumlah bahan baku. Pencampuran perekat dan arang dilakukan secara manual. Gambar 3.7 Proses pencampuran bahan baku dan perekat tapioca 3.6.7 Pencetakan dan Pengempaan Pencetakan arang bertujuan untuk memperoleh bentuk yang seragam dan memudahkan dalam pengemasan serta penggunaannya. Komposisi bahan baku yang telah dibuat selanjutnya dimasukkan dalam cetakan berukuran diameter 4 cm dan tinggi 7 cm. Pengempaan dilakukan dengan tekanan kempa 25 Mpa.

23 Gambar 3.8. Proses pencetakan dan pengempaan briket 3.6.8 Pengeringan Briket Briket yang telah di cetak masih memiliki kadar air yang tinggi sehingga bersifat basah dan lunak. Briket yang dihasilkan dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 0 C selama kurang lebih 4 jam. Gambar 3.9. Alat pengeringan oven 3.6.9 Tahapan Pengujian Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1. Rendemen Arang

24 Pengujian kadar rendemen arang menggunakan rumus: Rendemen arang = (Berat Arang / Berat Bahan Baku Awal ) x 100 % 2. Kadar karbon terikat yang terdapat pada briket (ASTM D-3172) Kadar karbon terikat = 100% - (% kadar air + % kadar abu + % kadar mudah menguap) 3. Kadar air (ASTM D-3173) Perhitungan : % Kadar Air = Keterangan : A : Berat Awal B : Berat Akhir 4. Kadar zat mudah menguap (ASTM D-3173) Perhitungan : % Volatile Matter = Keterangan: B: Berat Akhir (kadar air) C : Berat Akhir (volatile matter) setelah di panaskan 5. Kadar Abu Perhitungan : % Kadar Abu = Keterangan : D: Berat Akhir setelah dipanaskan C : Berat Akhir (volatile matter) setelah dipanaskan 6. Nilai kalor (ASTM D-2015) Nilai Kalor sampel = (kbk x AT2 mk x kk mb x kb)/ mspl Keterangan : kbk : kapasitas panas bomb calori meter kk kb mk mb mspl Δ T2 7. Uji Nyala Api : kapasitas panas kawat : kapasitas panas benang : massa kawat : massa benang : massa sampel : kenaikan suhu pembakaran sampel uji Uji nyala api dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu briket habis dinyalakan sampai menjadi abu. Uji nyala api dilakukan dengan cara briket di bakar seperti pembakaran terhadap arang diatas kawat. Pencatatan waktu dimulai

25 ketika briket menyala hingga briket habis atau telah menjadi abu. Pengukuran waktu menggunakan stopwatch.