UJI EFEKTIFITAS CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN HAYATI MIKORHIZA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELEGKENG PINGPONG (Nephelium longanum)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang semakin bertambah menuntut tersedianya bahan

ADAM ROCHMATULLOH A

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah, mengandung unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Akan

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG KAMBING DAN MIKORIZA TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max L.) SKRIPSI

SULISTIYOWATI A

L102. Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH DOSIS KOMPOS FERMENTASI DAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris.

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS CABAI RAWIT (Capsicum frustescens L.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAHE (Zingiber officinale)

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicumannum L.

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN A.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progam Studi Pendidikan Biologi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

III. METODE PENELITIAN A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

UJI POTENSI PUPUK ORGANIK DARI BAHAN CANGKANG TELUR UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) JURNAL PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

Oleh: Norma Rahmawati Dosen Pembimbing: Tutik Nurhidayati, S.Si.,M.Si.

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO

PENINGKATAN SERAPAN P TANAMAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DI TANAH ANDISOL MELALUI PEMBERIAN TANAH LAPISAN ATAS HUTAN PINUS DAN PUPUK P

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap trapping mikoriza. jagung pada tiga media tanam yaitu indigenous tanah Mediteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PERTUMBUHAN DAN HASIL BIJI SORGUM PADA SISTIM TUMPANGSARI SORGUM-KACANG TANAH DENGAN PENAMBAHAN MIKORIZA DAN BERBAGAI JENIS PUPUK FOSFAT

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

Oleh: Dhani Prasetyo A

Transkripsi:

UJI EFEKTIFITAS CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN HAYATI MIKORHIZA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELEGKENG PINGPONG (Nephelium longanum) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Diajukan Oleh : AFAN HARYADI WALAKUNI A.420 080 198 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama : Dr. Siti Chalimah, M. Pd NIP/NIK : 200.1340 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa : Nama : Afan Haryadi Walakuni NIM : A 420080198 Program Studi : Pendidikan Biologi Judul Skripsi : UJI EFEKTIFITAS CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN HAYATI MIKORHIZA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELEGKENG PINGPONG (Nephelium longanum) Naskah Artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujui dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya. Surakarta, Mei 2013 Pembimbing Dr. Siti Chalimah, M. Pd NIK. 200.1340 ii

UJI EFEKTIFITAS CAMPURAN PUPUK ORGANIK DAN HAYATI MIKORHIZA (CMA) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELENGKENG PINGPONG (Nephelium longanum) Afan Haryadi Walakuni, A 420 080 198, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 55 halaman. ABSTRAK Peningkatan penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan, berdampak negatif terhadap kualitas lahan pertanian sehingga produktifitas hasil pertanian menurun, salah satu solusi adalah penggunaan campuran pupuk organik dan hayati mikoriza. Tujuan penelitian 1) mengetahui pengaruh media tanam dengan berbagai penambahan konsentrasi campuran pupuk organik dan hayati, 2) mengetahui konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan tanaman Kelengkeng Pimpong. Metode penelitian digunakan RAL dengan satu faktor perlakuan yaitu konsentrasi campuran pupuk organik dan hayati dengan 9 perlakuan. Analisis data digunakan anava satu jalur (Uji F), dengan 6 ulangan. Hasil yang diperoleh menunjukkan pengaruh media sebagai perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun, sedangkan untuk biomassa ada pengaruh yang nyata. Sedang hasil analisis ststistik sederhana dengan menggunakan rerata, menunjukkan adanya perbedaan pertumbuhan masing-masing perlakuan. Media perlakuan terbaik untuk pertumbuhan tanaman adalah media dengan pupuk organik 100 gr dan CMA 2 gr, dengan parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan Biomassa, masing-masing 10,61 cm, 13 lembar daun, 0,251 cm dan 2,04 gr. Simpulan bahwa pertumbuhan tanaman Pimpong terbaik adalah media campuran pupuk organik dan hayati mikorriza dengan konsentrasi pupuk organik 100g, dengan penambahan pupuk hayati (Glomus) 2 g. ===================================================== Kata kunci : kelengkeng, pupuk organik, CMA, pertumbuhan. iii

PENDAHULUAN Tingginya tingkat penggunaan pupuk anorganik dapat menurunkan kualitas lahan sehingga produktifitasnya menurun. Selain itu dapat mengubah budaya petani yang hanya memperhatikan target produksi bagus tetapi tidak menghiraukan efek yang ditimbulkan yaitu kerusakan lahan. Dampak penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat menyebabkan organisme yang ada di dalam tanah mati, misalnya cacing. Cacing berfungsi untuk menyuburkan tanah dengan cara menggemburkannya. Untuk mencegah terjadinya kerusakan lahan pertanian secara terus menerus dan membunuh organisme yang bermanfaat bagi tanah, maka digunakan pupuk organik. (Kartini, 2010). Pupuk organik adalah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik (pupuk kandang, kompos, guano). Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2]. Pupuk organik sangat baik untuk dijadikan media penyubur tanah, dimana akan mensuplai unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) adalah salah satu jenis pupuk hayati yang mampu bersimbiosis akar tanaman, sehingga pupuk hayati dapat dikombinasikan dengan pupuk organik untuk peningkatan kesuburan tanah (Ezawa et al 2002, Johansen et al 2000). CMA Berperan penting memperbaiki produktivitas tanah, siklus hara, memperbaiki struktur tanah dan menyalurkan unsur karbon dari akar ke organisme tanah lainnya. CMA juga mampu mengeluarkan enzim fosfatase dan asam organik, sehingga pada tanah yang kahat P, CMA mampu melepas P yang terikat, sehingga membantu penyediaan unsur P tanah (Smith et al. 2003). Penggunaan CMA umumnya meningkatkan kesuburan tanaman, daya tahan terhadap serangan patogen dan kekeringan (Ezawa et al.2002). CMA juga menguntungkan untuk pertanian (Jeffries et al. 2003) maupun reklamasi lahan (de-souza & Sulva 1996), dan sebagai sumber daya efisien. 1

Kelengkeng pingpong (Nephelium longanum) memiliki buah yang berharga ekonomis tinggi dan bergizi, dapat tumbuh dengan baik di Indonesia. Nilai gizinya terdiri dari kalori 71 kal/100 gr, protein 1 gr/100gr, karbohidrat 1,4 gr/100gr, lemak 15,6 gr/100gr, serat 0,3gr/100gr, kalsium 23 mg/100gr, fosfor 3,6 mg/100gr, zat besi 0,4 mg/100gr, Vitamin B 0,03mg/100gr, Riboflavin 0,14 mg/100gr, Niasin 0,3 mg/100gr, dan vitamin C 56mg/100gr (Anonim, 2010). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudi Hudiono dan Edwi (2010) menyatakan bahwa media tumbuh tanaman dengan media dasar dengan inokulasi CMA memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman jambu air dan kelengkeng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam dengan berbagai perlakuan terhadap pertumbuhan tanaman dengan berbagai parameter, yaitu tinggi tanaman, diameter tinggi tanaman, jumlah daun dan biomassa. MATERI DAN METODE Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Green House Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Waktu penelitian ini pada bulan Mei sampai Juli 2012. Alat yang digunakan adalah sendok, polibag, sprayer, cangkul, sekop, timbangan, ember, nampan, sarung tangan, alat ukur, dan alat-alat yang mendukung penelitian. Bahan yang digunakan adalah bibit kelengkeng pingpong (Nephelium longanum), CMA, pupuk organik, tanah, air. Metode penelitian digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor perlakuan yaitu konsentrasi campuran pupuk organik dan hayati dengan 9 perlakuan. Pelaksanaan penelitian sebagai berikut : Mempersiapkan media tanah sebanyak 54 kg, menimbang CMA sebanyak 2 gr dan 3 gr, pupuk organik dengan berat 80 gr, 100 gr dan 120 gr serta alat-alat yang mendukung terlaksananya penelitian. Hasil pengamatan perbanyakan CMA menunjukkan 1 gr carier dan 2

CMA, menghasilkan inokulasi CMA sebanyak 15 spora. Untuk mencapai jumlah inokulum pada tanaman sesuai pendapat Chalimah (2007) dan Happy (2005), maka diambil 2 gr dan 3 gr. Sehingga dapat dikatakan 2 gr carier menghasilkan lebih kurang 30 butir spora, yang dianggap telah sesuai dengan hasil penelitian diatas. Menimbang media tanah dengan berat per polibag 1 kg sejumlah 54 polibag. Mencampur tanah dengan pupuk organik, sebanyak 120 gr, 100 gr dan 80 gr, dengan ulangan enam kali ulangan, untuk dan 8% (80gr pupuk organik/1000gr media), dan 10% (100gr pupuk organik/1000gr media), dan 12% (120gr pupuk organik/1000gr media). Penggunaan perbandingan konsentrasi pupuk dengan tanah paling baik 3000 gram tanah dan 300 gram pupuk oraganik (Yudi Purwanto, et al, 2011). CMA 2 gr dan 3 gr dimasukkan dan ke dalam masing-masing polibag yang sudah diberi perlakuan. CMA diletakkan ditengah dengan cara dilubangi, tanaman ditanam, sehingga CMA dan akar menyatu. Tanaman kelengkeng pingpong (Nephelium longanum) ditanam pada masing-masing media, 2 tanaman, setelah minggu ke tiga tanaman yang pertumbuhannya terbaik dipertahankan dan yang lain dicabut. Di lakukan pemelilaharaan untuk menjaga kelembaban media tanaman dengan melakukkan penyiraman air 2 hari sekali sebanyak 10 cc dalam 1 polibag. (lihat situasi dan kondisi). Pemeliharaan tananaman meliputi penyiraman air dan pembersihan media tanam terhadap serangan hama, bila ada. Mengamati tinggi batang, diameter batang, jumlah daun dua minggu sekali dan biomassa pada akhir penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan perhitungan statistik. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi tanaman Hasil penelitian rerata pertumbuhan tinggi tanaman dari minggu ke 0 10 (Tabel 1). Tabel 1 Rerata Tinggi Batang dari minggu ke 0 10 (cm) Rerata Tinggi tanaman Minggu ke 0-10 (cm) Perlakuan Total Rerata Total Kuadrat 0 2 4 6 8 10 P0 7.58 * 7.58 * 7.92 8.05 7.75 8.33 ** 8.08 7.92 8.08 9.02 9.03 8.63 * 8.68 9.00 9.63 ** 9.22 9.08 9.05 9.28 9.65 8.87 * 9.65 9.98 10.02 ** 9.65 9.47 9.35 10.07 10.45 9.47 * 10.50 10.52 10.98 ** 10.55 10.38 9.88 10.35 10.80 10.02* 11.05 11.43 11.62** 11.28 11.00 10.78 11.45 12.02 11.18 * 11.62 12.25 13.08 ** 11.90 11.98 11.92 57.75 59.53 56.08 59.55 60.93 63.67 60.68 59.83 59.07 9.63 9.92 9.35 9.93 10.16 10.61 10.11 9.97 9.84 3335.06 3544.22 3145.34 3546.20 3712.87 4053.44 3682.47 3580.03 3488.87 Keterangan : ** : rerata paling tinggi * : rerata paling rendah PO : tanpa pupuk dan tanpa CMA : CMA 3 gr : pupuk organik 100 gr : pupuk organik 80 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 80 gr dan CMA 3 gr : pupuk organik 100 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 100 gr dan CMA 3 gr : pupuk organik 120 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 120 gr dan CMA 3 gr Pada minggu ke 0-10 tinggi batang yang paling tinggi pada perlakuan dengan rerata 13,08 cm. Perlakuan pertambahan tinggi paling rendah pada perlakuan dengan rerata 11,18 cm. 4

2. Jumlah daun Data hasil pengamatan jumlah daun dari minggu ke 0 10 (Tabel 4.2). Tabel 2 Pertumbuhan Jumlah Daun kelengkeng pingpong (Nephelium longanum) Rerata Jumlah Daun Minggu ke 0-10 (cm) Perlakuan Total Rerata Total Kuadrat 0 2 4 6 8 10 P0 6.50 6.50 6.83 7.17 ** 5.50 5.83 6.83 4.50 * 5.83 9.33 8.33 8.00 10.00** 7.33 8.33 9.67 5.83* 7.67 9.67 11.00 9.67 12.00** 9.00 9.67 11.33 8.33* 9.00 13.50 13.50 12.17 14.17** 10.83* 13.50 13.17 11.50 10.83* 14.17 14.17 13.17 16.50** 13.50 14.17 14.50 13.50 12.83* 17.67 18.67** 14.67 18.67** 14.00* 18.00 17.33 16.00 16.00 70.83 72.17 64.50 78.50 60.17 69.50 72.83 59.66 62.16 11.81 12.03 10.75 13.08 10.03 11.58 12.14 9.94 10.36 5017.36 5208.03 4159.82 6162.77 3620.03 4829.79 5304.21 3559.71 3864.28 Keterangan : ** : rerata paling tinggi * : rerata paling rendah PO : tanpa pupuk dan tanpa CMA : CMA 3 gr : pupuk organik 100 gr : pupuk organik 80 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 80 gr dan CMA 3 gr : pupuk organik 100 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 100 gr dan CMA 3 gr : pupuk organik 120 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 120 gr dan CMA 3 gr Pada minggu ke 0-10 tanaman yang memiliki rerata jumlah daun paling banyak pada perlakuan dan sebanyak 18,67. 5

3. Diameter batang Data hasil pengamatan diameter batang dari minggu ke-0 hingga ke-10 dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Diameter Batang Kelengkeng Pingpong (Nephelium longanum) Rerata Diameter Batang Minggu ke 0 10 (cm) Perlakuan Total Rerata Total Kuadrat 0 2 4 6 8 10 P0 0.202 0.205 ** 0.198 * 0.205 ** 0.205 ** 0.205 ** 0.202 0.205 ** 0.205 ** 0.203 0.230 ** 0.213 0.210 * 0.217 0.220 0.210 * 0.210 * 0.213 0.218 * 0.248 ** 0.225 0.232 0.232 0.232 0.232 0.222 0.228 0.233 0.257 0.243 0.247 0.260 ** 0.243 0.260 ** 0.237 * 0.250 0.255 * 0.278 0.262 0.258 0.282 0.265 0.292 ** 0.262 0.272 0.280 * 0.307 0.293 0.290 0.313 ** 0.290 0.310 0.290 0.293 1.391 1.525 1.434 1.442 1.509 1.455 1.506 1.426 1.461 0.232 0.254 0.239 0.240 0.252 0.243 0.251 0.238 0.244 1.935 2.326 2.056 2.079 2.277 2.117 2.268 2.033 2.135 Keterangan : ** : rerata paling tinggi * : rerata paling rendah PO : tanpa pupuk dan tanpa CMA : CMA 3 gr : pupuk organik 100 gr : pupuk organik 80 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 80 gr dan CMA 3 gr : pupuk organik 100 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 100 gr dan CMA 3 gr : pupuk organik 120 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 120 gr dan CMA 3 gr Pada minggu ke 0-10 tanaman yang memiliki rerata diameter batang paling banyak pada perlakuan sebanyak 0,313. 6

4. Biomassa Data hasil pengamatan biomassa pada penanaman akhir (Tabel 4). Tabel 4 Biomassa Kelengkeng Pingpong (Nephelium longanum) Perlakuan ULANGAN Total Rerata Total Kuadrat 1 2 3 4 5 6 P0 1.38 1.8** 1.62 1.2* 1.7 1.56 1.58 1.66 1.38 1.68 2.1** 1.92 1.5* 2 1.86 1.88 1.96 1.68 1.57 1.81 1.73 1.52 1.55 1.13* 1.24 2.04** 1.72 1.97 2.21 2.13 1.92 1.95 1.53* 1.64 2.44** 2.12 1.47 1.8 1.67 1.36 1.62 1.34* 1.41 1.85** 1.55 1.88 2.21 2.08 1.77 2.03 1.75* 1.82 2.26** 1.96 9.95 11.93 11.15 9.27 10.85 9.17 9.57 12.21 10.41 1.65 1.98 1.85 1.54 1.80 1.52 1.59 2.03 1.73 990.025 1.423.249 1.243.225 859.329 1.177.225 840.889 915.849 1.490.841 1.083.681 Keterangan : ** : rerata paling tinggi * : rerata paling rendah PO : tanpa pupuk dan tanpa CMA : CMA 3 gr : pupuk organik 100 gr : pupuk organik 80 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 80 gr dan CMA 3 gr : pupuk organik 100 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 100 gr dan CMA 3 gr : pupuk organik 120 gr dan CMA 2 gr : pupuk organik 120 gr dan CMA 3 gr Dalam penelitian ini dilakukan pada 9 perlakuan dan 6 kali ulangan. Pada ulangan 1 rerata biomassa paling banyak pada perlakuan sebanyak 1,8 dan rerata biomassa paling sedikit pada perlakuan sebanyak 1,2. Pada ulangan 2 tanaman yang memiliki rerata biomassa paling banyak pada perlakuan sebanyak 2,1 dan rerata biomassa paling sedikit pada perlakuan sebanyak 1,5. Pada ulangan 3 tanaman yang memiliki rerata biomassa paling banyak pada perlakuan sebanyak 2,04 dan rerata biomassa paling sedikit pada perlakuan sebanyak 1,13. Pada ulangan 4 tanaman yang memiliki rerata biomassa paling banyak pada perlakuan sebanyak 2,44 dan rerata biomassa paling sedikit pada perlakuan sebanyak 1,53. Pada ulangan 5 tanaman yang memiliki rerata 7

biomassa paling banyak pada perlakuan sebanyak 1,85 dan rerata biomassa paling sedikit pada perlakuan sebanyak 1,34. Pada ulangan 6 tanaman yang memiliki rerata biomassa paling banyak pada perlakuan sebanyak 2,26 dan rerata biomassa paling sedikit pada perlakuan sebanyak 1,75. SIMPULAN Dari uraian pendahuluan hingga hasil, dapat disusun simpulan sebagai berikut: 1. Perbedaan perlakuan dosis pupuk organik dan CMA tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang kelengkeng pingpong (Nephelium longanum). 2. Perbedaan perlakuan dosis pupuk organik dan CMA memberikan pengaruh nyata terhadap biomassa tanaman kelengkeng pingpong (Nephelium longanum). 3. Perbedaan perlakuan dosis pupuk organik dan CMA pada biomassa yang terbaik pada perlakuan kombinasi pupuk 120 gr dengan CMA 2gr. 8

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Penangkaran Tanaman Buah Lengkeng Dataran Rendah dan Bibit Buah Lainnya (http://www.nusaadv.com/abuorange/profilehijau_eshop.php?nusaadv=3& idb=263&content=938. Diakses pada tanggal 7 November 2012 pukul 14.00 WIB). Chalimah, Siti. 2007. Perbanyakan Gigaspora sp dan Acaulospora. Surakarta: FMIPA UNS Surakarta. de-souza, FA. 2005. Biology, Ecology and Lucia.Y. 2005. Cendawan mikoriza arbuskula di bawah tegakan tanaman manggis dan peranannya dalam pertumbuhan bibit manggis (Garcinia mangostana), Tesis. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor (Unpublish). Ezawa. 2002. Phosphat Metabolism and Transport of Anthocyanin and Antifugal Compounds of Palygoneum Tichtorium. Thesis of Kagawa University Japan. Johansen, A. and E.J. Joner. 2000. Phosphatase activity of external hyphae of two arbuscuiar mycorrhizal fungi. Mycol. Res. 104:81-86. Kartini, Ni Luh. 2010. Cacing Tanah Makhluk Lemah yang Perkasa (http://www.indonesiaorganic.com/detail.php?id=304&cat=116. Diakses pada tanggal 14 Maret 2013 pukul 20.09 WIB). Smith, S.E., F.A. Smith and I Jacobsen. 2003. Mycorrhizal fungi can dominate phosphate supply to pints irrespective of growth responses. Plant Physiol. 133:16-20. Soil Science. University of Hawaii. Widyastuti, Happy, et al. 2005. Penggunaan Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula sebagai Inokulum untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Serapan Hara Bibit Kelapa Sawit. Menara Perkebunan: Bogor Yudi Hudiono, Suranto dan Edwi Mahajoeno. 2010. Pengaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Jambu Air (Syzygium samarangense) dan Kelengkeng (Dimocarpus longan lour) (http://pasca.uns.ac.id/?p=782. Diakses pada tanggal 3 November 2012 pukul 13.45 WIB). Yudi Purwanto, Heru, et al. 2011. Pengaruh Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Anaerob dan Aerob Dari Biomassa Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea.l). Surakarta: Program Pascasarjana Biosain Universitas Sebelas Maret Surakarta 9