BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat terkenal dan mendunia dengan jumlah penggemar yang sangat banyak yang tersebar diseluruh belahan dunia. Situs www.totalsportek.com membuat daftar peringkat olahraga yang paling terkenal di dunia dengan mempertimbangkan 13 kriteria seperti jumlah penonton TV, jumlah liga profesional, pendapatan hak siar TV, pendapatan dari sponsor, kehadirannya di media sosial dan kriteria yang lain, dan menyatakan bahwa cabang olahraga sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling terkenal di dunia dengan setidaknya ada lebih dari 4 miliar penggemar sepak bola diseluruh dunia (Total Sportek 2014). Banyaknya jumlah penggemar olahraga ini menjadikan pasar bisnis dalam dunia sepak bola sangat menggiurkan. Karena termotivasi oleh faktor tersebut, sejak tahun 2000-an banyak pengusaha mulai melihat dunia sepak bola ini sebagai salah satu bisnis yang memiliki prospek yang bagus. Para pengusaha mulai berinvestasi di dunia sepak bola dengan 1
2 membeli sebagian besar atau bahkan seluruh kepemilikan sebuah klub yang tidak berprestasi dan membangunnya menjadi tim yang lebih kuat dan disegani agar mendapatkan keuntungan yang besar. Sebagai contoh, seperti yang dicatat oleh UEFA dalam situs resminya www.uefa.com, pengusaha minyak asal Rusia yang bernama Roman Abramovich mulai memasuki bisnis sepak bola Inggris pada tahun 2003 dengan membeli lebih dari setengah kepemilikan klub sepak bola Chelsea FC (UEFA 2003). Dengan kekuatan uangnya, ia berhasil menyulap klub tersebut menjadi klub kuat yang masuk dalam jajaran klub papan atas Liga Inggris dan bahkan menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan di benua Eropa, yang dibuktikan dengan berbagai raihan piala seperti piala juara Liga Primer Inggris, Liga Europa, Piala FA, Piala Liga Inggris, Piala Community Shield, dan Liga Champions (Chelsea FC 2016). Hal yang sama juga terjadi pada klub Manchester City setelah dikuasai oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, seorang pengusaha minyak dari Abu Dhabi, pada tahun 2008 (Shalahuddin 2015). Sejak kedatangan Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan ini, prestasi klub Manchester City meningkat pesat dengan memenangkan berbagai piala seperti Liga Primer Inggris, FA Cup, Piala Liga Inggris, dan FA Community Shield (Manchester City FC 2016). Prestasi serta posisi yang berhasil dicapai oleh klub-klub tersebut terjadi setelah adanya suntikan dana yang melimpah dari pemilik klub yang baru. Kehadiran klub-klub dengan karakter seperti ini mengganggu persaingan juara yang telah terjadi diantara klub-klub besar yang telah lebih dulu mencapai posisi mapan karena memperbanyak jumlah pesaing juara yang kuat sehingga persaingan menjadi semakin berat.
3 Di sisi lain, klub-klub seperti Bayern Munich, Manchester United, Barcelona, atau Real Madrid berbeda dari klub-klub yang disebutkan sebelumnya. Klub-klub tersebut memiliki posisi yang kuat secara finansial dan nonfinansial di liga masingmasing dan dalam beberapa tahun terakhir silih berganti menguasai dunia persepakbolaan Eropa. Posisi yang berhasil diraih oleh klub-klub ini tidak diraih secara instan dengan hanya menggunakan kekuatan uangnya saja seperti klub-klub sebelumnya, melainkan dengan kerja keras klub dalam jangka waktu yang lama. Dikompetisi Liga Primer Inggris nama Manchester United dapat dikatakan sebagai penguasa liga dengan raihan trofi juara terbanyak dengan total 20 trofi (Manchester United FC 2016). Dari tanah Spanyol, klub Real Madrid dan Barcelona saling bersaing dalam menegaskan diri sebagai penguasa Liga Spanyol dengan masingmasing mengoleksi 32 trofi (Real Madrid CF 2016) dan 24 trofi liga (FC Barcelona 2016). Dari kompetisi Bundesliga Jerman, ada klub Bayern Munich dengan koleksi 26 trofi liga (FC Bayern Munich 2016). Di Liga Primer Inggris sendiri kenyamanan yang dirasakan oleh klub Manchester United seolah mulai terusik dengan naiknya kedua klub tersebut ke papan atas liga. Proses mematahkan dominasi klub-klub besar yang telah mapan ini juga terjadi di Liga Champions sebagai kompetisi paling bergengsi di Eropa. Dalam periode 10 tahun terakhir ini gelar juara sebagai tim terbaik di Eropa tidak lagi hanya menjadi milik klub-klub besar seperti Barcelona, Real Madrid, Bayern Munich, Liverpool, atau AC Milan (Paramartha 2015). Klub kaya baru hasil pergantian pemilik pun telah mencatatkan diri dalam daftar juara Liga Champions, seperti yang
4 pernah didapatkan oleh klub Chelsea pada tahun 2012 (Chelsea FC 2016). Selain itu, dalam perjalanan menuju pertandingan final seringkali klub-klub ini mampu untuk menjegal langkah klub-klub besar. Melihat kenyataan adanya 2 karakter klub tersebut membuka pandangan bahwa dalam perebutan gelar juara suatu kompetisi atau liga, uang mungkin dapat memegang peranan penting sebagai salah satu dari sekian banyak faktor yang menentukan hasil akhir. Dalam 10 tahun terakhir klub-klub kecil ataupun klub-klub yang tenggelam dalam masa sulit berkepanjangan yang kemudian disuntik dana besar, seperti yang terjadi pada klub Manchester City, mulai mampu mematahkan dominasi klub besar yang telah mapan, seperti klub Manchester United, dengan cara menjuarai liga atau kompetisi. Hal tersebut kemungkinan besar berdampak pada kinerja keuangan klub-klub yang mendapat dana berlimpah dari proses pergantian pemilik tersebut, yang berarti bahwa klub-klub tersebut dapat mengalami pertumbuhan dibandingkan saat sebelum datangnya pemilik baru. Pertumbuhan keuangan klub-klub tersebut kemungkinan dapat mengusik roda bisnis klub-klub besar yang telah mapan, misalnya mungkin dengan penurunan pendapatan akibat gagal menjuarai suatu liga karena liga dimenangkan oleh klub yang sebelumnya dianggap kurang berprestasi. Dengan adanya dinamika seperti itu dalam bisnis sepak bola, sangat dimungkinkan klub-klub tersebut dapat menghasilkan keuntungan atau justru menderita kerugian. Hal ini dapat berdampak secara langsung kepada pihak investor tersebut, sehingga UEFA sebagai otoritas sepak bola di Eropa menerbitkan aturan
5 Financial Fair Play pada tahun 2010 yang intinya menghendaki adanya keselarasan antara penerimaan dan pengeluaran untuk mencegah klub terjerat dalam utang yang tidak mampu dibayar kembali. Aturan ini kemudian diperbarui pada Juni 2015 dengan menambahkan aspek investasi yang berkesinambungan [sustainable investment] selain aspek keselarasan pengeluaran dan pendapatan (UEFA 2015). 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diangkat oleh peneliti berupa perbandingan kinerja keuangan antara klub sepak bola yang kurang berprestasi yang disuntik dana besar oleh pemilik baru lalu klub tersebut berubah menjadi berprestasi diliga lokal atau bahkan ditingkat Eropa (yang dalam konteks penelitian ini adalah klub Manchester City), dengan klub sepak bola yang memang telah lama berprestasi dan mapan sebagai klub papan atas di liga lokal maupun Eropa seperti klub Manchester United. Permasalahan ini didasari oleh fakta bahwa klub yang awalnya tidak atau kurang mampu bersaing dengan klub papan atas, setelah diberikan dana besar oleh pemiliknya yang baru maka mampu bersaing dan mematahkan dominasi klub-klub papan atas di masing-masing liga atau bahkan dikancah Eropa dengan membelanjakan uangnya yang seolah tak terbatas untuk melakukan berbagai penguatan untuk menandingi klub besar yang telah mapan. Hal ini kemungkinan besar akan berdampak pada kinerja keuangan masing-masing kelompok klub di atas, yang dapat berupa pertumbuhan atau penyusutan dalam kondisi keuangan klub. Kecenderungan klub-klub kaya baru yang membelanjakan uangnya secara berlebihan
6 dan dampaknya bagi kinerja keuangan klub ini juga yang menjadi sorotan UEFA sehingga disetujuinya aturan Financial Fair Play pada tahun 2010. 1.3 Pertanyaan Penelitian Dengan berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut. a. Bagaimana kinerja keuangan klub yang mendapat suntikan dana yang besar dari pemiliknya yang baru berdasarkan ukuran profitabilitas, aktivitas, likuiditas, maupun solvabilitasnya? Apakah semakin membaik atau sebaliknya? b. Bagaimana kinerja keuangan klub yang telah lama mapan setelah munculnya pesaing baru dari klub kaya baru dilihat dari segi profitabilitas, aktivitas, likuiditas, dan solvabilitas? Apakah semakin menurun atau tetap mampu mempertahankan kinerja keuangannya? c. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan antara kedua kelompok klub tersebut? Apakah ada perbedaan tren antara keduanya? d. Klub mana yang memiliki rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan solvabilitas yang lebih baik? Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja keuangan masing-masing kelompok klub tersebut? e. Dari mana saja sumber pendapatan kedua kelompok klub tersebut? Dari sekian sumber pendapatan yang dimiliki oleh klub, sumber pendapatan apa saja yang paling berpengaruh terhadap keseluruhan pendapatan?
7 f. Dengan mengacu kepada adanya aturan Financial Fair Play yang menghendaki bahwa setiap klub tidak boleh merugi melebihi ambang batas yang diperbolehkan selama 3 tahun beruntun, lalu klub mana yang melanggar aturan tersebut? Biaya operasi apa saja yang berpengaruh besar terhadap kerugian klub tersebut? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dipilih oleh peneliti dengan tujuan untuk menghitung dan membandingkan rasio kinerja keuangan antara klub kaya baru hasil dari pergantian pemilik, yang diwakili oleh klub Manchester City, dengan klub besar yang telah mapan, yang diwakili oleh klub Manchester United, sehingga dapat digunakan untuk menguji klub mana yang memiliki kinerja keuangan yang lebih baik, apakah terjadi penurunan kinerja keuangan pada klub besar, dan siapa yang melanggar aturan Financial Fair Play yang diberlakukan oleh UEFA dalam kaitannya dengan aspek likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan solvabilitas. 1.5 Motivasi Penelitian Penelitian ini bermanfaat karena dapat menunjukkan bagaimana gambaran dan perbandingan kinerja keuangan klub Manchester United sebagai klub sepak bola yang telah mapan sebagai tim kuat sejak lama dan klub Manchester City sebagai klub sepak bola yang mulai menjadi tim kuat setelah mendapatkan dana yang berlimpah hasil dari pergantian pemilik klub. Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan dalam dunia pendidikan yang seringkali menyajikan contoh dari
8 perusahaan dagang, jasa, manufaktur, telekomunikasi, ataupun institusi keuangan. Apabila penelitian ini tidak dilakukan, pengetahuan mengenai perbandingan kinerja keuangan antara klub sepak bola yang telah mapan dengan klub sepak bola yang mulai mapan tidak dapat diketahui secara pasti. Hal ini dapat juga diterapkan dalam lingkup sepak bola Indonesia seandainya dapat memperoleh data laporan keuangan masing-masing klub, mengingat bahwa dalam laman resmi PT Liga Indonesia sebagai pihak penyelenggara turnamen disebutkan bahwa tidak semua klub yang berkompetisi di Liga Indonesia melaporkan laporan keuangan tahunannya (PT Liga Indonesia 2013). Laman resmi klub yang bersangkutan juga tidak memuat publikasi laporan keuangan masing-masing klub, sehingga bagi pendukung masing-masing klub tidak dapat melihat sisi akuntabilitas klub yang didukungnya. Oleh karena itu, secara tidak langsung, adanya penelitian ini juga dapat digunakan untuk mendorong pentingnya publikasi laporan keuangan klub-klub Indonesia dengan mengambil contoh dari klub-klub yang dijadikan sampel oleh peneliti. 1.6 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa: 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat maupun dunia pendidikan tentang kinerja keuangan klub sepak bola telah lama kuat secara finansial maupun nonfinansial dan klub yang mulai kuat secara finansial maupun nonfinansial setelah mengalami pergantian pemilik. Hal ini dapat menjelaskan
9 bagaimana bisnis dalam industri sepak bola berjalan, dari mana asal sumber pendapatan klub, dan pendapatan yang diperoleh dikeluarkan untuk apa saja. 2. Memberikan gambaran bagaimana perbandingan kinerja keuangan antara klub yang awalnya tidak berprestasi lalu memperoleh pendanaan dari masuknya investor baru, dengan kinerja keuangan klub yang telah memiliki nama besar dalam dunia persepakbolaan. Hal ini dapat menunjukkan apakah dengan munculnya klub yang mulai mapan tersebut dapat mempengaruhi kinerja keuangan klub yang telah mapan. 3. Menunjukkan bagaimana struktur keuangan dari kedua jenis kelompok klub tersebut terbentuk dan mempengaruhi kinerja keuangannya masing-masing. 4. Dalam prakteknya, penelitian ini dapat mendorong publikasi laporan keuangan klub sepak bola di Indonesia agar menerbitkan laporan keuangan secara rutin seperti beberapa klub yang dijadikan sampel, sehingga meningkatkan akuntabilitas klub. 1.7 Kontribusi Penelitian Penelitian ini dapat berkontribusi dalam bidang praktis, teoretis, maupun kebijakan. Dalam kontribusi praktisnya, penelitian ini dapat berkontribusi dengan cara mendorong dilakukannya publikasi laporan keuangan klub secara rutin dan terbuka dalam praktik persepakbolaan Indonesia setelah melihat peran penting laporan keuangan klub bagi suatu klub itu sendiri dan bagi dunia sepak bola. Praktek pelaporan keuangan klub sepak bola di Indonesia dapat dilakukan dengan mencontoh
10 praktek empiris yang terjadi di liga-liga Eropa yang menerbitkan laporan keuangan secara rutin. Selanjutnya, berkaitan dengan kontribusinya dalam bidang teoretis, hasil temuan dalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan terutama mengenai contoh empiris antara klub yang mulai berubah menjadi klub besar secara instan karena pengaruh uang dengan klub yang telah besar dan mapan sejak puluhan tahun lalu karena berproses sedikit demi sedikit dalam membangun nama besar dan posisi klub. Kontribusinya dalam kebijakan berupa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh empiris bahwa industri sepak bola dapat menjadi industri yang sangat menggiurkan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun kebijakan-kebijakan baru yang lebih baik bagi masyarakat luas maupun bagi pelaku di dalam industri tersebut, terutama berkaitan dengan keterbukaan informasi. 1.8 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Peneliti membatasi penelitian hanya sampai pada perhitungan rasio-rasio keuangan untuk melihat profitabilitas, aktivitas, solvabilitas, dan likuiditas dengan berdasarkan atas laporan keuangan 5 tahun klub Manchester City sebagai sampel dari klub yang mulai mapan setelah mengalami pergantian pemilik dan klub Manchester United sebagai klub besar yang telah lama mapan, perbandingan atas nilai rasio kedua klub yang dihasilkan dari perhitungan tersebut, serta interpretasi atas nilai dan perbandingan tersebut. Dari hasil perhitungan, perbandingan, dan interpretasi yang
11 disebutkan sebelumnya, peneliti kemudian mencari faktor apa saja yang sebenarnya banyak mempengaruhi struktur finansial klub sepak bola diantara kedua kelompok sampel klub tersebut. 1.9 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini dapat secara sederhana dirangkum sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan dalam penelitian ini. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam membahas masalah yang diangkat, yang meliputi desain penelitian yang digunakan, sampel yang dipilih, serta jenis dan sumber data penelitian.
12 BAB 4 PEMBAHASAN Bab 4 ini memuat deskripsi data, analisis, dan juga pembahasan atas data-data yang telah berhasil didapatkan. Pembahasan berkaitan dengan interpretasi hasil penghitungan nilai rasio. BAB 5 KESIMPULAN Bab ini memuat kesimpulan mengenai seluruh hasil analisis data yang didasarkan atas hasil dari rasio-rasio tersebut, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini, serta implikasi yang mungkin terjadi apabila keterbatasan tersebut dapat diatasi.