MENULIS MENUMBUHKAN INDUSTRI KREATIF. Oleh: Hj. Dra. Sri Mulyati, M.Pd. Universitas Pancasakti Tegal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENUMBUHKAN KETERAMPILAN MENULIS BAGI ANAK DAN PENULIS PEMULA. Musrini

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

SILABUS MATA KULIAH PENULISAN KREATIF SASTRA (IN 509) PROGRAM NONDIK

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan berbicara,

Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

DIKOTOMI TULISAN WRITER IN YOU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

Fungsi Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

TEKNIK PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI PRAMINTO ADI.S.IP KEPALA BAGIAN SDM APARATUR, HUKUM DAN ORGANISASI BADAN RISET DAN SDM KP

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

Glosarium audiens aktif alur bahasa efektif bagan diskusi drama grafik gagasan utama karakteristik karya ilmiah lisan lingkungan moderator

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1

SILABUS MATA KULIAH SEMESTER GENAP 2007/ 2008 FPBS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Pengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

Pertemuan II. Tulisan ini bersifat allowed to spreading without permission by author

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

Bab 1 Konsep Karya Ilmiah [

TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

BAB II KEMAHIRAN BERBAHASA ARAB

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH SMP KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Transkripsi:

MENULIS MENUMBUHKAN INDUSTRI KREATIF Oleh: Hj. Dra. Sri Mulyati, M.Pd. Universitas Pancasakti Tegal srimulyatiupstegal@gmail.com Abstrak Mengarang itu gampang dan menulis itu mudah. Namun demikian tidak banyak orang yang dapat mengarang dan menulis karena mereka tidak melakukan usaha dengan sungguh-sungguh. Padahal menulis dapat menumbuhkan industri kreatif. Diperguruan tinggi misalnya, dengan adanya budaya menulis yang berkembang dengan dengan baik di sekitarnya tumbuh berkembang industri kreatif seperti berupa percetakan, penerbitan, perpustakaan, dan penjilidan. Tulisan pendek ini membahas menulis yang dapat menumbuhkan industri kreatif itu. Kata Kunci: menulis, industri kreatif A. Pendahuluan Soeseno (1984) menyebutkan bahwa menulis adalah membuat karya tulis berdasarkan tulisan, karangan, atau pernyataan gagasan orang lain. Tulisan adalah hasil karya kegiatan menulis, seperti makalah, paper, laporan, artikel, skripsi, tesis, dan disertasi. Ciri-ciri tulisan adalah terdapat pada bagian belakang daftar pustaka. Karangan adalah hasil karya seorang pengarang. Hasil karya itu misalnya berupa crita pendek (cerpen), novel, dan naskah drama. Jika tulisan disususn berdasarkan hasikajian pustaka atau studi pustaka, maka karangan berdasarkan imajinasi. Tetapi boleh saja karangan juga ditulis berdasarkan penelitian atau studi pustaka. Novel Roro Mangunwijaya yang berjudul Ikan-Ikan Hiu Ido Homa ditulis berdasarkan penelitian lapangan atau survei. Data yang diperoleh dari hasil wawancara merupakan wujud pernyataan gagasan orang lain. Laporan penelitian yang pengumpulan datanya dengan teknik wawancara datanya merupakan pernyataan gagasan orang lain. Berita yang ditulis seorang wartawan hasil wawancara merupakan pernyataan gagasan orang lain. Semua tulisan esei merupakan hasil pernyataan gagasan orang lain. Menulis sering dibedakan dengan mengarang. Soeseno (1984) menyebutkan bahwa mengarang adalah membuat karya tulis berdasarkan imajinasi penulisnya. Imajinasi itu khayalan. Jadi, cerpen itu karangan. Novek itu karangan. Naskah drama itu karangan. Menulis dan mengarang disebut juga menulis, yaitu pengertian menulis secara umum. Tarigan (2008: 22) menyebutkan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat memahami 859 P a g e

lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu. Yang dimaksud menulis di sini adalah menulis secara umum, yang meliputi menulis dan mengarang itu. B. Mengarang Itu Gampang Arswendo Atmowiloto (1979) pernah mengatakan bahwa mengarang itu gampang. Gampang itu mudah. Mudah itu tidak sulit. Mengarang itu gampang karena syaratnya sederhana saja, yaitu bisa menulis, bisa membaca, dan pernah berkomunikasi dengan orang lain. Berdasarkan persyaratan itu, mestinya orang yang bisa menulis bisa mengarang. Ia bisa membuat cerpen, novel, dan naskah drama. Tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang bisa menulis menghasilkan karangan. Karena tidak pernah mengarang. Berdasarkan persyaratan itu, mestinya orang yang bisa membaca bisa mengarang. Ia bisa membuat cerpen, bisa membuat novel, dan bisa menggubah naskah drama. Tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang bisa membaca mampu menelorkan karangan. Sebab tidak pernah mengarang. Berdasarkan persyaratan itu, mestinya orang yang pernah bercerita kepada orang lain bisa mengarang. Bisa membuat cerpen ia, mampu menulis novel ia, dan juga bisa menggubah drama. Kenyataannya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang bisa menulis menghasilkan karangan. Tidak pernah mencoba mengarang, sebabnya. C. Menulis Itu Mudah Sukino (2010) menyebutkan bahwa menulis itu mudah. Mudah itu gampang. Gampang itu tidak sulit. Menulis itu mudah karena mudalnya hanya lima, yaitu memiliki kepekaan, memiliki informasi, mempunyai bacaan, suka menulis, dan gemar membaca membaca. Berdasarkan persyaratan itu, mestinya orang yang memiliki kepekaan bisa menulis. Ia bisa menulis makalah, ia bisa menulis artikel, ia bisa menulis laporan, bisa menulis skripsi, tesis, dan disertasi. Tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang bisa membuat tulisan. Karena tidak pernah dengan sungguh-sungguh mencoba. Nyatanya semua mahasiswa dan mahasiswa bisa menulis skripsi. Berdasarkan persyaratan itu, mestinya orang yang memiliki informsi bisa menulis. Ia bisa menuls makalah, bisa menulis paper, bisa menulis skripsi, tesis, dan disertasi. Tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang memiliki informasi menghasilkan tulisan. Sebab tidak pernah dengan sungguh mencoba. Sebagai buktinya semua siswa bisa mewujudkan karya tulisnya. Berdasarkan persyaratan itu, mestinya orang yang mempunyai bacaan bisa menulis. Bisa membuat makalah, paper, skripsi, tesis, dan disertasi. Kenyataannya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang mempunyai buku bisa menulis atau menghasilkan tulisan. Tidak pernah dengan sungguh-sungguh mencoba menulis, sebabnya. 860 P a g e

Berdasarkan persyaratan itu, mestinya orang yang suka menulis akan bisa menulis. Ia bisa menuls makalah, bisa menulis paper, bisa menulis skripsi, tesis, dan disertasi. Tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang suka menulis menghasilkan tulisan. Sebab tidak pernah dengan sungguh-sungguh menulis. Sebagai buktinya semua sarjana pernah menghasilkan karya tulis seperti paper, makalah, laporan, dan skripsi. Berdasarkan persyaratan itu, mestinya orang yang suka membaca bisa menulis. Bisa membuat makalah, paper, skripsi, tesis, dan disertasi. Kenyataannya tidak seperti itu. Tidak semua orang yang suka membaca menghasilkan tulisan. Sebabnya tidak dengan sungguh-sungguh mencoba menulis. Mengarang itu gampang dan menulis itu mudah. Persoalannya mengapa tidak semua orang bisa mengarang dan menulis? Jawabnya adalah barang kali tidak tahu manfaat mengarang atau menulis. D. Manfaat Menulis Seperti dikutip Gie (2002: 21) di dalam bukunya yang berjudul The Power of Creative Writing, Percy (1981) menyebutkan enam manfaat menulis. Pertama, jika ia seorang tokoh masyarakat kemampuan menulis dapat menghasilkan tulisan yang dimuat di media massa. Apa untungnya? Dengan dimuat di media massa tulisan itu maka penulisnya akan mendapatkan honirarium sebagai imbalannya. Penulisnya juga akan menjadi terkenal. Penulisnya juga akan mendapatkan pengakuan sebagai pakar di masyarakat. Kedua, jika ia seorang ibu rumah tangga yang mempunyai banyak cerita suka dan duka, maka ia akan menghasilkan tulisan yang dapat dibaca atau dinikmati orang lain. Bagi seorang ibu rumah tangga, menulis adalah ilmu yang amaliah sekaligus bentuk amal yang ilmiah. Disebut ilmiah karena menulis itu ada ilmunya. Bukankah ada ilmu tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang diikat dalam ketrampilan berbahasa? Ketiga, jika ia seorang guru atau dosen maka kemempuannya menulis dapat digunakan untuk menulis artikel yang bisa dikirim di majalah atau jurnal. Bukankah menulis makalah dan artikel sangat dianjurkan untuk guru dan dosen? Kepandaian menulis juga bisa dimanfaatkan untuk menulis buku pelajaran bagi guru dan dosen. Bukankah menulis buku pelajaran merupakan tuntutan bagi seorang guru dan dosen? Keempat, jika ia seorang pelajar atau mahasiswa, kepandaian menulis dapat digunakan untuk menulis makalah atau paper sebagai tugas kuliah. Bahkan sebagai bekal menulis skripsi. Rasanya tidak ada mahasiswa yang tidak mendapatkan tugas menulis peper dari dosennya. Tidak ada mahasiswa tidak mendapatkan tugas menulis laporan dari dosennya. Pun tidak ada mahasiswa yang tidak menulis skripsi sebagai bentuk tugas akhir mereka. Kelima, kalau ia seorang pejabat maka kepandaian menulis menjadi bekal yang sangat penting untuk menulis laporan manajemen yang sangat baik. Laporan manajemen harus ditulis dengan bahsa yang efektif sehingga dapat dipahami pembaca sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban. Tidak hanya ditulis dengan 861 P a g e

efektif laporan manajemen itu, tetapi juga harud dengan bahasa yang baik dan menar. Baik berarti sesuai dengan situasi kepentingnyannya. Benar berarti sesuai dengan kaidan atau pedoman yang berlaku. Keenam, kalau ia seorang purnawirawan yang pandai bahasa asing, maka kemampuan menulis akan menjadi bekal menyusun hasil terjemahan. Hasil terjemahan itu bisa diterbutkan dalam bentuk buku, dipasarkan dan jika laku maka akan menjadi sumber penghasilan tambahan. Tidak sedikit orang yang berprofesi menjadi penerjemah. Bahkan bisa menerima pesanan penerjemahan. Ketujuh, jika ia seorang anggota masyarakat biasa maka setidaknya kepandaian menulis bisa dijadikan bekal menulis catatan harian. Tidak sedikit catatan harian yang diterbitkan sebagai buku, sebagai novel, atau bisa saja sebagai kumpulan puisi. Singkatnya, kepandaian menulis bukanlah sesuatu yang akan menjadi sia-sia. Kekandaian menulis bisa dijadikan ketrampilan, yaitu ketrampilan menulis yang dapat dijadikan pilihan profesi. Maka itu, budaya menulis dapat menumbuhkan industri kreatif. E. Budaya menulis dan Tumbuhnya Industri Kreatif Budaya menulis dapat menyebabkan tumbuhnya industri kreatif. Dunia penerbitan akan tumbuh dengan subur dengan akanya budaya membaca. Dunia penerbitan juga akan tumbuh dan berkembang dengan adanya budaya menulis. Industri kreatif adalah industri penerbitan. 1. Budaya Membaca dan Tumbuhnya Industri Kreatif Namnya teori kendi. Kendi adalah poci yang rerbuat dari tanah. Ia mempunyai mulut di atas. Ia juga mempunyai mulut di samping yang menghadap ke atas. Jika kendi itu diisi dengan air terus menerus, maka kendi itu akan penuh. Jika kendi itu diisi terus walau sudah penuh maka akan tumpahlah airnya. Kendi itu adalah pembaca. Dan buku adalah airnya. Jika pembaca membaca terus dan terus dan terus dan terus maka akan penuh ilmu di kepalanya. Akan tumpahlah ia sebagaimana air, dan tumpahannya itu adalah tulisan. Orang yang banyak membaca akan lahir berbagai ide, gagasan dari kepalanya yang akan dituangkan melalui tangannya berupa tulisan. Jangan lupa bahwa untuk banyak membaca butuh banyak bacaan. Dalam berbagai bentuk. Makalah, artikel, buku, kamus, dibutuhkan. Karena itu, industri kreatif pun berjalan karena dibutuhkan banyak buku, banyak majalah, banyak koran, banyak jurnal, dan bacanya yang lain. Jasa fotocopy, jilig, percetakan turut berkembang. 2. Budaya Menulis dan Tumbuhnya Industri Kreatif Sebaliknya, budaya menulis menumbuhkan industri kreatif berupa berbagai bentuk penerbitan. Menulis makalah, menulis artikel, menulis buku membutuhkan jasa penerbitan dalam bentuk industri kreatif. Di dalam bentuk yang paling sederhana makalah perlu dicetak untuk dipresentasikan di dalam sebuah seminar, misalnya. Pencetakan makalah membutuhkan jasa print, fotocopy, dan jilid. Dengan demikian industri kreatif akan tumbuh. Belum lagi jika makalah itu dihimpun dalam bentuk prosiding. Berarti perlu jasa percetakan dan jasa pembuatan administrasi ISBN. 862 P a g e

Artikel ditulis, biasanya untuk diterbitkan ke dalam jurnal atau majalah. Penerbitan majalah dan jurnal adalah kerja industri kreatif. Maka itu, penulisan artikel jurnal atau majalah menyebabkan tumbuhnya industri kreatif juga. Hal yang sama terjadi pada penulisan buku. Menulis buku membutuhkan penerbitan. Jasa penerbitan adalah industri kreatif. Bukan hanya itu, penjualan buku melalui toko-toko buku baik yang konvensional ataupun onlene adalah rupa industri kreatif itu. Pendek kata, budaya menulis menumbuhkan indutri kreatif seperti tumbuhnya budaya membaca. F. Simpulan Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa ketrampilan menulis dapat menumbuhkan industri kreatif yang berupa percetakan dan penerbitan. Oleh karena itu, budaya menulis harus ditingkatkan untuk menumbuhkan industri kreatif. Baik menulis buku, artikel, atau pun yang lain. DAFTAR PUSTAKA Atmowiloto. Arswendo. 1979. Mengarang itu Gampang. Jakarta: Gramedia. Soeseno, Slamet. 1984. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Jakarta: Gramedia. Sukino. 2010. Menulis itu Mudah. Yogyakarta: Lkis Printing. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. 863 P a g e