2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui interaksi kemampuan berbahasa. Hal ini dimaklumi karena berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dari proses belajar mengajar di kelas. Saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk melakukan aktivitas menulis. Aktivitas menulis yang dilakukan siswa beragam. Siswa dituntut untuk menulis materi yang diajarkan maupun menulis sebuah karya baik fiksi ataupun nonfiksi. Keharusan siswa untuk menulis merupakan bagian dari pembelajaran. Di sekolah siswa akan diajarkan secara bertahap agar terampil menulis. Hal tersebut sesuai dengan keterampilan menulis yang tidak bisa didapatkan secara instan. Menjadi terampil menulis, seseorang membutuhkan waktu serta adanya proses latihan dan praktik sesering mungkin secara teratur. Pernyataan tersebut sesuai dengan ungkapan Djuharie (2005, hlm.120) bahwa menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatih. Berdasarkan pernyataan tersebut, seseorang terampil menulis bukan karena bakat yang dibawa sejak lahir melainkan melalui proses latihan dan praktik yang terus menerus. Hal tersebut sejalan juga dengan pendapat Akhadiah (dalam Suyatinah, 2005, hlm. 406) bahwa keterampilan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turuntemurun, akan tetapi merupakan hasil proses belajar mengajar dan ketekunan berlatih. Selain itu, Tarigan (2008, hlm. 9) mengungkapkan menulis seperti juga hal ketiga keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menulis bukan sekadar masalah teori dalam arti hanya cukup mempelajari tata bahasa dan pengetahuan tentang teori menulis saja, melainkan adanya proses latihan dan praktik sesering mungkin secara teratur. Adanya penguasaan keterampilan menulis ini, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya dalam bentuk 1

2 tulisan baik fiksi maupun nonfiksi. Selain itu, yang terpenting adalah dapat menumbuhakan minat dan motivasi siswa untuk menulis. Di dalam kurikulum KTSP 2006, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulis. Materi yang ada di dalamnya diintegrasikan dalam empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Melalui materi-materi tersebut siswa akan diajarkan agar terampil menyimak, berbiacara, membaca maupun menulis. Salah satu materi dalam kurikulum KTSP 2006 di antaranya terdapat kompetensi dasar pembelajaran menulis yaitu menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas untuk siswa SMP kelas VIII. Hal ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah akan pentingnya kompetensi atau kemampuan siswa dalam menulis khususnya menulis berita. Siswa SMP kelas VIII diharapkan dapat menulis teks berita dengan baik. Pada taraf ini siswa SMP kelas VIII sudah mampu mengamati dan menangkap informasi yang terdapat dalam berita. Menulis berita memiliki aturan tersendiri. Hal tersebut disebabkan berita memiliki kriteria atau ciri khas tersendiri yang membedakan dengan jenis teks lainnya. Saat ini, berita sering kali dibuat dan dipublikasikan untuk berbagai kepentingan. Salah satunya kepentingan propaganda yang mengesampingkan prinsip atau kriteria berita yang sesungguhnya. Berita tersebut terkadang dilebih-lebihkan atau bahkan dikurangi. Banyak hal yang dapat timbul akibat fenomena tersebut. Hal yang paling fatal adalah timbulnya konflik. Berdasarkan hal tersebut, siswa harus diberikan pengenalan, pengetahuan, pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip yang terkandung dalam berita. Hal tersebut bisa dilakukan salah satunya melalui pembelajaran di sekolah. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, saat ini kemampuan menulis teks berita siswa masih rendah. Siswa masih kesulitan menentukan unsurunsur pokok berita. Unsur berita dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang sering dikenal dengan 5W+1H atau ADIKSIMBA (apa yang terjadi, di mana peristiwa itu terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, siapa yang ada pada peristiwa tersebut, mengapa

3 peristiwa itu terjadi dan bagaimana peritiwa itu terjadi). Siswa juga masih kesulitan mengembangkan dan mengorganisasikan unsur-unsur berita menjadi kalimat yang sesuai dengan maksud unsur beritanya, dan siswa masih kesulitan dalam menyusun teks berita dengan baik. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita disebabkan berbagai faktor. Salah satu pengajar SMP Negeri 29 Bandung menuturkan bahwa kemampuan siswa di sekolah itu berada pada rata-rata menengah ke bawah. Siswa sedikit lambat dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Menaggapi hal tersebut, guru harus memiliki cara mengajar yang bervariatif dan mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu, cara mengajar guru masih menggunakan metode tradisional atau ceramah saja. Hal ini memengaruhi terhadap daya tarik siswa untuk mengikuti pembelajaran. Sarana dan prasarana pendukung pembelajaran pun masih sangat minim. Di sekolah tersebut hanya terdapat beberapa kelas saja yang sudah tersedia infokus. Saat ingin menggunakan media, guru harus melalui beberapa prosedur terlebih dahulu karena harus bertukar kelas. Salah satunya meminta izin kepada guru dan murid yang sedang menggunakan kelas tersebut Pembelajaran menulis berita seharusnya yang lebih diutamakan adalah praktik. Siswa diajarkan bagaimana menulis berita yang baik dan benar bukan hanya diberikan teori-teorinya saja. Di dalam pembelajaran menulis berita, teori bukanlah tidak penting. Teori-teori beritapun perlu disampaikan sebagai dasar pengetahuan siswa untuk menulis berita. Saat siswa sudah memahami teori-teori tentang berita, kemudian siswa ditugaskan untuk menulis berita di bawah bimbingan guru. Pada saat pembelajaran menulis berita, seharusnya guru juga menerapkan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satu cara menciptakan hal tersebut adalah menggunakan metode pembelajaran kreatif dan inovatif yang dapat mewadahi semua karakter belajar siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran yang sesuai bisa membantu agar hasil pembelajaran lebih maksimal. Penggunaan media saat pembelajaran menulis berita dapat menarik minat siswa agar mau mengikuti pembelajaran dan mempermudah siswa dalam menulis berita.

4 Sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, peneliti tertarik untuk menerapkan teknik Think-Talk-Write (TTW) dalam pembelajaran menulis khususnya menulis berita. Teknik tersebut diharapkan dapat memotivasi dan menumbuhkan minat siswa supaya tertarik dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita. Selain itu, dapat menciptkan suasana belajar yang komunikatif. Teknik Think-Talk-Write (TTW) ini, pada dasarnya dibangun melalui proses berpikir, berbicara, dan menulis. Teknik ini dikembangkan dari keterlibatan siswa dari proses berpikir setelah membaca atau menyimak, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan teman lain atau kelompok kemudian mengungkapkan dalam tulisan atau rangkuman sesuai dengan kreativitasnnya. Pada proses pembelajaran dengan teknik Think-Talk-Write (TTW) terjadi aktivitas berpikir, berkomunikasi, dan mengontrol ide berdasarkan pemahaman dan pengetahuan yang diperolehnya. Pembelajaran berita menggunakan teknik ini, siswa akan diajarkan menulis berita secara bertahap. Siswa menulis berita melalui proses berfikir yakni menyimak dan membaca untuk mengumpulkan pengetahuan dasar tentang berita. Selanjutnya siswa diajak berdiskusi untuk berbagi ide dengan siswa yang lainnya. Proses terkahir adalah menulis berita berdasarkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari proses berfikir dan berdiskusi. Penggunaan teknik ini dalam pembelajaran diharapkan siswa lebih aktif, baik secara individual maupun dalam kelompok belajar. Teknik pembelajaran ini akan dibantu dengan media tayangan atau video agar lebih menarik dan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Tayangan/video ini dapat menstimulus siswa untuk menemukan ide-ide kreatif dalam menulis berita. Teknik Think-Talk-Write (TTW) menggunakan media video ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan keterampilan menulis khususnya munulis teks berita. Pemilihan model ini didasari oleh penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti teknik tersebut. Nugroho (2010) melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika SMP melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW). Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menerapkan model Think-Talk-Write (TTW) pada pembelajaran

5 matematika. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui tiga tahapan dalam pembelajaran TTW, yakni think (berfikir), talk (berbicara) dan write (menulis), dapat meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu, Halim (2010) melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dan Strategi React untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Binjai Tahun Pelajaran 2013/2014. Pada penelitian tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran TTW pada pembelajaran akuntansi. Hasilnya menunjukan bahwa penerapan model think-talk-write dan strategi react pada pembelajaran akuntansi terjadi peningkatan hasil berlajar siswa yang signifikan. Terbukti dari hasil prates dan pascates siklus I mengalami peningkatan yakni 57,67 (tidak tuntas) menjadi 68,33. Pada siklus II mengalami peningatan juga menjadi 82,33. Penelitian terdahulu tersebut membuktikan bahwa teknik think-talk-write cukup efektif digunakan dalam pembelajaran akuntansi dan matematika. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Teknik Think-Talk-Write (TTW) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis teks berita sebelum dan sesudah diterapkan teknik think-talk-write di kelas eksperimen? (2) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis teks berita tanpa diterapkan teknik think-talk-write di kelas pembanding? (3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis teks berita di kelas eksperimen dan kelas pembanding?

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis teks berita di kelas eksperimen yang menggunakan teknik think-talk-write dan di kelas kontrol yang tidak menggunakan teknik tersebut. Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) kemampuan siswa dalam menulis teks berita sebelum dan sesudah diterapkan teknik think-talk-write di kelas eksperimen; (2) kemampuan siswa dalam menulis teks berita tanpa diterapkan teknik think-talkwrite di kelas pembanding; (3) ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis teks berita di kelas eksperimen dan kelas pembanding. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi guru, siswa dan peneliti. Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (a) Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan para guru mengenai model-model pembelajaran serta pelaksanaannya dalam sebuah pembelajaran. Selain itu, teknik think-talk-wrtite ini bisa dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran dalam menulis teks berita agar berlangsung lebih menarik dan menyenangkan. (b) Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa agar gemar menulis dan meningkatkan kemampuan menulis khususnya pada pembelajaran menulis teks berita. (c) Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga kepada peneliti sebagai calon guru. Penelitian ini dapat melatih kreativitas peneliti dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

7 E. Struktur Organisasi Skripsi Bab 1 memuat pendahuluan terdiri atas latar belakang penelitian yang memaparkan hal-hal yang menjadi alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Latar belakang tersebut dikerucutkan menjadi rumusan masalah yang dapat menghasilkan tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Selain itu pada bab 1 memuat struktur organisasi skripsi. Bab 2 memuat kajian pustaka yang berisi konsep atau teori dalam bidang menulis, berita, dan teknik Think-Talk-Write (TTW). Selain itu, pada bab ini juga berisi penelitian relevan yakni penelitian tentang teknik Think-Talk-Write (TTW) yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Posisi teoretis peneliti juga dideskripsikan pada bab ini. Bab 3 memuat metode penelitian terdiri atas desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel dengan menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi. Selain itu, bab ini juga memuat instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data. Bab 4 memuat temuan dan pembahasan yang terdiri atas deskripsi dan analisis data yang mendeskripsikan data-data hasil penelitian serta pengolahannya sesuai dengan rumusan permasalahan yang ada pada bab 1 dan pembahasan hasil penelitian. Bab 5 memuat simpulan, implikasi dan rekomendasi yang terdiri atas penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil pembelajaran menulis teks berita menggunakan teknik Think-Talk-Write (TTW). Selain itu, bab ini juga mampu menjawab pertanyaan atau masalah penelitian yang telah dipaparkan pada bab 1 dan rekomendasi untuk para peneliti berikutnya yang seminat.