BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

dokumen-dokumen yang mirip
Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

Manajemen Berdasarkan Aktivitas Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 5 Present By: Ayub W.S. Pradana 23 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC)

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian mengenai manufacturing cycle effectiveness dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT

PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) SEBAGAI SARANA UNTUK MENDORONG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI. Oleh:

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa semakin kuat (sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS METODE ACTIVITY

BAB II URAIAN TEORITIS. Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

ACTIVITY BASED COSTING. Prepared by Yuli Kurniawati

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) DAN MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS (ABM)

BAB II. Tinjauan Pustaka. bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang penerapan MCE. sebagai alat ukur dalam meningkatkan produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cepatnya terjadi perubahan di dunia usaha. Untuk dapat mengikuti arus persaingan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) SEBAGAI SARANA UNTUK MENDORONG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, terjadi persaingan di antara industri-industri. produk yang bermutu dan bersaing di pasaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang ini untuk selalu meningkatkan efisiensi dan

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan juga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Karena kondisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. beropersasi secara efektif dan efisien agar hasil produksinya mempunyai daya saing

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

EFISIENSI BIAYA PRODUKSI GULA BERDASARKAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT SYSTEM PADA PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS IX GUNUNG BATIN LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan perlu untuk menyusun

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mampu melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan cepat terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. mendistribusikan produk yang telah dihasilkannya tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari penjualan produk tersebut. Perusahaan harus memperhatikan nilai

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan daya saingnya. Seiring dengan hal tersebut, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. ini menimbulkan terjadinya persaingan yang ketat antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang semakin kuat membuat setiap perusahaan salah satunya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pasar.( )

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam keseharian masyarakat Indonesia. BPS mencatat terdapat

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. operasionalnya berdasarkan tingkat biaya pelanggan dan aktivitas masing- masing

Transkripsi:

5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Identifikasi Aktivitas Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang menyebabkan konsumsi sumber daya dalam suatu organisasi. Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 625), Aktivitas adalah suatu unit pekerjaan yang dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh organisasi dalam menyediakan nilai bagi produk yang menyebabkan timbulnya biaya dalam organisasi. Dalam proses produksi suatu perusahaan, tidak semua aktivitas adalah aktivitas yang memberi nilai tambah bagi perusahaan. Terkadang ada beberapa bagian aktivitas yang tidak atau kurang memberi nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini yang kemudian menjadi sasaran dalam penerapan Acitivity Based Management sehingga dengan Activity Based Management diharapkan aktivitas-aktivitas yang tidak memberi nilai tambah tersebut dapat diminimalkan. Dengan tanpa mengidentifikasi aktivitas, perusahaan juga tidak dapat melakukan pengurangan (penghapusan) aktivitas yang tidak menambah nilai produk guna meningkatkan efisiensi biaya. 1. Aktivitas Bernilai Tambah (Value Added Acitivty) Menurut Supriyono (2008 : 377), Value Added Activity adalah aktivitas yang diharuskan untuk melaksanakan bisnis atau menciptakan nilai yang dapat memuaskan bagi para konsumennya. Menurut Blocher.et.al. (2008 : 222), Value Added Activity adalah peningkatan nilai produk atau jasa secara signifikan bagi pelanggan. Jika

6 aktivitas ini dihilangkan, maka sudah pasti akan menurunkan kualitas dari produk yang dihasilkan dan akan berpengaruh terhadap konsumen jangka panjang. Hansen dan Mowen (2009 : 238) menyebutkan bahwa terdapat dua macam aktivitas bernilai tambah (value added activity), yaitu : 1) Aktivitas yang diperlukan (required activity), merupakan aktivitas yang harus dilaksanakan. 2) Aktivitas diskrusioner (discretionary activity), merupakan aktivitas kebijakan. Aktivitas ini disebut aktivitas bernilai tambah jika secara bersamaan memenuhi kondisi berikut : a) Aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan keadaan. b) Perubahan keadaan tersebut tidak dapat dicapai melalui aktivitas sebelumnya. c) Aktivitas ini memungkinkan aktivitas lainnya dapat dilakukan. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas bernilai tambah (value added activity) adalah aktivitas penting dalam perusahaan melangsungkan hidup dimana aktivitas ini dapat memberikan nilai tambah bagi produk. 2. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity) Menurut Garrison.et.al (2008 : 39), Non Value Added Activity adalah aktivitas yang memakan sumber daya dan waktu tetapi tidak memiliki nilai tambah. Menurut Carter.et.al (2009 : 584), Non Value Added Activity adalah aktivitas bisnis yang menggunkan sumber daya tanpa menambah nilai ke produk. Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 481) biaya yang bukan penambahan nilai atau kinerja yang tidak efisien dari aktivitas penambah nilai. Dengan demikian dapat bahwa aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activity) adalah aktivitas perusahaan dalam menghasilkan produk yang tidak efisisen dan tidak memberikan nilai tambah bagi produk, sehingga perlu dihilangkannya aktivitas ini agar tidak terjadi pemborosan dalam perusahaan.

7 Menurut Hilton (2007 : 225) ada dua kriteria untuk menentukan apakah suatu aktivitas menambah nilai produk atau tidak, yaitu : a. Apakah aktivitas tersebut dibuttuhkan? Jika aktivitas yang meniru atau merupakan pengulangan aktivitas sebelumnya, maka aktivitas tersebut merupakan non value added activity. b. Apakah aktivitas tersebut dilakukan secara efisien? Apabila aktivitas tersebut menambah nilai dasar produk yang ditetapkan dalam anggaran, sasaran atau tolak ukur eksternal, maka aktivitas tersebut merupakan value added activity. 3. Perbedaan Yang Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah Aktivitas bernilai tambah merupakan aktivitas yang dibutuhkan agar dapat bertahan dalam bisnis. Aktivitas yang terjadi selama berlangsungnya suatu proses produksi dapat digolongkan menjadi dua aktivitas bernilai tambah (value added activity) dan aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity). Aktivitas bernilai tambah (value added activity) adalah aktivitas-aktivitas yang diharuskan untuk melaksanakan bisnis atau menciptakan nilai yang dapat memuaskan bagi para konsumennya Supriyono (2008 : 377). Menurut Hansen dan Mowen (2006 : 894), beberapa aktivitas yang diperlukan sebagai aktivitas bernilai tambah bisa secara bersamaan memenuhi tiga kondisi, yaitu : a. Aktivitas yang menghasilkan perubahan. b. Aktivitas terdahulu tidak menciptakan perubahan aktivitas sebelumnya. c. Aktivitas itu memungkinkan aktivitas dapat dilakukan. Sedangkan menurut Tunggal (2009 : 88), Aktivitas yang bernilai tambah terbagi dalam dua kategori, yaitu : a. Suatu aktivitas mempunyai nilai, jika aktivitas tersebut penting bagi pelanggan. b. Suatu aktivitas mempunyai nilai, apabila aktivitas tersebut adalah penting terhadap pengfungsian organisasi. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) adalah aktivitasaktivitas yang tidak perlu atau aktivitas-aktivitas yang perlu tidak efisien dan dapat disempurnakan. Supriyono (2008 : 377).

8 Aktivitas tidak bernilai tambah ini jika dilaksanakan akan mengakibatkan penambahan biaya yang tidak perlu dan merintangi kinerja. Dalam kegiatan pabrikasi, terdapat lima golongan aktivitas tidak bernilai tambah, yaitu : Pembuatan schedule, pemindahan, penantian, inspeksi dan penyimpanan Tunggal (2009 : 90). Penjelasan atas lima golongan aktivtas tersebut adalah sebagai berikut ; a. Pembuatan schedule (penjadwalan), adalah penggunaan waktu dan sumber daya untuk menentukan berbagai produk yang berbeda ke dalam proses produksi dan bagaiman berbagai produks tersebut diproduksi. b. Pemindahan, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi dari satu department ke departemen yang lain. c. Penantian, adalah aktivitas yang di dalamnya bahan baku dan produk dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya dalam menanti proses berikutnya. d. Inspeksi, adalah akticitas yang mengkonsumsi waktu dan sumber daya untuk menjamin produk dihasilkan sesuai spesifikasi mutu yang telah ditetapkan. e. Penyimpanan, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya selama produk dan bahan baku disimpan sebagai persediaan. Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 228-242) terdapat lima langkah yang dapat digunakan untuk mengeliminasi biaya tidak bernilai tambah baik dalam perusahaan manufaktur maupun dalam perusahaan jasa, yaitu : a. Identifikasi aktivitas, lamgkah pertama adalah analisis aktivitas yang mengidentifikasi semua aktivitas-aktivitas penting dalam organisasi. b. Identifikasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah. c. Memahami hubungan aktivitas, akar penyebab dan pemicu. dalam mengidentifikasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah sangatlah penting untuk memahami cara dimana aktivitas-aktivitas tersebut dihubungkan. d. Menetapkan pengukuran kinerja. Secara knotiniu mengukur kinerja aktivitas dan membandingkan kinerja dengan benchmarks, perhatian pihak manajemen dapat diarahkan pada aktivitas-aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien. e. Melaporkan biaya tidak bernilai tambah. Dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah. Aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah harus diidentifikasikan dan diukur untuk mengeliminasi aktivitas-aktivitas tersebut dalam organisasi. Supriyono (2008 : 379).

9 Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa value added activity adalah aktivitas yang dibutuhkan dalam melangsungkan hidup perusahaan dan apabila dihilangkan,maka perusahaan tidak akan bisa bertahan dalam bisnis. Non Value Added Activity adalah aktivitas perusahaan yang tidak efisien sehingga perlu dilakukannya eliminasi. B. Pengelolaan dan Penggerak Aktivitas Dalam pengelolaan aktivitas, yang menjadi sorotan utama adalah bagaimana meningkatkan efisiensi aktivitas bernilai tambah dan meminimakan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Menurut Carter.et.al (2009 : 548), secara umum terdapat empat cara dengan mana aktivitas dapat dikelola guna mencapai perbaikan dalam suatu proses, yaitu : a. Pengurangan aktivitas yaitu mengurangi waktu atau usaha yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut. b. Eliminasi aktivitas yaitu menghilangkan aktivitas tersebut seluruhnya. c. Seleksi aktivitas yaitu memilih alternatif yang berbiaya rendah dari sekelompok alternative desain. d. Berbagi aktivitas yaitu membuat perubahan yang membuat berbagi aktivitas dengan produk lain menjadi mungkin untuk mencapai skala ekonomis. Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 240), cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan efisiensi aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi serta akhirnya menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu : a. Eliminasi Aktivitas Pendekatan ini memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah. Setelah aktivitas yang tidak bernilai tambah ini diidentifikasi, pengukuran harus dilakukan untuk menghilangkan atau mengeliminasi aktivitas tersebut dari organisasi. b. Pemilihan Aktivitas Pendekatan ini merupakan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang ditimbulkan oleh beberapa stategi yang berbeda. Setiap strategi desain produk memiliki rangkaian aktivitas dan biayanya sendiri. Strategi desain produk dengan biaya ternedah yang harus dipilih. Pengurangan aktivitas. c. Pengurangan Aktivitas

10 Pendekatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki efisiensi dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan, atau dalam strategi jangka pendek untuk memperbaiki aktivitas tidak bernilai tambah samai dengan aktivitas tersebut dapat dieliminasi. Dalam mengelola aktivitas, hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah mengetahui penggerak aktivitas tersebut. Penggerak dapat diartikan juga sebagai penyebab biaya aktivitas. Setiap aktivitas memiliki masukan (input) aktivitas dan keluaran (output) aktivitas. Input aktivitas adalah berbagai sumber daya yang dikonsumsi suatu aktivitas dalam rangka menghasilkan output-nya. Output aktivitas adalah hasil atau produk dari suatu aktivitas Hansen dan Mowen (2009 : 236 ). Analisis penggerak bertujuan mengungkapkan akar pemicu. Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 237), Analisis penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang merupakan akar, pemicu dari biaya aktivitas. C. Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Keunggulan Acitivtiy Based Management 1. Pengertian Activity Based Management Activity Based Management menurut Carter.et.al (2009 : 570) adalah analisis secara terinci atas aktivitas dan beban yang ditimbulkan oleh akitivitas tersebut dan digunakan sebagai dasar untuk mengendalikan dan memperbaiki efisiensi atau penggunaan informasi yang diperoleh dari perhitunhgan biaya berdasarkan aktivitas guna membuat perbaikan dalam suatu perusahaan. Menurut Blocher.et.al (2008 : 477), Activity Based Management adalah pendekatan manajemen yang memfokuskan pada pengelolaan aktivitas sebagai cara untuk memfokuskan pada pengelolaan aktivitas sebagai cara untuk mengurangi pemborosan, keterlambatan dan kerusakan.

11 Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Activity Based Management merupakan suatu analisis yang memfokuskan pada pengelolaan aktivitas yang efisiens dan efektif yang dapat memberi nilai tambah bagi produk dan laba perusahaan. 2. Tujuan, Manfaat, dan Keunggulan Activity Based Management a. Tujuan Activity Based Management Menurut Simamora (2005 : 126), tujuan Activity Based Management secara umum adalah untuk memungkinkan kebutuhan-kebutuhan pelanggan dipenuhi seraya memperkecil kebutuhan akan sumber daya organisasional. Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 225), Acitivity Based Management dapat dipandang sebagai suatu system informasi yang bertujuan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong serta mendukung usaha perbaikan. b. Manfaat Activity Based Management Activity Based Management memiliki banyak manfaat bagi suatu perusahaan. Manfaat utama dari penerapan Activity Based Management adalah perusahaan dapat melakukan efisiensi biaya-biaya yang terjadi dalam operasional perusahaan dengan cara mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah. Menurut Deden (2008), Activity Based Management bermanfaat bagi manajemen untuk : 1) Memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan aktivitas yang tidak bernilai tambah. 2) Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi dalam perusahaan. 3) Mengevaluasi efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biaya tak bernilai tambah dalam bentuk perbandingan antar periode.

12 c. Keunggulan Activity Based Management Keunggulan Activity Based Management menurut Ziatyas (2011) meliputi : 1) Activity Based Management mengukur efektivitas dan aktivitas bisnis dan mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut bias diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan nilai bagi pelanggan. 2) Activity Based Management memperbaiki focus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk penambahan nilai aktivitas kunci, pelanggan, produk, dan metode untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Activity Based Management menggunakan analisis cost driver, analisis aktivitas, pengelolaan aktivitas, dan pengukuran kinerja. 3. Langkah-langkah Penerapan Acitivty Based Management Menurut Hansen dan Mowen (2009 : 226), bahwa implementasi Activity Based Management adalah sebagai berikut : 1) Identifikasi dan klasifikasi aktivitas. 2) Analisis nilai proses (Process Value Analysis). 3) Membuat penilaian atas isi aktivitas. 4) Menetukan atas penyebab masalah. 5) Membuat ukuran kinerja. 6) Mencari peluan untuk perbaikan. 7) Mengurangi biaya. 8) Meningkatkan profitabilitas. Menurut Hilton (2000:269) ada lima langkah penerapan Activity Based Management, yaitu : 1) Identifikasi aktivitas-aktivitas. 2) Identifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah. 3) Penggerak atau pemicu aktivitas. 4) Melaporkan biaya tidak bernilai tambah. 4. Efisiensi Biaya Penerapan teori Activity Based Management diarahkan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan melalui analisis aktivitas, sehingga dapat diidentifikasi mana yng merupakan aktivitas yang bernilai tambah.

13 Karena meningkatnya persaingan, banyak perusahaan berusaha mneghapus aktivitasaktivtas yang tidak menambah nilai karena mereka menambah biaya yang tidak perlu. Manajemen harus melakukan berbagai macam usaha untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan agar dapat menghasilkan dan mencapai manfaat untuk saat ini dan masa akan datang. Pengertian efisiensi dalam produksi merupakan perbandingan antara output dan input, berkaitan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input. Menurut S.P Hasibuan, 1984 yang mengutip pernyataan H. Emerson dalam Febry Hutasoit, 2011, Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Perusahaan dengan operasi yang efisien tidak akan membuang sumber daya. Penilaian efisiensi terpisah dari penilaian efektivitas. sebuah perusahaan dapat efektif melalui pencapaian tujuan atau sasaran yang disusun untuk operasinya, tetapi masih belum efisien, dan perusahaan yang efisien mungkin belum efektif jika gagal mencapai tujuan operasi, Blocher.et.al (2007 : 726). Menurut Usry (2009 : 12), efisiensi dapat diukur dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya standar.satu-satunya cara mengukur efisiensi adalah dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya standar atau tolak ukur biaya lainnya. Bagi pengendalian biaya (cost control), perhitungan-perhitungan biaya salah satu kepentingannya adalah untuk pengendalian pengeluaran-pengeluaran, yang menjurus ke efisiensi pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat produksi (mesin-mesin) dan pabrik. Efisiensi ini

14 sangat penting untuk menghasilkan produk (kuantitas dan kualitas) secara hemat yang akan mampu bersaing dan mampu mendatangkan profit. Menurut Febry Hutasoit (2011), ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melaksanakan efisiensi biaya adalah sebagai berikut : 1) Melakukan efisiensi biaya produksi Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan proses produksi perlu direncanakan secara matang dan dikendalikan sebaikbaiknya, karena walaupun proses produksi dapat berjalan lancar namunarena walaupun proses produksi dapat berjalan lancar namunarena walaupun proses produksi dapat berjalan lancar namun apabila tidak didukung dengan usaha untuk menekan biaya produksi serendah-rendahnya akan berakibat naiknya biaya produksi. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan berusaha mengendalikan biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan terutama biaya yang berkenaan langsung dengan produksi. 2) Meningkatkan efisiensi dan kinerja karyawan Pemimpin perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitas dan mendorong pekerjaanya untuk lebih efektif dalam bekerja. Meningkatkan produktivitas, pemimpin perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitas dan mendorong pekerjaanya untuk lebih efektif dalam bekerja. Meningkatkan produktivitas dilakukan dengan mengembangkan kompetensi pegawai. Selain itu, pekerjaan harus benar-benar diawasi dan dilaksanakan seefisien mungkin, sehingga perusahangan mengembangkan kompetensi pegawai. Selain itu, pekerjaan harus benar-benar diawasi dan dilaksanakan seefisien mungkin, sehingga perusahaan mampu meningkatkan kualitas produk, meminimalisasi kerusakan produk, mengurangin mampu meningkatkan kualitas produk, meminimalisasi kerusakan produk, mengurangin mampu meningkatkan kualitas produk, meminimalisasi kerusakan produk, mengurangi pemborosan baik waktu maupun biaya tanpa harus mengurangi jumlah karyawan dan juga tetap menjaga kepuasan pelanggan. 3) Menetapkan biaya standar Menetapkan baiaya sangat penting untuk memberikn pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya terjadi dalam melaksanakan kegiatan produksi, sehingga memungkinkan manajemen untuk mengevaluasi apakah efisiensi perusahaan atas biaya produksi sudah tercapai. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lain. Selain itu, biaya standar juga sangat berperan dalam pengendalian pengeluaran baiay produksi sehingga diharapkan dengan digunakannya baiay standar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin yang pada akhirnya akan mengoptimalkan laba yang dicapai.

15 D. Activity Based Management Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Hansen dan Mowen (2009:237), menjelaskan bagaimana aktivitas menimbulkan biaya : 1. Aktivitas bernilai tambah yang efisien Aktivitas ini sangat berguna jika digunakan suatu perusahaan, karena aktivitas tersebut dapat mempertahankn bisnis perusahaan dalam jangka panjang. 2. Aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien Aktivitas ini seharusnya tidak dibutuhkan dalam jalannya prosesproses produksi tetapi mempunyai peluang untuk dilakukan suatu perbaikan sehingga menjadi aktivitas bernilai tambah yang efisien ataupun dihilangkan agar tidak terjadi pemborosan. 3. Aktivitas tidak bernilai tambah yang tidak efisien Aktivitas ini seharusnya dihilangkan dalm proses produksi perusahaan karena tidak memberi nilai tambah bagi produk dan aktivitas yang dilakukan tersebut mengonsumsi sumber daya yang sebenarnya. Activity Based Management diharapkan dapat memperbaiki aktvitas perusahaan dari yang tidak efisien menjadi efisien sehingga penghematan biaya akan dapat tercapai. Menurut Carter.et.al (2009 : 548), secara umum terdapat empat cara dengan mana aktivitas dapat dikelola guna mencapai perbaikan dalam suatu proses, yaitu : a. Pengurangan aktivitas yaitu mengurangi waktu atau usaha yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebut. b. Eliminasi aktivitas yaitu menghilangkan aktivitas tersebut seluruhnya. c. Seleksi aktivitas yaitu memilih alternatif yang berbiaya rendah dari sekelompok alternative desain. d. Berbagi aktivitas yaitu membuat perubahan yang membuat berbagi aktivitas dengan produk lain menjadi mungkin untuk mencapai skala ekonomis. Activity Based Management membantu menbantu mengaplikasikan keempat hal tersebut. Activity Based Management menyediakan informasi biaya dan kegiatan operasional dengan tujuan untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan serta

16 meningkatkan produk dengan cara menghilangkan pemborosan yang terjadi dalam aktivitas yang tidak bernilai tambah sehingga efisiensi biaya produksi dapat tercapai.