BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan ( Signalling Theory ) Teori pesinyalan menunjukkan adanya asimetri informasi antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marwata (2001) dalam Kusumo (2011) Signaling theory menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return On Equity dan harga saham. Menjabarkan teori-teori yang melandasi

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mempermudah investor dalam mengembangkan saham yang akan dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini dikarenakan dalam pasar modal, perusahaan emiten dapat memperoleh

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh dividen per share (DPS), earning per share

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja


BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. (Soemarso, 2004: 34). Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 7 (Revisi 2009), disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Menurut PSAK No. 1 (2009) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponenkomponen berikut ini : a. Neraca Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Soemarso, 2004:55). Daftar ini juga menunjukkan tentang kekayaan yang dipunyai perusahaan serta sumber pembelanjaannya. Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Perkiraan-perkiraan di neraca disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama

periode tertentu (Munawir, 2000). Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan dan menyediakan informasi mengenai penentuan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman yang diperlukan investor dan kreditor untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan kepastian dari arus kas masa depan. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah unsur laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Menurut Kieso et.al (2002:238), Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu laporan arus kas investasi, laporan arus kas pendanaan dan laporan arus kas operasi. e. Catatan atas Laporan Keuangan Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. Selain itu catatan atas laporan keuangan juga mengungkapkan informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004). 2.1.2 Analisis Laporan Keuangan Analisis Laporan Keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2012:4). Analisis laporan keuangan melibatkan laporan keuangan, terutama Neraca dan Laporan Laba rugi karena laporan keuangan menyajikan informasi kinerja keuangan. Menurut Harahap (2008 :190) menyatakan analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Hanafi (2003 : 76-86) menyatakan bahwa Pada dasarnya analisis laporan keuangan bisa dikelompokan ke dalam lima macam katagori yang terdiri dari : 1. Rasio Likuiditas, rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). 2. Rasio Aktivitas, rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva pada tingkat kegiatan

tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin benarnya data kelebihan yang tercantum pada aktiva-aktiva tersebut. 3. Rasio Solvabilitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. 4. Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. 5. Rasio pasar, rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relative terhadap nilai buku perusahaan. 2.1.3 Signaling Theory Signaling theory merupakan teori yang mencerminkan bahwa sinyal-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk mepertimbangkan dan menentukan apakah para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan (Suwardjono, 2005). Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Menurut Jogiyanto (2008: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan

signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Dalam hal ini, perubahan harga atau volume saham yang diamati memberikan bukti adanya manfaat dari informasi tersebut. Jadi dapat disimpulkan, sebuah informasi dapat dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju, yang ditunjukkan adanya asosiasi antara peristiwa (event) dengan return, harga atau volume saham di pasar modal (Suwardjono, 2005). 2.1.4 Teori Kebijakan Dividen Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2010:78) : 1. Teori irelevansi dividen (dividend irrelevance theory) Teori bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.

2. Teori burung di tangan (bird-in-the-hand theory) Penelitian yang telah dilakukan Litner (1962) mengemukakan bahwa para pemegang saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividen dari pada retained earning. Mendukung penelitian tersebut Keown (2000:611) menunjukkan bahwa pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal. Alasan mereka adalah pembayaran dividen merupakan penerimaan yang pasti dibanding dengan capital gain. 3. Tax preference theory Apabila dividen dikenai pajak dengan jumlah yang lebih tinggi dari pada pajak atas capital gains, pemodal menginginkan agar dividen tersebut dibagikan dalam jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan. 2.1.5 Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar merupakan rasio likuiditas yang utama yang dihitung dengan membagikan asset lancar (current assets) dengan kewajiban lancar (current liabilities). Aktiva lancar biasanya terdiri dari : kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Hutang lancar terdiri dari hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang belum dibayar (accued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued) lainnya (terutama upah) (Brigham dan Houston, 2010:134). Rasio ini dapat dirumuskan :

Current Assets Current Ratio = Current Liabilities 2.1.6 Rasio Kemampuan Dasar Untuk Menghasilkan Laba (Basic Earnings Power) Rasio Kemampuan Dasar Untuk Menghasilkan Laba merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang mencerminkan kemampuan dari modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk mengasilkan keuntungan bagi semua investor. Jadi setiap satu rupiah modal menghasilkan keuntungan untuk semua investor (Riyanto, 2001: 232). Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset perusahaan sebelum pengaruh pajak dan leverage. Basic Earning Power Ratio (BEP) dihitung dengan membagi jumlah laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Taxes EBIT) dengan total aset, atau dapat dirumuskan: Basic Earning Power = Earning Before Interest and Taxes (EBIT) Total Asset 2.1.7 Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) Rasio Pembayaran Dividen adalah rasio yang berkaitan dengan jumlah dividen yang dibagikan terhadap laba setelah pajak. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share (DPS) dengan earning per share (EPS) (Ang, 2007:623). Maka Dividend Payout Ratio dapat dirumuskan:

Dividend Payout Ratio = Dividend Per Share Earning Per Share Salah satu keuntungan yang dapat diterima oleh investor atau pemegang saham dari penanaman modal melalui pembelian saham suatu perusahaan adalah dividen. Adapun Pengertian dividen menurut Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investors. 2.1.8 Saham 2.1.8.1 Pengertian Saham Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6). 2.1.8.2 Jenis Saham Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:7) saham dapat dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa, merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakterisktik lain dari saham biasa adalah

dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Sedangkan saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). 2.1.8.3 Nilai Saham Menurut Halim (2005: 16), nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu: a. Nilai Buku Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham bersifat dinamis dan tergantung pada perubahan nilai kekayaan bersih ekonomis pada suatu saat. b. Harga Pasar Harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga pasar merupakan harga saham yang terjadi karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di bursa saham. c. Nilai Intrinsik Nilai intrinsik adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Nilai intrinsik saham merupakan nilai sebenarnya dari saham sesuai dengan keadaan pasar saham. Menurut Halim (2005 : 31), secara umum, keputusan membeli, menjual atau mempertahankan saham ditentukan oleh perbandingan antara

perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya. kriteria dalam memutuskan keputusan tersebut diantaranya: 1. Jika nilai intrinsik > dari harga pasar saham, maka saham tersebut undervalued artinya saham tersebut dinilai terlalu rendah. Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dibeli atau ditahan sementara. 2. Jika nilai intrinsik = harga pasar saham, maka saham tersebut menunjukkan nilai yang wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. 3. Jika nilai intrinsik < harga pasar saham, maka saham tersebut overvalued, artinya saham tersebut dinilai terlalu tinggi. Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dijual. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila harganya ditetapkan terlalu tinggi (overprice) ataupun terlalu rendah (underprice). 2.1.8.4 Harga Saham Menurut Jogiyanto (2008:143) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal. Karakteristik umum harga saham adalah memiliki tingkat ketidakpastian yang menimbulkan risiko bagi investasi yang dilakukan investor. Harga saham pada umumnya berubah setiap waktu. Jika harga saham naik, investor memperoleh capital gain, sebaliknya, jika harga saham turun, investor akan menderita capital loss.

Menurut Sawidji (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga): 1. Harga Nominal Harga nominal atau disebut juga Par value disebut juga stated value atau face value, merupakan nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. 2. Harga Perdana Harga Perdana atau harga dasar atau disebut juga Base Value merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga perdana suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga perdana suatu saham dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga perdana akan berubah sesuai dengan aksi emiten. 3. Harga pasar Harga pasar (market price) adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.

Dalam penelitian ini, harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price) pada akhir periode tahun pengamatan. Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperti laba dan dividen. Analisis fundamental mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan: (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan, hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Sidabutar (2012) yang berjudul Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu current ratio, debt to equity ratio dan return on equity ratio tidak signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa seluruh varibael signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Ichsan (2009) yang berjudul Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Equity Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Industri Apparel Di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment secara parsial masing-masing positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Kusnanto (2007) meneliti pengaruh dividend payout ratio dan laba ditahan terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya laba ditahan yang terhadap harga saham sedangkan dividend payout ratio tidak mempengaruhi harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Namun pengujian secara simultan menunjukkan bahwa dividend payout ratio dan laba ditahan terhadap perubahan harga saham. Penelitian lainnya dilakukan oleh Pada penelitian Deitiana (2011) dengan judul Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen terhadap Harga Saham dengan hasil penelitiannya adalah secara simultansemua variabel yang terdiri dari return on equity, current ratio, pertumbuhan penjualan dan dividend payout ratio terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial return on equity memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Current ratio, memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham, Sedangkan pertumbuhan Penjualan dan Dividend Payout Ratio memiliki pengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap harga saham. Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 No. Nama Peneliti (Tahun) Tinjauan Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Sidabutar (2012) Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel Independen: - Current ratio - Debt to equity ratio - Return on equity Variabel dependen: - Harga saham Secara parsial, CR tidak signifikan terhadap harga saham. Secara simultan CR, DER, dan ROE signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. 2 Ichsan (2009) Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment terhadap Harga Saham Industri Apparel di BEJ Variabel Independen: - Current Ratio - Asset Turnover - Debt to Equity Ratio - Return on Investment Variabel Dependen: - Harga Saham Current Ratio baik secara parsial maupun simultan positif dan signifikan terhadap harga saham.

No Nama Peneliti (Tahun) 3. Kusnanto (2007) 4. Jayanto (2012) 5. Deitiana (2011) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Laba Ditahan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Central Asia Tbk. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen terhadap Harga Saham. Variabel Independen: - Dividend Payout Ratio - Laba Ditahan Variabel Dependen: - Harga saham Variabel Independen: - Price to Earning Ratio - Dividend Payout Ratio Variabel Dependen: - Harga Saham Variabel Dependen: - Harga Saham Variabel Independen: - Return on Equity, - Current Ratio - Pertumbuhan Penjualan Secara parsial dividend payout ratio tidak terhadap harga saham Secara simultan, Dividend payout ratio dan laba ditahan terhadap perubahan harga saham. Dividend Payout Ratio memilki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham PT. Bank Central Asia Tbk. secara parsial maupun simultan. Secara simultan semua variabel terhadap harga saham, Secara parsial

No. Nama Peneliti (Tahun) 6. Aprianita (2010) 7. Sasanti, Nurfauziah (2005) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Pengaruh BEP, ROA, Financial Leverage, Earning Yield, Kas Operasi, dan Suku Bunga Bank Indonesia terhadap Harga Saham (Pada Perusahaan- Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI periode 2000-2009) Analisis Faktor- Faktor Yang Berimplikasi Terhadap Fluktuasi Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta. - Dividend Payout Ratio Variabel Independen: - Basic Earning Power - Return on Asset - Financial Leverage - Earning Yield - Kas Operasi - Suku Bunga Variabel Dependen: - Harga saham Variabel Independen: - Basic Earning Power - Return On Equity - Price to Earning Ratio - Dividend Yield - Tingkat Suku Bunga Deposito Variabel Dependen - Harga Saham Current Ratio negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. BEP memiliki pengaruh terhadap harga saham secara parsial, sedangkan secara simultan BEP tidak terhadap harga saham. Secara Simultan, BEP terhadap fluktuasi harga saham. Sedangkan secara parsial BEP tidak terhadap fluktuai harga saham.

2.3 Kerangka Konseptual Rasio Lancar (Current Ratio) H1 Rasio Kemampuan Dasar Mengasilkan Laba (Basic Earning Power) H2 HARGA SAHAM Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) H3 H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Peneliti, 2013 Hubungan logis antar variabel-variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan dan divisualisasikan dalam sub-bab kerangka pemikiran ini. Pembahasan alasan dan penyajian gambar sebagai berikut. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dipenuhi. Meskipun keuntungan perusahan yang besar belum menunjukkan perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, rasio lancar yang tinggi mampu mengindikasikan jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek yang berarti perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya setiap saat. Semakin besar rasio lancar (current ratio) yang dimiliki perusahaan dapat meningkatkan harga saham

karena menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja. Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (basic earning power) adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Basic Earning Power (BEP) yang meningkat, mengindikasikan keuntungan perusahaan akan meningkat. Investor akan memandang perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik sehingga mereka mau membeli saham perusahaan tersebut. Permintaan (demand) saham yang tinggi akan membuat harga saham tersebut naik. Dengan kata lain, apabila basic earning power (BEP) meningkat, maka harga saham akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila basic earning power (BEP) rendah (menurun), maka harga saham akan dinilai rendah. Penelitian yang mendukung logika ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Brigham dan Gapenski (1993: 691), yang menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah Return On Equity (ROE) dan Basic Earning Power (BEP). Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) adalah rasio yang berkaitan dengan jumlah dividen yang dibagikan terhadap laba setelah pajak perusahaan yang menghasilkan presentase pembayaran laba kepada pemegang Return on Assets. Jika semakin banyak dividen yang dibayarkan maka akan mengakibatkan Dividend Payout Ratio akan meningkat, dengan meningkatnya dividen maka akan meningkatnya harga saham perusahaan. Penelitian yang mendasari hubungan tersebut

adalah penelitian yang dilakukan oleh Jayanto (2012) dan Deitiana (2009) menunjukkan bahwa dividend payout ratio terhadap harga saham meskipun dalam penelitian yang dilakukan oleh Deitiana dividend payout ratio secara tidak signifikan. 2.4 Hipotesis Penelitian Zikmund (1997:112) mendefinisikan hipotesis sebagai: Unproven proposition or supposition that tentatively explains certain facts or phenomena; a probable answer to a research question. Menurut Zikmund hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti yang secara tentative menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Rasio lancar, rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan rasio pembayaran dividen secara signifikan terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial. H2 : Rasio lancar, rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan rasio pembayaran dividen secara signifikan terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan.