HUBUNGAN ANTARA SELF ACCEPTANCE DAN SELF EFFICACY DENGAN KONFORMITAS PADA SISWA SMP NEGERI 2 KALASAN SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

HUBUNGAN ANTARA APRESIASI SISWA TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KARAKTER DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 2 KUTOWINANGUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

WURI PRATIWI SILVIANI A

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN AKTUALISASI DIRI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BAURENO-BOJONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

Oleh : Dimas Wicaksono, Universitas Negeri Yogyakarta, : Kompetensi kerja aspek keterampilan dan sikap, kesiapan kerja

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

JURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Di mulai dengan perumusan masalah

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. TIGA SERANGKAI SURAKARTA TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

PENGARUH MINAT MEMBACA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 1 MUNGGUNG KARANGDOWO KLATEN TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

Abstrak. Hubungan Tingkat Pendapatan (Vera Widyastuti)1. Oleh : Vera Widyastuti, Universitas Negeri Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

Diajukan oleh: RIZCHA VERDIANA A

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

KORELASI ANTARA KONSEP DIRI SOSIAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL (Studi Korelasional terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

Penelitian eksperimen adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I JUWANGI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

Oleh: Wahyu Hidayat ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

DUKUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL, MINAT, DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JETIS

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 16 BATAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ARVITA MAYASARI A

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN EMOTIONAL QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA N 4 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

ALKADRA MASNUR 2009 / PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Oleh: Sinta Anggun Destyanningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Transkripsi:

Hubungan Self Acceptance... (Dewi Larasati) 484 HUBUNGAN ANTARA SELF ACCEPTANCE DAN SELF EFFICACY DENGAN KONFORMITAS PADA SISWA SMP NEGERI 2 KALASAN SLEMAN RELATIONSHIP BETWEEN SELF ACCEPTANCE AND SELF EFFICACY WITH CONFORMITY TO STUDENTS OF SMP NEGERI 2 KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: dewi larasati, program studi bimbingan dan konseling, universitas negeri yogyakarta, dlarasati805@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1)hubungan antara self-acceptance dengan konformitas siswa; (2)hubungan antara self-efficacy dengan konformitas siswa; (3)hubungan antara self-acceptance dan self-efficacy dengan konformitas siswa. Jenis penelitian merupakan penelitian korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Subjek penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 124 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala self-acceptance, skala selfefficacy, dan skala konformitas. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment, uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach. Analisis data menggunakan uji korelasi berganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1)terdapat hubungan negatif antara self-acceptance dengan konformitas pada siswa dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05; (2)terdapat hubungan negatif antara self-efficacy dengan konformitas pada siswa dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05; (3)terdapat hubungan negatif antara self acceptance dan self efficacy dengan konformitas pada siswa dimana nilai Sig.FChange = 0,000 dan nilai R= -0,611 yang menandakan bahwa hubungan bersifat negatif. Hal tersebut berarti semakin rendah self-acceptance dan self-efficacy siswa maka semakin tinggi konformitas pada siswa SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta. Kata Kunci: Self Acceptance, Self Efficacy, dan. Abstract This study aims to determine: (1)the relationship between self-acceptance and student conformity; (2)the relationship between self-efficacy and student conformity; (3)the relationship between self-acceptance and selfefficacy with conformity to students of SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta. This study is a correlational nature. The sampling technique using proportional random sampling. The subjects were student of class VIII SMP 2 Kalasan Sleman Yogyakarta 2016/2017 school year were 124 students. Methods of data collection using selfacceptance scale, self-efficacy scale and conformity scale. Test the validity of using the formula product moment correlation and reliability testing using Cronbach alpha formula. Data analysis techniques using multiple correlation test. The results showed that: (1) there is a negative relationship between self-acceptance with conformity to students of SMP Negeri 2 Kalasan with significant value of 0,000 < 0,05; (2) there is a negative relationship between self-efficacy with conformity to students of SMP Negeri 2 Kalasan with significant value of 0,000 < 0,05;(3) there is a negative relationship between self-acceptance and self-efficacy with conformity to students of SMP Negeri 2 Kalasan with significant value Sig. F Change= 0,000 and R=-0,611 which indicates that the relationship is negative. That is, the lower the students' self-acceptance and self-efficacy, the higher the conformity to students of SMP Negeri 2 Yogyakarta Sleman Kalasan. Keywords: Self-Acceptance, Self-Efficacy, Conformity. PENDAHULUAN Menurut Brown (dalam Ahmadi, 2004 :74) Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Dalam institusi sekolah, tiap siswa memperoleh pengetahuan, baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih dari itu, institusi sekolah menjadi tempat sosialisasi peserta didik pada masyarakat, dan dunianya. Kenyataan bahwa sekolah sebagai tempat peserta didik dalam membangun hubungan dengan teman sebaya menjadikan sekolah sebagai tempat bagi peserta

185 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer. 6, Juni 2017 didik memiliki kelompok teman sebaya atau peer group. Peer group menghadirkan tekanan teman sebaya atau peer pressure bagi setiap individu yang termasuk di dalamnya. Hal yang dominan dalam peer presure ialah kecenderungan untuk menjadi sama atau konformitas, dengan kata lain di dalam peer group terdapat tekanan untuk menyamakan diri atau untuk menjadi conform dan nampak bahwa terutama di dalam lingkungan sekolah, peserta didik memperoleh pengaruh yang besar dari peer groupnya. menurut Sears (1994: 80) yaitu menyesuaikan diri dengan tingkah laku orang lain sehingga menjadi kurang lebih sama atau identik guna mencapai tujuan tertentu. Dalam situasi tertentu, peserta didik pada umumnya memiliki motif-motif dasar yang sama untuk melakukan penyesuaian conform, yaitu agar dipandang benar atau agar disukai. Sesuai dengan perkembangannya, tugas remaja adalah membentuk hubungan sebaya, banyak remaja bersedia melakukan berbagai perilaku demi pengakuan kelompok bahwa ia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok tersebut (Havighurst dalam Hurlock, 2002: 57). Hasil penelitian Sukmawati S. & Masykur, A. M. (2009: 14) yang berjudul Konsep Diri dengan Terhadap Kelompok Teman Sebaya Pada Aktivitas Clubbing, menyatakan bahwa berdasarkan kategorisasi konformitas, 84,8% (39 dari 46 siswa) sampel penelitian berada pada kategori sedang yaitu sebagian besar sampel penelitian melakukan konformitas dalam kegiatan bersosialisasinya. Konsep diri merupakan pandangan individu mengenai dirinya, meliputi gambaran mengenai diri dan kepribadian yang diinginkan, yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Perilaku-perilaku konformitas yang dapat terjadi di lingkungan sekolah adalah kegiatan menyontek, mengikuti gaya atau trend mode, dan merokok. Penyebab terjadinya konformitas pada kalangan siswa dapat terjadi karena kurangnya tingkat self acceptance (penerimaan diri) dan self efficacy (keyakinan diri) yang dimiliki. Hurlock (1999 : 434) mengemukakan bahwa Penerimaan diri merupakan tingkat dimana individu benar-benar mempertimbangkan karakteristik pribadinya dan mau hidup dengan karakteristik tersebut. Individu yang memiliki self acceptance tinggi tidak akan merasa takut untuk menunjukkan dirinya apa adanya dihadapan teman sebayanya. Hal tersebut terjadi karena siswa dengan self acceptance tinggi menyadari bahwa masing-masing individu sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya dan tidak takut akan adanya perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya. Sedangkan Menurut Husniyati (2009 : 4) individu yang mempunyai penerimaan diri rendah akan mudah putus asa, selalu menyalahkan dirinya, malu, rendah diri akan keadaannya, merasa tidak berarti, merasa iri terhadap keadaan orang lain, akan sulit membangun hubungan positif dengan orang lain, dan tidak bahagia. Self efficacy adalah perasaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk membentuk perilaku yang relevan dalam situasi-situasi khusus yang mungkin tidak dapat diramalkan dan dapat menimbulkan stress (Bandura, 1997:200). Siswa yang memiliki self efficacy tinggi akan merasa yakin pada kompetensi dirinya, yang terlihat dari kemampuannnya untuk berpikir, memahami,

Hubungan Self Acceptance... (Dewi Larasati) 186 belajar, memilih, membuat keputusan serta dapat menerima kelebihan maupun kekurangannya. Siswa yang memiliki self efficacy tinggi akan mendorong individu untuk mengatasi berbagai tantangan hidup, sehingga mereka tidak akan mudah tergoyahkan dalam menyelesaikan tujuan. Siswa yang memiliki self efficacy tinggi berarti mampu menghadapi kesulitan, serta akan memiliki kekuatan untuk mengekpresikan diri karena tidak perlu takut akan pemikirannya. Dengan demikian, seseorang yang memiliki self efficacy tinggi tidak akan melakukan jalan pintas untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya. Dari berbagai alasan terjadinya konformitas, dapat dikatakan bahwa konformitas terbentuk karena peserta didik kurang meyakini kemampuan yang ada pada dirinya, sehingga terdorong untuk menjadi sama dengan teman sebayanya agar merasa dapat diterima. Menurut Bandura (1986: 391) yang mengemukakan bahwa self efficacy mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementas tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)hubungan antara self acceptance dengan konformitas siswa; (2)hubungan antara self efficacy dengan konformitas siswa; (3)hubungan antara self acceptance dan self efficacy dengan konformitas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasional. Penelitian korelasi yaitu penelitian yang bersifat untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variable atau lebih, tanpa melakukan suatu perubahan apapun terhadap data yang telah diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2010: 4). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016-Maret 2017. Adapun waktu pengambilan data penelitian dilakukan pada Februari 2017, tahun ajaran 2016/2017. Lokasi penelitian berada di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017, dengan jumlah keseluruhan adalah 190 siswa. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan tabel Isac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% dan menghasilkan sampel sebanyak 124 siswa. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017, dengan jumlah sampel keseluruhan adalah 124 siswa. Prosedur Prosedur dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap yaitu dengan melakukan observasi dan pengambilan data di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan skala terhadap subyek penelitian yang sudah ditentukan. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

187 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer. 6, Juni 2017 Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan (Burhan Nurgiyantoro, 2009:27). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan instrumen penelitian kepada subyek penelitian. Instrumen dalam penelitian ini berupa skala self acceptance, skala self efficacy, dan skala konformitas. Teknis pengumpulan data adalah dengan masuk ke tiaptiap kelas VIII dan menyebarkan instrumen kepada sampel yang telah ditentukan pada masing-masing kelas. Hasil penelitian menunjukkan tingkat self accceptance yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan terbagi dalam lima kategori. Siswa yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 9 siswa (7,3%), berada pada kategori tinggi berjumlah 24 siswa (19,4%), berada pada kategori sedang berjumlah 42 siswa (33,9%), berada pada kategori rendah berjumlah 40 siswa (32,3%), dan yang berada pada kategori sangat rendah berjumlah 9 siswa (7,3%). Berikut gambaran dalam bentuk pie chart: Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan beberapa rumus. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus cronbach alpha. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi product moment antar dua variabel, dan menggunakan rumus korelasi berganda untuk menguji hipotesis penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil analisis dalam penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Uji Deskriptif Variabel Self Self Acceptance Efficacy Mean 97,41 79,16 77,73 Median 92,00 78,50 77,50 Modus 84,00 82,00 75,00 Std. Deviasi 20,42 15,95 8,70 Maksimum 147,00 133,00 98,00 Minimum 59,00 44,00 48,00 Self Acceptance Ga mbar 1. Pie Chart Variabel Self Acceptance Jadi dapat disimpulkan bahwa self acceptance pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan berada pada kategori sedang sebanyak 42 siswa (33,9%). Self Efficacy Hasil penelitian menunjukkan tingkat self efficacy yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan terbagi dalam lima kategori. Siswa yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 2 siswa (1,61%), berada pada kategori tinggi berjumlah 11 siswa (8,87%), berada pada kategori sedang berjumlah 46 siswa (37,09%), berada pada kategori rendah berjumlah 47 siswa (37,90%), dan yang berada pada kategori sangat rendah berjumlah 18 siswa (14,5%). Berikut gambaran dalam bentuk pie chart:

Hubungan Self Acceptance... (Dewi Larasati) 188 Hasil Uji Prasyarat Uji Normalitas Gambar 2. Pie Chart Variabel Self Efficacy Jadi dapat disimpulkan bahwa self efficacy pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan berada pada kategori rendah sebanyak 47 siswa (37,90%). Hasil penelitian menunjukkan tingkat self accceptance yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kalasan terbagi dalam empat kategori. siswa yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 29 siswa (23,4%), berada pada kategori tinggi berjumlah 71 siswa (57,3%), berada pada kategori sedang berjumlah 21 siswa (16,9%), berada pada kategori rendah berjumlah 3 siswa (2,4%). Berikut gambaran dalam bentuk pie chart: Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Variabel Sig. Keterangan Self 0,087 p > 0,05 Normal Acceptance Self Efficacy 0,797 p > 0,05 Normal 0,181 p > 0,05 Normal Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Uji Linieritas Rangkuman hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Hasil Uji Linieritas Variabel Self Acceptance Self Efficacy Df Harga F Hitung Sig. 54 : 68 1,340 0,125 54 : 68 1,043 0,432 Keterangan F hitung<f tabel linier F hitung<f tabel linier Hasil uji linieritas di atas menunjukkan bahwa < yaitu pada variabel self acceptance Gambar 3. Pie Chart Variabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa konformitas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan berada pada kategori tinggi sebanyak 71 siswa (57,3%). (1,340<1,524), dan pada variabel self efficacy (1,043<1,524), signifikansi sebesar 0,125>0,05 sehingga variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan linier.

189 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer. 6, Juni 2017 Uji Homogenitas Rangkuman hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Variabel Db Fh P(Sig.) Keterangan Self Acceptance Self Efficacy 2 : 119 2 : 119 0,316 0,012 F h < F t = Homogen 0,316 0,138 F h < F t = Homogen Hasil uji homogenitas diatas menunjukkan bahwa P>0,05 yaitu pada variabel self acceptance signifikansi sebesar 0,012>0,05 dan nilai F hitung < F tabel, sebesar 0,316<3,072 dan pada variabel self efficacy signifikansi sebesar 0,138>0,05 dan nilai F hitung < F tabel, sebesar 0,316<3,072 sehingga variabel self acceptance dan self efficacy dalam penelitian ini dapat dikatakan homogen. Pengujian Hipotesis Hasil dari uji korelasi dengan rumus product moment antar dua variabel, self acceptance (X1) dengan konformitas (Y) dan self efficay (X2) dengan konformitas (Y) adalah sebagai berikut: Tabel 5. Ringkasan Hasil Korelasi Product Moment dari Karl Person Variabel r-hit r-tab Sig Self Acceptance dengan Self Efficacy dengan -0,455 0,176 0,000-0,611 0,176 0,000 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai r hitung > r tabel, -0,455 untuk variabel self acceptance dengan konformitas dan -0,611 untuk variabel self efficacy dengan konformitas. Nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 untuk variabel self acceptance dengan konformitas dan self efficacy dengan konformitas. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara self acceptance dengan konformitas, dan terdapat hubungan antara self efficacy dengan konformitas. Sedangkan hasil pengujian hipotesis dengan rumus uji korelasi berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Berganda Self Acceptance dan Sig. F R Self Efficacy dengan Change -0,611 0,000 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa besarnya hubungan antara Self Acceptance dan Self Efficacy dengan yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah -0,611, hal ini menunjukkan pengaruh yang kuat (Sugiyono, 2004:172). Sedangkan nilai probabilitas (Sig. F Change) adalah sebesar 0,000. Nilai tersebut berarti nilai Sig. F Change < 0,05. Berdasarkan hasil dari Sig. F Change dan nilai R dari tabel di atas, maka hipotesis dalam penelitia ini diterima. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan terdapat hubungan negatif antara Self Acceptance dan Self Efficacy dengan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan terdapat hubungan negatif antara self efficacy dengan perilaku mencontek pada siswa SMA Negeri 1 Pleret.

Hubungan Self Acceptance... (Dewi Larasati) 190 Pembahasan Tingkat Self Acceptance siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat self acceptance pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan terbagi menjadi lima kategori yang meliputi sangat tinggi berjumlah sebanyak 9 siswa (7,3%); kategori tinggi berjumlah sebanyak 24 siswa (19,4%); kategori sedang berjumlah sebanyak 42 siswa (33,9%); kategori rendah berjumlah sebanyak 40 siswa (32,3%); dan kategori sangat rendah berjumlah 9 siswa (7,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa self acceptance pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta berada pada kategori sedang sebanyak 42 siswa (33,9%). Sesuai dengan pernyataan Hurlock, (1999 : 434)yang memaparkan bahwa penerimaan diri merupakan tingkat dimana individu benar-benar mempertimbangkan karakteristik pribadinya dan mau hidup dengan karakteristik tersebut. Dengan penerimaan diri (self acceptance), individu dapat menghargai segala kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Pernyataan dari Hurlock tersebut memaparkan bahwa individu dengan penerimaan diri (self acceptance) yang baik merupakan individu yang dapat memahami dan menghargai segala karakteristik pada diri sendiri yang meliputi kelebihan dan kekurangan. Self acceptance merupakan tingkat dimana individu benar-benar mempertimbangkan karakteristik pribadinya dan mau hidup dengan karakteristik tersebut. Oleh sebab itu, siswa diharapkan dapat memahami kondidi dan kemampuan yang dimiliki, apabila merasa memiliki self acceptance dan self efficacy yang rendah dan kesulitan menentukan sikap yang tepat maka siswa disarankan untuk melakukan bimbingan dengan guru BK atau konselor agar memperoleh bimbingan dan arahan. Tingkat Self Efficacy siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat self efficacy pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 2 siswa (1,61%), berada pada kategori tinggi berjumlah 11 siswa (8,87%), berada pada kategori sedang berjumlah 46 siswa (37,09%), berada pada kategori rendah berjumlah 47 siswa (37,90%), dan yang berada pada kategori sangat rendah berjumlah 18 siswa (14,5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa self efficacy pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan berada pada kategori rendah sebanyak 47 siswa (37,90%). Senada dengan pernyataan Bandura (1986: 393-395) yang mengemukakan bahwa self efficacy individu bukan sekedar prediksi tentang tindakan yang akan dilakukan oleh indiviu di masa yang akan datang. Self efficacy individu akan kemampuannya merupakan determinan tentang bagaimana individu bertindak, pola pemikiran, dan reaksi emosional yang dialami dalam situasi tertentu. Sebagian siswa beranggapan bahwa cara yang dapat ditempuhnya untuk mendapatkan pengakuan maupun tempat dalam suatu kelompok teman sebaya adalah dengan mengikuti budaya atau norma yang dianut oleh teman tanpa menilai hal tersebut positif maupun negatif, sehingga siswa terdorong untuk melakukan konformitas.

191 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer. 6, Juni 2017 Oleh sebab itu, siswa diharapkan lebih membuka diri baik kepada keluarga maupun guru apabila mengalami kesulitan dalam aktivitas sosialnya, agar dapat lebih tepat dalam mengambil tindakan sesuai dari apa yang dianjurkan orang tua maupun guru. Tingkat siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat konformitas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 29 siswa (23,4%), berada pada kategori tinggi berjumlah 71 siswa (57,3%), berada pada kategori sedang berjumlah 21 siswa (16,9%), berada pada kategori rendah berjumlah 3 siswa (2,4%). Jadi dapat disimpulkan bahwa konformitas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan berada pada kategori tinggi sebanyak 71 siswa (57,3%). Sesuai dengan pernyataan Sears (1994:78) yang mengemukakan bahwa konformitas yaitu menyesuaikan diri dengan tingkah laku orang lain sehingga menjadi kurang lebih sama atau identik guna mencapai tujuan tertentu. Siswa yang terbiasa melakukan konformitas akan sangat tergantung pada kelompok sebayanya, bukan pada dirinya sendiri. Oleh karena itu, sangat diharapkan setiap siswa dapat meningkatkan self acceptance dan self efficacy pada dirinya sendiri agar memiliki rasa nyaman, percaya, dan yakin terhadap kemampuan dan segala yang ada pada dirinya, sehingga dapat meminimalkan tindakantindakan yang kurang positif. Selain itu siswa juga diharapkan dapat lebih bersikap asertif atau berani menolak ajakan teman yang dirasa kurang bermanfaat, dan berani melaporkan kepada guru apabila melihat temannya melakukan hal-hal yang kurang baik dan melanggar peraturan sekolah agar tidak memprovokasi teman lainnya dan sekaligus untuk memberikan efek jera. Hubungan Self Acceptance dan Self Efficacy dengan pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Hasil dari uji korelasi berganda antara X1(self acceptance) dan X2(self efficacy) dengan Y(konformitas) memiliki nilai probabilitas (Sig. F Change) sebesar 0,000 < 0,05 yang membuktikan bahwa dua variabel bebas X1(self acceptance) dan X2(self efficacy) secara bersamaan memiliki hubungan dengan variabel terikat Y(konformitas). Nilai R pada hasil uji korelasi berganda adalah sebesar -0,681 yang menandakan bahwa hubungan antara dua variabel bebas X1(self acceptance) dan X2(self efficacy) dengan variabel terikat Y(konformitas) bersifat negatif. Dengan demikian, penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan negatif antara self acceptance dan self efficacy dengan konformitas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan. Hal tersebut berarti semakin rendah self acceptance dan self efficacy siswa, maka semakin tinggi konformitas pada siswa SMP Negeri 2 Kalasan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa koefisien determinasi (R 2 ) self acceptance dan self efficacy dalam konformitas yaitu sebesar 0,463. Artinya, variabel self acceptance dan self efficacy memberikan sumbangan pada variabel konformitas siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan sebesar 46,3%; sedangkan sisanya sebesar 53,7% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti

Hubungan Self Acceptance... (Dewi Larasati) 192 dalam penelitian ini seperti faktor psikologis yang meliputi underpreassure, kecemasan, harga diri, konsep diri, dan faktor eksternal. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan negatif antara self acceptance dengan konformitas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta, dimana nilai signifikansi 0,000 < 0,05; (2) Terdapat hubungan negatif antara self efficacy dengan konformitas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta, dimana nilai signifikansi 0,000 < 0,05; dan (3) Terdapat hubungan negatif antara self acceptance dan self efficacy dengan konformitas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kalasan Sleman Yogyakarta, dimana nilai probabilitas (Sig. F Change) sebesar 0,000 < 0,05. Nilai R adalah sebesar -0,681 yang menandakan bahwa hubungan bersifat negatif. Hal tersebut berarti semakin rendah self acceptance dan self efficacy siswa, maka semakin tinggi konformitas pada siswa SMP Negeri 2 Kalasan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut. Bagi Siswa Sebagai usaha preventif terhadap tingkat self acceptance dan self efficacy yang kurang dan adanya konformitas yang cukup tinggi, siswa diharapkan mampu memfilter pengaruh yang dibawa oleh orang lain tentang baik tidaknya untuk dilakukan. Dengan demikian, siswa dapat menentukan sikap yang tepat dalam bergaul atau menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya. Bagi Guru Melihat dampak yang ditimbulkan oleh adanya konformitas cukup mengkhawatirkan, peran Guru BK sangat dibutuhkan. Guru BK diharapkan mampu membantu siswa untuk melakukan upaya preventif terhadap adanya konformitas yang terlalu tinggi yang disebabkan oleh kurangnya tingkat self acceptance dan self efficacy yang dimiliki siswa. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui layanan bimbingan pribadisosial dengan memberikan pemahaman pada siswa serta kerjasama dengan guru lain dan Kepala Sekolah untuk mengurangi perilaku konformitas. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Bandura, A. (1986). Social foundation of thought and action : a social cognitive theory. Englewood Cliffs, New York : Prentice Hall. Bandura, A. (1997). Self efficacy the exercise of control. New York: W. H. Freeman And Company. Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki. 2009. Statistik terapan untuk penelitian ilmuilmu sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dyah Naila Husniyati. (2009). Pengaruh konsep diri terhadap penerimaan diri anak jalanan (street children) di RPSA Kota Semarang. Jurnal Pendidikan. Hlm. 4. Hurlock, B. E. (1999). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Ketujuh. Diterjemahkan oleh Istiwindayanti dan Soedjarwo. Jakarta : Erlangga. Sears, David O., Freedman, Jonathan L., & Peplau, L. A. (1994). Psikologi sosial Jilid 2. Alih

193 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer. 6, Juni 2017 Bahasa: Michael Adryanto. Jakarta: Erlangga. Sugiyono & Eri W. (2004). Statistika untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.0 for Windows. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. S. Sukmawati & Masykur, A. M. (2009). Konsep diri dengan konformitas terhadap kelompok teman sebaya pada aktivitas clubbing. Jurnal Psikologi. Vol. 8 (1). Hlm. 14.