PENINGKATAN KUALITAS PENYUSUNAN RPP MELALUI MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH OLEH GURU DI SDN 18 SUNGAI LIMAU

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA GURU MELALUI WORKSHOP DI SDN 20 SUNGAI LIMAU

PENINGKATAN KUALITAS PENYUSUNAN RPPH MELALUI MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH OLEH PENGAWAS TK DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

UPAYA PENINGKATKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA GURU GEOGRAFI MELALUI WORKSHOP DI SMAN 1 PASAMAN

PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI KEGIATAN SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PENDEKATAN REALISTIK DI SMA NEGERI 2 LUBUK BASUNG

Yunisra .

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

Zulpan 1) 1. SMK N 1 Gunung Tuleh Keywords: learning ability of teachers, panel discussions, the Council Subject teachers.

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING DI SMPN 4 PASAMAN

Faisal 1) 1) 19 Lembah Melintang Pasaman Barat.

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI ON THE JOB TRAINING DI SMP NEGERI 2 RANAH BATAHAN

PERAN KERJA NYATA PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR KBM DI SDN 18 LUHAK NAN DUO

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PRODUKTIF DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI IN HOUSE TRAINING

HARLINA .

PENINGKATAN PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMAN 1 PASAMAN.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PELAKSANAAN TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL SEBAGAI IMPLEMENTASI KERJA KEPALA SEKOLAH DI SMAN 2 PASAMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUANTUM LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Mistiawati SMAN 1 Pasaman

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

Ali Arman 1) SMAN 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

Jus Sulastri SDN 009 Tanjung Palas

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Midrawati SMAN Negeri 1 Lembah Melintang

Masril . Keywords: Professional Teacher Competency, PTK Report, CLCK mentoring based mentoring model

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS X.IPA.3 SMAN 1 LEMBAH MELINTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

PENERAPAN METODE BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

Suharni SDN 35 Sungai Limau .

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS II SDN 12 LEMBAH MELINTANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS X IPS

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR CNC DASAR KELAS XI TEKNIK MESIN SMK NEGERI 2 WONOSARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

Ilmi SMA N 1 Lembah Melintang

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Joyful Learning Journal

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Yusliana 1) 1 SDN 18 Lembah Melintang. Keywords: Interest in Learning, Teaching PE, learning model demonstration

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG STRUKTUR BATANG DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONSTRASI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

Upaya Meningkatkan Pembelajaran...(Badar Eko Saputro)1

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

Key word: application of the discussion method-based contextual learning, increasing the ability to write reports

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB (QUESTIONS ANSWER) PADA SISWA KELAS VI SDN 26 SUNGAI LIMAU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL TREFFINGER DI KELAS VA SD NEGERI 08 SURAU GADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DI KELAS V SDN 07 GURUN LAWEH KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR TEMATIK DI KELAS RENDAH DENGAN KEGIATAN PEER TEACHING PADA GURU DI SDN 27 PANGIAN

Oleh: Nanik Tri Sumarti 05667/2008

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Transkripsi:

PENINGKATAN KUALITAS PENYUSUNAN RPP MELALUI MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH OLEH GURU DI SDN 18 SUNGAI LIMAU Nurmalis SDN 18 SUNGAI LIMAU Email: nurmalis18@gmail.com ABSTRACT Based on the observations that researchers have done in SDN 18 Sungai Limau, it is found that teachers' ability in preparing RPP is still low. The purpose of this study is to describe and obtain information about the preparation of RPP by teachers. This study is a school action research. The research procedures in this study include planning, action, obeservation and reflection. This study consists of two cycles with four meetings. The subjects consisted of 10 teachers of SDN 18 Sungai Limau. The data were collected using obeservation sheets. Data were analyzed using percentages. The results show that with Monitoring and Evaluation can improve the preparation of teacher RPP In SDN 18 Sungai Limau. This is evidenced by the evaluation and monitoring can Improve the quality of preparation of teacher RPP In SDN 18 Sungai Limau from cycle I to cycle II. The average ability of teachers in improving the making of RPP in cycle I is 51.39 with less category, In cycle II is 85.46 Good. Keywords: Monitoring and Evaluation, Preparation of RPP ABSTRAK Berdasarkan hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan guru di SDN 18 Sungai Limau, ditemukan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mendapatkan informasi tentang penyusunan RPP oleh guru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah. Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi perencanaan, tindakan, obeservasi dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan empat kali pertemuan. Subjek penelitian terdiri dari 10 orang guru SDN 18 Sungai Limau. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembaran obeservasi. Data dianalisis dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan Monitoring dan Evaluasi dapat Meningkatkan penyusunan RPP guru Di SDN 18 Sungai Limau. Hal ini dibuktikan dengan adanya evaluasi dan monitoring dapat Meningkatkan kualitas penyusunan RPP guru Di SDN 18 Sungai Limau dari siklus I ke siklus II. Rata-rata kemampuan guru dalam meningkatkan pembuatan RPP pada siklus I adalah 51.39 dengan kategori kurang, Pada siklus II adalah 85.46 Baik. Kata Kunci: Monitoring dan Evaluasi, Penyusunan RPP 445

PENDAHULUAN Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan penuh kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan kurikulum seringkali menimbulkan persoalan baru, sehingga pada tahap awal implementasinya memiliki kendala teknis. Sehingga sekolah sebagai penyelenggara proses pendidikan formal sedikit banyaknya pada tahap awal ini membutuhkan energi yang besar hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum baru. Dalam teknis pelaksanaannya pun sedikit terkendala disebabkan perlu adaptasi terhadap perubahan atas kurikulum terdahulu yang sudah biasa diterapkannya. Sekolah kejuruan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia, dituntut juga untuk terus mengikuti dan menerapkan berbagai perubahan kurikulum dalam periode tertentu sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam sistem pendidikan nasionalnya. Sekolah kejuruan berbeda dengan sekolah umum, terutama kompetensi lulusannya serta keterkaitannya secara langsung dengan dunia kerja, menyebabkan kurikulum untuk sekolah kejuruan tidak pernah bisa dilepaskan dari kondisi dan situasi dunia kerja yang sedang berkembang. Penyesuaian kurikulum dengan dunia kerja serta tetap dilandasi oleh minat dan kebutuhan siswa, menjadikan kurikulum sekolah kejuruan memiliki kerumitan tertentu baik dalam proses penyusunan maupun implementasinya. Kurikulum 2013 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada dasarnya penguatan terhadap kurikulum sebelumnya dan pengembangan pada aspek struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian yang bersifat otentik. Kurikulum 2013 mengusung pada pengembangan kurikulum konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan tetapi lebih member ruang pada anak untuk mengembangkan potensi dan talentanya. Model pendekatan kurikulum tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan Sekolah Dasarhingga pendidikan menengah. Keajegan model pendekatan disemua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih konsisten sejak awal, sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang keatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas. Berdasarkan hasil observasi dilapangan berdasarkan hasil pengamatan penulis, pada saat ini guru di SDN 18 Sungai Limau belum memiliki kemampuan dan kecakapan yang baik dalam pembuatan RPP dalam mengajar. Hal ini terlihat dari: 446 446

pertama, guru sering tidak membuat RPP dalam mengajar di kelas. Hal ini terlihat dari kurangnya kesiapan guru dalam mengajar. Kedua, guru kurang terstruktur dalam memberikan materi pelajaran. Hal ini terlihat dari cara guru dalam mengajar sering tidak terarah. Ketiga, guru cenderung tidak membawa RPP ke sekolah. Dari masalah di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitia tentang Peningkatan Kualitas RPP Melalui Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Oleh Guru di SDN 18 Sungai Limau. KAJIAN TEORI Menurut Trianto dalam bukunya Mengembangkan Model Pembelajaran (2010:78) pembelajaran dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraaan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di lingkungan lembaga dan luar lembaga dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik. Kegiatan pembelajaran sebagai suatu proses harus disusun berdasarkan prinsipprinsip pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran, baik terkait dengan keleluasaan bahan/materi, pengalaman belajar, tempat dan waktu belajar, alat/sumber belajar, bentuk pengorganisasian kelas dan cara penilaian. Dalam kegiatan pembelajaran, Pendidik perlu memberikan dorongan dan dukungan kepada peserta didik untuk mengungkapkan kemampuannya dalam membangun gagasan. Oleh karena itu, pendidik diharapkan mampu merancang, mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Untuk membantu kemampuan Pendidik dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, dipandang perlu menyusun modul Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Pada pembelajaran hal yang terpenting adalah proses belajar yang menumbuhkan anak senang belajar, senang melakukan proses saintis, bukan menekankan pada penguasaan materi karena penilaian atau assessment pada program anak usia dini merujuk pada tahap perkembangan. Inilah keunikan kurikulum 2013 Pendidikan Sekolah Dasar. Namun demikian proses pembelajaran pada anak usia dini yang dilakukan melalui kegiatan bermain juga memberikan penambahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak yang sesuai dengan Kompetensi Dasar dengan memperhatikan kemampuan yang sesuai tahap perkembangan anak pada usia tertentu pada umumnya. Oleh karena itu pendidik juga harus mampu menurunkan materi yang sesuai dengan Kompetensi Dasar. METODOLOGI PENELITIAN Dalam hal ini penulis memaparkan bahawa penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan 447

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997:8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai penelitia; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan kualitas penyusunan RPP dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sementara penulis selaku observer yang memantau perkembangan yang terjadi di kelas, di samping itu memang tugas penulis sekaligus sebagai kepala sekolah di SDN 18 Sungai Limau tersebut. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat SDN 18 Sungai Limau. Subyek penelitian seluruh guru di SDN 18 Sungai Limau yang terdiri dari 10 guru Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian dilakukan terhadap Guru di SDN 18 Sungai Limau. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus dengan 4 kali pertemuan dengan menerapkan metode 448 yang telah direncanakan. Rangkaian kegiatan tersebut menurut Kemmis (1992:21) adalah: 1) Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan, 2) Melaksanakan tindakan, 3) Pengamatan/ monitoring, 4) Refleksi hasil pengamatan, sebagai perubahan/revisi perencanaan untuk pengembangan selanjutnya. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi hubungan antara siswa dengan guru, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 448

1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tindakan yang dilakukan terhadap Guru SDN 18 Sungai Limau pada awal semester ganjil pada tahun pelajaran 2016/2017 yaitu pada bulan Agustus- September 2016. Pemilihan awal semester ini didasarkan atas bahwa guru dalam menjalankan perannya sebagai guru harus memiliki program yang akan dilaksanakannya untuk satu tahun pelajaran termasuk dalam hal ini menyusun program meningkatkan penyusunan RPP. Jumlah guru yang terlibat dalam penelitian ini adalah 10 orang guru. Siklus satu dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama 4 Agustus 2016 dan pertemuan kedua 11 Agustus 2016. Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dengan dua kali pertemuan. secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Tahap Pelaksanaan Siklus 1 No Tanggal Jenis Kegiatan 1 4 Agustus 2016 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah Penyusunan RPP siswa Melakukan pendampingan 2 11 Agustus 2016 guru dalam meningkatkanpenyusunan RPP guru Analisis terhadap peningkatan Penyusunan RPP Siswa yang telah dibuat oleh guru Setelah peneliti selesai memeriksa dokumen program meningkatkan penyusunan RPP siswa yang dibuat oleh guru, peneliti bersama dengan guru melakukan diskusi tentang program meningkatkan penyusunan RPP siswa yang telah mereka buat tentang kekurangan dan kelebihan dari program meningkatkan penyusunan RPP siswa yang telah mereka buat. Kemudian, dilakukan tanya jawab antar sesama guru dengan peneliti. Guru diminta untuk mencatat saran-saran yang disampaikan selama diskusi. Kemudian, guru diminta untuk memperbaiki kekurangan dari program meningkatkan penyusunan RPP siswa yang telah mereka buat sesuai dengan saran serta dengan adanya proses pendampingan. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan siklus 1 pada setiap pertemuannya. Selain itu peneliti juga mengidentifikasi masalahmasalah lanjutan yang timbul dari pelaksanaan tindakan di siklus 1. Setelah dilakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah terhadap guru dalam menyusun program meningkatkan penyusunan RPP siswa, maka didapat hasil sebagai berikut: 449

Tabel 1 Daftar Nilai Kualitas penyusunan RPP Pada Siklus I No Kode Nama Guru Rata- Rata 1 NL 48.63 2 RF 56.00 3 ES 54.50 60 40 20 0 Kualitas Guru dalam Penyusunan 56 54. RPP 55.55 Pada 51.25 Siklus 56.63 1 48.63 48.75 46.88 48.75 47 Persentase 4 HA 55.55 5 HM 46.88 6 SW 51.25 7 ZH 48.75 8 RM 48.75 9 AY 56.63 10 EW 47.00 Rata-Rata 51.39 Sumber : Lembar obervasi meningkatakan efektifitas belajar mengajar Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas program meningkatkan penyusunan RPP siswa yang dibuat oleh guru masih berada pada kategori kurang yaitu 51.39. Berdasarkan analisis terhadap data penelitian, belum terdapat guru yang memiliki nilai rata-rata penyusunan program Membuat RPP diatas 80. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah dalam meningkatkanpenyusunan RPP dan hasil analisis dari lembaran nilai observasi, maka ditemukakan bahwa secara keseluruhan ratarata guru masih belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang diperoleh oleh guru masih berada dibawah nilai 80. Pada siklus satu ini rata-rata kemampuan guru dalam Membuat RPP masih berada pada kategori kurang dengan nilai 51.39 Hal ini berarti, tindakan yang diberikan masih belum berhasil. Untuk itu, kegiatan ini dilanjutkan pada siklus II. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan program dalam Membuat RPP yang dibuat oleh guru selama siklus I, dan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, maka ditemukan hal-hal sebagai berikut: a) Guru belum optimal dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa b) Guru belum maksimal dalam mengembangan intrumen Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah yang relevant dengan target indikator pencapaian tujuan sekolah, pemenuhan 450 450

standar isi, standar proses, standar penilaian dan standar kompetensi lulusan c) Guru belum menetapkan sumberdaya (manusia, informasi, peralatan, dana) yang dibutuhkan. d) Terdapat guru yang kurang berpartisipiasi dalam dikusi pada kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah. e) Terdapat guru yang masih sibuk dengan urusan pribadinya selama kegiatan Monitoring dan Evaluasi berlangsung Oleh sebab itu, maka pada siklus II, akan dilakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam Membuat RPP dan meminimalisir hambatan dan permasalahan yang ditemui pada siklus I. Siklus dua dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama 18 Agustus 2016 dan pertemuan kedua 21 Agustus 2016. a. Perencanaan Tahap perencanaan pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I yaitu pada tanggal 10 Agustus 2016. Perencanaan tindakan dilakukan dengan melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam Membuat RPP siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dengan dua kali pertemuan. secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5 Tahap Pelaksanaan Siklus 1I No Tanggal Jenis Kegiatan 1 18 Agustus 2016 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah Melakukan pendampingan kepada guru dalam merevisi Membuat RPP Merevisi Program Membuat RPP secara bersamasama antara guru dan peneliti (pengawas sebagai pendamping) 2 21 Agustus 2016 Analisis terhadap program Membuat RPP yang telah dibuat oleh guru Dalam pertemuan ini, peneliti meminta guru untuk mengeluarkan dokumen program meningkatkanefektifitas guru dalam belajar mengajar yang telah mereka perbaiki. Kemudian, guru melakukan diskusi tentang program Membuat RPP yang telah mereka revisi tersebut bersama-sama dengan guru lainnya. Guru terlebih dahulu diminta untuk menganalisis secara bersama-sama dengan guru lainnya tentang kelebihan dan kekurangan dari program yang telah mereka buat. Kemudian dilakukan tanya jawab antar masing-masing guru terkait dengan program meningkatkanpenyusunan RPP yang telah mereka revisi tersebut. Setelah itu, peneliti menyajikan sedikit materi penjelasan tentang program meningkatakan efektifitas belajar mengajar siswa untuk lebih mematang pemahaman guru dalam menyusun program meningkatakan efektifitas belajar mengajar. Kemudian, peneliti meminta guru untuk merevisi kembali program Membuat RPP siswa yang telah mereka buat. Pada tahapan ini, peneliti meminta guru untuk merevisi kembali program membuat RPP siswa yang telah mereka 451

buat sesuai dengan saran-saran dan penjelasan yang telah diberikan oleh pendamping. Kemudian, peneliti memberikan bantuan dan bimbingan kepada guru dalam menyusun program Membuat RPP siswa. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan siklus 2 pada setiap pertemuannya. Selain itu peneliti juga mengidentifikasi masalah-masalah lanjutan yang timbul dari pelaksanaan tindakan di siklus 1. Setelah dilakukan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah terhadap guru dalam menyusun program Membuat RPP siswa, maka didapat hasil sebagai berikut: Tabel 6 Daftar Nilai Kualitas penyusunan RPP Pada Siklus 2 No Kode Nama Guru Ratarata 1 NL 82.37 2 RF 83.87 3 ES 83.62 4 HA 83.12 5 HM 86.13 6 SW 85.60 7 ZH 86.00 8 RM 85.38 9 AY 84.5 10 EW 84.5 Rata-Rata 85.46 Sumber: Lembar obervasi dalam Membuat RPP 452 87 86 85 84 83 82 81 80 Kualitas Guru dalam Penyusunan RPP Pada Siklus II 83.87 83.62 83.12 82.37 86.13 86 85.6 85.38 84.5 84.5 Persentase Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah berlangsung, ditemukan bahwa masalah yang muncul pada siklus I sudah hilang. Hal ini terlihat dari Guru yang sangat berpartisipiasi dalam dikusi pada Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah dan Guru sangat fokus memperhatikan dan menjalan diskusi selama Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah berlangsung. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan dan data-data yang diperoleh. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi dan penyusunan langkah-langkah untuk siklus kedua. Jadwal kegiatan refleksi dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah dalam menyusun program Membuat RPP dan hasil analisis dari lembaran nilai observasi, maka ditemukakan bahwa secara keseluruhan guru sudah mulai mencapai target tapi belum mencapai rata-rata di atas nilai 80. Pada siklus dua ini rata-rata kemampuan Guru dalam menyusun RPP 452

berada pada kategori Baik dengan nilai 85.46. Untuk itu tidak perlu di lanjutkan pada siklus berikutnya. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis terhadap siklus I dan Siklus II tentang kemampuan Guru dalam menyusun program Membuat RPP, terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ratarata kemampuan Guru dalam menyusun program Membuat RPP pada siklus I adalah 51.39 dan pada siklus II adalah 85.46. berdasarkan hal ini, maka terjadi peningkatakan kemampuan Guru dalam meningkatkan penyusunan RPP sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkanke siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat tentang peningkatan kemampuan Guru dalam menyusun program meningkatkan penyusunan RPP dapat dilihat pada tabel berikut ini dibawah ini : Tabel 8 Peningkatan Kemampuan guru Dalam penyusunan RPP pada Siklus I ke Siklus II No Siklus Rata-rata 1 SIKLUS I 51.39 3 SIKLUS II 85.46 Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya kemampuan guru dalam meningkatkanpenyusunan RPP di SDN 18 Sungai Limau. Untuk lebih mudah dalam memahami peningkatan kemampuan guru dalam penyusunan RPP, dapat dilihat pada gambar berikut ini. 100 80 60 40 20 0 Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penyusunan RPP 51.39 SIKLUS I 85.46 SIKLUS II Berdasarkan penelitian di atas maka diperoleh hasil bahwa melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah dapat meningkatkan kemampuan Guru dalam menyusun RPP. Dengan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah ini, Guru lebih mendapatkan pembimbingan secara langung dalam menyusun program Monitoring dan Evaluasi pendidikan dan menerima penyajian materi untuk menambah wawasan mereka. selain itu, melalui Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah ini Guru dapat berbagi dengan Guru lainnya dalam hal kesulitan yang mereka hadapi dalam menyusun Program Penyusunan RPP. Hal ini sejalan dengan tujuan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah menurut (Muslim, 2010: 95), pada dasarnya adalah untuk meningkatkankemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman para Guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pemimpin pendidikan terutama sekali dalam masalah manajemen sekolah dan manajemen proses belajar mengajar yang dilakukan guru disekolah masing-masing. 453

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program sekolah dalam meningkatkan kemampuan Guru dalam penyusunan RPP di SDN 18 Sungai Limau. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan Guru dalam penyusunan RPP dari siklus I ke siklus II. Rata-rata kemampuan Guru dalam penyusunan RPP pada siklus I adalah 51.39 dengan kategori kurang, siklus II adalah 85.46 dengan kategori Baik. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk Guru, Guru diharapkan untuk selalu meningkatkan keprofesionalan nya dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin pendidikan. 2. Untuk Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan masukan yang lebih jelas dan terarah dalam pembinaan terhadap Guru. DAFTAR PUSTAKA BSNP. (2006a). Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. (2006b). Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. (2006b). Lampiran Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuksatuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University. Dwi Saputra, Mukhlis., 2008, Tips Menguasai Keadaan Kelas, Artikel Pendidikan:Tik Learning. Sugiarto (2003), Teknik Sampling, Gramedia, Jakarta 454 454