BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dan Memenuhi Tugas-tugas Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin. Oleh FEBBINAWATI NIM:

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi berbagai konflik sosial baik secara

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk membangun

KEWARGANEGARAAN. Konsep Dasar Kewarganegaraan. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 4 ANANDA MUCHAMMAD D N AULIA ARIENDA HENY FITRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RAPAT KOORDINASI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM MEMBANGUN KEBERSAMAAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling

BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai jumlah penduduk

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB I PENDAHULUAN. lain, mulai dari lingkungan lokal (keluarga) sampai ke lingkungan sosial luar (masyarakat).

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

TANYA JAWAB PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 9 DAN 8 TAHUN 2006

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Berdasarkan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA

-1- QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN TEMPAT IBADAH

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAWA BARAT

[2013] PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN TENTANG JUMAT KHUSYU. [salinan] Pemerintah Kabupaten Bima Bagian Hukum Setda.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. fisik ataupun mental, sebenarnya merupakan kehendak Tuhan yang

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/312/KEP/ /2016

RANCANGAN INSTRUMEN SURVEY LAPANGAN 1 PASIS SESKOAD TAHUN 2004 BIDANG SOSIAL BUDAYA A. Kependudukan/Demografi

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

AGAMA DAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

GUBERNUR BENGKULU. atau menodai agama, serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban umum;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 11 SERI E

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Negara tercinta Indonesia mempunyai berbagai macam agama yakni Islam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. heterogen, keberagaman suku, budaya dan agama menciptakan pluralisme

BAB I PENDAHULUAN. penting terhadap kehidupan berjuta-juta manusia.penelitian menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

TUGAS AKHIR PANCASILA BUKAN AGAMA

Makalah Pendidikan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. keseharian. Batas-batas teritorial sebuah negara seakan-akan tidak ada lagi. Setiap

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Fenomena ini misalnya terlihat pada kasus penganut ajaran Sikh yang

Bab I Pendahuluan. Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA

BAB V PENUTUP. aliran kepercayaan disetarakan statusnya layaknya agama resmi lainnya (Mutaqin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahluk individu dan juga mahluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan suatu kenyataan yang harus disyukuri sebagai kekayaan bangsa. Namun, dari kemajemukan ini juga mengandung kerawanan yang dapat memunculkan konflik antara kelompok yang berbeda. Dan bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi problema yang sangat besar, yakni masalah kerukunan nasional dan kerawanan sosial yang sangat memperhatinkan, bahkan mengkhawatirkan persatuan dan keutuhan negara Indonesia. Kenyataan empiris di beberapa wilayah Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan banyak aksi-aksi kekerasan di tengah-tengah masyarakat melibatkan berbagai unsur dan kelompok, baik etnis maupun agama. Oleh karenanya perlu dikaji secara serius dan mendalam untuk dijadikan bahan antisipasi ke depan. 1 Untuk menjalin hubungan yang baik antar manusia, agama merupakan unsur yang sangat penting dalam membina dan mempersiapkan mental manusia. Agama juga diharapakan mampu memberikan kestabilan dan menghadapi berbagai kemungkinan berupa goncangan psikis (jiwa) seperti kecemasan, frustasi, dan konflik. Untuk itu dalam masyarakat, agama 1 Kurnia Ilahi dan Jamaluddin Rabain, Pemetaan Kerukunan dan Kerawanan Sosial Kehidupan Umat Beragama Di Kabupaten Kuantan Singingi, Jurnal Ushuluddin III, no 2 (2011), 207-208.

2 mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salah satu fungsi agama adalah memupuk rasa persaudaraan. Kendati fungsi tersebut telah dibuktikan dengan fakta-fakta yang kongkrit dari zaman ke zaman. Namun, dari fakta-fakta yang positif itu terdapat pula fakta yang negatif yang ditimbulkan oleh agama. 2 Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, negara menjamin bagi setiap rakyat Indonesia untuk memeluk agamanya masing-masing. Hal ini tertuang UUD 1945 pasal 29 ayat 2. Di samping itu, negara juga mengakui beberapa agama resmi di antaranya Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha. Ada jaminan dalam memeluk agama bagi tiap-tiap warga negara dan diakuinya enam agama resmi membuat masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal dalam suatu daerah tidak dalam satu keyakinan, akan tetapi banyak keyakinan. Untuk menghindari terjadinya konflik antar agama itu bukanlah hal yang mudah. Walaupun dalam masyarakat Indonesia dikembangkan sikap saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda, namun masalah yang berkaitan dengan agama sangat sensitif dan sangat mudah menimbulkan konflik. Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama nomor 70 tahun 1978 Tentang Pedoman Penyiaran Agama untuk menjaga stabilitas nasional dan demi tegaknya kerukunan antar umat beragama, pengembangan, dan penyiaran agama supaya dilaksanakan dengan semangat kerukunan, tenggang rasa, saling menghargai, hormat menghormati antar umat beragama sesuai jiwa Pancasila. Seluruh Aparat Depertemen Agama sampai ke daerah-daerah 2 Hendropuspito, Sosiologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1983), 151.

3 diperintahkan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan ini dan selalu mengadakan kosultasi/koordinasi dengan unsur Pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Hal di atas berkaitan dengan Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/BER/MDN-MAG/1969. Tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintahan dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk-pemeluknya. Intinya, kepala daerah dan kepala perwakilan memberi kesempatan, membimbing, dan mengawasi setiap usaha penyebaran agama dan pelaksanaan ibadah, agar pelaksanaan penyebaran dan ibadah oleh pemelukpemeluknya tidak melanggar hukum serta keamanan dan ketertiban umum. 3 Untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama dan agar tidak terjadi konflik, maka setiap pemeluk agama mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti dalam pembangunan rumah ibadah harus mendapat izin dari kepala pemerintahan dan masyarakat setempat dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah terjadinya konflik antar umat beragama. Misalnya, pemerintah dengan mengadakan konferensi-konferensi antar agama dan dialog-dialog antar pemuka agama untuk saling bersikap terbuka dan bekerjasama dengan sesama penganut agama di Indonesia dalam kehidupan masyarakat perlu dikembangkan sikap toleransi, hormat-menghormati, dan bekerjasama dengan masyarakat yang berbeda agama agar terbina kerukunan 3 Ibid.

4 antar umat beragama dan menghindari terjadinya konflik. Apa yang diharapkan pemerintah dan tuntutan dari Pancasila UUD 1945 agar masyarakat Indonesia dapat hidup rukun dan saling menghormati serta kerjasama belum sepenuhnya dapat tercapai. Hal ini masih banyak kita lihat terjadinya konflik antar umat beragama. Ini membuktikan belum tercapainya cita-cita bangsa Indonesia. Perbedaan suku, etnis dan agama ini sangat mempengaruhi interaksi sosial masyarakat disamping pengaruh lain. Di Desa Sungai Sirih Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi terdapat pemeluk agama yang berbeda yaitu agama Islam, Katolik dan Kristen. Pemeluk Agama Kristen dan Katolik di desa ini termasuk bagian masyarakat minoritas dan pemeluk agama Islam sebagai mayoritas. Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan, 4 di desa ini pernah terjadi konflik antar umat beragama yang disebabkan oleh masalah pendirian rumah ibadah Umat Kristen, yang dilarang oleh masyarakat, pemuka adat dan pemuka agama Islam. Masyarakat tidak setuju orang Kristen mendirikan rumah ibadah secara permanen karena mereka belum memenuhi syarat yang telah ditentukan. Dan mereka mendirikan rumah ibadah tanpa bermusyawarah dulu dengan masyarakat setempat. Sehingga terjadilah konflik mendirikan rumah ibadah ini sejak tahun 1997. Sampai sekarang ini, secara formal, umat Kristen ini belum mendapatkan izin dari masyarakat setempat untuk mendirikan rumah ibadah tersebut. 4 Aspari, wawancara pada tanggal 25 maret 2015.

5 Dari fenomena inilah penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini untuk diteliti secara mendalam dengan judul: Potensi Konflik Antara Penganut Agama Islam dan Kristen ( Studi Kasus Pendirian Rumah Ibadah di Desa Sungai Sirih Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi). 1.2 Alasan Memilih Judul Adapun alasan-alasan penulis dalam memilih judul ini adalah: 1. Masalah tersebut perlu diteliti sebab menyangkut masalah persatuan dan perdamaian hidup masyarakat dalam beragama dan sesuai dengan jurusan perbandingan agama konsentrasi sosiologi agama. 2. Adanya hubungan dengan program pemerintah terhadap kebebasan beragama dan pereturan pemerintah tentang pendirian rumah ibadah sesuai dengan agama yang mereka yakini. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana proses konflik pendirian rumah ibadah di Desa Sungai Sirih Kecamatan Singingi? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya konflik pendirian rumah ibadah di Desa Sungai Sirih Kecamatan Singingi?

6 1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi tujuan adalah: a. Untuk mengetahui proses konflik pendirian rumah ibadah di Desa Sungai Sirih Kecamatan Singingi. b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dalam pendirian rumah ibadah di Desa Sungai Sirih Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara teoretis, hasil penelitian diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan dalam bidang Perbandingan Agama, khususnya yang berkaitan dengan hubungan antar umat beragama yang akan dianalisis dari perspektif Sosiologi Agama. b. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan rujukan bagi pihak terkait terutama dalam melakukan pencegahan konflik yang bernuansa agama. 1.5 Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap istilah yang penulis pakai dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu menjelaskan beberapa istilah yang dianggap perlu untuk memberikan kejelasan terhadap tulisan ini. Di antaranya sebagai berikut:

7 1. Potensi adalah kesanggupan, kekuatan, kemampuan. 5 2. Konflik adalah pertentangan, pertengkaran, pertikaian, perselisihan, percekcokkan, keberadaan dua keinginan perasaan yang tidak bisa dipersatukan dan saling bertentangan emosi atau psikis, pertentangan batin, pertentangan atau ketegangan di antara para tokoh dalam cerita fiktif. 6 1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode yang Digunakan Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan maksud untuk mendapatkan informasi ilmiah. 7 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini dipilih karena penulis memaparan secara detail fenomena yang terkait peneliti lebih fokus penelitian ini. Di mana penggunaan metode ini penulis mengikuti prosedur penelitian yang dapat dan diharapkan untuk mencari permasalahan di atas. 378. 472. 5 M. K Abdullah. Spd, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jakarta: Sandro Jaya, 2005), 6 Danie Haryono, Kamus Besar Indonesia Edisi baru (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2013), hlm. 96. 7 Arif Supyantoro, Metode dan Teknik Penelitian Sosial (Yogjakarta: Andi Press, 2006),

8 1.6.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan setelah seminar proposal. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Sungai Sirih Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. Waktu penelitian berlangsung dari tanggal 25 Maret sampai dengan 5 Mei 2015. 1.6.3 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat Sungai Sirih Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi, sedangkan yang menjadi objek adalah konflik yang disebabkan oleh pendirian Rumah Ibadah. 1.6.4 Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu: 1. Data Primer Data primer yaitu data utama yang diperoleh dari lapangan melalui observasi, wawancara, yang telah dilakukan. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang berasal dari kepustakaan, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

9 1.6.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu: Wawancara (interview), yaitu sebuah dialog atau tanya jawab antara pewawancara dengan informan dengan tujuan memperoleh informasi yang dicari. 8 Dalam penelitian penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Wawancara (interview) yaitu sebuah dialog yang dilakukan penulis untuk memperoleh informasi. 1.6.6 Informan Penelitian Penelitian ini memanfaatkan beberapa tenaga informan yaitu sebagai berikut: No Nama Umur keterangan 1. Aspari 72 tahun Mantan Kepala Desa 2. Suminto 50 tahun Kepala Desa 3. Endaryono 48 tahun Sekretaris Desa 4. Maruli Siri Tunga 55 tahun Pendeta 5. H. Nurhamdan 73 tahun Tokoh Agama (Islam) 6. Maruli Tambah 47 tahun Tokoh Agama (Kristen) 7. Aru 65 tahun Tokoh Masyarakat 8. Maruli Tambah 47 tahun Tokoh Masyarakat 8 Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 141.

10 1.6.7 Teknik Analisis Data Adapun penganalisaan penelitian ini adalah menggunakan metode yang dikenal dengan deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan data yang terkumpul dalam bentuk esai.