SISTEM PENGENDALI JARAK JAUH PADA ALAT PENGATUR INTENSITAS CAHAYA LAMPU PIJAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

II. KAJIAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

BAB III PERANCANGAN ALAT

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

BAB III PERANCANGAN ALAT

Realisasi Saklar Lampu Otomatis

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED )

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535

Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Keolengan Benda Secara Digital

BAB III PERANCANGAN ALAT

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

TRANCEIVER INFRA MERAH TERMODULASI UNTUK PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan maupun diluar ruangan. Lampu memberikan manfaat yang sangat

ABSTRAK. Kata kunci : DTMF MT88700, Buffer (IC 74244), Driver Motor, Mikrokontroler AT89S51, Sensor infra red (IR) 1. PENDAHULUAN

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SENSOR KEHADIRAN ORANG SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS SUATU RUANGAN

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER. JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan.

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

COUNTER ASYNCHRONOUS

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENALA NADA GITAR SESUAI DENGAN FREKUENSI YANG DITENTUKAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Transkripsi:

SSTEM PENGENDAL JARAK JAUH PADA ALAT PENGATUR NTENSTAS CAHAYA LAMPU PJAR Ahmad Solihuddin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Tlogomas no 6 Malang Ringkasan Pada penelitian kali ini membuat alat yang dirancang secara khusus dan merupakan paduan dari beberapa rangkaian elektronika yang terdiri dari rangkaian Catu daya, rangkaian pemancar nframerah, rangkaian penerima inframerah, rangkaian digital, rangkaian driver relay dan rangkaian dimmer.dalam pembuatan alat pengendali secara otomatis dilakukan pengaturan intensitas cahaya pada lampu pijar dengan mengendalikan arus yang akan dikendalikan dengan memberikan nilai tahanan tertentu. Pengaturan intensitas cahaya pada lampu pijar ini menggunakan sistem digital dengan kendali jarak jauh (remote control). Bila pada rangkaian dimmer pengaturan dilakukan secara manual dengan merubah nilai tahanan pada potensiometer. Pada perancangan ini tahanan yang diberikan sudah ditentukan dari 0KΩ sampai 56KΩ, tiap perubahan tahanan akan merubah terang redup intensitas cahaya pada lampu pijar. Hasil dari kerja alat pengatur intensitas cahaya ini memberikan 0 tahapan nilai tahanan yang mengatur terang redup cahaya lampu pijar dengan cacahan naik, hasil cacahan dapat dilihat pada tampilan tujuh ruas (seven segmen) penunjukkan nilai awal mulai dari angka 0 (nol) sampai 9 (sembilan). Jika dicacah terus maka akan kembali kekondisi awal 0 (nol). Kata kunci: pengendali jara jauh, lampu pijar, intenstas.. PENDAHULUAN Teknologi lampu dalam memberikan pencahayaan saat ini telah banyak membantu aktifitas masyarakat dalam melakukan pekerjaannya sehari hari.. Lampu lampu yang sering digunakan saat ini adalah lampu neon dan lampu pijar. Pada lampu neon daya yang dikeluarkan kecil tetapi memberikan intensitas yang besar. Sedangkan lampu pijar cahaya yang dihasilkan sesuai dengan daya yang dikeluarkan lampu.. Pembuatan alat ini adalah pengembangan dari rangkaian lampu dimmer yang dapat merubah intensitas cahaya lampu pijar yang dioperasikan secara manual. Pada tugas akhir ini penulis akan merancang alat pengatur intensitas cahaya yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Alat yang dimaksud adalah Sistem Pengendali Jarak Jauh Pada Alat Pengatur ntensitas Cahaya Lampu Pijar.. Adapun keunggulan dari penggunaan remote kontrol ini adalah pengoperasiannya bisa dilakukan dari jarak jauh dan penggunaannya lebih praktis. Kekurangan dari penggunaan remote kontrol ini perubahan nilai resistansi yang di berikan menggunakan sistem diskrit atau bertahap dan biaya yang mahal. Sedangkan pada rangkaian lampu dimmer keunggulannya selain biaya yang murah lampu dimmer ini memberikan perubahan nilai resistansi diatur dengan sistem kontinyu.

Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah :Merancang dan membuat alat kendali intensitas cahaya serta mengatur atau merubah besar kecilnya intensitas cahaya untuk lampu pijar dengan kendali jarak jauh (remote control).. METODE Dalam perancangan dan realisasi alat pengatur intensitas cahaya ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengatur intensitas cahaya pada lampu pijar secara bertahap sesuai dengan tahanan yang diberikan. Perancangan alat pengatur intensitas cahaya ini di realisasikan sesuai dengan komponen yang mudah didapat. Diagram blok alat pengatur intensitas cahaya pada lampu pijar dapat dilihat pada Gambar.. Catu daya 0 V Battery DC AC Pemancar Penerima Pencacah Driver Dimmer nfra Merah nfra Merah Digital Relay BCD Lampu Seven Segmen Gambar. Diagram Blok Rangkaian Pengatur ntensitas Cahaya pada Lampu Pijar Pijar..Rangkaian Catu Daya 0 VCC V D D LM9 LM905 VCC 5V D D C C C Gambar.. Rancangan Rangkaian Catu Daya GND Dalam rangkaian catu daya DC transformator yang digunakan adalah transformator penurun tegangan (Step down Transformator) dengan masukan primer 0 Volt dan keluaran skunder Volt. Terminal 0 Volt dan 0 Volt pada sisi primer dihubungkan dengan jala jala PLN. Sedangkan terminal 0 Volt, 5 Volt dan Volt pada sisi skunder dihubungkan kerangkaian penyearah jembatan. Jenis rangkaian penyearah yang digunakan terbangun dari dioda tipe N 00. Dioda ini mempunyai kemampuan arus A dan arus puncak 0 A, sedangkan kemampuan bertahan pada tegangan 50 Volt. 8

Untuk menghitung besar arus yang melalui dioda maka tegangan maksimum dari sisi skunder transformator sebagai tegangan masukan pada rangkaian jembatan dapat dihitung dengan persamaan (.5) sebagai berikut : Vp 6, 9Volt 0,0 V dc 0,66x6,9 0, 9Volt Oleh karena arus maksimal yang dapat dialirkan C regulator LM 8 sebesar 0,5 A sehingga: dioda 0,5x500mA 50mA Umumya catu daya DC mempunyai penapis masukan kapasitor yang dirancang dengan riak 0% atau kurang. Jika tegangan riple yang dikehendaki sebesar 0% dari tegangan puncak, maka V rip 0% x6,9, 69Volt dc Vrip f. C dc C f. V rip 500mA,96x0 x50x,69 6 C 96x0 Farad Karena nilai kapasitor tidak ada yang bernilai 96 µf maka dalam perancangan akan digunakan kapasitor yang nilainya mendekati yakni 00µF/5V.Tegangan DC setelah melewati penapis kapasitor hampir mendekati rata, akan tetapi tegangan ini akan terpengaruh dari naik turunnya jala-jala PLN ataupun perubahan beban. Untuk lebih memantapkan lagi tegangan keluaran catu daya DC ini maka digunakan rangkaian integrasi berupa C regulator positif LM 8 dan LM 805. Kapasitor C dan C pada Gambar. berfungsi sebagai pengurang riple dari jala-jala listrik bolak-balik. Sedangkan C berfungsi untuk memperbaiki tanggapan transien pada tegangan keluaran pada saat beban bertambah. Komponen yang digunakan adalah. C, C = 00 µf/5v C = 00 nf D.. D = N 00 C, C = LM8, LM805.. Rangkaian Pemancar nfra Merah Rangkaian pemancar sinar infra merah ini berfungsi untuk memancarkan sinar infra merah dalam daerah frekuensi (8-0 khz). Pada Gambar. interval frekuensi ini diatur dengan sebuah tahanan variable (VR). 9

R R R VR 6 555 8 5 R C C Gambar.. Rangkaian Pemancar Sinar nfra Merah dengan Menggunakan C NE 555 dalam Operasi Stabil berdasarkan persamaan (.6), sehingga didapatkan jumlah total tahanan pengatur lebar frekuensi ini adalah :, R R f. C Untuk menentukan nilai tahanan R dan VR digunakan perhitungan melalui persamaan, 9 diasumsikan C= nf = 0 F, sedangkan jumlah total tahanan +5V maksimum, MΩ. Dengan memilih R = kω, maka nilai dari tahanan pengatur ini.,, VR 0 8., 9 R. 8.0 0 f C x Karena nilai tahanan tidak ada yang bernilai 8., = 8KΩ, maka digunakan VR 0 KΩ.C NE 555 mempunyai tegangan keluar minimum,5 Volt dan maksimum 5Volt saat tinggi untuk catu daya 5Volt, dan 0Volt saat rendah. Doida pemancar sinar infra merah mempunyai jatuh tegangan, Volt saat menghantar dengan arus 50 ma. Unuk mengamankan C NE555 dari arus sumber (source) terus menerus sebesar 50mA = 50 x 0 A ini, maka dipasang sebuah transistor pada terminal keluaran C ini seperti ditunjukkan pada Gambar. dibawah ini: Vcc R VBB =,5V R Gambar.. Rangkaian Transistor Switching. Arus yang dibutuhkan Led R Gambar. adalah arus yang melalui R dan arus kolektor. Transistor yang dipasang adalah BD 9 dengan arus Kolektor maksimum,5a dengan βdc = 0

0. Jadi untuk mendapatkan nilai tahanan R dan R dapat menggunakan persamaan (. dan.) berikut : VCC VLED 5, R 5 c 50x0 Nilai terdekat untuk R adalah 56 Ω Cmaks 50mA B 0, 6mA dc 0 Dari nilai nilai diatas maka harga R didapat : VBB VBE,5 0, R 569, 5,69k B 0,6 Nilai terdekat untuk R adalah 5,6 kω.. Rangkaian Penerima Sinar nfra Merah dan Rangkaian Pewaktu Multivibrator Monostabil Rangkaian penerima infra merah menggunakan modul phototransistor yang dihubungkan dengan sumber tegangan, keluaran dari modul phototransistor tranceiver duhubungkan ke input rangkaian pewaktu monostabil. Rangkaian pewaktu pada perancangan ini dibangun dari C 555 dengan operasi monostabil yang artinya piranti ini akan stabil pada satu kondisi (tinggi atau rendah) dalam beberapa saat saja.bila rangkaian penerima nfra merah aktif maka akan memberikan sinyal masukan pada rangkaian monostabil untuk memicu C 555. Dengan terpicunya C555 pada pin maka rangkaian pewaktu aktif, untuk selanjutnya akan memicu rangkaian pencacah.kapasitor harus diisi melalui resistor, semakin besar tetapan waktu T=RC maka makin lama tegangan kapasitor untuk mencapai +/ Vcc, dengan kata lain tetapan waktu RC mengendalikan lebar pulsa keluaran, lamanya pulsa keluaran ini diberikan dalam persamaan: T = R.C 000000.x 0 6 s Jadi pada rangkaian ini dapat digunakan tahanan sebesar MΩ dan Capasitor sebesar µf. +Vcc Vcc R Module RXO GND nput K Output 8 555 6 5 nf M uf Gambar.5. Rangkaian Penerima nframerah dan Rangkaian Pewaktu Monostabil. Rangkaian Pencacah

Pada rangkaian pencacah ini digunakan C 9 yang merupakan C Up-Down Caunter. C ini memiliki masukan Up-Down yang terpisah, pada pin untuk menghitung turun dan pada pin 5 untuk menghitung naik. C 9 ini akan menghitung naik apa bila masukan pada pin 5 mendapatkan sinyal masukan rendah (low) sedangkan masukan pin mendapat masukan sinyal tinggi (high). Demikian juga sabaliknya bila menghitung turun, maka masukan pin mendapat sinyal rendah (low) dan masukan naik mendapat sinyal tinggi (high). C ini tidak bekerja jika pada kedua pin dan 5 mendapat masukan tinggi atau rendah.keluaran pada C 9 ini dihubungkan pada C, C ini adalah C yang akan mengubah hasil cacahan dari bentuk biner ke bentuk desimal, yang akan ditampilkan pada Tampilan Tujuh Ruas (Seven Segmen). Dari tampilan tujuh ruas yang dihubungkan dengan keluaran C melalui tahanan 0Ω berfungsi sebagai pembatas arus pada tampilan tujuh ruas maka akan dapat diketahui nilai/angka penunjukan desimalnya. +5V +5V 0 9 5 6 8 6 nput Down Counter nput Up Counter 6 6 5 9 8 0 9 5 +5V Gambar.6. Rangkaian Pencacah dan Tampilan Tujuh Ruas... Rangkaian Pencacah Ke Dekoder dan nverter

+5V 00 +5V 0 9 5 6 8 +5V +5V 6 6 6 5 9 8 0 9 5 +5V 5 8 6 0 9 5 6 5 6 9 0 8 0 +5V 5 9 6 0 8 0 Gambar.. Rangkaian Pencacah 9, BCD, Tampilan ruas Decoder dan nverter 0 Seperti yang telah dijelaskan cara kerja C 9 sebelumnya, keluaran dari C 9 tidak hanya di hubungkan ke C, keluaran C 9 juga dihubungkan ke C dekoder. C ini berfungsi sebagai pengubah kode biner ke desimal. C ini memiliki masukan (nput) dalam bentuk Biner dan 0 keluaran (Output) dalam bentuk desimal. Keluaran dari C ini pada kondisi rendah (low). Jadi untuk mendapat kaluaran berupa sinyal tinggi (high), maka pada keluaran C dihubungkan C 0 sebagai inverter..5. Rangkaian Driver Relay Vcc Vcc n nput NC GND NO Gambar.8. Rangkaian Driver Relay Rangkaian Driver Relay berfungsi untuk mengendalikan relay mekanik dalam posisi On- Off, yang sesuai dengan perubahan yang diterima rangkaian pencacah, rangkaian menggunakan sebuah transistor BC 5A dan relay DC V/ 5 pole dan dioda yang digunakan N 00/ N00. Tahanan dalam relay jenis ini sebesar 00Ω. Sedangkan transistor switching BC 5A memiliki arus kolektor maksimal sebesar c(mak) = 00mA dengan bati penguatan (hfe) sebesar 50. Untuk membuat transistor bekerja sebagai saklar maka basis harus dicatu

arus atau tegangan. Untuk mendapatkan tahanan basis maka dapat digunakan persamaan (.), (.) dan (.) berikut ini: Vcc C( sat) 0mA Rc 00 c( sat) 0mA b( sat) 0, ma hfe 50 VBB VBE 5 0, R B 5, 8 0, b(sat) Oleh karena tidak ada resistor dengan nilai 5,8Ω maka dalam perancangan dipakai resistor dengan nilai yang mendekati 9 K Ω..6. Rangkaian Dimmer Pada rangkaian ini menggunakan Triac BT /600 sebagai penyaklaran arus AC. Triac bekerja saat mendapat amplitude denyut pada pin gate. Pegaturan terang redupnya lampu pijar diatur oleh tahanan yang diberikan ke TRAC. Terang redupnya lampu berdasarkan besar tahanan yang diberikan, semakin besar tahanan yang diberikan maka arus yang mengalir ke lampu menjadi kecil sehingga menyebabkan lampu menjadi redup, demikian sebaliknya jika tahanan yang diberikan kecil maka arus yang mengalir ke lampu menjadi besar sehingga menyebabkan lampu menjadi terang. Gambar rangkaian lampu dimmer dapat dilihat pada Gambar.. Rangkaian lampu dimmer ini merupakan alat yang sudah ada di pasaran. Gambar.8. Rangkaian Dimmer. HASL DAN ANALSA Dalam menganalisa rancangan rangkaian pengatur intensitas cahaya dilakukan dengan menguji dari tiap-tiap unit bagian rangkaian pada pengukuran input dan output rangkaian untuk mendapatkan hasil apakah alat yang dirancang sesuai dengan yang diharapkan. Maka pengujian rangkaian dilakukan sebagai berikut :. Pengujian rangkaian Catu Daya. Pengujian rangkaian pemancar sinar infra merah. Pengujian rangkaian penerima sinar infra merah. Pengujian rangkaian pewaktu monostabil 5. Pengujian rangkaian pencacah digital

6. Pengujian rangkaian driver relay.. Pengujian rangkaian Catu Daya Dalam pengujian rangkaian catu daya dc alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan digunakan Multimeter digital, ini dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian catu daya dapat menghasilkan tegangan sesuai yang diharapkan, yaitu sebesar V dan 5V. Pengujian rangkaian catu daya dapat dilihat pada Gambar. dibawah ini. 0 D D LM9 VCC V LM905 Multi meter V VCC 5V D D C C C Rtot GND Gambar. Pengukuran Rangkaian Catu Daya Dari hasil pengukuran dengan menggunakan multimeter digital didapat nilai tegangan pada C LM8 sebesar,volt dan pada C LM805 sebesar 5,0 Volt, Dari hasil pengukuran yang dilakukan dapat dilihat bahwa keluaran C LM8 dan C LM805 tegangan yang dihasilkan adalah sebesar, V dan 5,0V yang secara teori seharusnya V dan 5 V. Selisih nilai ini dapat disebabkan tingkat kepresisian alat ukur yang digunakan yakni 0,% dan kurang idealnya nilai tegangan dirangkaian yang dipengaruhi tahanan dalam alar ukur yang bertindak sebagai beban tambahan yang di dalam perhitungan tidak merupakan variabel yang dihitung. Gambar.. Hasil Pengukuran Multimeter (Digital).. Pengujian Rangkaian Pemancar nfra Merah Rangkaian pengujian pemancar nfra merah dapat dilihat pada Gambar. di bawah ini. 5

R Osiloscope R osc R VR 6 555 8 5 R C C Gambar.. Pengujian Rangkaian Pemancar nfra Merah Pengujian ini dilakukan adalah untuk mengukur frekuensi gelombang keluaran dari C 555. alat ukur yang digunakan dalam pengujian ini adalah Oscilloscope. Pada pengujian ini didapatkan hasil pengukuran sebesar 0 KHz, didapat dari persamaan sebagai berikut : Time/Div = 0µs Perioda(T) =,5 div Sehingga frekuensinya : 6 f x0 0.000Hz 0KHz 6 T,5x0.0 5 Dalam hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan (.6), untuk nilai komponen C =nf, R= KΩ, nilai frekuensi telah ditentukan 8 Khz-0KHz, jadi dalam perhitungan hanya mencari nilai VR. yaitu sebesar 0 KΩ. Gambar hasil pengujian pada oscilloscope dapat dilihat pada Gambar. dibawah ini. Gambar.. Hasil Pengujian Rangkaian Pemancar nfra Merah.. Pengujian Rangkaian Penerima nfra Merah Pengujian rangkaian penerima infra merah ini dapat dilihat pada Gambar.. di bawah ini. 6

Osiloscope Vcc osc R Module RXO GND Gambar.5. Pengujian Penerima nfra Merah Pada pengujian ini menggunakan alat ukur Oscilloscope untuk melihat unjuk kerja dari phototransistor saat mendapat sinyal masukan dari pemancar sinar infra merah. Hasil pengujian pada oscilloscope menunjukkan saat phototransistor mendapat masukkan sesaat dari pemancar infra merah, keluaran dari RXO menjadi tinggi (high), dan kembali kekondisi awal saat tidak mendapat sinyal input dari pemancar infra merah. Kondisi ini akan terus menerus selama mendapat masukan sesaat dari pemancar infra merah. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Gambar.6 dibawah ini. (a) (b) Gambar.6. Hasil Pengujian Output dari Rangkaian Penerima nfra Merah (a). Tampilan Oscilloscope Saat input dalam keadaan Rendah (Low) (b). Tampilan Oscilloscope saat input dalam keadaan Tinggi (High).. Pengujian Rangkaian Pewaktu Monostabil Pengujian rangkaian pewaktu monostabil dapat dilihat pada Gambar. dibawah ini : 8 555 6 5 Osiloscope osc Gambar.. Pangujian Rangkaian Pewaktu

Pengujian ini menggunakan alat ukur Oscilloscope untuk melihat unjuk kerja dari rangkaian pewaktu, sinyal masukan pada pin diterima dari keluaran rangkaian penerima infra merah, saat mendapat masukan sinyal keluaran pada pin hanya sesaat dan kembali ke kondisi awal. Saat mendapat input rendah (Low) keluran dari rangkaian pewaktu monostabil akan terpicu tinggi (High). Begitu sebaliknya saat mendapat input tinggi (High) maka keluaran dari rangkaian pewaktu monostabil akan terpicu rendah (Low). Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa rangkaian pewaktu yang dirancang dapat digunakan untuk memberikan masukan pada rangkaian pencacah yang bekerja pada kondisi rendah (Low). Sehingga pencacah akan aktif..5. Pengujian Rangkaian Pencacah Digital.5.. Pengujian Pencacah Up/Down Counter C 9 Pengujian pencacah naik (up) dan turun (down) bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencacah dapat melakukan perhitungan naik dan turun, dan membuktikan bahwa rangkaian yang dibuat sesuai dengan perancangan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan penyidik logika (logic probe) dan dua buah saklar. Pengujian Pencacah dapat dilihat pada Gambar.8 dibawah ini. HGH LOW L o g c Q A P r o b e S S 5 Count Up Count Down 9 Q B Q C Q D 6 Gambar.8 Pengujian Pencacah Up/Down Counter C 9.5... Pencacah Naik C pencacah (9) pada pin 5 (count up) diberi tegangan rendah (0 volt) dengan menggunakan saklar, sedangkan pin (count down) tetap diberi tegangan tinggi (5 volt). Kemudian dengan menekan saklar secara berulang-ulang sebanyak sembilan kali, maka keluaran pin (QA), pin (QB), pin 6 (QC), dan pin (QD) dapat dilihat pada Tabel. berikut. Tabel. Hasil Pengujian Pencacah Naik Tekan Saklar QAPin QBPin QCPin 6 QDPin Desimal ke 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8

0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 5 6 0 0 6 0 8 0 0 0 8 9 0 0 9.5... Pencacah turun C pencacah (9) pada pin (count down) diberi tegangan rendah (0 volt) dengan menggunakan saklar, sedangkan pin 5 (count up) tetap diberi tegangan tinggi (5 volt). Kemudian dengan menekan saklar secara berulang-ulang sebanyak sembilan kali, maka keluaran pin (QA), pin (QB), pin 6 (QC), dan pin (QD) dapat dilihat pada Tabel. berikut : Tabel. Hasil Pengujian Pencacah Turun Tekan Saklar QAPin QBPin QCPin 6 QDPin Desimal ke 0 0 0 9 0 0 0 8 0 0 0 6 0 0 5 5 0 0 0 6 0 0 0 0 0 8 0 0 0 9 0 0 0 0 0 Dari Tabel. dan. di atas dapat disimpulkan bahwa jika pin 5 diberikan logika 0 maka pencacah akan menghitung naik, sedangkan jika pin yang diberikan logika 0 maka pencacah akan menghitung turun..5.. Pengujian C Dekoder 9

HGH LOW L o g c +Vcc S A a b S B c S S C 6 D d 0 e 9 f 5 g P r o b e Gambar.9. Pengujian C Dekoder Pengujian C dekoder bertujuan untuk mengetahui tidak terjadi kesalahan pembacaan pada tampilan tujuh ruas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan penyidik logika (logic probe) dan empat buah saklar. Seperti terlihat pada Gambar.9. Dengan menghubungkan saklar S, S, S, dan S dengan tegangan Vcc. Tekan saklar sesuai dengan Tabel.8, maka kondisi keluaran dari pin a (), b (), c (), d (0), e (9), f (5), dan g () dapat dilihat Tabel. berikut : Tabel.. Hasil Pengujian Dekoder Masukan Keluaran Desimal S S S S A B c d E F g 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 9 Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa dengan memberikan masukan pada A, B, C, dan D akan menghasilkan suatu bentuk keluaran angka tertentu. Apabila masukan yang diberikan pada kondisi 0000 maka keluaran dekoder akan menampilkan angka 0 pada peraga tujuh ruas. Demikian juga bila masukan yang diberikan pada kondisi 00 maka keluaran dekoder akan menampilkan angka 9 pada peraga tujuh ruas..5.. Pengujian C Decoder Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil keluaran dari C Decoder, apakah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan penyidik logika 50

(logic probe) dan empat buah saklar. Pengujian ini hampir sama dengan pengujian pada C Decoder menggunaan masukan, hanya saja pada C Decoder ini memiliki 0 keluaran. Seperti yang terlihat pada Gambar.0 dibawah ini. HGH LOW L o g c +Vcc P r o b e S S S S A B C D 5 5 6 9 0 5 6 8 9 0 Gambar.0 Pengujian C Decoder Dengan menghubungkan saklar S, S, S dan S dengan tegangan Vcc, tekan saklar sesuai dengan Tabel., maka kondisi pin sampai pin 0 dapat dilihat pada Tabel berikut. PN ke Masukan Tabel.. Tabel Pengujian C Decoder Keluaran D C B A 0 5 6 8 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa dengan memberikan masukan pada A, B, C, dan D akan menghasilkan suatu bentuk keluaran berlogika 0 dan. Apabila masukan yang diberikan pada kondisi 0000 maka keluaran dekoder pada pin akan berlogika 0, dan pada pin yang lainnya akan berlogika, jika pada masukan diberi masukan pada kondisi 000 maka pada keluaran decoder pin akan berlogika 0, dan pada pin yang lainnya berlogika. Demikian juga bila masukan yang diberikan pada kondisi 00 maka pada keluaran pin akan berlogika 0, dan pin lainnya berlogika. Gambar.. Pengujian C Dengan Penyidik Logika (Logic Probe).6. Pengujian Rangkaian Driver Relay Pengujian Driver Relay dapat dilihat pada Gambar.0 dibawah ini. Vcc n DC V DC 5V nput A V NC A GND NO V Gambar. Pengujian Rangkaian Driver Relay Pengujian ini menggunakan sumber tegangan DC Volt dan 5 Volt, ini dilakukan untuk melihat apakah relay yang akan digunakan berkerja dengan baik. Tegangan Volt diberikan pada sumber tegangan relay dan tegangan 5 Volt diberikan pada input. Saat input diberikan tegangan maka akan mengalirkan arus ke Transistor yang menyebabkan transistor bekerja seperti saklar yang menghubungkan kaki kolektor ke emitor, ini membuat kaki grond relay terhubung ke Ground, Sehingga relay bekerja dengan baik.dari percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan Gambar rangkaian pemicu diatas didapat hasil pengukuran sebagai berikut : Tabel.5. Hasil Pengukuran Rangkaian Driver Relay Vin Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan Relay 5

A (ma) A (ma) V (V) V (V) A (ma) A (ma) 0 0 0 0, 0 0 OFF 5,0 0,,55,0,8 0,0,65 ON Secara perhitungan besar b (A) dan c (A) pada rangkaian percobaan dapat dihitung berdasarkan persamaan (.) dan (.) sebagai berikut: Vin Vbe b R b C b. hfe Untuk rangkaian percobaan pemicu ampere, nilai tahanan dalam relay adalah 00Ω, hfe transistor BC 5A adalah sebesar 59. sedangkan Vin sebesar 5,0 Volt dan tahanan basis 9KΩ 5,0 0,,V 0 A 0, 0mA 9000 9000 9000 A 0,0x50, 65mA Bila dilihat hasil pengukuran dan hasil perhitungan, besar nilai b dan c tidak mengalami perbedaan yang besar, tetapi perbedaan pada nilai c antara hasil pengukuran dan perhitungan disebabkan oleh perbedaan nilai b yang didapat secara perhitungan dan pengukuran. Karena yang menentukan besar kecilnya arus yang lewat dikolektor transistor ditentukan oleh besar arus yang masuk ke basis transistor dikali dengan besar hfe dari transistor.. KESMPULAN DAN SARAN Dari hasil perancangan, pengamatan dan pengujian alat pengatur intensitas cahaya untuk lampu pijar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: ) Dari hasil pengamatan dan pengujian terlihat setiap rangkaian bekerja dengan baik sesuai dengan yang dirancang. ) Pengaturan ntensitas cahaya pada perancangan alat ini hanya mempunyai 0 (sepuluh) tahapan. ni disebabkan karena pada rangkaian digital hanya memiliki 0 keluaran yang akan memicu Driver Relay. ) Jarak antara rangkaian pemancar inframerah dan penerima inframerah ditentukan dari besar frekuensi yang diberikan. Untuk jarak yang jauh digunakan frekuensi 8KHz 0KHz. ) Modul Penerima inframerah merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja alat yang dirancang, karena modul ini memiliki sensitivitas yang tinggi. Diharapkan untuk penelitian berikutnya dalam pembuatan alat lebih ditekankan pada akurasi sensor pada alat tersebut sebab dalam pemakaian kedepan dibutuhkan alat yang lebih kompatibel dan multi fungsi. Jarak yang dipakai dalam kendali diharapkan lebih semakin jauh dan luas cakupan lebih memadai. DAFTAR PUSTAKA Albert Paul Malvino. Prinsip prinsip Elektronika Jilid. Penerbit Erlangga, 995 5

Delton T.Horn. Teknik Merancang Dengan Transistor. penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta 988. Erwin Suryadi. Perancangan Alat Kendali Temperratur Pada Overhead Projector, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 00. Gatot Soedarto. Dasar dasar Sistem Digital, Penerbit Usaha Nasional. Surabaya. H.Ritz. Teknik Digit Kursus Dasar Elektronika Digit, penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta 98. Jamhir slami. Perancangan Tempat Parkir Khusus Untuk Kendaraan Roda Empat Berdasarkan Jumlah Kendaraan Dengan Menggunakan Programmable Logic Controller (PLC Simatic S5-95U). Skripsi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 005. Jannus Marpaung. Perancangan dan Realisasi Sistem Pengaturan Pintu Otomatis Dengan Menggunakan Sensor nfra Merah. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 996. KF. brahim. Teknik Digital, Penerbit AND Yogyakarta Lantip Tri Wibowo. Perancangan Saklar Otomatis Penerangan Berbasis Jumlah Orang, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 00. Roger L. Tokheim. Elektronika Digital Edisi Kedua, Penerbit Erlangga. Rufus. P. Turner & Brinton L. Rutherford. Rangkaian Elektronika, Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta 99.Wasito S., 986, Vedemekum 5