STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip

Kesehatan Lingkungan. Website:

METODOLOGI. 3. Cakupan Imunisasi Lengkap, Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik RI (BPS RI)

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013

HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI

Layout Susenas Kor 2012 Trw 1_Rumah Tangga Variable Position Label

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lingkungan Permukiman

Layout Susenas Kor Trw _Individu

NAME LABEL VALUE LABELS BLOK I KETERANGAN TEMPAT

Indikator Kemiskinan

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

Kuesioner Penelitian

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pertama, gambaran karakteristik kemiskinan pada daerah perkotaan di


Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

VII. KEMISKINAN DI TINGKAT RUMAHTANGGA

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

Daftar Pertanyaan Kuesioner

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahasa Indonesia berarti aman, sentosa dan makmur. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

Konsep paradigma development from below sebagai suatu strategi. pembangunan bottom up planning. Pengembangan dari bawah pada

4.3 Pengaruh Ketimpangan Wilayah Terhadap Kondisi Hunian BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran...

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR DAN PEDOMAN VERIFIKASI RUMAH TANGGA MISKIN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

KLASIFIKASI RUMAH LAYAK HUNI DI KABUPATEN BREBES DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION DAN NAIVE BAYES

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA

RUMUSAN METODE PERHITUNGAN BACKLOG RUMAH Formulation of Housing Backlog Calculation Method

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Koperasi Indonesia dilandasi oleh Keputusan Menteri (Kepmen)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

4.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

PROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Bilah Makmur

Pemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM. Keberadaan BKM dan Lingkungan. Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO

BUTIR KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG KERAWANAN PANGAN

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

Memodelkan regresi logistik biner data set hasil sampel bootstrap B.

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program dari Dinas Kesehatan adalah berhubungan

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. PROVINSI BANTEN (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

KATALOG BPS: STATISTIK PERUMAHAN. INDONESIA (Hasil Sensus Penduduk 2010) BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

1. Apa yang dimaksud dengan Basis Data Terpadu? 2. Apa Kegunaan Basis Data Terpadu?

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN PASER

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

Transkripsi:

STATISTIK DAN PERANAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Disampaikan oleh: BPS Provinsi Jawa Tengah FGD PENINGKATAN KUALITAS RTLH UNTUK MENDUKUNG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI JAWA TENGAH Hotel Kesambi Hijau Semarang, 12 Februari 2018 Content 1. Pendahuluan 2. Ruta menurut Jenis Atap Terluas 3. Ruta menurut Jenis Dinding Terluas 4. Ruta menurut Jenis Lantai Terluas 5. Ruta menurut Akses Air Minum Layak 6. Ruta menurut Akses terhadap Sanitasi Layak 7. Ruta menurut Luas Lantai perkapita 8. Ruta menurut Jenis Penerangan Utama 9. Ruta menurut Akses Layak Huni

PENDAHULUAN (1) Pasal 4 UU N0. 16 tahun 1997 tentang Statistik: Kegiatan Statistik bertujuan untuk menyediakan data statistik yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan Sistim Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien guna mendukung pembangunan nasional Pasal 31 UU Nomor 25 tahun 2004 tentang RPJM: Untuk merencanakan pembangunan diperlukan data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. PENDAHULUAN (2) Tiga Unsur Sistim Statistik Nasional: pemanfaatannya ditujukan untuk kepentingan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab BPS Statistik dasar Statistik sektoral statistik yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok instansi pemerintah, baik pusat atau daerah pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau masyarakat lainnya Statistik khusus

PENDAHULUAN (3) Rumah sebagai salah satu kebutuhan pokok (baca: mendasar) bagi manusia, perlu menjadi perhatian khusus bagi pengambil kebijakan dibidang perumahan. Penyediaan rumah tidak saja menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga pemerintah. Intinya adalah penyediaan rumah harus memenuhi standar kelayakan, baik dari sisi kesehatan, kenyamanan, keamanan, keterjangkauan dll. Kebijakan dibidang perumahan tidak terlepas dari dukungan data tentang perumahan itu sendiri. Susenas sebagai salah satu sumber data perumahan patut untuk dieksplorasi, agar kemanfaatannya lebih optimal untuk mendukung kebijakan dibidang perumahan. TUJUAN, MANFAAT DAN SUMBER DATA Tujuan 1. Mengetahui karakteristik perumahan di Provinsi Jawa Tengah 2. Mengetahui Rumah Layak Huni di Jawa Tengah Manfaat Memberikan masukan kepada pengambil kebijakan untuk perencanaan dan evaluasi di bidang perumahan. Sumber Data Susenas tahun 2016 dan 2017.

KETERANGAN PERUMAHAN DI KUESIONER SUSENAS KETERANGAN PERUMAHAN DI KUESIONER SUSENAS

Ruta Layak Huni: kriteria pembentuk indikator RTLH menempati rumah dengan jenis atap terluas bukan ijuk/rumbia; dinding terluas bukan bambu; Rumah tangga layak huni (RTLH) adalah rumah tangga yang memenuhi seluruh kriteria atau paling sedikit 6 kriteria pembentuk indikator RTLH. lantai terluas bukan tanah; menggunakan/mempunyai akses air minum layak; ada akses sanitasi layak; luas lantai per kapita > 7,2 m 2 ; dan menggunakan penerangan listrik (PLN dan Non-PLN). Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas di Jawa Tengah, 2017 99,94% Rumah Tangga yang menempati rumah dengan Jenis Atap terbuat bukan dari Daun/Lainnya (2016--- 99,94%) Rumah tangga yang dikategorikan ke dalam rumah yang layak huni sebagai tempat tinggal harus memenuhi beberapa kriteria kualitas rumah tempat tinggal, diantaranya rumah yang beratap bukan dari jerami/ijuk/daun/rumbia atau lainnya. 0,06% Rumah Tangga yang menempati rumah dengan Jenis Atap terbuat dari Daun/Lainnya (2016 --- 0,06%)

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas di Jawa Tengah, 2017 95,47% Rumah Tangga yang menempati rumah dengan dinding terbuat dari Selain bambu/anyaman bambu/lainnya (2016 --- 94,63%) Rumah tangga yang dikategorikan ke dalam rumah yang layak huni sebagai tempat tinggal harus memenuhi beberapa kriteria kualitas rumah tempat tinggal, diantaranya rumah yang berdinding bukan dari batang kayu/bambu/lainnya 4,53% Rumah Tangga yang menempati rumah dengan dinding dari bambu/ anyaman bambu/ lainnya (2016 --- 5,37%) Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas di Jawa Tengah, 2017 86,22% Rumah Tangga yang menempati rumah dengan Lantai bukan dari Tanah/Lainnya (2016 --- 84,46%) 13,78% Rumah Tangga yang menempati rumah dengan Lantai dari Tanah/Lainnya (2016 --- 15,54%) Rumah tangga yang dikategorikan ke dalam rumah yang layak huni sebagai tempat tinggal harus memenuhi beberapa kriteria kualitas rumah tempat tinggal, diantaranya rumah yang berlantai bukan dari tanah/lainnya

Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Air Minum Layak di Jawa Tengah, 2017 Rumah tangga dikatakan menggunakan/mempunyai akses air minum layak apabila sumber air minum yang digunakan rumah tangga berasal dari leding; air terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung) dengan jarak 10m dari penampungan kotoran/limbah; dan air hujan 53,01% Rumah tangga mempunyai akses air minum layak 2016 ----- 57,79% Persentase Rumah Tangga Menurut Akses terhadap Sanitasi Layak Di Jawa Tengah, 2017 Rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak sebesar 71,84 %. 2016 ---- 70,66% = Definisi : Persentase Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Layak Rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak sebesar 28,16 %. 2016 ---- 29,34% Rumah tangga dikatakan memiliki akses terhadap sanitasi layak apabila rumah tangga tersebut mempunyai fasilitas buang air besar milik sendiri atau bersama, dan jenis kloset leher angsa dan plengsengan tanpa tutup, dan tempat pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik

Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Per Kapita di Jawa Tengah, 2017 94 dari 100 rumah tangga memiliki Luas Lantai 10m 2 /Kapita (93,86 %) 1,61% 2016 ---- 92,25% 1,33% 2016 ---- 5,29% 4 dari 100 rumah tangga memiliki Luas Lantai 7,3-9,9 m 2 / Kapita (3,96 %) 2 dari 100 rumah tangga memiliki Luas Lantai 7,2 m 2 / Kapita (2,18 %) 0,28% 2016 ---- 2,46% Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Penerangan Utama di Jawa Tengah, 2017 Listrik PLN Listrik non PLN Bukan Listrik 99,90% 0,01% 0,09% 2016 ---- 99,40% 2016 ---- 0,48% 2016 ---- 0,12%

Ruta Layak Huni: Rumah tangga layak huni (RTLH) adalah rumah tangga yang memenuhi seluruh kriteria atau paling sedikit 6 kriteria pembentuk indikator RTLH. Terdapat 3-4 memenuhi kategori rumah tidak layak huni, maka dianggap Rumah Rawan Layak Huni 2017 ---- 0,26% Terdapat <3 yang memenuhi kategori rumah tidak layak huni, maka dianggap rumah huni bagus atau Rumah Layak Huni 2017 ---- 99,71% 2016 ---- 0,34% 2016 ---- 99,62% Terdapat 5-7 memenuhi kategori rumah tidak layak huni, maka dianggap Rumah Tidak Layak Huni 2017 ---- 0,03% 2016 ---- 0,04% BPS Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pahlawan No. 6 Semarang (024) 8412802 http://jatengbps.go.id