BAB III KEJAHATAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR. A. Kejahatan Pencurian Dalam Perspektif Hukum Pidana dan Kriminologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PERAMPASAN PAKSA SEPEDA MOTOR

PENGANCAMAN/AFDREIGINGAFDREIGING. Fachrizal Afandi

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

BAB III PENCURIAN DENGAN KEKERASAN MENURUT HUKUM POSITIF. Menyimpang itu sendiri menurut Robert M.Z. Lawang penyimpangan perilaku

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PENANGGULANGAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR. an, sehingga menjadi penanggulangan yang berarti proses, cara, perbuatan

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan ( Wetmatigsheid Van

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi, perbaikan sistem publik, melakukan usaha

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 1/PID.SUS-ANAK/2016/PN.

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENCURIANKENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN LABUHANBATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN. A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan atau tindak kriminal merupakan salah satu bentuk dari. perilaku menyimpang yang selalu ada dan melekat pada tiap bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencurian kendaraan bermotor semakin marak terjadi di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan dan Pemberatan Pengertian Tindak Pidana Pencurian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

Pasal RKUHP Analisis Permasalahan Rekomendasi Pengaturan Ancaman Pidana Berat dan Pidana Minimum dalam Perkara Pencurian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah

BAB II TEORI-TEORI KRIMINOLOGI TENTANG PENYEBAB KEJAHATAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

kearah yang tidak baik atau buruk. Apabila arah perubahan bukan ke arah yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

TINJAUAN PUSTAKA. eksistensinya diakui dan diterima sebagai suatu fakta, baik oleh masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pertanggungjawaban pidana dalam hukum pidana positif saat ini

BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

PENGATURAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DAN PENADAHAN DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA. A. Bentuk-bentuk Tindak Pidana Pencurian dan Tindak Pidana

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan. Pencurian dengan pemberatan adalah pencurian sebagaimana diatur

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

Dinamika Pelanggaran Hukum

BAB II PERATURAN-PERATURAN HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN UANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini kita sering mendegar dan melihat sejumlah berita di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis kriminologi berasal dari kata crimen yang berarti kejahatan,

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

BAB II TINJAUAN UMUM. Perumusan tentang pengertian anak sangat beragam dalam berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kurun waktu, setiap zaman memiliki penjahatnya sendiri atau

Bab XII : Pemalsuan Surat

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

I. PENDAHULUAN. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB III HUKUMAN PENCURIAN DI KALANGAN KELUARGA DALAM. HUKUM PIDANA INDONESIA PASAL 367 ayat (2) KUHP

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Pasal 48 yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. saat ini membutuhkan kendaraan dengan tujuan untuk mempermudah segala akses

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kendaraan bermotor, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang, dengan tujuan pokok untuk memberikan

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

BAB III PENUTUP. lingkungan sosial yang lama. LAPAS, misalnya mencuri. c. Sikap senioritas yang kerap terjadi. d. Sifat emosional yang berlebihan.

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

BAB I PENDAHULUAN. tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat merupakan bagian dari Provinsi DKI Jakarta yang merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. dan modernnya suatu masyarakat pasti mempunyai hukum. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma

UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEPABEANAN [LN 2006/93, TLN 4661]

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengertian yang berbeda. Dimana secara yuridis-formal, kejahatan

BAB III PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DALAM KUHP

Transkripsi:

BAB III KEJAHATAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR A. Kejahatan Pencurian Dalam Perspektif Hukum Pidana dan Kriminologi Kejahatan yang makin marak terjadi akhir-akhir ini sangatlah bervariasi macam jenis dan caranya. Salah satu kejahatan yang sudah lama marak terjadi adalah kejahatan pencurian, baik pencurian biasa, pencurian dengan pemberatan dan ada juga pencurian disertai kekerasan. Kejahatan pencurian memiliki beberapa penyebab terjadinya, salah satunya adalah faktor ekonomi. Namun, pakar kriminologi yang menyatakan bahwa kejahatan tak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi. Kurang baiknya perekonomian seseorang akan mendorong terjadinya kejahatan, karena untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, meskipun dengan melakukan kejahatan bagi orang yang berada pada kategori miskin. Sementara beberapa pakar kriminologi juga menyebutkan bahwa ada beberapa penyebab kejahatan juga bisa dilihat dari ciri-ciri aspek fisik (biologi kriminal). Tokoh yang paling terkenal yakni Cesare Lombroso (1835-1909) seorang dokter kehakimanmenyatakan bahwa : 1. Penjahat adalah orang yang mempunyai bakat jahat. 2. Bakat jahat tersebut diperoleh karena kelahiran, yaitu diwariskan dari nenek moyang. 3. Bakat jahat tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri biologistertentu seperti muka yang tidak simetris, bibir tebal, hidung pesek, dan lain-lain. 4. Bakat jahat tersebut tidak diubah, artinya bakat jahat tersebut tidak dapat dipengaruhi. 1 Hal tersebut diatas membuktikan bahwa betapa pentingnya mempelajari kriminologi karena sampai hal-hal yang detail pun dibahas dalam mencari penyebab-penyebab kejahatan. Bentuk-bentuk kejahatan dengan kekerasan adalah bentuk kejahatan yang sangat ditakuti oleh 1 Lombroso dalam buku Ende Hasbi Nassarudin, 2016 Kriminologi cv. Pustaka Setia, Bandung, hlm 86

masyarakat, misalnya ; pencopetan, penodongan, curanmor, curas, pemerasan, pelanggaran lalu lintas, penggelapan, perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, perkelahian massal, penculikan dan pembunuhan. Dari analisis terhadap situasi kriminal di Indonesia menunjukkan adanya karakteristik tertentu dan perlu mendapat perhatian serius dari kriminolog. Kejahatan dengan kekerasan berdasarkan lokasi dan modus operandi di beberapa wilayah di Indonesia memiliki perbedaan yang signifikan. Beberapa ciri peningkatan kejahatan secara kualitatif dapat disebutkan antara lain sebagai berikut : 1. Dari Segi Sasarannya a. Semula korban kejahatan adalah orang dewasa, kemudian berkembang ke anak-anak, misalnya penculikan. b. Semula sasaran kejahatan adalah barang-barang berharga, akan tetapi pada dewasa ini nilai barang yang dirampok ikut diperhitungkan, misalnya cek, surat berharga, dan lain-lain. c. Perampokan terhadap penumpang transportasi umum meningkat. d. Pelaku kejahatan telah beraniberaksi pada siang hari di tempat-tempat umum, misalnya toko emas, bank, dan lain-lain e. Pencurian terhadap kendaraan bermotor meningkat tajam. 2. Dari Segi Pelaku Kejahatan a. Semula pelaku kejahatan dilakukan oleh orang dewasa secara individu, kemudian berkembang secara berkelompok bahkan belakangan sudah sering beroperasi secara terencana dan terorganisasi. b. Semula anak remaja melakukan pada tindakan yang digolongkan sebagai kenakalan semata-mata, namun sekarang banyak dari mereka yang melakukan tindakan yang tergolong ke dalam tindak kejahatan.

c. Sejumlah kejahatan dilakukan secara tradisional, dalam arti pelaku tidak memiliki kepandaian khusus. Dewasa ini berkembang kejahatan dilakukan oleh penjahat yang memiliki kepandaian khusus, misalnya pemalsuan surat-surat kepemilikian kendaraan bermotor, pembobolan kartu kredit dan kejahatan transfer dana secara elektronik. 2. Dari Segi Modus Operandi a. Semula hanya menggunakan senjata tajam, alat angkut dan komunikasi sederhana, kemudian berkembang menggunakan senjata api, alat komunikasi, zat kimia, dan kerja sama dengan yang justru wajib mengamankan barangbarang yang menjadi sasarannya. b. Semula kejahatan dilakukan pada waktu malam hari, namun kemudian dilakukan juga pada waktu siang. 3. Dari Segi Motif Semula kejahatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, kemudian disertai motif lain, misalnya membunuh untuk tujuan mendapatkan uang, merampok dan membunuh untuk tujuan politik, menculik anggota keluarga untuk minta tebusan uang. 4. Dari Segi Menghilangkan Jejak Semula dengan cara membuang, mengubur, ataupun membakar, kemudian berkembang dengan cara menjual secara kanibal kendaraan yang dicuri, membawa pergi ketempat lain dan juga dengan cara memutilasi korbannya. 2 Kejahatan yang terjadi sangatlah bervariasi, ada kejahatan harta benda, kejahatan kekerasan, kejahatan intelektual, kejahatan internet dan lain-lain. Kejahatan yang semakin bervariasi ini sangat meresahkan bagi masyarakat,salah satunya adalah kejahatan harta benda yakni kejahatan pencurian.pencurian pun memiliki 3 kategori, yakni : kejahatan pencurian 2 Abintoro Prakoso, 2013, Kriminologi dan Hukum Pidana, Laksbang Grafika, Yogyakarta, hlm 91-93.

biasa, kejahatan pencurian dengan pemberatan, dan kejahatan pencurian disertai dengan kekerasan. Pengertian pencurian menurut hukum kriminal adalah pengambilan properti milik orang lain secara tidak sah tanpa seizin pemilik. Dalam kitab undang-undang hukum pidana yang dimaksud dengan pencurian adalah terdapat dalam pasal 362 yang memiliki arti barang siapa mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara melawan hak. Dalam arti kata lain bahwa barang siapa mengambil barang milik orang lain tanpa seijin pemiliknya maka dapat dikategorikan sebagai pelaku pencurian. Kejahatan pencurian disertai kekerasan diatur dalam Pasal 363 KUHP: 1. Jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan; 2. Jika perbuatan dilakukan dua orang atau lebih dengan bersekutu; 3. Jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan memanjat atau merusak atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu, atau pakaian jabatan palsu; 4. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat. 5. Jika perbuatan mengakibatkan kematian, maka diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. 6. diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan oleh nomer 1 dan 3. Cukup jelas bahwa pengertian dan pengaturan dari pencurian telah tertera di Pasal 362-367 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Berbagai pengertian, motif, pelaku, jumlah pelaku, waktu kejahatan, tempat kejahatan pun dibahas dalam buku II dalam bab XXII ini. Dalam pasal lain di kitab undang-undang hukum pidana yang terkait dengan pembahasan ini adaalah Pasal 365 KUHP yang berisikan (1) diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, pencurian yang didahului, disertai, diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau

dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri; (2) diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. Dalam teori kriminologis antropologis bahwa kejahatan pencurian kendaraan bermotor tergolong ke dalam kejahatan yang disebabkan karena faktor sosial, maksdunya adalah pelakunya melakukan kejahatan karena kebiasaan, kesempatan, kesulitan ekonomi dan juga orang-orang banyak yang turut serta dalam kejahatan kelompok. Pelaku kejahatan jenis ini biasanya menganggap bahwa dirinya sadar kalau pekerjaannya ini melanggar hukum dan juga pelaku sadar bahwa tak ada pilihan lain dalam melakukan pekerjaan selain menjadi pelaku kejahatan. 3 Begitu pula halnya yang dilakukan dalam kejahatan pencurian kendaraan bermotor pelaku sudah mengetahui bahwa perbuatan yang dilakukan adalah perbuatan yang melanggar hukum dapat dijatuhi sanksi pidana, namun pelaku tetap saja melakukan karena dalam hidupnya tak memiliki pilihan lain dalam memilih pekerjaan. Teori kriminologis sosiologis mengemukakan bahwa terjadinya kejahatan adalah antara lain disebabkan oleh pengaruh yang terdapat diluar diri pelaku, kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di dalam diri pelaku, ataupun kejahatan disebabkan karena bisa dari keduanya. Dalam konteks ini kejahatan pencurian kendaraan bermotor dikategorikan sebagai kejahatan yang disebabkan karena faktor sosial yaitu karena kebiasaan, kesempatan, desakan ekonomi, atau berbuat jahat karena pengikut serta kejahatan kelompok. 4 Teori kriminologis psikologis menjelaskan bahwa kejahatan disebabkan karena tekanan yang terjadi pada diri seseorang yang disebabkan oleh krisis ekonomi, kesempatan untuk menjadi pencuri, kehendak bebas, sifat-sifat anti-sosial bawaan sebagai penyebab perilaku kriminal, dan biasanya hukuman yang diberikan kurang proporsional sehingga kurang 3 Ende Hasbi Nassarudin, 2016, Kriminologi, CV.Pustaka Setia, Bandung, hlm 149 4 Ibid, hlm 177

memberikan efek jera. Hal tersebut diatas ada kaitannya dengan kejahatan pencurian kendaraan bermotor, karena biasanya kejahatan pencurian kendaraan bermotor dilakukan karena desakan ekonomi, perilaku kriminal dari pelaku dan juga karena hukuman yang kurang proporsional. Teori ini juga menjelaskan bahwa kejahatan terjadi disebabkan karena ketidakmapuan mengontrol dorongan kriminal, karena lemahnya perkembangan ego, karakter anti sosial terbentuk sebagai akibat gangguan pada perkembangan ego, dan juga perkembangan super ego yang berlebihan membuat seseorang merasa sulit terpuaskan. Dalam teori ini juga terdapat istilah yakni labelling yang berarti proses prosedur identifikasi yang terus menerus berlangsung dengan sebuah imagepenyimpangan pada sub-kultur dan berakibat pada sebuah penolakan. Kaitannya psikologis dengan kejahatan pencurian kendaraan bermotor adalah bisa saja pelaku melihat lingkungan di sekitar tempat ia tinggal sering terjadi kejahatan yang sama sehingga memengaruhi kepribadian seseorang untuk cenderung meniru kejahatan yang sering terjadi. 5 B. Fenomena Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Kejahatan pencurian yang sering dilakukan yakni dengan targetnya adalah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor menjadi benda yang sangat mudah untuk dijadikan sebagai target dari kejahatan pencurian dan juga kejahatan penadahan. Pelaku kejahatan pencurian akan tergiur untuk melancarkan aksinya dengan sasaran kendaraan bermotor, apalagi jenis sepeda motor karena sepeda motor adalah barang yang cepat untuk dijual dan paling sederhana untuk dicuri. Kendaraan bermotor memiliki banyak jenisnya, ada yang roda dua, roda empat, dan ada juga yang lebih. Ada yang gunannya untuk mengangkut penumpang, ada yang gunanya 5 Ibid, hlm 198

untuk mengangkut barang dan adapula yang bisa untuk mengangkut keduanya. Dalam penulisan ini yang akan dibahas adalah kendaraan bermotor jenis sepeda motor. Kendaraan bermotor sendiri berasal dari dua suku kata yaitu, kendaraan dan (ber) motor, kendaraan meiliki arti kenaikan seperti kuda, kereta, mobil, dan lain sebagainya, sedangkan bermotor artinya digerakkan oleh mesin, jadi kendaraan bermotor memiliki arti setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel. 6 Kendaran bermotor adalah kendaraaan yang digerakan oleh peralatan teknik untuk penggeraknya, dan digunakan untuk transportasi darat. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan diatas jalanan. Melihat beberapa pengertian diatas berarti sepeda motor termasuk ke dalam jenis kendaraan bermotor, karena digerakkan oleh mesin, memiliki roda, dan berjalan diatas jalanan. Sepeda motor memiliki arti sepeda bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau kendaraan bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. 7 Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat berguna bagi masyarakat modern. Fungsi utama dari kendaraan bermotor adalah memudahkan orang untuk mengakses daerah yang jaraknya lebih jauh tapi hanya membutuhkan waktu yang singkat. Selain itu adanya kendaraan bermotor orang bisa memindah berbagai macam benda maupun barang dengan mudah dengan daya angkut yang jauh lebih banyak dan besar. Apabila dilihat dari sudut sosial, penggunaan kendaraan bermotor mampu meningkatkan prestise atau kebanggaan pemiliknya. Terutama sekali pemilik kendaraan bermotor pribadi yang punya tampilan menarik dan berasal dari merk terkenal. Jika melihat sudut pandang ini maka akan terjadi kejahatan terhadap pengguna kendaraan bermotor, karena pengguna tidak hanya memikirkan kegunaan nya saja, karena pemilik ingin dipandang sebagai orang yang mampu untuk memiliki kendaraan bermotor yang mahal. Untuk pengaturan tentang kendaraan 6 Suharso dan Ana Retnoningsih, 2011, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cv.Widya Karya, Semarang, hlm.327 7 Ibid, hlm.479

bermotor yaitu terdapat pada Undang-Undang nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada era modern ini munculnya perkembangan yang sangat pesat membuat kehidupan semakin maju, begitu pula dengan hadirnya berbagai macam jenis kendaraan bermotor yang sangat bervariasi.hal ini membuat kejahatan terhadap kendaraan bermotor makin marak.kejahatan jenis ini sangat meresahkan nmasyarakat, karena di zaman modern ini hampir semua masyarakat memiliki kendaraan bermotor, salah satunya sepeda motor. Maraknya kejahatan pencurian kendaraan bermotor ini disebabkan oleh banyaknya penggunaan kendaraan bermotor jenis sepeda motor oleh masyarakat. Masalah pencurian kendaraan bermotor merupakan jenis kejahatan yang selalu menimbulkan gangguan dan ketertiban masyarakat.kejahatan pencurian kendaraan bermotor atau dalam istilah kriminologi yang sering disebut curanmor ini merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan diatur dalam KUHP. Obyek kejahatan curanmor adalah kendaraan bermotor itu sendiri. Kendaraan bermotor adalah sesuatu yang merupakan kendaraan yang menggunakan mesin atau motor untuk menjalankannya.kendaraan bermotor yang paling sering menjadi sasaran kejahatan curanmor roda dua yaitu sepeda motor, karena selain prosesnya yang mudah dan juga penjualannya sangat cepat. Apabila dikaitkan dengan unsur dalam Pasal362 KUHP maka kejahatan curanmor adalah perbuatan pelaku kejahatan dengan mengambil suatu barang berupa kendaraan bermotor yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki kendaraan bermotor tersebut secara melawan hukum. Kejahatan curanmor sebagai tindak pidana yang diatur dalam KUHP, tidak hanya terkait dengan pasal pencurian saja dalam KUHP. Berikut ini adalah Pasal KUHP yang mengatur tentang kejahatan curanmor beserta pasal yang memiliki keterikatan dengan kejahatan curanmor:

1. Pencurian biasa Pencurian biasa menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang selanjutnya disingkat KUHP pada buku kedua kejahatan bab XXII tentang pencurian dalam Pasal 362. 2.Pencurian dengan pemberatan disebut juga pencurian diskualifikasi dengan ancaman hukuman yang lebih berat jika dibandingkan dengan pencurian biasa, menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) termasuk kedalam buku kedua kejahatan babxxii tentang pencurian dalam Pasal363 3.Pencurian dengan kekerasan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang selanjutnya disingkat KUHP pada buku kedua kejahatan babxxii tentang pencurian dalam Pasal 365. Terkait dengan kejahatan pencurian kendaraan bermotor ada 3 jenis kejahatan pencurian yakni, pencurian kendaraan bermotor biasa, pencurian kendaraan bermotor dengan pemberatan, dan juga pencurian kendaraan bermotor disertai kekerasan ketiganya memiliki perbedaan masing-masing dalam segi pelaksanaan kejahatan pencurian kendaraan bermotor ini. Pencurian kendaraan bermotor biasa dilakukan dengan cara biasa yakni membawa kendaraan bermotor yang memang dalam keadaan ditingaal oleh pemiliknya. Pencurian kendaraan bermotor dengan pemberatan jika menurut pengertian Pasal 363 KUHP berarti dalam segi pencuriannya dengan cara merusak kendaraan bermotor, dengan kunci palsu, atau dengan cara merusak menggunakan alat bantu. Jika, pencurian kendaraan bermotor disertai kekerasan menurut Pasal 365 KUHP memiliki arti merampas kendaraan bermotor dengan melakukan ancaman, kekerasan yang mengakibatkan luka ringan, luka berat, ataupun hingga menimbulkan kematian, dengan tujuan supaya memudahkan mengambil kendaraan bermotor milik korban. Jadi, dari ketiganya memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya, hal ini pula mengakibatkan perbedaan dalam pemberian sanksi hukum terhadap pelakunya tergantung jenis kejahatan pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan.

Mulyana W. Kusumah telah melakukan pndefenisian terhadap kejahatan dengan kekerasan yang paling marak terjadi Kota-kota besar bahkan, kabupaten-kabupaten, yakni sebagai berikut definisinya : 1. Mengenai jenis kejahatan dengan kekerasan, diidentifikasikan ada 6 jenis yaitu : pencurian dengan kekerasan, pembunuhan, penculikan, perkosaan, pemerasan, dan sebagainya. 2. Model kejahatan dengan kekerasan yang paling menonjol adalah pencurian kendaraan bermotor dan pemerasan. 3. Jumlah pelaku yang tidak memiliki pekerjaan ternyata dua kali lipat lebih banyak dari pelaku yang memiliki kejahatan. 4. Usia pelaku terbanyak bervariasi antara usia rendah yakni 15 tahun sampai dengan 55 tahun, dengan kisaran 15-24 tahun adalah usia mayoritas pelaku kejahatan. 8 Hal diatas membuktikan bahwa kejahatan pencurian kendaraan bermotor tiap tahunnya meningkat jumlah kejadiannya.akibat dari itu semua adalah masyarakat resah jika menjadi korban selanjutnya, Karena masyarakat umumnya pada dewasa ini memiliki kendaraan bermotor. 8 Romli Atmasasmita, 2013, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, Refika Aditama, Bandung, hlm 74