BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lentik. Jadi daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di posisi 94o 40' BT 141o BT dan 6o LU 11o LS,

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk kedalam negara kepulauan yang memiliki garis

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN. Kelas Pisces (Ikan)

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Tukidi Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

GUBERNUR MALUKU KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 387 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. terumbu karang untuk berkembangbiak dan hidup. Secara geografis terletak pada garis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

BAB I PENDAHULUAN. (90%) hidup diperairan laut dan sisanya 300 spesies (10%) hidup di perairan air

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

Gambar 1. Diagram TS

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

Ditulis oleh Administrator Minggu, 25 Desember :15 - Terakhir Diperbaharui Senin, 09 Januari :16

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

KARTU SOAL ULANGAN HARIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Purwadany Samuel Pouw, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal karena memiliki kekayaan yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km² (terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta km², luas perairan kepulauan 2,95 juta km², dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,55 juta km²). Secara geografis Indonesia membentang dari 6 0 LU sampai 11 0 LS dan 92 0 sampai 142 0 BT, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil tiga perempat wilayahnya adalah laut dengan panjang garis pantai 95.161 km. Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 7,3 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan (ZEEI) (Komnas Kajiskan, 2013). Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 spesies biota terumbu karang. Sumberdaya perikanan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai memiliki tingkat keragaman hayati (biodiversity) paling tinggi. Sumberdaya tersebut paling tidak mencakup 37% dari spesies ikan di dunia (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2004). Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat. Kabupaten Garut terletak pada posisi 6 o 57 34 LS - 7 o 44 57 LS dan 107 o 24 3 BT - 108 o 24 34 BT. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tertinggi 1.244 m dpl dan terendah 7mdpl dengan pegunungan, dataran rendah dan pantai. Kabupaten Garut yang terletak di bagian selatan ini memiliki 4 TPI, yaitu: TPI Cijeruk di Kecamatan Cibalong, TPI Cilauteureun di Kecamatan Pameungkpeuk, TPI Cimarimuara di Kecamatan Pakenjeng, dan TPI Rancabuaya di Kecamatan Caringin. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang berfungsi sebagai tempat menjual ikan dengan cara lelang, tempat pertemuan nelayan dengan bakul ikan, tempat pembinaan para nelayan, tempat informasi harga ikan dan sumber pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Dinas Peternakan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Garut 2013). 1

Pantai Rancabuaya yang terletak di desa Purbayani Kecamatan Caringin memiliki luas 10 ha dengan luas kawasan keseluruhan sebesar 1.524 ha dengan koordinat 7 31 28" S, 107 28 40" E. Pantai ini terletak di wilayah laut selatan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Kondisi laut selatan dipengaruhi oleh musim dan gelombang tinggi (Dinas Peternakan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Garut 2013). Ikan merupakan hewan berdaarah dingin, memiliki ciri khas bertulang belakang, insang dan sirip. Secara umum, ikan dibagi menjadi empat kelas yaitu ikan yang tidak mempunyai rahang (Agnatha) ikan yang mempunyai rahang primitif (Placodermi), ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) dan ikan bertulang sejati (Osteichthyes) (Sukiya, 2003). Laut wilayah selatan memiliki potensi beragam jenis ikan atau multispesies. Identifikasi adalah menempatkan atau memberikan identitas suatu individu melalui prosedur deduktif ke dalam suatu takson dengan menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah kunci jawaban yang digunakan untuk menetapkan identitas suatu individu. Kegiatan identifikasi bertujuan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi yang sangat bervariasi dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Selain itu untuk mengetahui nama suatu individu atau spesies dengan cara mengamati beberapa karakter atau ciri morfologi spesies tersebut dengan membandingkan ciri-ciri yang ada dan sesuai dengan kunci determinasi (Layli, 2006 dalam Syawal). Pola distribusi ikan di perairan merupakan hal yang sangat kompleks. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberadaan ikan pada suatu perairan adalah kondisi lingkungan perairan. Perairan Indonesia sangat dipengaruhi oleh angin musim yang bertiup secara periodik. Terjadi dua kali dalam setahun dengan arah berbeda, sehingga kondisi tersebut dapat mempengaruhi musim penangkapan ikan. Musim penangkapan ikan umumnya dibagi menjadi dua yaitu musim puncak dan musim paceklik yang mengacu pada pola musim yang terjadi di Indonesia (Kusnadi,1997:13). Berdasarkan beberapa peneliti terdahulu yang mendukung penelitian ini diantaranya, yaitu : (Khaerudin (2015), Almunawwarah, et.al., Agustina, et.al. (2016)) telah melakukan identifikasi ikan di berbagai TPI dan hasilnya 2

menunjukkan banyaknya jenis ikan yang diperoleh di berbagai TPI tersebut meskipun dalam jumlah yang berbeda-beda. Dan musim penangkapan ikan yang paling dominan yaitu pada bulan Agustus sampai dengan Desember. Tetapi tidak semua jenis ikan ditangkap pada bulan tersebut, tergantung jenis ikan dan musim penangkapannya. Peneliti juga ingin melakukan identifikasi jenis-jenis ikan hasil tangkap di TPI Rancabuaya Kabupaten Garut. Permasalahan tersebut mendasari penelitian ini untuk mengidentifikasi jenisjenis ikan yang ditangkap oleh nelayan di TPI Rancabuaya, Kabupaten Garut. Disamping itu mendapatkan data tangkap tertinggi untuk setiap jenis ikan yang tertangkap. B. Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan jenis-jenis ikan laut berdasarkan hasil tangkap nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rancabuaya, Garut, Jawa Barat. 2. Menentukan musim tangkap ikan tertinggi dan terendah di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rancabuaya, Garut, Jawa Barat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang. maka dapat di rumuskan masalah penelitian, yaitu: 1. Bagaimanakah jenis-jenis ikan laut berdasarkan hasil tangkap nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rancabuaya, Garut, Jawa Barat? 2. Bagaimanakah musim tangkap ikan tertinggi dan terendah di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rancabuaya, Garut, Jawa Barat? D. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas, perlu adanya batasan masalah dalam penelitian, yaitu: 1. Jenis ikan laut hasil tangkap nelayan. 2. Data yang diambil yaitu data primer dan data sekunder. 3

3. Penelitian dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rancabuaya Kabupaten Garut, Jawa Barat. 4. Informasi diambil dari nelayan dan petugas pelelangan ikan Rancabuaya Kabupaten Garut, Jawa Barat. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Menentukan jenis-jenis ikan laut berdasarkan hasil tangkap nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rancabuaya, Garut, Jawa Barat. 2. Menentukan musim tangkap ikan tertinggi dan terendah di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rancabuaya, Garut, Jawa Barat. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : 1. Manfaat bagi penulis a. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah. b. Mendapatkan informasi mengenai jenis-jenis ikan laut berdasarkan hasil tangkap nelayan di pantai Rancabuaya, Garut, Jawa Barat. c. Mendapatkan informasi mengenai musim (bulan) tangkap tertinggi di pantai Rancabuaya Garut, Jawa Barat. 2. Manfaat bagi FKIP Progam Studi Biologi a. Sebagai sarana pengenalan perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan tambahan informasi mengenai jenis-jenis ikan laut di TPI Rancabuaya, Garut. 3. Manfaat bagi masyarakat a. Memberi informasi serta gambaran bahwa adanya beragam jeni-jenis ikan laut berdasarkan hasil tangkap nelayan di Tempat Pelelangan ikan yang ada di pantai Rancabuaya, Garut, Jawa Barat. b. Memberi informasi mengenai musim (bulan) tangkap ikan tertinggi di pantai Rancabuaya, Garut, Jawa Barat. 4

G. Definisi Operasional Untuk kesamaan persepsi dan konsep dalam mengartikan istilah maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut : 1. Deskripsi lokasi penelitian Kabupaten Garut memiliki luas sekitar ± 306.688 Ha atau 6,94 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Barat. Letak geografis Kabupaten Garut berada di sebelah selatan Propinsi Jawa Barat dengan koxordinat 6º 57 34-7º 44 57 Lintang Selatan dan 107º 24 3-108º 24 34 Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tertinggi 1.244 m dpl dan terendah 7mdpl dengan pegunungan, dataran rendah dan pantai. (Dinas Peternakan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Garut 2013). Wilayah Kabupaten Garut secara geografis terletak di Jawa Barat Selatan terdiri dari 42 kecamatan, 403 desa dan 21 kelurahan. (Dinas Peternakan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Garut, 2012 dalam Tawakal, 2017). Salah satu kecamatan di Kabupaten Garut yaitu kecamatan Caringin yang memiliki wilayah luas ± 13.526,97 Ha dan meliputi 5 (lima) desa yaitu Desa Cimahi, Desa Indralayang, Desa Purbayani, Desa Caringin, dan Desa Sukarame. (Dinas Peternakan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Garut, 2012 dalam Tawakal, 2017). 2. Laut Laut adalah kumpulan air asin yang sangat luas yang memisahkan benua yang satu dengan benua yang lainnya, dan juga memisahkan pulau yang satu dengan yang lainnya (Abdul Muthalib Tahar, 1982). Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. 3. Penggolongan dan Klasifikasi Ikan Laut Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum Chordata dengan karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan sirip 5

digunakan untuk berenang. Ikan dapat ditemukan hampir di semua tipe perairan didunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda (Adrim, 2010). Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Faktor lingkungan seperti air, tanah temperatur, derajat kesamaan (ph), kandungan oksigen sangat berpengaruh terhadap kehadiran biota air seperti yang disampaikan oleh Cahyono (2000:10). Secara umum, ikan dapat dibagi menjadi empat kelas yaitu ikan yang tidak mempunyai rahang (Agnatha), ikan yang mempunyai rahang primitif (Placodermi), ikan bertulang rawan (Chondrichthyes), dan ikan bertulang sejati (Osteichthyes). Kelas Osteichthyes terbagi menjadi tiga super ordo, yaitu Chondrostei, Holostei dan Teleostei (Sukiya, 2003 dalam Kherudin, 2015). 4. Identifikasi Identifikasi menurut Mayr (1971) adalah menempatkan atau memberikan identitas suatu individu melalui prosedur deduktif ke dalam suatu takson dengan menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah kunci jawaban yang digunakan untuk menetapkan identitas suatu individu. Proses identifikasi meliputi: a. Pengumpulan sampel ikan sebanyak mungkin. b. Labelisasi spesimen ikan. c. Identifikasi spesimen ikan. d. Penyajian hasil identifikasi. 5. Nelayan Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut (Sujarno, 2008). Di Indonesia nelayan biasa bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir (Sastrawidjaya 2002 dalam Sujarno 2008). 6

6. Iklim dan Perubahannya Menurut Nontji (1987), pola musim berlangsung disuatu perairan dipengaruhi oleh pola arus dan perubahan pola arah angin. Pola angin yang sangat berpengaruh di Indonesia adalah angin musim (monsoon). Angin musim bergerak kearah tertentu pada suatu periode sedangkan pada periode lainnya angin bergerak dengan arah yang berlainan. Posisi Indonesia yang diantara benua Asia dan Australia menyebabkan angin musim sangat mempengaruhi perairan Indonesia. Angin musim juga mempengaruhi curah hujan di Indonesia. Pada musim Barat biasanya membawa hujan sedangkan pada musim timur sedikit membawa hujan (Nontji 1987). Menurut Wyrtki (1961), keadaan musim di Indonesia terbagi menjadi tiga golongan, yaitu musim barat (Desember-Februari), musim timur (Juni-Agustus), musim peralihan I dan II (Maret-Mei dan September-November) 7. Tempat Pelelangan Ikan Tempat pelelangan ikan (TPI) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu sarana dalam kegiatan perikanan dan juga merupakan faktor penggerak dalam meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan (pengembangan menurut pendapat Wiyono, 2005). 8. Pantai Rancabuaya Pantai Rancabuaya yang terletak di desa Purbayani Kecamatan Caringin memiliki luas 10 ha dengan luas kawasan keseluruhan sebesar 1.524 ha dengan koordinat 7 31 28" S, 107 28 40" E. Pantai ini terletak di wilayah laut selatan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Kondisi laut selatan dipengaruhi oleh musim dan gelombang tinggi (Dinas Peternakan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Garut 2013). H. Sistematika Skripsi 1. BAB I Pendahuluan Bab I merupakan bagian awal dari skripsi yang berisi latar belakang masalah dilakukannya penelitian mengenai Studi Jenis-Jenis Ikan Laut Berdasarkan Hasil Tangkap Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Rancabuaya Kabupaten Garut. Selain 7

itu isi di dalam bagian ini juga terdapat identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan skripsi. 2. BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Bab II isi dan kajian teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Teori yang terdapat pada penelitian ini yaitu untuk menunjang dalam penelitian dan pengolahan data yang diperoleh dari proses penelitian, meliputi teori yang mendukung penelitian di TPI Rancabuaya Kabupaten Garut dan terdapat hasil penelitian terdahulu yang dapat menjadi gambaran atau acuan terhadap penelitian ini. Kajian teori yang mendukung, kemudian dikembangkan menjadi kerangka pemikiran sebagai gambaran umum dilakukannya penelitian tentang Studi Jenisjenis Ikan Laut Berdasarkan Hasil Tangkap Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Rancabuaya Kabupaten Garut. 3. BAB III Metode Penelitian Bab III merupakan metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Dalam bab ini terdapat desain penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan instrument penelitian, teknik analisis data dan prosedur penelitian. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV merupakan hasil penelitian yang sudah diolah dan dibahas berdasarkan data dari hasil observasi dan teori pendukung lainnya. 5. BAB V Simpulan dan Saran Bab V merupakan kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah dan berisi saran penelitian. 8