BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorpsi (penyerapan), sekresi (pengeluaran, serta memperlancar distribusi energi dan nutrisi ke dalam jaringan) (Capellini and Welden, 2010: 34). Massage merupakan suatu kompleks manipulasi dengan menggunakan tangan yang diterapkan pada tubuh dan dalam keadaan pasif dengan tujuan membantu pembinaan kondisi fisik, menghindarkan atau mencegah cedera dan membantu meringankan atau memulihkan keadaan negatif yang dilakukan misalnya penumpukan asam laktat, ketegangan otot, mialgia. Terapi massage efektif dalam mengurangi nyeri, hormon stres dan gejala yang terkaitdengan nyeri punggung kronis yang rendah (Hernandez, Field, Krasnegor and Theakston, 2001: 131-145). Di Cina sekitar tahun 3000 SM khususnya dunia kedokteran tradisional, massage bertujuan untuk mengaktifkan sirkulasi darah dan hormonal, sebagai alat penenang (sedative), perangsang persyarafan dan sebagai sarana pengobatan bermacam penyakit. Di Mesir kuno masih tercatat di dinding bahwa massage merupakan metode pengobatan penyakit atau luka akibat kecelakaan atau peperangan. Herodicos seorang dokter dan pesenam Yunani menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara senam pengobatan dan latihan fisik serta massage 1
2 dengan tujuan menyehatkan jiwa dan raga. Hipocrates seorang dokter dalam kedokteran modern mengenal dan mempelajari massage pada Herodicos dan menulis tentang pengaruh massage pada system fisiologis tubuh khususnya pada pasien keseleo, fraktur atau patah tulang serta massage dapat membuat system persendian menjadi kuat dan mudah untuk memobilisasi atau menggerakkan persendian yang kaku. Penelitian menjelaskan bahwa massage berefek pada psikologi, neurologi dan fisiologi seseorang (Weerapong, Hume and Kolt, 2005: 256). Massage dilaksanakan secara metodik dan ritmis dengan tujuan untuk menghasilkan efekefek bersifat fisiologis, mekanis, reflektoris, khemis pada tubuh. Pada efek fisiologis, massage membantu mengurangi rasa sakit dan dapat merelaksasi otot. Pada efek mekanis dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian menyebabkan terjadinya pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan lymph, sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi, dan pemberian nutrisi kedalam jaringan. Efek reflektoris massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf, peredaran darah yang menimbulkan proses vasso kontriksi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar peredaran darah. Efek khemis, massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler. Massage dalam perkembangannya tidak hanya berfungsi sebagai sarana pemeliharaan tubuh saja juga sebagai terapi pengobatan seperti penyakit yang disebabkan karena aliran darah yang tidak lancar. Massage berpengaruh dalam mikro sirkulasi, yaitu massage dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan,
3 massage juga membuka atau melebarkan pembuluh darah dan peregangannya yang memungkinkan nutrisi lewat lebih mudah serta alat-alat gerak dan alat-alat koordinasi akan berfungsi lebih baik (Wang Ai-ping, 2004: 57). Pengaruh massage terhadap peredaran darah adalah manipulasi atau pijatan yang dikerjakan dari bagian-bagian tubuh menuju ke jantung (sentripetal) secara mekanis mendorong aliran darah pada pembuluh vena menuju ke jantung. Aliran darah yang lebih lancar dalam vena akan membantu kelancaran aliran darah pada arteri dan kapiler. Sehingga massage membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa metabolisme dari dalam jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi dan O 2. Peredaran terjadi karena otot, osmosis, gaya berat dan juga dengan massage. Keadaan ini membantu penyerapan, terutama terhadap jaringan yang mengalami peradangan atau pembengkakan. Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo yang berarti kondisi. Vertigo atau yang disebut juga pusing, pening (giddiness), dan pusing ringan adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh (Quinodoz, D., 1997: 2). Vertigo didefinisikan sebagai ilusi gerakan, yang paling sering adalah perasaan atau sensasi tubuh yang berputar terhadap lingkungan atau sebaliknya, lingkungan sekitar kita rasakan berputar. Vertigo juga dirasakan sebagai suatu perpindahan linear ataupun miring, tetapi gejala seperti ini relatif jarang dirasakan. Secara etiologi, vertigo disebabkan oleh adanya abnormalitas organ-organ vestibuler.
4 Vertigo merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami dan menyusahkan sebagian besar manusia. Umumnya keluhan vertigo menyerang sebentar saja seperti hari ini terjadi, besok hilang. Namun, ada juga vertigo yang kambuh lagi setelah beberapa bulan atau beberapa tahun. Pada umumnya vertigo yang terjadi disebabkan oleh stres, mata lelah, dan makanan/minuman tertentu. Selain itu, vertigo bisa bersifat fungsional dan tidak ada hubungannya dengan perubahan-perubahan organ di dalam otak. Otak sendiri sebenarnya tidak peka terhadap nyeri. Artinya, pada umumnya vertigo tidak disebabkan oleh kerusakan yang terjadi di dalam otak. Namun, suatu ketegangan atau tekanan pada selaput otak atau pembuluh darah besar di dalam kepala dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat pada kepala. Vertigo terjadi pada sekitar 32% kasus, dan sampai dengan 56,4% pada populasi orangtua. Menurut beberapa penelitian menyatakan bahwa 1/3 orang mengeluhkan pusing mengalami vertigo. Angka kejadian vertigo sendiri tidak banyak hanya 4,9% (vertigo terkait migrain sebanyak 0,89% dan benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) sebanyak 1,6%). Walaupun vertigo bukan merupakan salah satu penyakit yang banyak dikenal orang dan dengan angka kejadian yang tinggi, namun seseorang dengan vertigo dapat berbahaya karena berisiko jatuh saat beraktivitas akibat gangguan keseimbangan hingga kehilangan kesadaran/pingsan (Young and Hung Chen, 2003: 662). Akibat dari penyakit vertigo adalah penderita dapat jatuh pingsan karena kehilangan keseimbangan dan tubuh mulai kehilangan energi. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa penting dan
5 perlu, sehingga diharapkan kasus vertigo dapat berkurang. Selain itu, untuk menjaga keseimbangan tubuh dan menjaga asupan O 2, maka diperlukan massage. Massage membantu mendorong aliran darah pada pembuluh vena menuju ke jantung sehingga keseimbangan dan aliran darah akan tetap terjaga. Terapi massage ini menguntungkan dan dapat meringankan atau mengurangi resiko terjadinya vertigo pada pasien (Young and Hung Chen, 2003: 662). Terapi massage merupakan upaya penyembuhan yang aman, efektif dan bisa dilakukan sendiri maupun dengan bantuan yang sudah ahli. Terapi massage dapat membantu penyembuhan berbagai penyakit fisik. Orang yang sering mengalami akibat vertigo, disarankan memanfaatkan waktu untuk istirahat yang cukup, pemijatan, mencukupi kebutuhan tubuh akan zat gizi, mineral, kalsium. Jika penyakit vertigo tidak segera diatasi dan diobati, seseorang bisa saja mengalami gegar otak ringan hingga otak berat sebagai akibat dari penderita vertigo yang sering kambuh. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Massage dapat digunakan sebagai terapi pengobatan seperti penyakit yang disebabkan karena aliran darah yang tidak lancar. 2. Massage berpengaruh dalam mikro sirkulasi, yaitu massage dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan, massage juga membuka atau melebarkan pembuluh darah.
6 3. Penyakit vertigo adalah penyakit yang bisa saja disebabkan karena kurangnya oksigen ke otak (kurangnya aliran darah yang menuju ke otak). Penyakit vertigo terjadi karena adanya gangguan keseimbangan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Terapi massage dapat mengurangi keluhan penderita vertigo. 2. Terapi massage dapat menurunkan pusing penderita vertigo. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah terapi massage mempengaruhi penyakit vertigo? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek terapi massage terhadap penyakit vertigo. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis : Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan civitas akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas
7 Pembangunan Surakarta, khususnya Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. 2. Manfaat teoritis : Sebagai khasanah pengetahuan bagi pembaca dan bahan referensi bagi penelitian sejenis atau lanjutan.