POTENSI KARBON PADA TEGAKAN HUTAN MANGROVE DI DESA SEBATUAN KABUPATEN SAMBAS

dokumen-dokumen yang mirip
Penaksiran Biomassa dan Karbon Tersimpan pada Ekosistem Hutan Mangrove di Kawasan Bandar Bakau Dumai

LEMBAR PERSETUJUAN. Jurnal yang berjudul:

LEMBAR PERSETUJUAN. Jurnal yang berjudul:

ESTIMASI PENYERAPAN KARBON HUTAN MANGROVE BAHOWO KELURAHAN TONGKAINA KECAMATAN BUNAKEN

ESTIMASI STOK KARBON TERSIMPAN PADA EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI JORONG UJUANG LABUANG KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh

III. METODE PENELITIAN

ESTIMASI CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN TEGAKAN ATAS DI KAWASAN HUTAN KOTA PEKANBARU. Ermina Sari 1) Siska Pratiwi 2) erminasari.unilak.ac.

ANALYSIS OF BIOMASS AND CARBON STOCK ON MANGROVE FOREST ECOSYTEM IN NORTH COASTAL AREA OF RUPAT ISLAND RIAU PROVINCE

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

Kata Kunci: Mangrove 1, Biommassa 2, Karbon 3, Alos_Avnir_2. 1. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

TINJAUAN PUSTAKA. didalamnya, manfaat hutan secara langsung yakni penghasil kayu mempunyai

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

Massugito 1 Syahril Nedi 2 Bintal Amin 2

POTENSI ESTIMASI KARBON TERSIMPAN PADA VEGETASI MANGROVE DI WILAYAH PESISIR MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

ESTIMASI KARBON TERSIMPAN PADA HUTAN MANGROVE DI DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

STUDI POTENSI BIOMASSA DAN KARBON PADA TEGAKAN HUTAN DI KPHP MODEL SUNGAI MERAKAI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 9-18 Online di :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN

VALUASI EKONOMI RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP KARBON DAN PENGHASIL OKSIGEN

ANALISIS BIOMASSA DAN CADANGAN KARBON PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN SELATAN PULAU RUPAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

BAB III METODE PENELITIAN

ESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STOK KARBON HUTAN MANGROVE PADA BERBAGAI TINGKAT KERUSAKAN DI SEGARA ANAKAN CILACAP

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT 8 UNTUK ESTIMASI STOK KARBON HUTAN MANGROVE DI KAWASAN SEGARA ANAKAN CILACAP JAWA TENGAH

ANALISIS VEGETASI DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN HUTAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT

BAB III BAHAN DAN METODE

Kerapatan, Nilai Biomassa dan Serapan Karbon Spesies Ceriops tagal (Perr.) C. B. Rob di Wilayah Pesisir Tabulo Selatan Provinsi Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

Kampus USU Medan 20155

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

I. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,

POTENSI SIMPANAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN MANGIUM (Acacia mangium WILLD.) DI KPH CIANJUR PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

ESTIMASI STOK KARBON MANGROVE DI DUKUH TAPAK KELURAHAN TUGUREJO KOTA SEMARANG

LESSON LEARNED DARI PEMBANGUNAN PSP UNTUK MONITORING KARBON HUTAN PADA KEGIATAN FCPF TAHUN 2012

Pengaruh Daya Dukung Hutan Terhadap Iklim & Kualitas Udara di Ekoregion Kalimantan

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi lahan pertanian (Hairiah dan Rahayu 2007). dekomposisi oleh bakteri dan mikroba yang juga melepaskan CO 2 ke atmosfer.

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRAK BAB I.

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Biomassa. pohon untuk jenis Mahoni, Jati dan Akasia dari berbagai variasi ukuran, diperoleh

III. METODOLOGI PE ELITIA

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

Jurnal Ilmu Kehutanan Journal of Forest Science

Oleh/By : N.M. Heriyanto 1 dan/and Endro Subiandono 1

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

ANALISIS POTENSI SERAPAN KARBON PADA AREA KONSERVASI MANGROVE PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk KALIMANTAN SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. . Gambar 4 Kondisi tegakan akasia : (a) umur 12 bulan, dan (b) umur 6 bulan

LESSON LEARNED DARI PEMBANGUNAN PSP UNTUK MONITORING KARBON HUTAN PADA KEGIATAN FCPF TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

POTENSI SERAPAN KARBON PADA BEBERAPA TIPE HUTAN DI INDONESIA. Ary Widiyanto

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

Gunggung Senoaji * dan Muhamad Fajrin Hidayat Jurusan Kehutanan, Universitas Bengkulu, Jl. Raya Kandang Limun Bengkulu,

Informasi hasil aplikasi perhitungan emisi grk

PENDUGAAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA PADA BLOK REHABILITASI CONOCOPHILLIPS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI PRASASTI RIRI KUNTARI

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014)

POTENSI BIOMASSA DAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ESTIMATION OF CARBON POTENTIAL ABOVE THE GROUND AT THE STAND LEVEL POLES AND TREES IN FOREST CITY PEKANBARU

Transkripsi:

POTENSI KARBON PADA TEGAKAN HUTAN MANGROVE DI DESA SEBATUAN KABUPATEN SAMBAS (Carbon Stock Mangroves Forest At Sebatuan Village Of Sambas District) Mulyadi, Dwi Astiani, Togar Fernando Manurung Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124 Email: mulyadifahutan@yahoo.com ABSTRACT This study aimed to obtain information on the amount of carbon stockin Sustainable Mangrove Park in Sebatuan village of Sambas district. The analysis of biomass, carbon stock, and canopy cover in mangrove forest applied survey method using a line with the continous plot. The placement of the lines started about 20 meters from the shore line until it reached the river on the other side, with 50 meters distance between lines. Within each line, a 10 x 10 meters plot were made for the assessment of tree and of tree canopy cover. The results showed dense canopy cover classes with the number of plots as many as 41 plots with 86,0 % canopy cover had stock of carbon of 31,04 tons/ha equivalent to 113,92 tons CO2/ha. Canopy cover class with the number of plots as many as 31 pieces with 57,4% canopy cover has a carbon stock of 22,22 tonnes/ha equivalent to 81,55 tons CO2/ha. Thess results suggested that canopy density affectthe amount of carbon stock, yet, the canopy cover class has a different potency. Keywords: Biomass, Carbon, Mangrove Forests PENDAHULUAN Perubahan iklim adalah fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan alih guna lahan. Perubahan iklim yang terjadi sekarang ini dapat dilihat dari meningkatnya suhu di permukaan bumi. Meningkatnya suhu di permukaan bumi akibat dari meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (GRK). Lugina et al,. (2011) menyebutkan di sektor kehutanan, kontribusi terhadap GRK terutama disebabkan oleh gas karbon dioksida. Salah satu upaya untuk mengurangi peningkatan gas CO2 di atmosfer adalah dengan mempertahankan keberadaan hutan dan menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Hutan alami merupakan penyimpan karbon (C) tertinggi bila dibandingkan dengan sistem penggunaan lain, dikarenakan keragaman pohonnya yang tinggi, dan serasah di permukaan tanah yang banyak (Hairiah dan Rahayu, 2007). Tumbuhan memerlukan sinar matahari, gas karbondioksida (CO2) yang diserap dari udara serta air dan hara yang diserap dari dalam tanah untuk kelangsungan hidupnya. Melalui proses fotosintesis, CO2 di udara diserap oleh tanaman dan diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan ke seluruh tubuh tanaman dan akhirnya ditimbun dalam tubuh tanaman berupa daun, batang, ranting, bunga, dan buah. Proses penimbunan C dalam tubuh tanaman hidup dinamakan proses sekuestrasi 592

(karbon-sequestration). Mengukur jumlah karbon yang disimpan dalam tubuh tanaman hidup (biomasa) pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO2 di atmosfer yang diserap tanaman (Hairiah dan Rahayu, 2007). Menurut Daniel et al,. (2011) hutan mangrove menyimpan karbon lebih besar dibandingkan hutan lainnya di bumi. Hasil penelitian Heriyanto dan Subiandono (2012) hutan mangrove yang didominasi oleh jenis R. Mucronata menyimpan karbon sebesar 108,61 ton C/ha, jenis B. cylindrica sebesar menyimpan karbon sebesar 57,83 ton C/ha, jenis A. officinalis menyimpan kandungan karbon sebesar 9,49 ton C/ha, dan jenis X. Moluccensis menyimpan karbon sebesar 3,46 ton C/ha. Desa Sebatuan, kecamatan Pemangkat kabupaten Sambas memiliki Taman Mangrove Lestari yang berpotensi dapat menyerap gas CO2 di atmosfer. Informasi mengenai potensi karbon yang terdapat pada Taman Mangrove Lestari di desa Sebatuan belum tersedia. Penelitian mengenai estimasi karbon tersimpan pada tegakan hutan di Taman Mangrove Lestari desa Sebatuan dirasa perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah CO2 yang mampu diserap oleh vegetasi mangrove tersebut persatuan luas dan waktu, sehingga manfaat ekologi dari mangrove tersebut dapat diketahui, mengingat konsentrasi gas CO2 di atmosfer semakin meningkat setiap tahunnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama dua minggu di lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara jalur berpetak. Pengumpulan data di lapangan menggunakan metode Non Destructive Sampling (pengambilan contoh tanpa pemanenan). Penentuan jalur contoh penelitian dilakukan dengan cara Purposive Sistematik Sampling (disengaja dan secara sistematik). Peletakkan titik awal jalur penelitian diletakkan 20 meter dari tepi pantai hingga mencapai batas sungai dengan jarak antar jalur 50 meter dan jumlah jalur yang dibuat sebanyak 4 jalur penelitian. Jalur yang dibuat dalam penelitian ini dengan lebar 10 meter (5 m ke kiri 5 m ke kanan). Setiap petak dengan ukuran 10 m x 10 m dilakukan pengukuran tutupan tajuk dengan menggunakan alat spherical densiometer. Panjang jalur disesuaikan pada kondisi di lapangan 10 m B A B A 5 m Gambar 1. Desain petak contoh di lapangan dengan metode jalur berpetak Keterangan: Petak A = petak berukuran 10 m x 10 m untuk pengamatan tingkat pohon Petak B = petak berukuran 5 m x 5 m untuk pengamatan tingkat pancang 593

Data hasil penelitian ini berupa diameter dan jenis pohon, selanjutnya dianalisa untuk mengetahui biomasa dengan menggunakan persamaan allometrik sebagai berikut: Tabel 1. Persamaan allometrik yang digunakan Spesies Persamaan Allometrik Ø (cm) Sumber R. mucronata Y = 0,1466(DBH) 2,3136 D = 5 33 Dharmawan (2010) Avicennia marina Y = 0,2905DBH 2.2598 D = 6,4-35,2 Dharmawan dan Siregar (2008) R. Apiculata W top = 0,235DBH 2.42 D max = 28 Ong et al,. (2004) dalam Komiyama et al,. (2007) Keterangan : Y = Biomassa di atas permukaan tanah (kg); Wtop : Biomassa di atas permukaan tanah (kg); DBH = Diameter Breast Height, diameter setinggi dada atau 1,3 meter diatas permukaan tanah. Setelah diketahui nilai biomasanya kemudian dilakukan penghitungan nilai karbon tersimpan menggunakan rumus sebagai berikut: Karbon kayu = % Karbon x B Keterangan: % Karbon = Persentase karbon suatu jenis kayu B = Biomasa Dari keseluruhan karbon hutan, sekitar 50% diantaranya tersimpan dalam vegetasi hutan (Sutaryo, 2009). Menghitung penyetaraan stok C ke CO2 menggunakan rumus berikut: Serapan CO2 = Mr CO2 Ar.C x Kandungan C Keterangan: Mr CO 2 = Berat molekul senyawa atom (44) Ar. C = Berat molekul relatif atom (12) HASIL DAN PEMBAHASAN Taman Mangrove Lestari merupakan bekas areal tambak yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya sekitar tahun 2000-an. Tahun 2005 lokasi tersebut ditanami jenis Rhizophora mucronata dan jenis Rhizophora apiculata, selain itu terdapat pula jenis Avicennia marina yang tumbuh di lokasi tersebut. Taman Mangrove Lestari memiliki luas sebesar 5 hektar dan dikelola oleh kelompok perempuan lestari desa Sebatuan. 1. Persentase Tutupan Tajuk dan Nilai Biomasa Pohon Hasil analisa tutupan tajuk hutan mangrove menunjukkan adanya dua katagori, yaitu tutupan tajuk rapat dan tutupan tajuk sedang. Adapun hasil rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Rerata kelas tutupan tajuk yang ditemukan di lapangan Kelas Rerata Persen Persentase Nilai Persentase Nilai Jumlah No Tutupan Penutupan Minimum Maximum Sub-Petak Tajuk Tajuk Penutupan Tajuk Penutupan Tajuk 1 Rapat 41 86,0% 71,6% 95,8% 2 Sedang 31 57,4% 44,1% 69,1% Sumber : Hasil Survey Lapangan di Taman Mangrove Lestari Tahun 2016 Tabel 2 tersebut diketahui bahwa kelas tutupan tajuk rapat berjumlah 41 sub-petak dengan persentase rerata tutupan tajuk sebesar 86,01%. Kelas tutupan tajuk sedang berjumlah 31 subpetak dengan persentase rerata tutupan 594

tajuk sebesar 57,4%. Hasil tersebut di atas diketahui bahwa pada lokasi penelitian didominasi oleh kelas tutupan tajuk rapat sekitar 86,0%. Penghitungan nilai biomasa pohon diklasifikasikan berdasarkan tingkat Tabel 3. Kandungan biomasa pada tiap kelas tutupan tajuk pertumbuhan, yaitu biomasa pohon (Ø 10 cm sampai lebih) dan biomasa pancang (Ø < 10 cm sampai dengan tinggi 1,5 meter). Adapun hasil rekapitulasinya disajikan pada tabel berikut ini. Kelas Kandungan Biomasa (Ton/Ha) Tutupan Jumlah Nilai Nilai N SD SE Tajuk Rerata ind/ha Minimum Maksimum Rapat 1460 36,36 83,84 62,08 41 12,92 2,01 Sedang 715 21,79 65,4 44,44 31 11,89 2,13 Total 106,52 Sumber : Hasil Survey Lapangan di Taman Mangrove Lestari Tahun 2016 Catatan : N : Jumlah sub-petak; SD : Standar Deviasi; SE : Standar Error Tabel menunjukkan kelas tutupan tajuk rapat memiliki 1460 individu/hektar menyimpan rerata biomasa sebesar 62,08 Setelah diperoleh nilai kandungan biomasa dari tiap kelas tutupan tajuk, maka selanjutnya dari perolehan nilai ton/ha, sedangkan potensi pada kelas biomasa tersebut dapat dilakukan tutupan tajuk sedang memiliki 715 penghitungan untuk mendapatkan nilai individu/hektar menyimpan rerata biomasa sebesar 44,44 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa kerapatan tutupan tajuk yang berbeda akan sangat berpengaruh terhadap jumlah pohon dan jumlah kandungan biomasa yang terdapat didalamnya. kandungan karbon tersimpan pada tegakan mangrove. Penghitungan nilai karbon tersimpan dilakukan menurut Sutaryo (2009) dari keseluruhan karbon hutan, sekitar 50% diantaranya tersimpan dalam vegetasi hutan. Apabila dikalikan dengan 2. Potensi Karbon dari Kelas kandungan biomasa pada tiap kelas Penutupan Tajuk tutupan tajuk akan diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Kandungan karbon tersimpan pada masing-masing kelas tutupan tajuk Kelas Tutupan Tajuk Jumlah Individu Jumlah Biomasa Jumlah Karbon (ton C/ha) Rapat 1460 62,08 31,04 Sedang 715 44,44 22,22 Total 53,26 Rerata 26,63 Sumber: Pengolahan Data Hasil Survey Lapangan di Taman Mangrove Lestari 2016 Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat potensi karbon tersimpan tertinggi terdapat pada kelas tutupan tajuk rapat dengan nilai karbon sebesar 31,04 ton/ha, sedangkan untuk nilai karbon terendah terdapat pada kelas tutupan tajuk sedang sebesar 22,22 ton/ha. Nilai karbon rerata sebesar 26,63 ton C/ha. 595

Tabel 5. Cadangan karbon pada berbagai tipe hutan tingkat nasional Tipe Tutupan Lahan Hutan mangrove primer Nilai Minimum Nilai Maksimum Median Rerata 41,8 393,62 162 188,3 5 Hutan mangrove 37,03 142,9 92,14 94,07 sekunder Sumber: Rochmayanto et al,. (2014) Keterangan: N : Jumlah data; Sd : Standar deviasi; SE : Standar eror Taman Mangrove Lestari tergolong mangrove sekunder, jumlah kandungan karbon dari hasil penelitian di Taman Mangrove Lestari belum memenuhi batas ambang rerata yang telah dihasilkan oleh Rochmayanto et al,. (2014). Hasil yang didapat oleh penulis lebih kecil dengan selisih sebesar 67,44 ton/ha. Hal ini bisa saja terjadi karena penelitian ini mengukur potensi karbon pada hutan mangrove muda (11 tahun) tingkat pancang dan pohon diatas Tabel 6. Penyetaraan stok C ke CO2 N Sd Se 1 0 133, 18 45,0 6 59, 56 14, 25 permukaan, sedangkan pada tingkat semai, serasah, pohon mati dan bahan organik pada tanah tidak dilakukan pengukuran. 3. Penyetaraan Stok C ke CO2 Setelah nilai kandungan karbon didapat, selanjutnya dilakukan penghitungan penyetaraan Stok C ke CO2 berdasarkan kategori tutupan tajuk. Adapun hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel dibawah. No Tutupan Tajuk Jumlah Karbon Penyetaraan Stok C ke CO2 1 Rapat 31,04 113,92 2 Sedang 22,22 81,55 Sumber: Pengolahan Data Hasil Survey Lapangan di Taman Mangrove Lestari 2016 Tabel di atas menunjukkan kandungan karbon hutan rapat sebesar 31,04 ton/ha setara dengan 113,92 ton CO2/ha, dan hutan sedang sebesar 22,22 ton/ha setara dengan 81,55 ton CO2/ha. Hasil yang diperoleh peneliti dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bismark et al., (2008) menunjukkan adanya perbedaan dengan selisih 23,76 ton CO2/ha pada kelas tutupan tajuk rapat. Hal ini bisa saja terjadi dikarenakan jumlah pohon, jenis pohon, dan sebaran kelas diameter, sehingga berpengaruh terhadap jumlah serapan CO2 yang dihasilkan. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Jumlah kelas tutupan tajuk rapat dan sedang yang terdapat pada petak penelitian sebesar 41 petak untuk kelas tutupan tajuk rapat dengan rerata penutupan tajuk sebesar 86,0%, dan 31 petak untuk kelas tutupan tajuk sedang dengan rerata penutupan tajuk sebesar 57,4%. 2) Potensi biomassa pada kelas tutupan tajuk rapat dan sedang masing-masing adalah sebesar 62,08 ton/ha untuk kelas tutupan tajuk rapat, dan 44,44 ton/ha untuk kelas tutupan tajuk sedang. 596

3) Potensi karbon pada kelas tutupan tajuk rapat sebesar 31,04 ton/ha setara 113,92 ton CO2/ha. 4) Potensi karbon pada kelas tutupan tajuk sedang sebesar 22,22 ton/ha setara 81,55 ton CO2/ha. Saran 1) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak berwenang mengenai potensi karbon yang terkandung pada kawasan tersebut, sehingga dapat memotivasi mereka untuk lebih menjaga hutan. Mengingat konsentrasi gas CO2 di atmosfer yang semakin meningkat setiap tahunnya. 2) Karbon tersimpan tidak hanya terdapat pada tegakan yang masih hidup saja, tetapi karbon juga tersimpan pada tumbuhan bawah, kayu mati, serasah, dan bahan organik tanah. Untuk mendapatkan jumlah simpanan karbon yang lengkap perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meneliti kandungan karbon pada tumbuhan bawah, kayu mati, serasah, dan bahan organik tanah pada kawasan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Bismark, M, E. Subiandono, N. M. Herianto. 2008. Keragaman Dan Potensi Jenis Serta Kandungan Karbon Hutan Mangrove Di Sungai Subelen Siberut, Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 5 (03) : 297-306. Daniel, C.D, J. Kauffman, B. Murdiyarso, S. Kurnianto, M. Stidham, M. Kanninen. 2011. Mangroves among the most carbon-rich forests in the tropics. Nature Geoscience 4, 293-297. Dharmawan, I.W.S, dan C. A. Siregar. 2008. Karbon Tanah dan Pendugaan Karbon Tegakan Avicennia marina (Forsk.) Vierh. di Ciasem, Purwakarta. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 5 (04) : 317-328. Dharmawan, I.W.S. 2010. Pendugaan Biomasa Karbon Diiatas Permukaan Tanah Pada Tegakan Rhizophora mucronata di Ciasem, Purwakarta. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 15 (01) : 50-56. Hairiah, K dan S. Rahayu. 2007. Pengukuran Karbon Tersimpan Di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor. Word Agroforestry Centre. Heriyanto, N.M dan E. Subiandono. 2012. Komposisi Dan Struktur Tegakan, Biomasa, Dan Potensi Kandungan Karbon Hutan Mangrove Di Taman Nasional Alas Purwo. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 9 (1) : 023-032. Komiyama, A, J. E. Ong, S. Poungparn. 2007. Allometry, Biomass, and Productivity of Mangrove Forest: A review. 89: 128-137. doi:10.1016/j.aquabot.2007.12.006. Lugina, M, K. L. Ginoga, A. Wibowo, A. Bainnaura, T. Partiani. 2011. Prosedur Operasi Standar (SOP) untuk Pengukuran dan Perhitungan Stok Karbon di Kawasan Konservasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan, Republik Indonesia. Rochmayanto, Y, A. Wibowo, M. Lugina, T. Butarbutar, R. M. Mulyadin, D. Wicaksono. 2014. Cadangan 597

Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan jenis dan Jenis Tanaman di Indonesia (Seri 2). Penerbit PT Kanisius (Anggota IKAPI), Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia. Sutaryo, D. 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah Pengantar Untuk Studi Karbon dan Perdagangan Karbon Wetlands International Indonesia Programme. Bogor. 598