LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Oleh : Lie Willeon Wijaksono (1050888) Merriam Novitalia (1050897) Yenny Mayasari Liem (1050901) Emi Puspasari (1050902) Dian Nirmala Nugraha (1050930) Elisa (1050931) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA 2005
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Oleh : Lie Willeon Wijaksono (1050888) Merriam Novitalia (1050897) Yenny Mayasari Liem (1050901) Emi Puspasari (1050902) Dian Nirmala Nugraha (1050930) Elisa (1050931) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA 2005
DAFTAR ISI Halaman judul..i Daftar isi... ii Bab I : Pendahuluan... 1 Bab II : Metode Kerja.. 7 Bab III : Hasil Pengamatan.. 9 Bab IV : Pembahasan...12 Bab V : Kesimpulan... 14 Daftar Pustaka..15
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Uraian Materi Istamar Syamsuri, 2003 : Selain kecepatan denyut jantung, tekanan darah juga dapat diukur. Tekanan darah pada saat bilik jantung mengembang disebut tekanan diastol, dan tekanan pada saat bilik jantung mengempis disebut tekanan sistol. Jadi, sistol merupakan tekanan darah karena jantung memompa darah keluar, dan diastol merupakan tekanan darah karena jantung memasukkan darah. Tekanan darah dapat diukur dengan alat pengukur tekanan darah yang disebut tensimeter atau sphigmomanometer. Tekanan darah merupakan indikator yang baik untuk mengetahui kekuatan jantung memompa darah, serta indikator untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Tekanan darah orang dewasa normal 120 /80 mmhg (milimeter air raksa). Nilai 120 menunjukkan tekanan sistol sedangkan 80 menunjukkan tekanan diastol. Arthur C. Guyton, 1996 : o Tekanan darah hampir selalu diukur dalam milimeter air raksa (mmhg) karena manometer air raksa telah digunakan sebagai referensi standar untuk mengukur tekanan darah di sepanjang sejarah fisiologi. Sebenarnya, tekanan darah berarti tenaga yang digunakan oleh darah terhadap setiap satuan daerah dinding pembuluh tersebut. Bila orang mengatakan bahwa tekanan dalam suatu pembuluh adalah 50 mmhg, ini berarti bahwa tenaga yang digunakan tersebut akan cukup untuk mendorong suatu kolom air raksa ke atas setinggi 50 mm. o Gambaran tekanan nadi yang abnormal : Beberapa keadaan sirkulasi menyebabkan gambaran abnormal pada gelombang tekanan nadi di samping mengubah tekanan nadi tersebut. Yang sangat menonjol adalah arteriosclerosis, regurgitasi aorta, dan duktus arterious patent. Arterisclerosis. Dalam arteriosclerosis, arteri menjadi berserabut dan kadang-kadang mengalami kalsifikasi, dengan demikian mengakibatkan sangat berkurangnya compliance dan juga sangat arteri dan juga mengakibatkan sangat meningkatnya tekanan nadi. Regurgitasi Aorta. Pada regurtasi aorta, yang berarti bocornya katup aorta, banyak darah yang dipompa ke dalam aorta selama sistol mengalir kembali ke dalam ventrikel kiri
selama diastol. Tetapi, aliran balik ini dikompensasi oleh pengeluaran isi sekuncup yang jauh lebih besar daripada normal selama sistol. Duktus Arterious Patent. Ini merupakan keadaan abnormal, karena duktus arterious yang membawa darah dari arteria pulmonalis ke aorta sewaktu masa fetal, gagal menutup setelah lahir. Penggantiannya, sekarang darah mengalir kembali dari aorta melaui duktus yang terbuka ke arteria pulmonalis, mengizinkan aliran darah yang sangat cepat ke luar dari batang arteri setelah tiap denyutan jantung dan sangat menurunkan tekanan diastolik. Tetapi, ini dikompensasi oleh pengeluaran isi sekuncup yang lebih besar daripada normal, sehingga tekanan sistolik meningkat jauh lebih tinggi daripada normal. Peredaman Denyut Tekanan di dalam Arteri Kecil dan Arteriol. Denyut tekanan menjadi makin kurang kuat ketika ia berjalan melalui arteri kecil dan arteriol, sampai ia menjadi hampir tidak ada di dalam kapiler. Peredaman denyut tekanan terutama disebabkan oleh suatu efek gabungan distensibilitas vaskular dan tahanan vaskular. Yaitu, agar suatu gelombang tekanan berjalan dari suatu daerah arteri ke daerah lain, sejumlah kecil darah harus mengalir di antara kedua darah tersebut. Tahanan dalam arteri kecil dan arteriol cukup besar sehinga aliran darah yang kecil ini, dan sebagai akibatnya penghantaran tekanan tersebut, sangat terganggu. Dalam pada itu, distensibilitas pembuluh darah kecil cukup besar sehingga sejumlah kecil darah yang dialirkan selama setiap denyutan tekanan, secara progresif terus menghasilkan peningkatan gelombang nadi yang lebih distal, yang berjalan dalam pembuluh darah. o Denyut radialis : Secara klinis, telah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun bagi seorang dokter untuk meraba denyut radialis dari setiap penderita. Ini dilakukan untuk menentukan kecepatan denyut jantung atau, seringkali, karena kontak psikis yang diberikan dokter kepada penderitanya. Tetapi, dalam keadaan tertentu, sifat denyut tersebut dapat berguna pula dalam mendiagnosis penyakit sirkulasi. Penting bahwa nadi yang lemah pada arteria radialis sering menunjukkan penurunan tekanan nadi sentral yan besar seperti yang timbul bila pengeluaran isi sekuncup lemah. o Kurva tekanan aorta : Bila ventrikel kiri berkontraksi, masuknya darah ke dalam aorta dan arteri lain menyebabkan dinding arteri teregang dan tekanannya meningkat ke tekanan sistolik normal 120 mmhg. Kemudian, pada akhir sistol, tekanan dalam aorta turun pelan-pelan selama diastol karena darah yang disimpan dalam arteri elastik yang teregang terus mengalir
melalui pembuluh darah perifer kembali ke vena. Sebelum ventrikel berkontraksi lagi, biasanya tekanan aorta turun sampai tekanan diastolik sekitar 80 mmhg yang merupakan dua pertiga tekanan maksimum 120 mmhg (tekanan sistolik) yang terdapat selama kontraksi ventrikel. o Tekanan arteri yang normal : Tekanan sistolik pada orang dewasa muda yang normal rata-rata sekitar 120 mmhg dan tekanan diastoliknya kira-kira 80 mmhg jadi, tekanan arterinya dikatakan 120/80 mmhg. Kenaikan tekanan arteri pada usia tua biasanya dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis. Pada penyakit ini, tekanan arteri yang terutama meningkat, pada kira-kira sepersepuluh dari semua orang tua ia akhirnya meningkat di atas 200 mmhg. o Tekanan arteri rata-rata : Tekanan arteri rata-rata adalah tekanan rata-rata di seluruh siklus denyut jantung. Tekanan arteri rata-rata biasanya sedikit kurang daripada rata-rata dari tekanan sistolik dan diastolic. Tekanan arteri rata-rata orang dewasa muda yang normal kira-kira sekitar 96 mmhg, yang sedikit kurang daripada rata-rata tekanan sistolik dan diastoliknya, yaitu berturut-turut 120 dan 80 mmhg. Tetapi, untuk tujuan diskusi, tekanan arteri rata-rata biasanya dianggap 100 mmhg, karena nilai ini mudah diingat. o Metode kunis untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolik : Metode auskultasi. Sebuah stetoskop ditempatkan di atas arteri antekubiti sementara sebuah manset tekanan darah dipompa di sekitar lengan atas. Selama manset tersebut menekan lengan dengan tekanan yang sedemikian kecil sehingga arteri tetap mengggelembung dengan darah, tidak ada bunyi apapun yang terdengar dengan stetoskop walaupun kenyataannya tekanan darah di dalam arteri tersebut sedang berdenyut. Tetapi bila tekanan manset cuku tinggi untuk menutup total arteri tersebut selama bagian siklus tekana arteri, suatu bunyi terdengar dalam stetoskop pada setiap pulsasi. Bunyi ini disebut bunyi Korotkoff, dan mereka diangap disebabkan oleh darah yang memancar tepat sewaktu pembuluh terbuka selama tiap siklus denyut itu. Pancaran tersebut menyebabkan turbulensi di dalam pembuluh yang lama di luar manset, dan ini menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop. Dalam menentukan tekanan darah dengan metode auskultasi, tekanan di dalam manset mula-mula ditinggikan jauh di atas tekanan sistolik arteri. Selama tekanan ini lebih tinggi daripada tekanan sistolik, arteri brakialis tetap kempis dan tidak ada darah yang mengalir ke dalam arteri yang lebih rendah selama bagian siklus tekanan manapun. Oleh karena itu,
tidak ada bunyi Korotkoff yang terdengar di arteri yang lebih rendah. Tetapi kemudian tekanan manset dikurangi secara bertahap. Tepat segera setelah tekanan di manset turun di bawah tekanan sistolik, darah mengalir melalui arteri di bawah manset selama puncak dari tekanan sistolik, dan orang mulai mendengar bunyi ketukan di dalam arteria antekubiti yang sinkron dengan denyutan jantung. Segera setelah bunyi ini terdengar, tingkat tekanan yang ditunjukkan oleh manometer yang dihubungkan dengan manset kira-kira sama dengan tekanan sistolik. Ketika tekanan di dalam manset masih lebih direndahkan, kualitas bunyi Korotkoff berubah, yang kualitas ketukannya berkurang tetapi lebih banyak kualitas kasar berirama. Akhirnya sewaktu tekanan dalam manset turun sama dengan tekanan diastol yang berarti bahwa faktor dasar yang menyebabkan bunyi (pancaran darah melalui arteri yang tertekan) tidak ada lagi. Sehingga bunyi ini mendadak berubah menjadi kualitas tidak nyaring lalu hilang. Tekanan manometer pada saat ini kira-kira sama dengan tekanan diastolik. o Kecepatan aliran darah melalui otot : Aliran darah meningkat dan menurun dengan tiap kontraksi otot, menurun selama fase kontraksi dan meningkat di antara waktu kontraksi. Pada akhir kontraksi berirama tersebut, aliran darah tetap sangat tinggi selama kira-kira satu sampai dua menit dan kamudian secara berangsur-angsur berklurang menjadi normal. Penyebab berkurangnya aliran darah selama kontraksi otot yang terus-menerus adalah penekanan pembuluh tersebut oleh otot yang berkontraksi. Selama kontraksi tetanik yang kuat, aliran darah dapat terhenti sama sekali. o Sirkulasi sistemik dan paru-paru : Sirkulasi dibagi menjadi sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Meskipun sirkulasi dalam vaskular tiap jaringan tubuh terpisah mempunyai sifat khasnya sendiri, namun beberapa prinsip umum dari fungsi vaskular berlaku dalam semua bagian sirkulasi. Bagian Fungsional Sirkulasi. Sebelum berusaha membicarakan seluk-beluk fungsi sirkulasi penting memahami seluruh peran dari tiap-tiap bagiannya, sebagai berikut : Fungsi arteri adalah untuk menyalurkan darah bertekanan tinggi ke jaringan. Oleh karena itu arteri memiliki dinding vaskular yang kuat, dan darah mengalir cepat ke jaringanjaringan. Arteriol merupakan cabang kecil terakhir dari sistem arteri, dan mereka bekerja katup pengatur melalui mana darah dilepaskan ke dalam kapiler. Arteriol mempunyai suatu dinding otot yang kuat yang dapat menutup total arteri tersebut atau memungkinkannya
berdilatasi beberapa kali, dengan demikian mempunyai kapasitas besar mengubah aliran darah ke kapiler. Fungsi kapiler adalah untuk menukar cairan, oksigen, karbon dioksida, zat gizi, elektrolit, hormon, dan senyawa lain di antara darah dan ruang interstisial atau ruangan udara panas. Untuk tugas ini, dinding kapiler sangat tipis dan permeable terhadap zat bermolekul kecil. Venula mengumpulkan darah dari kapiler ; secara berangsur-angsur mereka bergabung menjadi vena-vena yang makin lama makin besar. Vena berfungsi sebagai penyalur untuk mengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung. Karena tekanan darah dalam sistem vena sangat rendah, dinding vena tipis. Meskipun demikian, dinding tersebut berotot, dan ini memungkinkan mereka untuk mengecil atau membesar sehingga bekereja sebagai susunan untuk darah tambahan. o Denyut tekanan di dalam arteri : Karena jantung merupakan suatu pompa yang berdenyut, darah memasuki arteri secara terputus, sehingga menyebabkan denyut tekanan di dalam sistem arteri. Pada dewasa muda yang normal tekanan pada puncak sebuah denyut ; tekanan sistolik rata-rata120 mm Hg dan pada titik terendahnya, tekanan diastolik, kira-kira 80 mm Hg. Perbedaan antara kedua tekanan ini, kira-kira 40 mm Hg, disebut tekanan nadi. o Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan nadi : Ada dua faktor utama yang mempengaruhi tekanan nadi : (1) pengeluaran isi sekuncup jantung dan (2) compliance percabangan arteri ; faktor ketiga yang kurang penting adalah sifat ejeksi jantung selama sistol. Pada umunya, makin besar isi sekuncup, makin besar jumlah darah yang harus ditampung di dalam percabangan arteri pada setiap denyut jantung dan, oleh katrena itu, makin besar tekanan selama sistol dan penurunan selama diastol, jadi menyebabkan tekanan nadi yang lebih besar. Sebaliknya, makin besar compliance sistem arteri, makin sedikit kenaikan tekanan untuk suatu volume darah sekuncup tertentu yang dipompakan ke dalam arteri. Maka, sebenarnya tekanan nadi kira-kira ditentukan oleh perbandingan isi sekuncup dengan compliance dari percabangan arteri. Oleh karena itu, setiap keadaan sirkulasi yang mempengaruhi salah satu dari faktor ini akan mempengaruhi pula tekanan nadi tersebut. Elaine N. Marieb, R.N., Ph.D. :
o Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak darah untuk melawan dinding bagian dalam dari pembuluh darah dan ini adalah kekuatan yang menjaga sirkulasi darah tetap berjalan terus-menerus bahkan juga detak jantung. o Karena jantung berkontraksi dan berelaksasi terus-menerus, aliran darah yang keluar masuk dari arteri menyebabkan tekanan darah naik dan turun setiap denyut. Karena itu, pengukuran tekanan darah arteri dibagi menjadi 2 yaitu tekanan sistolik dan diastolik. o Tekanan sistolik adalah tekanan dalam arteri saat arteri kontraksi puncak ventrikel. o Tekanan diastolik adalah tekanan ketika ventrikel sedang berelaksasi. o Tekanan darah dinyatakan dalam mmhg dengan tekanan sistolik dituliskan lebih dahulu. Tekanan darah normal sistol 110-140 mmhg, diastol 75-80 mmhg. o Hipotensi atau tekanan darah rendah yang umumnya tekanan darah sistolnya di bawah 100 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang umumnya sistol lebih tinggi dari 140, diastol lebih tinggi dari 90. 1.2. Tujuan Praktikum Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
BAB II METODE KERJA 2.1. Sarana Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : stopwatch spygnomomanometer (tensimeter) stethoscope bangku metronom 2.2. Cara Kerja A. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi & Tekanan Darah Siapkan alat-alat yang digunakan. Alat yang digunakan meliputi stopwatch, sphygnomomanometer (tensimeter), dan stethoscope. Pilih satu mahasiswa sebagai mahasiswa coba (MC 1). Biarkan MC 1 berbaring telentang selama 3 menit. Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut, kemudian ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat datanya. Biarkan MC 1 duduk tenang selama 3 menit. Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut, kemudian ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat datanya. Biarkan MC 1 berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 3 menit. Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut, kemudian ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat datanya. Bila dalam pengukuran selama tiga kali berturut-turut terdapat perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2 menit.
B. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi & Tekanan Darah Siapkan alat-alat yang digunakan. Alat-alat yang digunakan meliputi stopwatch, sphygnomomanometer (tensimeter), stethoscope, bangku dan metronom. Pilih satu mahasiswa sebagai mahasiswa coba (MC 2). Biarkan MC 2 duduk tenang selama 3 menit. Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 2 tiga kali berturut-turut, kemudian ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat datanya. Kemudian MC 2 melakukan latihan fisik yaitu step test (naik turun bangku) selama 2 menit yang dipandu oleh irama metronom dengan frekuensi 40 ketukan per menit. MC 2 diminta untuk segera duduk, kemudian segera ukur denyut nadi dan tekanan darahnya. Data ini diharapkan tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir. Pengukuran denyut nadi dan tekanan darah hanya dilakukan sekali saja. Teruskan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan interval waktu 2 menit sampai menit ke 7.
BAB III HASIL PENGAMATAN A. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi & Tekanan Darah
B. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi & Tekanan Darah
BAB IV PEMBAHASAN A. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi & Tekanan Darah o Setelah MC 1 berada dalam posisi tubuh berbaring telentang selama 3 menit, rata-rata setelah 3 kali pengukuran secara berturut-turut adalah 80. Sedangkan tekanan sistolnya 96 dan tekanan diastolnya 64. o Setelah selang waktu 3 menit MC 1 mengambil posisi duduk selama 3 menit, denyut nadi rata-rata setelah 3 kali pengukuran secara berturut-turut adalah 91 sedangkan tekanan sistolnya 97 dan tekanan diastolnya 67. o Sesudah ini, selang waktu 3 menit kemudian, MC 1 mengambil posisi berdiri selama 3 menit, denyut nadi rata-rata setelah 3 kali pengukuran secara berturut-turut adalah 95 sedangkan tekanan sistolnya 97 dan tekanan diastolnya 77. o Dari data di atas diketahui pada saat MC 1 terlentang, denyut nadinya paling rendah dibandingkan saat MC 1 berada dalam posisi duduk atau berdiri. Sebelumnya perlu diketahui bahwa denyut nadi adalah gerakan naik turun urat nadi karena aliran darah dari jantung. Pada posisi tubuh duduk dan berdiri, aliran darah dari jantung lebih lancar dibandingkan pada posisi berbaring telentang. Hal ini disebabkan adanya pengaruh gaya gravitasi bumi. Aliran darah dalam pembuluh nadi yang makin lancar ini membuat gerakan naik turun urat nadi juga makin cepat, sehingga denyut nadi meningkat. o Sedangkan tekanan sistolik dan tekanan diastoliknya mengalami kenaikan yang tidak signifikan. Hal ini disebabkan ketika MC 1 berdiri segera setelah berbaring, pengaruh gravitasi menyebabkan darah menggenang di pembuluh-pembuluh kaki dan telapak kaki sehingga tekanan darah menjadi turun. Kondisi ini mengakibatkan pressoreceptors dalam arteri besar di leher dan pipi menjadi aktif, mereka mengirimkan sinyal peringatan yang menyebabkan vosokonstriksi (penyempitan pembuluh darah yang meningkatkan tekanan darah) refleksif untuk menaikkan kembali tekanan darah ke kondisi homeostatic. Sehingga tekanan sistolik dan diastoliknya tidak berubah secara signifikan. B. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi & Tekanan Darah o Pada percobaan 2, MC 2 duduk selama 3 menit sebagai kondisi pra-latihan. Saat itu denyut nadi rata-rata setelah pengukuran 3 kali adalah 78, sedangkan tekanan sistoliknya 128 dan tekanan diastoliknya 65.
o Pengukuran pasca latihan pada menit ke-1 denyut nadi MC 2 adalah 114, sedangkan tekanan sistoliknya 154 dan tekanan diastoliknya 68. o Pengukuran pasca latihan pada menit ke-3 denyut nadi MC 2 adalah 103, sedangkan tekanan sistoliknya 135 dan tekanan diastoliknya 62. o Pengukuran pasca latihan pada menit ke-5 denyut nadi MC 2 adalah 98, sedangkan tekanan sistoliknya 128 dan tekanan diastoliknya 66. o Pengukuran pasca latihan pada menit ke-7 denyut nadi MC 2 adalah 98, sedangkan tekanan sistoliknya 124 dan tekanan diastoliknya 64. o Pada pasca latihan menit pertama, MC 2 mengalami peningkatan signifikan baik denyut nadi, tekanan sistolik dan distoliknya. Latihan naik turun kursi sama seperti sedang berolahraga. Ketika kita berolahraga atau ketika kita ketakutan dan harus membuat kita melarikan diri, terjadi penyamarataan penyempitan pembuluh darah kecuali dalam otot skeletal. Pembuluh darah otot skeletal membesar untuk meningkatkan aliran darah untuk kerja otot. Kondisi inilah yang menyebabkan tingginya peningkatan tekanan darah. Aliran darah yang meningkat ini juga membuat denyut nadi bertambah. o Pada menit-menit selanjutnya, tubuh berusaha mengembalikan ke kondisi normal, sehingga secara berangsur-angsur tekanan darah yang tadinya tinggi kembali turun sampai pada saat kondisi pra-latihan.
BAB V KESIMPULAN Posisi tubuh hampir tidak memberi pengaruh terhadap tekanan darah, karena tubuh dapat menyeimbangkan kembali penurunan tekanan darah akibat perubahan posisi tubuh dari berbaring menjadi duduk atau berdiri, sehingga besar tekanan darah, baik sistol maupun diastol masih dalam kisaran normalnya (saat posisi berbaring). Posisi tubuh dapat berpengaruh terhadap denyut nadi karena faktor volume darah yang mengalir melalui pembuluh nadi yang meningkat. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar tekanan darah adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat membuat tekanan darah meningkat. Namun, kondisi ini segera dipulihkan ketika tubuh diistirahatkan. Tekanan darah yang tinggi ini berangsur-angsur turun hingga kembali ke kondisi normal. Sama halnya dengan tekanan darah, denyut nadi juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dan ternyata pemulihan denyut nadi ke kondisi normal memakan waktu lebih lama daripada tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Marieb, Elaine N. Essentials of Human Anatomy & Physiologi 4th ed. Holyoke Community College. Syamsuri, Istamar. 2003. Biologi 2000 2A. Jakarta : Penerbit Erlangga.