ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KRAKATAU STEEL,Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

Pengertian Manajemen Keuangan

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRACT. Budgeting, Accounting Accountability, Efficiency Marketing Costs, Quality Decision Making. Universitas Kristen Maranatha

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

BAB 5 : PUSAT INVESTASI

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan tidak hanya

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. SIANTAR TOP, TBK SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VIII MANAJEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola

TIALONY. Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat MURNIADI PURBOATMODJO

ABSTRACT. Keywords: financial statement analysis, accounting analysis, and financial analysis. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terbaik dan yang paling unggul. Perusahaan publik selalu dituntut untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu aktivitas perekonomian yang paling utama adalah berdirinya

FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS AS A BASIS FOR FINANCIAL PERFORMANCE ASSESSMENT IN PT MASTERINDO LOGAM TEHNIK JAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT. SIANTAR TOP, Tbk

KUESIONER Peranan Controller dalam Pengendalian Penjualan Guna Menunjang Efektivitas Penjualan A. PERTANYAAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ANALISIS DU PONT SYSTEM SEBAGAI DASAR UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. ARWANA CITRAMULIA Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

ANALISIS BEBAN PAJAK TANGGUHAN DALAM MENDETEKSI KECENDERUNGAN MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

PENERAPAN ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENGUKUR DAN MENILAI KINERJA MANAJER PEMASARAN PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade banyak perusahaan membuat keputusan investasi yang di

OVERVIEW OF MANAGERIAL FINANCE. Mata Kuliah : MANAJEMEN KEUANGAN Dosen : Dihin Septyanto,SE.,ME.

ANALISIS RASIO MODAL KERJA PADA PT. HM SAMPOERNA TBK. Anggelina Manengkey Frendy A. O Pelleng Dantje Keles

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PT. INDOSAT, Tbk DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Arus Kas PT Aqua Golden Mississippi, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

ABSTRACT. Keywords: Financial statements analysis, accounting analysis, and financial statements. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. industri-industri baru. Perkembangan industri-industri yang ada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

Laporan Keuangan: Neraca

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu

ABSTRACT. Key words: Method of recording and accrual-based accounting on a cash basis, revenues, expenses, accounts payable,and accounts receivable

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Polemik yang terjadi di Indonesia sekarang ini, masih belum bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENERAPAN PSAK 2 (LAPORAN ARUS KAS) TERHADAP INDIKATOR KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT GOODYEAR TBK TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor bisnis sekarang ini semakin pesat sehingga menimbulkan

ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi yang cukup pesat di dunia bisnis, sering kali kita

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV HIDAYAH CARGO KALIMANTAN SELATAN TAHUN Ainun Jariah (Universitas Lambung Mangkurat)

LOGO MANAJEMEN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM

LN menerima pembayaran untuk impor kita (-M), dan membelanjakan uangnya untuk membeli barang ekspor kita (X).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Harian Umum Pikiran Rakyat Sabtu, 28 Juli 2007, dalam salah satu

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan dan semakin UKDW

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA DAN RETURN ON INVESTMENT PADA PT ADI SARANA ARMADA TBK. Melany Sumari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

ABSTRAK. Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

ABSTRACT. Keywords: financial statement analysis, accounting analysis, and financial analysis. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

55 ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KRAKATAU STEEL,Tbk Widya Pratiwi Yosina Sainyakit, Widya Susanti, Juliani Pudjowati Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya Widyapratiwi506@gmail.com ABSTRAK Untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka diperlukan sebuah analisis yaitu dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban. Hasil analisis tersebut sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan di masa datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja manajerial pada perusahaan PT.Krakatau Steel,Tbk tahun 2011-2015. Dari hasil penelitian yang menggunakan analisis laporan keuangan dapat diambil beberapa kesimpulan. Pada pusat pendapatan, kinerja perusahaan kurang baik karena pada setiap unit pusat pendapatan pemasukan yang diterima kurang meningkat namun semakin menurun. Pada pusat beban, kinerja perusaahan kurang baik karena beban yang dikeluarkan cenderung terus meningkat setiap tahunnya. Pada pusat investasi, kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan kurang memaksimalkan pemasukan dari deviden kas. Dan pada pusat laba, kinerja perusaahan kurang baik karena pendapatan yang diterima semakin menurun namun beban setiap tahun terus meningkat. Kata kunci : Analisis Laporan Keuangan, Kinerja Perusahaan, Laporan Pertanggungjawaban. ABSTRACT To determine the condition of a company achieve its intended purpose, namely the existence of an analysis of the accounting system. The results are very important for companies to make improvements planning will be done in the future. The purpose of this study was to assess the performance of the company's managerial PT.Krakatau Steel, Tbk 2011-2015. From the results of research using the analysis of financial statements can be drawn some conclusions. At the center of earnings, the company's performance is not good because on each central unit revenue received less revenue increase but decreases. At the center of the load, performance perusaahan unfavorable for expenses incurred are likely to continue to increase every year. At the center of the investment, the company's performance is not good for the company less to maximize the income from cash dividends. And at a profit center, perusaahan performance is not good because the income earned decreased but the load continues to increase each year. Keywords: Financial Statement Analysis, Corporate Performance, Accountability Report.

56 PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang meningkat pesat, membawa pengaruh baik bagi perekonomian Indonesia. Tercemin dari maraknya perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan saling bersaing dengan perusahaan internasional selain dengan perusahaan domestik. Oleh sebab itu, perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian yang kompetitif adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Tujuan perusahan biasanya dibagi menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Pada umumnya tujuan jangka pendek adalah untuk memperoleh laba/keuntungan seoptimal mungkin, sedangkan tujuan jangka panjang sangat beragam yaitu mulai dari kelangsungan hidup, pertumbuhan perusahaan maupun menciptakan kesejahteraan anggota masyarakat. Setiap perusahaan baik skala besar maupun berskala kecil pada umumnya berorientasi untuk mencapai laba. Keberhasilan perusahaan untuk mencapai laba yang diinginkan dipengaruhi oleh pengendalian atas biaya yang dilakukan. Untuk mengetahui dan mengatasi masalah yang mungkin terjadi dalam pendelegasian wewenang, perusahaan membutuhkan suatu alat pengukuran kinerja. Dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian, pimpinan dapat mengunakan informasi akuntansi sebagai alat untuk menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Sistem akuntansi yang cocok diterapkan dalam hal ini adalah akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem untuk mengukur kinerja dari apa yang dihasilkan oleh setiap pusat pertanggungjawaban dengan membandingkan antara hasil yang dicapai dengan anggaran yang dianggarkan sebelumnya. Selain itu, akuntansi petanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan menciptakan pengendalian dan pengukuran kerja manajer. Dalam laporan pertanggungjawaban tersebut juga diuraikan anggaran yang bersangkutan dengan pelaksanaan kegiatan. Dengan adanya akuntansi pertanggungjawaban pimpinan dapat mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab ke tingkat manajemen dibawahnya dengan lebih efisien tanpa memantau secara langsung seluruh kegiatan perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban sendiri merupakan salah satu konsep dari akuntansi

57 manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam suatu perusahaan. Selain itu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk mengetahui adanya penyimpangan biaya dari biaya yang dianggarkan. Biaya yang ditekan pada biaya pemasaran adalah biaya yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan, mulai dari saat barang-barang telah dibeli atau diproduksi sampai dengan barang-barang tersebut dijual ke pelanggan, misalnya biaya periklanan, biaya pengiriman, biaya pergudangan, sampai biaya pengepakan. Di dalam struktur organisasi yang memadai, terlihat batasan-batasan wewenang dan pemberian tanggung jawab yang jelas untuk manajer, dimana anggaran yang disusun dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pusat pertanggungjawaban dan dapat dilakukan pemisahan antara biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh setiap manajer pada tiap-tiap unit pusat pertanggungjawaban. Dengan demikian, penyusunan laporan anggaran mengenai perbandingan antara anggaran dengan realisasi dapat mencerminkan keefektivitasan pengendalian biaya oleh pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasinya, maka pemimpin dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh bawahannya. Didalam akuntansi pertanggungjawaban akan terwujud suatu usaha untuk melakukan penilaian prestasi kerja yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengelolah operasi organisasi secara efektif dan efesien, membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, menyediakan umpan balik kepada karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja mereka, mengevaluasi kinerja kemudian memperbaikinya dan menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Manajemen pada suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Salah satu fungsi manajemen adalah pengendalian atau control, yang meliputi kegiatan penerapan (action) dan evaluasi kerja (performance evalution). Fungsi manajemen ini harus dikuasai dan dilaksanakan oleh setiap tingkat manajemen yang ada pada perusahaan. METODE PENELITIAN Dilihat dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode kualitatif ini adalah metode penelitian pendekatan yang menggunakan data atau informasi berupa keterangan

58 yang diberikan oleh narasumber dan peristiwa hasil pengamatan penulis. Proses penelitian ini digunakan untuk menilai pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Adapun metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mengumpulkan dan menyajikan data dari perusahaan untuk dianalisis sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Peneliti mencoba untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian serta membandingkan dengan teori yang ada, untuk kemudian dianalisis penerapannya dalam praktek. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau data yang diperoleh dari pihak lain di luar perusahaan yaitu perusahaan Bursa Efek Indonesia. Adapun data yang diperoleh bertujuan agar pembahasan penelitian ini menjadi akurat.jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, data sekunder merupakan data yang sudah dibuat oleh perusahaan dan telah diaudit atau diperoleh secara tidak langsung melainkan dari pihak luar perusahaan yaitu diperoleh dari bursa efek Indonesia yang berupa : 1.Laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk periode 2011-2015. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum peneliti mengemukakan perhitungan analisis laporan pertanggungjawaban terlebih dahulu akan peneliti kemukakan syarat-syarat akuntansi pertanggungjawaban yang berupa struktur organisasi, sistem akuntansi, anggaran, pemisahan biaya dan laporan pertanggungjawaban. Struktur organisasi terbentuk atas wewenang dan kewajiban. Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik jika setiap individu yang sudah diberi emban tanggung jawab dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu anggaran dan pemisahan biaya harus di perhitungankan terlebih dahulu untuk mengetahui pendapatan,laba beban-beban operasional atau beban lainnya supaya tidak terjadi pengeluaran yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Dan terakahir untuk menilai kinerja dari perusahaan tersebut berjalan dengan baik atau tidak maka di susunlah laporan pertanggungjawaban yang di dalamnya terdapat pusat pendapatan, pusat laba, pusat beban, dan pusat investasi. Laporan pertanggungjawaban berfungsi untuk menghasilkan dan mengkomunikasikan akuntansi dalam bentuk sistem pelaporan yang sesuai dengan struktur organisasi,

59 dimana tiap angkatan manajemen secara periodik membuat laporan yang digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja. Laporan pertanggungjawaban pada PT. Krakatau Steel,Tbk berupa laporan yang dibuat tiap bulan sekali. Laporan disusun oleh manager operational. Laporan mencakup tentang jumlah anggaran yang diusulkan dengan realisasinya. Laporan yang telah disusun tersebut oleh bagian keuangan akan dikumpulkan menjadi satu kemudian diserahkan kepada Finance & Accounting Manager untuk disesuaikan dengan SAP. Berdasarkan sistem SAP yang diterapkan maka beban-beban akan disesuaikan dengan anggaran dan program kerja. Apabila penggunaan dana telah melewati anggaran pada periode tersebut maka secara otomatis SAP akan menolak transaksi tersebut. Laporan ini merupakan dasar yang penting dalam penilaian kinerja untuk masing-masing pusat pertanggunjawaban disamping adanya kriteria-kriteria khusus tertentu yang diterapkan oleh perusahaan. Dalam laporan pertanggung jawaban terlihat jelas presentase perbandingan antara anggaran dengan realisasinya. Dari besarnya presentase tersebut akan digunakan sebagai alat tolak ukur atas kinerja dari setiap pusat unit kerja dalam mengalokasikan sumber daya dan pengelolaan biaya seefisien mungkin. Berdasarkan hasil evaluasi lapangan tersebut akan dapat diketahui penyimpangan yang terjadi, apa penyebabnya dan siapa yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan tersebut. Setelah dievaluasi maka dari laporan ini pihak manajemen akan mengambil keputusan penilaian kinerja manajer. Dari hasil penilaian ini maka dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan pada periode ini nantinya juga akan digunakan sebagai dasar penyusuan anggaran tahun sebelumnya.

60 Tabel 1 Laporan Pertanggungjawaban pada PT. Krakatau Steel,Tbk Tahun 2011-2015 Unit-unit pusat pertanggungjawaban Pusat pendapatan : Penerimaan dari pelanggan Penerimaan dari tagihan pajak Penerimaan pendapatan bunga Total Pendapatan dari Tahun 2011 2,116,726 26,878 13,498 2,157,102 Tahun 2012 2,349,059 6,049 9,381 2,364,489 Tahun 2013 2,320,122 44,653 6,294 2,371,069 Tahun 2014 1,982,439 25,841 4,886 2,013,166 Tahun 2015 1,481,455 20,217 4,657 1,506,329 Pusat beban : Beban penjualan Beban umum dan administrasi Beban lain-lain Total Beban 31,867 109,797 7,640 149,304 42,463 105,413 4,098 151,974 40,287 95,218 5,104 140,609 31,686 117,618 9,144 158,448 29,751 117,883 20,656 168,290 Pusat Investasi : Penarikan Investasi jangka pendek Penerimaan dividen kas Hasil dari penjualan saham Total Invetasi (14,534) 1,462 (1,849) (14,921) 10,074 944 (19,895) (8,877) 4,143 271 (30,524) (26,110) 7,810 43 (28,897) (21,044) - 398 (16,960) (16,562) Pusat Laba : 2,007,798 2,212,515 2,230,460 1,854,718 1,338,039 Sumber: Peneliti (2016) Dari hasil laporan pertanggungjawaban dari tahun 2011 sampai 2015 yang menuliskan tentang perhitungan setiap Pusat pertanggungjawaban yaitu Pusat pendapatan, Pusat beban, Pusat laba dan Pusat investasi. Hasil di atas menjelaskan bahwa dari Pusat pendapatan dari tahun 2011 mengalami pemasukan sejumlah 2,157,102, hasil tersebut didapat dari penjumlahan antara unit penerimaan dari pelanggan sejumlah 2,166,726 penerimaan dari tagihan pajak sejumlah 26,878 dan penerimaan pendapatan bunga sejumlah 13,498. Selanjutnya pada tahun 2012 menunjukkan pusat pendapatan mengalami pemasukan yang cukup baik sejumlah 2,364,489 hal itu disebabkan karena pada unit penerimaan pelanggan mengalami peningkatan sejumlah 2,349,059, meskipun pada unit penerimaan tagihan pajak mengalami penurunan dratis sejumlah 6,049 dan begitu juga dengan unit penerimaan dari pendapatan bunga sejumlah 9,381. Pada tahun 2013 pusat pendapatan masih terus mengalami peningkatan sejumlah 2,371,069, hal tersebut dapat dilihat karena pada unit penerimaan tagihan pajak mengalami kenaikan sejumlah 44,653 namun pada unit penerimaan pelanggan mengalami penurunan sejumlah 2,320,122 dan pada unit penerimaan

61 pendapatan bunga masih terus mengalami penurunan sejumlah 6,294. Pada tahun 2014 pusat pendapatan mengalami penurunan sejumlah 2,013,166, hal itu disebabkan karena pada setiap unit mengalami penurunan. Pada unit penerimaan dari pelanggan mengalami penurunan sejumlah 1,982,439, unit penerimaan tagihan pajak sejumlah 25,841 dan pada unit penerimaan pendapatan bunga sejumlah 4,886. Pada tahun 2015 pusat pendapatan masih mengalami penurunan sejumlah 1,506,329, hal tersebut karena pada setiap unit pertanggungjawaban masih belum menunjukan peningkatan yang signifikan. Pada unit penerimaan pelanggan mengalami penurunan sejumlah 1,481,455, unit penerimaan tagihan pajak sejumlah 20,217 dan pada unit penerimaan pendapatan bunga sejumlah 4,657. Pada Pusat Beban pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel sejumlah 149,304, hasil tersebut didapat dari penjumlahan unit beban penjualan sejumlah 31,867, unit beban umum dan administrasi sejumlah 109,797, dan unit beban lain-lain sejumlah 7,640. Pada tahun 2012 pusat beban mengalami kenaikan sejumlah 151,974, hal tersebut disebabkan karena pada unit beban penjualan mengalami kenaikan sejumlah 42,563 namun pada unit beban umum dan administrasi mengalami penurunan sejumlah 105,413 dan unit beban lain-lain mengalami penurunan sejumlah 4,098. Pada tahun 2013 pusat beban mengalami penurunan sejumlah 140,609, hal tersebut karena pada unit beban lain-lain mengalami sedikit peningkatan sejumlah 5,104 dan pada unit beban penjualan sejumlah 40,287 dan unit beban adminitrasi dan umum sejumlah 95,218 yang mengalami penurunan. Pada tahun 2014 pusat beban menunjukan kenaikan sejumlah 158,448, hal tersebut karena terdapat unit pertanggungjawaban yang mengalami kenaikan. Pada unit beban administrasi dan umum mengalami kenaikan sejumlah 117,618 dan unit beban lain-lain yang juga mengalami kenaikan sejumlah 9,144 sehingga dapat dilihat pada unit beban penjualan mengalami penurunan sejumlah 31,686. Pada tahun 2015 pusat beban mengalami kenaikan sejumlah 168,290, hal tersebut disebabkan karena pada unit beban umum dan administrasi mengalami sedikit kenaikan sejumlah 117,883, selain itu pada unit beban lain-lain juga mengalami kenaikan secara drastis sejumlah 20,656. Meskipun dapat dilihat pada unit beban penjualan mengalami penurunan sejumlah 29,751. Pada pusat Investasi dapat dilihat dari penjumlahan antara penarikan investasi, penerimaan deviden, dan hasil dari penjualan saham, Pada tahun 2011 pada pusat Investasi dapat dilihat pada tabel sejumlah (14,921), jumlah ini

62 didapat dari jumlah penarikan investasi jangka pendek (14,534), peneriman deviden kas 1,462, dan hasil dari penjualan saham (1,849). Pada tahun 2012 pusat investasi menunjukan sejumlah (8,887), jumlah tersebut menunjukan pusat investasi mengalami penurunan investasi. Hal tersebut dikarenakan pada unit penarikan jangka pendek mengalami kenaikan sejumlah 10,074, sedangkan pada unit penerimaan deviden mengalami penurunan sejumlah 944 dan unit hasil penjualan saham mengalami penurunan sejumlah (19,895). Pada tahun 2013 pada pusat investasi mengalami kenaikan investasi sejumlah (26,110). Hal itu disebabkan karena pada unit penarikan jangka pendek mengalami penurunan sejumlah 4.143, sedangkan pada unit penerimaan deviden kas mengalami penurunan sejumlah 271. Namun pada unit hasil penjualan hasil saham mengalami kenaikan sejumlah (30,524). Pada pusat invetasi tahun 2014 menunjukan penurunan investasi sejumlah (21,044),hal tersebut dikarenakan pada unit penerimaan deviden kas mengalami penuunan sejumlah 43,begitu juga dengan unit hasil dari penjualan mengalami penurunan sejumlah (28,897), namun hal itu berbeda dengan unit penarikan invetasi jangka panjang pendek yang mengalami kenaikan sejumlah 7,810. Pada tahun 2015 pada pusat beban sejumlah (16,562) yang menunjukkan jumlah investasi mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan pada unit penarikan jangka pendek tidak melakukan penarikan sama sekali, selain itu pada unit penerimaan kas mengalami penurunan sejumlah 398, dan unit hasil penjualan juga mengalami penurunan sejumlah (16,960). Pada pusat Laba tahun 2011 dapat dilihat pada table sejumlah 2,007,798 jumlah tersebut di dapat dari penjumlahan pusat pendapatan dan insetasi lalu dikurangi dengan pusat beban yaitu pusat pendapatan sejumlah 2.157.102, pusat beban sejumlah 149,304, dan pusat investasi sejumlah (14,921). Pada tahun 2012 pusat beban mengalami kenaikan sejumlah 2,212,515. Hal tersebut karena pada pusat pendapatan mengalami kenaikan sejumlah 2,364,489, selain pada pusat beban juga mengalami kenaikan sejumlah 151.974, dan pada pusat investasi mengalami penurunan sejumlah (8,877). Pada tahun 2013 pada pusat laba mengalami kenaikan sejumlah 2,230,460, hal tersebut dikarenakan pada pada pusat pendapatan mengalami kenaikan sejumlah 2,371,069, selain itu pada pusat investasi mengalami kenaikan sejumlah (26,110), meskipun pada pusat beban mengalami penurunan sejumlah 140,609. Pada tahun 2014 pusat laba mengalami penurunan sejumlah 1,854,718,hal tersebut dikarenakan pada pusat pendapatan mengalami penurunan sejumlah 2,013,166, sedangkan pada pusat beban mengalami kenaikan sejumlah 158,448 sedangkan pada pusat investasi mengalami

63 penurunan sejumlah (21,044). Pada tahun 2015 pusat laba mengalami penurunan sejumlah 1,338,039, hal tersebut dikarenakan pada pusat pendapatan mengalami penurunan secara dratis sejumlah 1,506,329, begitu juga pada pusat investasi mengalami penurunan sejumlah (16,562),sedangkan pada pusat beban mengalami kenaikan sejumlah 168,290. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. Krakatau Steel,Tbk mengenai Analisis Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Manajerial Pada PT. Krakatau Steel,Tbk maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Penilaian kinerja perusahaan PT.Krakatau Steel,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai 2015, dilihat dari Pusat pendapatan menunjukan kurang baik karena perusahaan tidak memaksimalkan dalam penjualan. Terbukti pada tahun 2013 unit penerimaan dari pelanggan yang semakin menurun hingga tahun 2015 begitu juga dengan unit penerimaan dari tagihan pajak dan pendapatan bunga. Penilaian kinerja perusahaan PT.Krakatau Steel,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011 sampai 2015, dilihat dari Pusat beban menunjukan kurang baik karena perusahan tidak menekan beban-beban yang seharusnya dapat dikurangi pengeluarannya. Terbukti pada tahun 2011 sampai tahun 2015 beban penjualan yang menurun namun beban dan umum admistrasi dan beban lain-lain terus meningkat. Penilaian kinerja perusaahan PT.Krakatau Steel,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011 sampai 2015, dilihat dari Pusat Investasi menunjukan kurang baik karena perusahaan kurang memaksimalkan dalam penjualan saham kepada investor sehingga pemasukan yang diterima pun semakin menurun.penilaian kinerja prusahaan PT.Krakatau Steel,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011 sampai 2015, dilihat dari Pusat laba menunjukan kurang baik karena perusaahan kurang memaksimalkan dalam penjualan namun beban perusahaan setiap tahunnya semakin meningkat.

64 SARAN Akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Karakatau Steel,Tbk pada dasarnya belum diterapkan dengan cukup baik. Khususnya dalam hal pengendalian biaya, hal itu disebabkan karna masih ditemukannya kelemahan dan kekurangan dalam perusahaan. Oleh karena itu penulis mencoba memberikan saran berdasarkan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan mengenai analisis sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat untuk menilai kinerja manajer. Saran ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan, yaitu : Sebaiknya perusahaan meningkatkan penjualan yang optimal untuk menghindari adanya beban yang terlalu tinggi, karena beban yang semakin tinggi akan memberikan keuntungan yang sedikit pada perusahaan. Pada pusat beban sebelumnya menunjukan kurang baik, seharusnya perusahaan dapat meninjau beban-beban yang dikeluarkan tahun sebelumnya, sehingga perusaahan dapat menekan beban-beban yang akan dikeluarkan pada tahun berikutnya. Sebaiknya perusahaan menjaga pusat investasi, dengan meningkatkan aktiva dan mengurangi hutang jangka panjang ataupun jangka pendek, sehingga perusahaan mampu mempertahankan aktiva lancarnya. Agar pada pusat laba tidak terjadi penurunan di tahun yang akan datang, sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan aktivanya dengan efektif dalam meningkatkan penjualan secara maksimal, selain itu perusahaan harus mampu menekan beban-beban yang akan dikeluarkan Sehingga perusahaan dapat mencapai target penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan lebih meningkat.