BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah

BAB I LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PELANGGAN DI HOTEL RIYADI PALACE SALA TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai sumber mengatakan bahwa pariwisata adalah salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. Biro Perjalanan Umum, Tour Operator, dan Agen Perjalanan. Dengan perkataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB. I PENDAHULUAN. Negara adalah sektor pariwisata. Negara-negara di dunia seakan bersepakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sapikerep yaitu Gunung Bromo yang merupakan gunung terkenal di Jawa. Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata Indonesia merupakan salah satu industri penting yang ada di Indonesia, hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia setiap tahun nya, besarnya jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia, jelas merupakan potensi bisnis yang sangat besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan seperti akomodasi perhotelan, biro perjalanan wisata, dan jasa transportasi akan menjadi sektor yang langsung terkena dampak positifnya, bagi pemerintah jelas akan ada devisa yang meningkat dari para wisatawan mancanegara. dan tentu akan memberikan keuntungan tersendiri terkait semakin banyaknya dana yang mengalir ke Indonesia. Table 1.1 Jumlah wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke Indonesia Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara 2013 7.377.496 2014 7.842.464 2015 8.621.066 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS-Statistics Indonesia) 2015 1

2 Berdasarkan data GDP Indonesia tahun 2013, sektor pariwisata menjadi sektor yang mengalami laju pertumbuhan tertinggi di bandingkan dengan sektorsektor yang lainnya. laju pertumbuhan sektor pariwisata mencapai 9,98%. Sehingga dapat dikatakan, bahwa sektor pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang dianggap cukup perspektif untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata diyakini tidak hanya sekedar mampu menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa negara, tetapi juga diyakini mampu memberantas kemiskinan yang makin menjamur di Indonesia. Dilihat dari kacamata ekonomi makro, sektor pariwisata dapat memberikan dampak positif, di antaranya : a. Dapat menciptakan kesempatan berusaha, terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar tempat wisata tersebut. Dengan datangnya wisatawan lokal maupun asing, perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expectation) wisatawan. b. Dapat meningkatkan kesempatan bekerja. Dengan dibangunnya penginapan seperti hotel, restoran pasti akan memerlukan tenaga kerja/ karyawan yang cukup banyak. c. Dapat meningkatkan pendapatan, sekaligus memercepat pemerataan pendapatan masyarakat. Sebagai akibat multiplier effect dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar. d. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah (T) dan retribusi daerah. Setiap wisatawan yang berbelanja akan selalu dikenakan pajak sebesar 10% sesuai Peraturan pemerintah yang berlaku.

3 e. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB). f. Dapat meningkatkan investasi dari sektor industri pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya. g. Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila Neraca Pariwisata mengalami surplus, maka dengan sendirinya akan memperkuat neraca pembayaran. (Sumber : lisma Pianti 2013) Lalu ada dampak negatif dari sektor pariwisata terhadap para wisatawan yang datang, bahwa masih selalu ada kurang nya kesadaran dari mulai menjaga kebersihan dan menjaga lingkungan alam sekitar. Sehingga perawatan-perawatan infrastruktur sangat ekstra-ekstra di perhatikan oleh pengelola wisata. (Isna Dian : 2010) Menurut Wakil Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar didalam artikel tempo.com (2014/03/06) yang berjudul Pariwisata Lampaui Pertumbuhan Ekonomi menyebutkan bahwa sektor pariwisata menyumbangkan produk domestic bruto mencapai Rp 347,45 triliun. Naik di banding tahun 2012 yang jumlahnya Rp 326,33 triliun (Republika, 2014). Bila di bandingkan, angka itu mencapai 23% dari dengan total pendapatan Negara yang tercantum di Anggaran pendapatan dan Belanja Negara Perbulan 2014, yakni Rp. 1.502 triliun, Sektor pariwisata juga menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa negara tahun 2014. Salah satu daerah yang mempunyai historis baik untuk di kunjungi bagi para wisatawan yang ada di Indonesia yaitu Bandung sekaligus sebagai daerah yang menjadi ibu kota provinsi Jawa barat. Bandung merupakan

4 salah satu yang mempunyai beberapa tempat wisata menarik untuk di kunjungi yang ada di Indonesia dan sekaligus kota terbesar ke tiga setelah Jakarta dan Surabaya, Bandung merupakan kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan yang memiliki daya tarik tersendiri untuk mengundang para wisatawan berkunjung ke kota Bandung, karena Kota Bandung di kenal sebagai kota akan berbagai tempat yang menarik untuk di kunjungi seperti tempat belanja, dengan mall, factory outlet, wisata kuliner, wisata budaya, wisata rekreasi, dan wisata alam, untuk semua itu tidak mengherankan bila kota bandung merupakan kota yang sering di kunjungi oleh wisatawan Domestik maupun Mancanegara dengan menikmati semua hal yang disediakan di kota bandung. Tempat wisata yang sangat menarik untuk di kunjungi oleh setiap wisatawan di Bandung yaitu Kebun Binatang Bandung. Kebun Binatang Bandung merupakan gabungan dari dua kebun binatang, yatu yang ada di Cimindi dan Dago atas. Kebun binatang ini dirancang oleh Dr. W/ Treffers. Dua kebun binatang ini sengaja digabung untuk memperluas lokasi seiring dengan makin bertambahnya koleksi satwa. Penggabungan ini juga disertai pembangunanpembangunan sehingga fasilitas kebun binatang menjadi semakin layak. Kebun binatang memang merupakan tempat wisata yang selalu ada di kota besar. Seringkali di dalam kebun binatang akan terlihat corak budaya setempat, termasuk kebun binatang Bandung. Kebun binatang beserta isinya merupakan tempat yang tepat untuk mengenal dan belajar mengenai fauna. Kebun binatang bandung juga berfungsi sebagai tempat perlindungan alam. Ada banyak tanaman dan hewan yang dilindungi di tempat ini. Kita memang masih melihat pepohonan yang

5 rimbun di kawasan kebun binatang Bandung. Dengan menginspirasikan akan keindahan alam yang sejuk dan indah oleh para setiap wisatawan nya. Kebun Binatang Bandung sendiri mempunyai hewan-hewan satwa yang cukup unik dan langka yang membuat para wisatawan dibuat penasaran untuk melihat nya. Tetapi di sisi lain masih ada beberapa faktor kelemahan & kelebihan dari pengelola wisata, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap loyalitas long stay para wisatawan yang berkunjung terhadap kebun binatang Bandung tersebut. Tabel 1.2 Data jumlah Satwa yang ada di Kebun Binatang Bandung Jumlah Status 79 Satwa yang di lindungi 134 Satwa yang tidak di lindungi 213 - (Humas pegawai kebun binatang Bandung 2016) Dapat dilihat bahwa ada 213 hewan satwa yang ada di kebun binatang Bandung, terdiri dari 79 satwa yang di lindungi, dan 134 satwa yang tidak di lindungi. Ditengah ramai nya jumlah wisatawan untuk berkunjung ke bandung yang cenderung meningkat, Wayfinding system di sebuah kebun binatang merupakan salah satu prasarana fisik yang sebaiknya harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh pihak pengelola dengan tujuan agar masyarakat yang berkunjung ke kebun binatang bisa mendapatkan informasi yang jelas dan terarah selama berkeliling areal kebun binatang yang notabene sangatlah luas. Selain menyediakan informasi bagi pengunjung, wayfinding system pada sebuah kebun

6 binatang juga harus dirancang semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian pengunjung. Di kebun binatang Bandung sendiri, wayfinding system sudah di berlakukan sejak tahun 2012. Dari mulai setiap karyawan melakukan follow up kepada setiap pengunjung yang datang dengan memberikan beberapa informasi yang mengenai tempat wisata kebun binatang itu sendiri. (humas, kebun binatang Bandung). Setiap pengelola tempat wisata dituntut se-maksimal mungkin untuk selalu memberikan kualitas pelayanan nya. Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaian dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono : 2007), selain itu interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan konsumen / pelanggan (Ratmito, 2005 : 2). A. Yoeti Pengantar Ilmu Pariwisata (2008) menyatakan bahwa daya tarik wisata atau destination attraction, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Daya tarik destinasi wisata bisa disebutkan sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. (Nyoman : 2005). Daya tarik wisata dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti : atraksi alam (landscape, pemandangan laut, pantai, iklim dan fitur geografis lain dari tujuan), daya tarik budaya (sejarah dan cerita rakyat, agama, seni dan acara khusus, festival), atraksi sosial (cara hidup, populasi penduduk, bahasa, peluang untuk

7 pertemuan sosial), dan daya tarik bangunan (bangunan, arsitektur bersejarah dan modern, monumen, taman, kebun, marina) (Yoeti : 2006). Table 1.3 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bandung Wisatawan Wisatawan Jumlah Tahun Domestik Mancanegara Wisatawan 2013 19.472.716 675.756 20.148.472 2014 15.252.753 540.566 15.793.319 2015 16.153.866 528.297 16.682.163 Sumber : dinas kebudayaan dan pariwisata kota bandung (2015) Berdasarkan Tabel di atas dapat di lihat bahwa terdapat pertumbuhan jumlah wisatawan yang fluktuatif, akan tetapi cenderung memiliki trend meningkat pada tahun 2015 sebanyak 16.682.163 wisatawan, jumlah tersebut mencakup keseluruhan yaitu wisatawan domestik dan wistawan mancanegara. Dengan adanya tempat wisata kebun binatang di Bandung tersebut sehingga membuat penulis tertarik, dengan ingin mengetahui apakah ada keterikatan pengaruh kualitas pelayanan (Service Quality) dengan loyalitas long stay wisatawan di kebun binatang bandung, seperti yang di ungkapkan zeithhaml,parasuraman & berry. (Hardiansyah 2011 : 46) untuk mengetahui kulaitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada pada 5 dimensi kualitas pelayanan, yaitu : a. Tangible (berwujud) b. Reliability (kehandalan)

8 c. Serponsiviness (ketanggapan) d. Assurance ( jaminan) e. Emphaty (empati) Tabel 1.4 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kebun binatang Bandung Tahun Jumlah wisatawan 2012 832.944 2013 659.287 2014 673.749 2015 743.096 2016 (jan-okt) 653.949 Sumber : humas kebun binatang Bandung 2016 Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat jumlah pengunjung kebun binatang Bandung dari periode tahun 2012 hingga 2016 memiliki kecenderungan fluktuatif dari tahun ke tahun nya. Jumlah pengunjung diduga disebabkan oleh faktor kualitas pelayanan dan daya tarik destinasi yang bermasalah pada kebun binatang Bandung tersebut. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Taufik Abdurrahman dari Universitas Brawijaya Malang (2012), menunjukan bahwa kualitas pelayanan (service quality) berpengaruh padas loyalitas long stay / loyalty, ini terlihat pada pelanggan telepon yang bergerak di kota malang. Penelitian Nainggolan (2011), judul penelitian Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Faktor Emosional, dan Lokasi Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Teknik analisis data yang digunakan adalah

9 Metode Structural Equation Modeling (SEM), dengan perangkat lunak AMOS 18. Hasil uji kecocokan yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan, harga, faktor emosional, lokasi mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen pada Hotel Internasional Sibayak Berastagi. Masing-masing variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen Hotel Internasional Sibayak Berastagi Dan penelitian yang dilakukan oleh Sopyan (2012) dari Universitas Diponegoro, menunjukan bahwa Daya Tarik Destinasi (Destination Attraction) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas wisatawan di cagar budaya gedung lawang sewu semarang. Ini terlihat dari semakin sadarnya para wisatawan untuk selalu menjaga dan memelihara tempat wisata meskipun jumlah wisatawan yang berfluktuaktif. Lalu penelitian yang dilakukan oleh ilda awaliah (2015) dari Universitas Negeri Semarang, menunjukan bahwa Pengaruh Daya Tarik Destinasi (Destination Attraction) mempunyai pengaruh yang begitu signifikan terhadap Loyalitas pengunjung melalui Kepuasan Pengunjung yang terdapat pada objek wisata Guci.

10 Tabel 1.5 Hasil Exploratory Research Kepada 30 Orang Responden Responden 16 orang Keterangan Memilih kenyamanan dan nilai positif sebagai alasan terhadap tempat wisata di kebun binatang Bandung 8 orang Menyatakan tempat wisata kebun binatang menarik dan bersih 6 orang Menyatakan memilih tidak peduli sebagai alasan terhadap tempat wisata kebun binatang bandung Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan dan daya tarik destinasi terhadap loyalitas longstay wisatawan di kebun binatang bandung, yang berjudul Pengaruh Service Quality dan Destination Attraction terhadap Loyalitas Long stay wisatawan di Kebun Binatang Bandung 1.2 Identifikasi Masalah : 1. Bagaimanakah Service Quality menurut wisatawan? 2. Bagaimanakah Destination Attraction menurut wisatawan? 3. Bagaimanakah Loyalitas Long Stay menurut wisatawan? 4. Apakah terdapat pengaruh antara Service Quality terhadap Loyalitas Long Stay wisatawan di Kebun Binatang Bandung? 5. Apakah terdapat pengaruh antara Destination Attraction terhadap Loyalitas Long Stay wisatawan di Kebun Binatang Bandung?

11 1.3 Tujuan Penelitian : 1. Untuk menganalisa Service Quality Wisatawan Kebun Binatang Bandung. 2. Untuk menganalisa Destination Attraction menurut Wisatawan Kebun Binatang Bandung. 3. Untuk menganalisa Loyalitas Long Stay menurut wisatawan Kebun Binatang Bandung. 4. Untuk menganalisa Service Quality berpengaruh terhadap Loyalitas Long Stay wisatawan Kebun Binatang Bandung. 5. Untuk menganalisa Destination Attraction berpengaruh terhadap Loyalitas Long Stay wisatawan Kebun Binatang Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian : 1. Bagi Penulis Dengan melakukan penelitian ini penulis dapat mengetahui pentingnya keterikatan kualitas pelayanan (Service Quality) dan daya tarik destinasi (destination attraction) terhadap loyalitas long stay wisatawan di kebun binatang Bandung. 2. Bagi Pembaca Sebagai bahan referensi dan informasi untuk peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut terutama yang berhubungan dengan kualitas pelayanan (Service Quality), daya tarik destinasi (destination attraction), dan loyalitas long stay wisatawan kebun binatang Bandung.