I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi mempunyai peran penting dalam tercapainya kesejahteraan bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi dalam kegiatannya memiliki dua karakter yang khas yaitu bersifat ekonomi dan berwatak sosial artinya meskipun dalam pokok usahanya berprinsip ekonomi, koperasi tetap mementingkan pendidikan pengkoperasian bagi anggota dan juga masyarakat (Anoraga 2002:17). Pembangunan koperasi yang merupakan perwujudan ke arah amanat konstitusi bangsa Indonesia, yaitu pada Undang- Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) yaitu perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan koperasi adalah bangun usaha yang sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud. Koperasi diharapkan memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Koperasi adalah salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di Indonesia. Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 tentang perkoperasian, koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang, atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan nasional di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Koperasi merupakan sarana peningkatan kemajuan ekonomi bagi anggotanya dan bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan koperasi, khususnya untuk memajukan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat pada umumnya (Gaol, 2000). Prospek masa depan koperasi sebagai suatu badan usaha yang diharapkan menjadi soko guru perekonomian seperti amanat konstitusi negara (UUD 45) sangat ditentukan oleh mampu tidaknya kemandirian dilaksanakan untuk menjawab tantangan dan ancaman (Wardhono, 2001). Sementara dilihat dari fungsi badan usaha koperasi diukur oleh kemampuannya dalam 1
2 mengembangkan dan menguasai pasar. Koperasi harus mampu memberi alternatif rasional bagi pelanggannya (anggota) melalui berbagai kebijakan insentif usaha maupun perbaikan dalam teknis pelayanan pelanggan (Wardhono, 2001). Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian cepat, pertumbuhan koperasi selama ini belum sepenuhnya menampakkan wujud dan perannya. Sampai kini sektor swasta masih mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi kontribusinya terhadap perekonomian di Indonesia berada dilini terakhir (Rupa, 2009). Dalam rangka menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat, koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjalankan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional (Baswir, 2013). Koperasi yang tumbuh pesat di Bali, baik dilihat dari jumlah koperasi, jumlah anggota, maupun volume usaha menunjukkan bahwa masyarakat Bali mempercayakan dana yang dimilikinya untuk dikelola oleh koperasi. Menurut Irawan (1997), koperasi tersebut adalah salah satu bentuk perusahaan swasta yang dimiliki oleh lebih dari satu orang. Sebagai suatu perusahaan, koperasi memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan perusahaan pada umumnya. Tujuan koperasi ialah meningkatkan kesejahteraan anggotanya, bukan memperoleh laba yang maksimal. Dalam rangka menumbuh kembangkan ekonomi rakyat maka diambil kebijaksanaan untuk membangun koperasi di desa-desa yang disebut dengan KUD dengan landasan bahwa sebagian besar aktivitas penduduk Indonesia ada di desa (Sagimun, 1989). KUD adalah koperasi yang hanya ada di Indonesia yang bergerak di pedesaan (Suwandi, 1988). Menurut Sukamdiyo (1996), Koperasi Unit Desa didirikan di daerah pedesaan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan bagi kegiatan perekonomian pedesaan khususnya di bidang pertanian sehingga dapat tercipta sektor pertanian yang maju, tangguh, efisien, dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang menjadi anggota KUD.
3 Menurut Depkop dan PPK (1996) keberhasilan dalam pengembangan suatu KUD dapat diukur dari empat segi yaitu: (1) perbandingan SHU dengan volume usaha, (2) variasi dan volume unit usaha, (3) pertumbuhan modal, dan (4) pengembangan jumlah anggota. KUD dengan jumlah anggota yang cukup besar belum menunjukkan dan menjamin mempunyai asset besar dalam pembentukan modal usahanya, dengan demikian usaha pengembangan KUD dimasa yang akan datang diperlukan informasi keuangan guna mengetahui kinerja finansial KUD yang akurat dan lebih lengkap. Gambaran tentang kinerja KUD tidak lepas dari kondisi keuangan yang tampak pada laporan neraca dan laporan rugi laba dari periode yang bersangkutan. Laporan neraca dan laporan laba rugi merupakan kondisi awal untuk mengetahui kinerja finansial KUD secara umum dan gambaran yang lebih khusus tentang posisi dan kondisi keuangan KUD dipertegas dengan analisis rasio keuangan (Wulandari, 2002). Analisis rasio keuangan akan sangat membantu dalam menilai satu prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Melalui analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan koperasi memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan untuk mensejahterakan anggota dapat tercapai. Analisis rasio keuangan yang umum digunakan di KUD adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabillitas (Sartono, 2001). Seperti yang telah kita ketahui pada umumnya setiap lembaga keuangan standarnya memiliki laporan keuangan, karena laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan kondisi keuangan dan hasil-hasil kegiatan koperasi. Semua kegiatan yang berkaitan dengan transaksi keuangan harus dicatat dan secara periodik dibuat laporan untuk kepentingan internal maupun eksternal. Analisis rasio dapat digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan koperasi, dimana tujuan laporan ini dapat memperlihatkan perkembangan atau kemunduran koperasi tersebut.
4 Rasio keuangan yang dihitung dan diinterpretasikan secara tepat akan dapat menunjukkan aspek-aspek mana yang perlu dievaluasi dan dianalisa lebih lanjut. Rasio keuangan yang dihitung dan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus dikaitkan dengan tujuan utama yang hendak dicapai. Melalui penilaian dari analisa rasio keuangan maka pihak yang berkepentingan dapat memahami makna yang terkandung dalam laporan keuangan. Awal berdirinya KUD Panca Satya Dawan yang berkedudukan di Desa Kusamba asal mulanya sebagai organisasi nelayan Panca Satya yang dibentuk sekitar tahun 1978, tepatnya pada tanggal 27 Mei 1978, dimana organisasi ini mengadakan rapat dan sekaligus memilih pengurus baru. Pada tanggal 17 Maret 1979 organisasi nelayan Panca Satya diresmikan oleh anggota nelayan di Desa Kusamba yang berjumlah 176 orang. Pada tahun 1982 tepatnya pada tanggal 20 Februari 1982 dipindahkan ke wilayah Dawan Klod. KUD Panca Satya berdiri dengan nomor badan hukum: 73/BH/PAD/KWK-22/III1996, tanggal 25 Maret 1996. Jumlah anggota tetap Koperasi Unit Desa (KUD) Panca Satya sampai saat ini sebanyak 3.734 orang. Adapun bidang usaha yang dijalankan yaitu unit usaha perkreditan, unit distribusi diantaranya pengadaan pangan, pengadaan dedak, pertokoan, pupuk, obat-obatan, dan unit penjualan jasa diantaranya rice milling unit (penyosohan), perlistrikan (payment point online bank), sewa kursi, dan jasa pembayaran rekening telepon. Dalam mengelola aktivitasnya KUD Panca Satya Dawan ini dilengkapi dengan bidang organisasi yang terdiri dari: pengurus lima orang, badan pengawas tiga orang, badan pembimbing dan pelindung lima orang, dan satu orang manajer dibantu 15 orang karyawan tetap. Perbandingan keuangan KUD Panca Satya Dawan dari tahun 2009 sampai dengan 2013 disajikan pada Tabel 1.1.
5 Tabel 1.1 Perbandingan Keuangan KUD Panca Satya Dawan dari Tahun 2009-2013 Tahun Total aktiva Modal Sisa Hasil Usaha (Rp) (Rp) (Rp) 2009 2.370.397.745,85 885.445.327,12 80.577.342,40 2010 2.453.882.513,85 834.271.550,12 91.260.288,00 2011 2.838.627.123,85 911.544.312,12 96.463.046,00 2012 3.225.911.909,20 994.094.184,47 101.989.719,35 2013 3.566.043.526,51 1.241.946.747,78 113.100.618,00 Sumber: KUD Panca Satya Dawan, 2013. Keuangan KUD Panca Satya Dawan menunjukan perkembangan setiap tahunnya. Berdasarkan data perbandingan keuangan tahun 2009 sampai dengan 2013 pada Tabel 1.1 secara umum perkembangan total aktiva, modal dan sisa hasil usaha (SHU) KUD Panca Satya Dawan pada tahun 2009 sampai dengan 2013 cenderung mengalami peningkatan. Secara finansial perkembangan KUD Panca Satya Dawan cenderung mengalami peningkatan. Namun sebagaimana diuraikan sebelumnya, perkembangan finansial suatu badan usaha tidak cukup untuk menilai kinerja suatu badan usaha. Analisis yang lebih parsial dibutuhkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan secara cermat dalam kaitannya dengan kepentingan mereka terhadap badan usaha tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Rasio Keuangan pada Koperasi Unit Desa (KUD) Panca Satya di Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung.
6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimana kinerja keuangan di Koperasi Unit Desa (KUD) Panca Satya dinilai dari hasil analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas tahun 2009 sampai tahun 2013? 2. Bagaimana perkembangan situasi keuangan dalam analisis horizontal dan analisis vertikal Koperasi Unit Desa (KUD) Panca Satya Dawan dilihat dari laporan keuangan neraca dan laporan SHU (Sisa Hasil Usaha) tahun 2009 sampai tahun 2013? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini untuk menganalisis 1. Kinerja keuangan KUD Panca Satya Dawan dinilai dari hasil laporan keuangan menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas tahun 2009 sampai 2013. 2. Perkembangan situasi keuangan dalam analisis horizontal dan analisis vertikal KUD Panca Satya Dawan dilihat dari laporan keuangan neraca dan laporan SHU (Sisa Hasil Usaha) tahun 2009 sampai tahun 2013. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna bagi semua pihak diantaranya 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi peneliti dan menambah ilmu pengetahuan pada bidang keuangan dan mengetahui kondisi keuangan sebuah koperasi dan menerapkan teori-teori yang telah dipelajari khususnya analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. 2. Bagi koperasi, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan acuan atau bahan data dalam menjalankan kegiatan usaha dan dapat
7 digunakan sebagai masukan bagi koperasi dalam merencanakan seperti mengeluarkan pembiayaan dan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dimasa datang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup analisis rasio di KUD Panca Satya Dawan. Analisis yang digunakan untuk menentukan rasio dalam penelitian ini adalah mengkaji laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Periode analisis rasio keuangan dibatasi mulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.