MAKALAH NEGOSIASI DAN SALES CONTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Pertemuan ke-4. Incoterm 2010

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Nilai Pabean. Perhitungan Bea Masuk.

BAB II LANDASAN TEORI

HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 2 PENGERTIAN JUAL BELI PERUSAHAAN

BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

KEPASTIAN RISIKO, BIAYA DAN TANGGUNG JAWAB DALAM INCOTERMS 2010

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan. bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan

Pembahasan Materi #4

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING

1. Biaya Sea Transportation (Freight) USD48,308, Biaya Insurance USD 465, USD48,774,332.00

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor

#4 KONSEP LEAD TIME DALAM SCM

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/2011. menurut Pemohon Banding : CIF USD565, menurut Terbanding : CIF USD750,000.

ISSN No Media Bina Ilmiah 31

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Mengingat

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR HUKUM BERLAKUNYA BEDING SYARAT-SYARAT (BEDING) DALAM JUAL BELI PERNIAGAAN ISI BEDING JUAL BELI LOKO 11/8/2014. Ps BW:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PMK.04/2014 TENTANG

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

persediaan maka akan konsumen. permintaan ~ 1 ~

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12;

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

STANDAR PENETAPAN HARGA INDONESIA Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1977 tanggal 26 April 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.04/2010 TENTANG NILAI PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN BEA MASUK

MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI

Kalkulasi Harga Pokok Ekspor

PERTANGGUNGJAWABAN IMPORTIR ATAS KERUGIAN EKSPORTIR AKIBAT DARI FREE ON BOARD TRAP

KONTRAK DAGANG. Copyright by dhoni.yusra

1. Keputusan atas Nilai Pabean oleh Terbanding

PROSES SALES CONTRACT PT. DEWI SAMUDRA KUSUMA SONDAKAN, SURAKARTA

Kalkulasi Harga Pokok Ekspor. Pertemuan ke-5

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Abdulkadir Muhammad (2000:225), yang dimaksud perjanjian adalah

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-21/BC/1997 TENTANG PERSETUJUAN PEMBERITAHUAN NILAI PABEAN SEBELUM PENGAJUAN PIB

BAB 16 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB II LANDASAN TEORI. bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru dilaksanakan dalam

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011

PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.52474/PP/M.IXA/19/2014. Jenis Pajak : Bea Masuk. Tahun Pajak : 2012

JUAL BELI (KE)PERUSAHAAN: INCOTERMS 2010

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 231 Tahun 1997 Tentang : Prosedur Impor Limbah

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan

MENTERI KEUANGAN, SALINANN TENTANG. telah diubah PERATURAN BAB I. Pasal 1

bahwa selanjutnya, Nilai Pabean ditetapkan dengan menggunakan metode II sampai dengan VI secara hierarkis;

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50606/PP/M.VA/19/2014. Jenis Pajak : Bea Masuk. Tahun Pajak : 2012

KALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-11

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

3.2. Jenis dan Sumber Data

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian auditing menurut Al. Haryono Jusup (2001) dalam bukunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada Bab-bab sebelumnya dapat diambil

BAB XI PELAKSANAAN EKSPOR 2

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG KONTRAK UNTUK PERDAGANGAN BARANG INTERNASIONAL (1980) [CISG]

KALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-9

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TANGGAL 4 APRIL 1985

BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih judul "Trust Receipt dalam Mengatasi Persoalan Tidak

BAB II LANDASAN TEORI

Lampiran 1. Prosedur Ekspor Barang Secara Umum

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-62358/PP/M.VIIB/19/2015. Tahun Pajak : 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

ANDRI HELMI M, SE., MM BISNIS INTERNASIONAL

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negar

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017

TANGGUNG JAWAB PT. MITRA ATLANTIK NUSANTARA SEMARANG MELALUI LAUT SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Hukum

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI

Transkripsi:

MAKALAH NEGOSIASI DAN SALES CONTRACT Disusun Oleh : Argo Fahma 201310180311117 Diony Yoko P 201310180311283 Putri Istika Sari 201410180311126 Triliana Bella Fatmawati 201410180311127 Erika Nur Aida 201410180311169 ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

KATA PENGANTAR Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Negoisasi dan Sales Contract. Kami juga berterimakasih kepada Dosen kami Ibu Rizka Dwi Harventy, SE, M.Si selaku dosen Mata Kuliah Ekspor Impor yang telah membimbing dan memberi tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi negoisasi dan sales contract. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran serta usulan demi perbaikan dalam penulisan serta materi yang terlah kami kerjakan. Semoga makalah ini berguna bagi kami dan orang lain membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalaha kata kata atau materi yang kurang berkenan. Malang, 19 Oktober 2017 Penulis i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penulisan... 2 BAB II PEMBAHASAN... 3 2.1 Definisi Sales Contract dan Negosiasi... 3 2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sales contract.... 4 2.3 Cara Bernegosisasi dalam Ekspor Impor... 7 2.4 Hukum Negara apabila Terjadi Sengketa.... 7 BAB III PENUTUP... 9 3.1 Kesimpulan... 9 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dmaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan ini disebabkan oleh faktor-faktor antara lain : 1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan 2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara lainnya melalui bermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah. 3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya. Pertumbuhan perdagangan dan besarnya nilai perdagangan dunia dimana depan akan menjadi semakin luas bagi aktivitas transaksi ekspor dan impor antar negara. Hampir semua negara sudah terlibat dalam perdagangan dunia dan tidak ada lagi negara yang dapat memenuhi segala kebutuhan bagi negaranya dan kegiatan pertukaran ini daat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik dari negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas negara sering disebut ekspor impor berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perkembangan perdagangan tersebut mengisyaratkan,bahwa produksi yang dihasilkan oleh suatu negara akan dikonsumsi masyarakat dunia yang mampu menyerap berbagai jenis barang dalam bentuk barang, desain, mutu, harga yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dan salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan ekspor untuk mengembangkan potensinya dalam upaya yang dilakukan oleh perusahaan ekspor untuk mengembangkan potensinya dalam upaya meningkatkan volume penjualan dari luar negeri sebanyak mungkin dan mengadakan negosiasi kontrak ekspor yang saling menguntungkan baik bagi perusahaan atau pengeksor dan pembeli dar luar negeri atau pengimpor. Dalam perdagangan internasional dikenal dengan adanya Sales Contract yang merupakan induk dari segala dokumen dalam perdagangan ekspor - impor. Dalam Sales contract tertuang 1

perjanjian antara dua belah pihak penjual (eksportir) dengan pembeli (importir) mengenai halhal apa saja yang dipersyaratkan seperti nama barang, jumlah, kemasan, cara pembayaran, cara penyerahan barang, pelabuhan muat dan bongkar, waktu pengiriman, dan sebagainya. Sales contract terjadi dengan adanya promosi dari penjual, kemudian adanya permintaan dari pembeli, penawaran, pemesanan barang kemudian bila telah terjadi jual beli maka dituliskannya semua hal yang disepakati (terms of condition) di dalam sales contract tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi sales contract dan negosiasi dalam ekspor impor? 2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam sales contract? 3. Bagaimana cara bernegosiasi dalam ekspor impor? 4. Bagaimana hukum suatu negara apabila terjadi sengketa dalam sales contract? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi sales contract dan negosiasi dalam ekspor impor 2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam sales contract 3. Untuk mengetahui bagaimana cara bernegosiasi dalam ekspor impor 4. Untuk mengetahui hukum suatu negara apabila terjadi sengketa dalam sales contract. 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Sales Contract dan Negosiasi A. Sales Contract Ekspor sales kontrak adalah kesepakatan antara eksportir dan importir untuk melakukan perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama bersama dan masing-masing pihak mengikat diri untuk melaksanakan semua kewajibannya. Dan pihak yang ingkar janji akan dikenai sangsi dengan membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Dengan demikian ekspor sales contract sebagai suatu perikatan antara pihak-pihak yang terkait harus memenuhi tiga landasan utama perjanjian, yaitu: 1. Azas Konsensus adalah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak secara sukarela. 2. Azas Obligator adalah kedua belah pihak untuk menjalankan semua hak dan kewajiban masing-masing. 3. Azas Penalti adalah bersedia memberikan ganti rugi kepada pihak lain jika tidak dapat memenuhi janji dalam menjalankan kewajibannya. Walaupun kontrak dagang ekspor dapat dilakukan secara lisan tetapi karena eksportir dan importir berdomisili di negara yang berbeda dan mempunyai hukum yang berbeda dan untuk menghindari salah pengertian akibat bahasa yang berbeda, sebaiknya hak dan kewajiban masing-masing pihak rirumuskan dalam bentuk tertulis yang dapat dijadikan bukti bila terjadi perbuatan ingkar janji yang berakibat sengketa dipengadilan. Posisi Eksport Sales Contract Perlu diketahui bahwa perdagangan Internasional juga biasa disebut perdagangan dokumen, karena seluruh kegiatan transaksi diaktualisasikan dalam bentuk dokumen. Barang ditawarkan dalam bentuk dokumen yang disebut Offersheet, barang dikirimkan dengan kapal dan sebagai bukti pengiriman dikeluarkan dokumen yang disebut Bill Of Lading dan begitu seterusnya. Ekspor Sales Contract disini sebagai dokumen induk dari semua dokumen dalam perdagangan Internasional. Semua dokumen lain dan semua persoalan yang terjadi akan merujuk pada eksport sales contract ini. 3

B. Negosiasi Definisi negosiasi secara formal dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertemuan bisnis antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan bisnis. Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Selain itu negosiasi juga merupakan ijab kabul dari sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan bersama. 2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sales contract. 1. Penentuan harga (Price) Perhitungkan dengan sebaik dan seakurat mungkin harga yang akan ditawarkan, termasuk di dalamnya dengan menghitung biaya produksi (production cost) atau biaya bahan baku (raw material cost), kemasan(packaging), pengangkutan (trucking) dari gudang ke pelabuhan muat, pajak ekspor (export tax) bila ada, biaya dokumen-dokumen (documents cost) yang disyaratkan, biaya pengiriman (delivery cost) ke pelabuhan tujuan bila kondisi penjualan CNF atau CIF, biaya asuransi (insurance cost)bila kondisi penjualan CIF dan biayabiaya lainnya ditambahkan dengan keuntungan (profit) yang diinginkan sehingga menghasilkan harga yang sesuai untuk dinegosiasikan. 2. Kemasan (Packaging) Untuk eksportir skala kecil dan menengah yang bukan pabrikasi sebaiknya memberikan penawaran dalam hal kemasan yang sesederhana mungkin yang tidak memerlukan permesinan berat dan menelan banyak biaya tetapi masih memiliki standar ekspor. Tetapi untuk perusahaan berskala besar atau pabrikasi seperti makanan dan minuman, mainan dan sebagainya kemasan yang ditawarkan haruslah memiliki daya tarik tersendiri. 3. Kuantitas (Quantity) Kuantitas atau banyaknya jumlah barang yang ditawarkan haruslah disesuaikan dengan kemampuan permodalan perusahaan eksportir atau juga kemampuan dalam mengumpulkan bahan baku karena hal ini dapat menentukan ketepatan waktu kita dalam mengirimkan pesanannya. 4

4. Kualitas (Quality) Kualitas atau mutu produk yang ditawarkan haruslah sesuai dengan yang dimiliki, tidak melebih-lebihkan sehingga tidak terjadi permasalahan dikemudian hari setelah pesanan diterima pembeli. Terkadang pembeli meminta Sertifikat Pemeriksaan (Certificate of Inspection) yang memeriksa dan mencatat mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, pengemasan/pengepakan barang, banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan. 5. Pembayaran (Payment Terms) Pembayaran yang disepakati bisa berbagai macam bentuknya, untuk perusahaan yang baru dikenal oleh importir biasanya mereka menginginkan sistim pembayaran berupa L/C (Letter of Credit), CAD (Cash Against Documents) atau D/P (Document Against Payment) tetapi dari sistim pembayaran tersebut bila eksportir belum mengenal secara baik reputasi perusahaan importir tersebut sebaiknya menerima sistim pembayaran berupa L/C. Sistim pembayaran ekspor akan dijelaskan dalam bab berikutnya. 6. Waktu Pengiriman/Pengapalan (Delivery Time) Waktu pengiriman disini maksudnya adalah waktu atau tanggal pengiriman/pengapalan yang tidak melebihi batas waktu yang telah ditetapkan. Disini pihak eksportir harus berhatihati dalam menyepakati tanggal pengapalan, bila eksportir telah memiliki persediaan sehingga dapat mengirimkan/mengapalkan barang pesanannya secepat mungkin tanpa menunggu batas waktu pengiriman/pengapalan habis maka hal ini merupakan nilai tambah (value added) bagi eksportir tersebut dimata importir. 7. Syarat Pembayaran/Perdagangan atau Kondisi Penjualan (Sale of Conditions) Umumnya dalam perdagangan ekspor syarat perdagangan yang sering dilakukan : FOB (Free On Board) yaitu harga barang sampai di atas kapal dan kondisi dimana penjual atau eksportir hanya bertanggung jawab terhadap barang sampai di atas kapal yang ditunjuk oleh pembeli. CNF atau CFR (Cost and Freight) yaitu harga barang sampai pelabuhan tujuan dan kondisi dimana penjual atau eksportir menanggung semua biaya pengapalan sampai ke pelabuhan tujuan. Untuk kondisi FOB dan CFR ini asuransi ditutup oleh pihak importir. 5

CIF (Cost Insurance and Freight) yaitu harga barang sampai pelabuhan tujuan dan kondisi dimana penjual atau eksportir menanggung semua biaya pengapalan sampai ke pelabuhan tujuan dan ekpsortir wajib menutup asuransinya. 8. Kondisi Lainnya ( Additional Conditions ). Pengiriman Sebagian (Partial Shipment) diperbolehkan (allowed) atau tidak diperbolehkan (prohibited). Bila eksportir mendapatkan pesanan dalam jumlah sangat banyak ssabiknya mencoba melakukan negoisasi agar pengiriman sebagian diperbolehkan dll. Contoh dokumen sales contract 6

2.3 Cara Bernegosisasi dalam Ekspor Impor Dalam setiap terjadinya suatu transaksi tentunya harus diawali dengan suatu tahap negosiasi sebelumnya antara pihak eksportir dengan importir. Negosiasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud dengan negosiasi secara langsung adalah dengan melakukan pertemuan antara eksportir dengan importir (face to face negotiation) baik dipertemukan pada saat eksportir mengikuti suatu kegiatan promosi dalam rangka pameran internasional atau kunjungan bisnis langsung ke tempat pembeli atau importir. Pada negosiasi secara langsung ini penjual mengerahkan segala bentuk kemampuan dan keahliannya dalam mempresentasikan keunggulan produknya baik mutu, harga dan sebagainya sehingga importir merasa tertarik bahkan bukan tidak mungkin untuk langsung menempatkan pesanannya. Pada dasarnya negosiasi secara langsung maupun tidak langsung memiliki banyak kesamaan dengan tujuan akhir mencapai suatu kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Dikarenakan semakin berkembangnya suatu teknologi komunikasi maka negosiasi dapat dilakukan secara berjauhan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, baik melalui surat elektornik atau yang lebih kita kenal dengan e-mail, telepon atau bahkan melalui fasilitas chatting yang disediakan secara gratis seperti yahoo, google ataupun hotmail. Dewasa ini hampir keseluruhan eksportir dan importir memafaatkan fasilitas tersebut dalam melakukan negosiasi untuk menekan biaya-biaya operasional tentunya. Pada negosiasi yang dilakukan secara tidak langsung dimulai setelah eksportir mengirimkan surat penawaran (offersheet letter) kepada calon importir, disini mulai terjadi tawar menawar yang biasanya ditekankan pada harga, kuantitas, waktu pengiriman dan cara pembayaran. Sebelum melakukan negosiasi pihak eksportir haruslah benar-benar mempersiapkan data-datanya secara matang dan akurat agar tidak salah dalam mencapai suatu perjanjian dengan syarat-syarat yang disepakati didalamnya. 2.4 Hukum Negara apabila Terjadi Sengketa. Masing - masing pihak sebenarnya bebas menentukan hukum negara mana yang akan dipakai di kontrak. Boleh memakai hukum yang berlaku di negara eksportir, boleh juga memakai hukum yang berlaku negara importir. Tetapi sering sekali kontrak tunduk pada hukum arbitrase internasional. Karena itu dalam persyaratan kontrak dengan ekspor harus disebutkan dengan tegas mengenai ketentuan hukum ini. 7

Namun demikian, karena tujuan melakukan bisnis bukan untuk mencari perkara atau mencari kemenangan dalam perkara, melainkan membina saling percaya untuk mendapatkan laba, maka harus menempuh beberapa tahap sebagai berikut: a. Tahap pertama melakukan musyawarah antara pihak eksportir dengan pihak importir yang disebut amicable solution. b. Bila cara pertama tidak berhasil barulah ditempuh cara arbitrasi (perwasitan) atau melalui sidang pengadilan di negara yang ditentukan dalam kontrak dagang ekspor. 8

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ekspor sales kontrak adalah kesepakatan antara eksportir dan importir untuk melakukan perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama bersama dan masingmasing pihak mengikat diri untuk melaksanakan semua kewajibannya. Sedangkan dalam sales contract terdapat proses negosiasi. Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Selain itu negosiasi juga merupakan ijab kabul dari sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan bersama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyususn sales contract yaitu: 1. Uaraian Barang-Barang 2. Jumlah Barang 3. Harga 4. Syarat Penyerahan barang 5. Tempat Penyerahan Barang 6. Sayarat Penyerahan dan Biaya Dalam sales contract sering terjadi sengketa, dan 2 tahap penyelesaian yaitu: 1. Tahap pertama melakukan musyawarah antara pihak eksportir dengan pihak importir yang disebut amicable solution. 2. Bila cara pertama tidak berhasil barulah ditempuh cara arbitrasi (perwasitan) atau melalui sidang pengadilan di negara yang ditentukan dalam kontrak dagang ekspor 9

DAFTAR PUSTAKA https://nylabintang.wordpress.com https://bnpds.wordpress.com/2008/05/20/perdagangan-internasional/ http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/93-empat-tahapan-utama-dalam-ekspormenggunakan-l-c https://www.scribd.com/doc/51952704/modul-pengantar-ekspor-impor https://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/letter-od-credit-lc/ https://eprints.uns.ac.id/10710/1/67942206200908271.pdf http://gagakasep.blogspot.co.id/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html 10