BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis Penduduk adalah orang atau manusia yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, sedangkan populasi mencakup seluruh organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang mendiami suatu wilayah. Jadi penduduk adalah suatu kelompok organisme yang terdiri atas individu individu yang sejenis yang mendiami suatu wilayah dengan batas tertentu. Pertumbuhan penduduk terjadi akibat jumlah kelahiran lebih besar dari kematian, dan jumlah orang yang datang lebih besar dari orang yang pergi. Thomas Robert Malthus menyatakan perkembangan penduduk pada umumnya disebabkan oleh faktor ekonomi dan faktor alam. Menurut Malthus, tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antara laki laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Di samping itu, Malthus berpendapat bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia.
Pertumbuhan atau perubahan penduduk suatu daerah atau negara yang disebabkan oleh faktor demografi, antara lain sebagai berikut: 1. Angka kelahiran, fertilitas, natalitas atau birth rate (L) 2. Angka kematian, mortalitas atau death rate (M atau D) 3. Penduduk masuk atau migrasi masuk atau in migration (Mi) 4. Penduduk keluar atau migrasi keluar atau out migration (Mo) 2.1.1 Kelahiran ( Natalitas atau Fertilitas ) Kelahiran (Fertilitas) adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth) yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Disamping istilah fertilitas juga ada istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup. Konsep konsep dari kelahiran ( fertilitas ) adalah sebagai berikut : 1. Lahir hidup (live birth), menurut UN & WHO, adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, di mana si-bayi menunjukkan tanda tanda kehidupan.
2. Lahir Mati (still birth), kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda tanda kehidupan. 3. Abortus, kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. Ada 2 macam abortus yaitu disengaja (induced) dan tidak disengaja (spontaneous). 4. Masa Reproduksi (childbearing age), masa dimana wanita mampu melahirkan, yang disebut juga usia subur ( 15 49 tahun ). berikut: Beberapa faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas) adalah sebagai 1. Adanya ketentuan batas usia menikah. Wanita minimal 16 tahun, sedangkan laki laki 19 tahun. 2. Adanya program pemerintah yang membatasi kelahiran, yaitu KB dengan segala peralatan pencegah kehamilan. 3. Adanya pembatasan tunjangan anak bagi pegawai negeri. 4. Adanya anggapan sebagian orang tua bahwa anak merupakan beban bagi orang tua, kususnya di zaman modern ini. berikut: Beberapa faktor yang mendukung kelahiran (pronatalitas) adalah sebagai 1. Kawin usia muda. 2. Rendahnya tingkat kesehatan. 3. Anggapan banyak anak banyak rezeki.
2.1.2 Kematian ( Mortalitas ) Kematian adalah peristiwa hilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup ( Budi Utomo, 1985 ). Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan demikian keadaan mati selalu didahului oleh keadaan hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada kalau tidak ada kehidupan. Sedangka hidup selalu dimulai dengan lahir hidup (live birth). Disamping mortalitas, dikenal istilah morbiditas yang diartikan sebagai penyakit atau kesakitan. Penyakit dan kesakitan dapat menimpa manusia lebih dari satu kali dan selanjutnya rangkaian morbiditas ini atau sering disebut morbiditas kumulatif pada akhirnya menghasilkan peristiwa yang disebut kematian. Penyakit atau kesakitan adalah penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehtan fisik dan mental ( Budi Utomo, 1985). 2.1.3 Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Beberapa jenis migrasi yang perlu diketahui, yaitu :
1. Migrasi Masuk (In Migration), masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination). 2. Migrasi Keluar (Out Migration), perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin). 3. Migrasi Neto (Net Migration), merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. 4. Migrasi Bruto (Gross Migration), jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. 5. Migrasi Total (Total Migration), seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup (life time migration) dan migrasi pulang (return migration). 6. Migrasi Internasional (International Migration), merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. 7. Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration), adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya. 8. Migrasi Parsial (Partial Migration), jumlah migrant ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal, atau dari daerah asal ke suatu daerah tujuan. 9. Arus Migrasi (Migration Sream), merupakan jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu. 10. Urbanisasi (Urbanization), bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota atau akibat dari perluasan daerah kota.
11. Transmigrasi (Transmigration),pemindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan didalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan alasa yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang undang. 2.2 Model Regresi Linier Berganda Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubah ubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan kita untuk membuat perkiraan (prediction) nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya. Persamaan regresi (regretion equation) adalah suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. (Mason, 1996, Hal:490). Dalam suatu persamaan regresi terdapat dua macam variabel, yaitu variabel dependen (dependent variable) dan variabel independen (independent variable). Variabel dependen adalah variabel nilai yang nilainya bergantung dari nilai variabel lain dan variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak bergantung dari variabel lain. Regresi linier ganda adalah persamaan garis lurus untuk memprediksi variabel dependen dari beberapa variabel independen. Pada analisis regresi linier
ganda dihubungkan beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen pada waktu yang bersamaan. 2.2.1 Asumsi Model Regresi Linier Ganda 1. Eksistensi Asumsi ini berhubungan dengan teknik pengambilan sampel. Asumsi ini baru dapat terpenuhi jika pengambilan sampel dilakukan secara random. Asumsi eksistensi ini dapat diketahui dengan cara melakukan anlisis deskriptif variabel residual dari model. Jika residual ada nilai mean dan varian atau standar deviasi maka asumsi eksistensi terpenuhi. 2. Independensi Asumsi ini tidak berlaku bila observasi dilakukan terhadap individu yang sama pada waktu yang berbeda. Asumsi independensi dapat diketahui dengan melakukan uji Durbin Watson, bila nilai durbin antara -2 s/d +2 berarti asumsi independensi terpenuhi. 3. Linieritas Asumsi linieritas dapat diketahui dengan uji anova (overall F test). Bila diperoleh p value < maka model berbentuk linier.
4. Homocedasticity Asumsi homocedasticity dapat diketahui dengan membuat plot residual.pada plot residual dilihat titik tebarannya. Bila tidak ada pola tertentu di sekitar nilai nol residu dapat disebut varians Y homogen pada setiap nilai X. 5. Normalitas Asumsi normalitas dapat mengevaluasi kesignifikan hubungan antara X dan Y yang dicerminkan oleh garis yang tepat. Asumsi normalitas dapat diketahui dari P-P plot residual. Bila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal maka asumsi normalitas terpenuhi. 6. Colinearity Asumsi colinearity dapat dilakukan dengan melihat nilai r pada bivariat, jika r < 0,8 maka tidak terjadi kolinieritas dan melihat VIF atau tolerance, jika VIF < 10 maka tidak terjadi kolinearitas. Jika seluruh asumsi telah terpenuhi dapat ditentukan model persamaan linier dari data yang tersedia. Apabila banyaknya variabel independen adalah k, maka model regresi populasi dapat dinyatakan dengan: (2.1)
Keterangan : Y : Variabel dependen X : Variabel independen : Koefisien regeresi berganda : Galat Jika diasumsikan = 0, maka diperoleh persamaan regeresi linier berganda dari suatu populasi sebagai berikut: (2.2) Persamaan garis regresi linier berganda untuk sampel, satu variabel dependen dan empat variabel independen dapat dinyatakan sebagai berikut: (2.3) Koefisien-koefisien dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut:
(2.4) (2.5) (2.6) (2.7) (2.8) 2.3 Kesalahan Standar Estimasi Kesalahan standar estimasi atau selisih taksir standar regresi adalah nilai menyatakan seberapa jauh menyimpangnya nilai regresi tersebut terhadap nilai sebenarnya. Nilai ini digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan suatu pendugaan dalam menduga nilai. Jika nilai ini sama dengan nol maka penduga tersebut memiliki tingkat ketepatan 100%. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel dependen yang sesungguhnya. Dan sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel dependen yang sesungguhnya. Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Kesalahan standar
estimasi diberi simbol yang dapat ditentukan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:! " (2.9) 2.4 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan ukuran keterwakilan variabel terikat oleh variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1. Jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati angka 1 maka model yang digunakan semakin tinggi keterandalannya. Jika mendekati angka 0 maka semakin rendah derajat keterandalannya. Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan formulasi sebagai berikut : # % $ &! " $ %! (2.10) " $ Keterangan : : Nilai regresi linier berganda
' : Nilai rataan Y Y : Variabel dependen 2.5 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi merupakan ukuran kedua yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Besar hubungan koefisien korelasi adalah ()*+*). Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: 1. Korelasi antara variabel dependen dan variabel independen +!,,!! -, ",! ".- "! ". (2.11) 2. Korelasi antara variabel independen dan variabel independen lainnya + / 0 1,, 0,!, 0! -, ",! ".2, 0 ", 0! " 3 (2.12) Keterangan : +! : Koefisien korelasi antara X dan Y
+ / 0 1 : Koefisien korelasi antara X dan X X i : Variabel independen Y i : Variabel dependen Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 454()444 Sangat Kuat 464(4788 Kuat 494(4:88 Cukup Kuat 4;4(4<88 Rendah 444(4)88 Sangat Rendah 2.6 Pengujian Koefisien Regresi Pengujian hipotesis bagi koefisien regresi berganda parameter,, dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu pengujian hipotesis serentak (simultan) dan pengujian hipotesis individual (parsial).
Pengujian hipotesis individual yaitu merupakan pengujian hipotesis koefisien regresi berganda untuk mengetahui apakah variabel independen (,, ) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Pengujian hipotesis serentak merupakan pengujian hipotesis koefisien regresi berganda untuk mengetahui apakah variabel independen (,, ) serentak atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Y). 2.6.1 Pengujian Hipotesis Individual (Parsial) Pengujian terhadap koefisien regresi (uji parsial) bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Langkah langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Hipotesis = > 4, i = 1,2,3,,k (Variabel independen (X 1,X 2,X 3,X 4 ) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y) =? @ A4, i = 1,2,3,,k (Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak mempengaruhi variabel dependen (Y)) 2. Menentukan level of significance ()
Ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan pengumpulan data. Jika data sulit dikumpulkan sebaiknya menggunakan level of significance () relatif besar dan sebaliknya menggunakan () relatif kecil. 3. Kriteria Pengujian H 0 diterima jika (B C?D *B EC *B C?D H 0 ditolak jika B EC FB C?D atau (B EC G(B C?D t tab dapat dilihat pada tabel distribusi student t dengan derajat kebebasan (dk=n k-1) dan dengan yang telah ditentukan. 4. Pengujian Pengujian untuk nilai b 1,b 2,,b k sebagai berikut: B D H I (2.13) J D K H " LM"N "! O "! (2.14) Keterangan: J D : estimasi simpangan baku : koefisien variabel bebas 5. Kesimpulan
2.6.2 Pengujian Hipotesis Serentak (Simultan) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan menggunakan uji distribusi F. Pengujian terhadap pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai semua variabel independen. Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi nilai variabel independen adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Hipotesis = > 4, i = 1,2,3,,k (Variabel independen (X i ) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y)) =? @ A4, i = 1,2,3,,k (Variabel independen (X i ) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y)) 2. Menentukan level of significance () Ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan pengumpulan data. Jika data sulit dikumpulkan sebaiknya menggunakan level of significance () relatif besar dan sebaliknya menggunakan () relatif kecil. 3. Kriteria Pengujian H 0 diterima jika P EC *P C?D
H 0 ditolak jika P EC FP C?D F tab dapat dilihat pada tabel distribusi F dengan derajat kebebasan (dk=n k-1) dan dengan yang telah ditentukan 4. Pengujian Pengujian untuk seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan adalah: P O"! (2.15) O "! Keterangan: R 2 : koefisien determinasi n : jumlah sampel k : jumlah variabel independen 5. Kesimpulan