BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling

ETIK UMB MENYONGSONG PERUBAHAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DABN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB II LANDASAN TEORI. called adaptation. (Microsoft Encarta Encyclopedia, 2002). Sesuai dengan pengertian tersebut, maka tingkah laku manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

DESKRIPSI PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimaksud adalah lingkungan sosial yang berisi individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. tempat tinggal maupun lingkungan keluarga dengan baik. Namun hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memiliki dorongan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB II PENYESUAIAN DIRI. dari pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi, yaitu di kemukan

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB II LANDASAN TEORI

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 3 (1), (2016) 1-8

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

TINJAUAN PUSTAKA Remaja Akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan

Penyesuaian Diri LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menuntut ilmu, tetapi juga untuk mencari teman, dari berteman itulah maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam. individu maupun kelompok dalam lingkungannya masing-masing.

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat

Transkripsi:

11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyesuaian Diri 1. Penyesuaian Diri Seorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikandiri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organism yang aktif.ia aktif dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan.ia berusaha memuaskan kebutuhan jasmaninya.salah satu cirri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmoni, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya. Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendriri dan pada lingkungannya (Sunarto dan Hartono, 2008). Penyesuai diri pada prinsipnya yaitu suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku. Penyesuain diri dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam menghadapi tuntutantuntutan, baik dalam diri maupun dari lingkungan sehingga terdapat keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dengan tuntutan lingkungan, dan terciptanya keselarasan antara individu dengan realitas kehidupan (Gufron & Risnawita, 2010). 11

12 Penyesuain diri ialah kemampuan individu untuk dapat melakukan penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri, penilaian diri sendiri akan dijadikan dasar bagi seorang individu untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka penerimaan terhadap diri sendiri (Dariyo, 2007). Hurlock (dalam Gunarsa, 2003) memberikan perumusan tentang penyesuaian diri secara lebih umum, yaitu bilamana seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap orang lain secara umum ataupun terhadap kelompoknya, dan ia memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan berarti ia diterima oleh kelompok atau lingkungannya. Dengan perkataan lain, orang itu mampu menyesuaikan sendiri dengan baik terhadap lingkungannya Kartono (2000), penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya misalnya seperti permusuhan, kemarahan, depresi, dan emosi negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis. Ali dan Asrori (2005) penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.scheneiders menjelaskan penyesuaian diri sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk

13 memenuhi kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi dan konflik secara sukses serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. Tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, seperti cuaca dan berbagai unsur alamiah lainnya. Darwin (dalam, Fatimah 2006) Semua makhluk hidup secara alamiah telah dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan alam untuk bertahan hidup. Dari pengertian-pengertian di atas peneliti mendefinisikan penyesuaian diri sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang dilakukan dengan cara tertentu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada. 2. Faktor-faktor Penyesuaian Diri Menurut Hurlock (1991) ada empat faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, yaitu :

14 a. Lingkungan tempat anak dibesarkan, yaitu kehidupan di dalam keluarga. Bila dalam keluarga tersebut dikembangkan perilaku sosial yang baik, sehingga pengalaman ini akan menjadi pedoman yang membantu anak untuk melakukan penyesuaian diri dan sosial di luar rumah. b. Model yang diperoleh anak di rumah, terutama dari orang tuanya. Anak biasanya akan meniru perilaku orang tua yang menyimpang, maka anak akan cenderung mengembangkan kepribadian yang tidak stabil. c. Motivasi untuk belajar melakukan penyesuaian diri dan sosial. Motivasi ini dapat ditimbulkan dari pengalaman sosial awal yang menyenangkan, baik di rumah atau di luar rumah. d. Bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar penyesuaian diri. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor penyesuaian diri yaitu; Lingkungan tempat anak dibesarkan, yaitu kehidupan di dalam keluarga. Bila dalam keluarga tersebut dikembangkan perilaku sosial yang baik, sehingga pengalaman ini akan menjadi pedoman yang membantu anak untuk melakukan penyesuaian diri dan sosial di luar rumah, Model yang diperoleh anak di rumah, terutama dari orang tuanya. Anak biasanya akan meniru perilaku orang tua yang menyimpang, maka anak akan cenderung mengembangkan kepribadian yang tidak stabil, Motivasi untuk belajar melakukan penyesuaian diri dan sosial. Motivasi ini dapat ditimbulkan dari

15 pengalaman sosial awal yang menyenangkan, baik di rumah atau di luar rumah, dan yang terakhir adalah, Bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar penyesuaian diri. 3. Aspek-aspek Penyesuaian Diri Menurut Fatimah (2006) pada dasarnya, penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu : a. Penyesuaianpribadi Penyesuaian diri pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi terciptanya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya. b. Penyesuaian sosial Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus menerus dan silih berganti yang kemudian menimbulkan pola kebudayaan dan pola tingkah laku yang sesuai dengan aturan, hukum, adat istiadat, nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Aspek-aspek penyesuaian diri menurut Desmita (2010) antara lain yaitu; a. Kematangan Emosional 1) Kemantapan suasana kehidupan emosional 2) Kemantapan suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain 3) Kemampuan untuk santai, gembira dan menatakan kejengkelan 4) Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri

16 b. Kematangan intlektual 1) Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri 2) Kemampuan memahami orang lain dan keragamannya 3) Kemampuan mengambil keputusan 4) Keterbukaan dalam mengenal lingkungan c. Kematangan Sosial 1) Keterlibatan dalam partisipasi sosial 2) Kesediaan kerjasama 3) Kemampuan kepemimpinan 4) Sikap toleransi 5) Keakraban dalam pergaulan d. Tanggung Jawab 1) Sikap produktif dalam mengembangkan diri 2) Melakukan perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel 3) Sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal 4) Kesadaran akan etika dan hidup jujur 5) Melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar system nilai 6) Kemampuan bertindak independen Schneiders (1964) mengungkapkan bahwa individu disebut mempunyai penyesuaian diri yang baik bila mempunyai ketrampilan sosial dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain baik dengan orang sebaya maupun dengan orang yang belum dikenalnya.

17 Lebih lanjut disebut ada beberapa aspek penting yang menjadi penentu keberhasilan individu dalam penyesuaian diri di lingkunganya, yaitu; a. Adaptation (Penyesuaian Diri) Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan beradaptasi karna didalamnya diartikan pada konotas fisik, misalnya untuk menghindari ketidaknyamanan akibat cuaca yang tidak diharapkan, jadi seseorang membuat sesuatu untuk bernaung.orang yang penyesuaian dirinya baik, berarti individu tersebut mempunyai hubungan yang memuaskan dengan lingkunganya. b. Conformity (Kecocokan) Seseorang dapat dikatakan memiliki kemempuan penyesuaian diri yang baik jika mempunyai criteria sosial dan hati nurani akan merasakan nyaman dalam hubungan dengan individu lain di lingkungan sosialnya karna adanya keserasian antara tuntutan dari luar dan kemampuan dari dalam diri individu. c. Mastery (Penguasaan) Kemampuan seseorang membuat rencana dan mengorganisasikan respon diri, sehingga dapat mengeuasai dan menanggapi segala hal masalah dengan efisian merupakan salah satu keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri. d. Individual Variation (Perbedaan Individu) Adanya perbedaan individual dan respon manusia dalam menanggapi masalah sehingga mengakibatkan tidak semua individu

18 mampu menyesuaikan diri dalam lingkungan yang sama walaupun latar belakang sosial ekonomisama. Menurut Yusuf (2012) dan Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu : a. Penyesuaian pribadi Penyesuaian diri pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi terciptanya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya (Fatimah, 2006). Dengan indikator: 1) Tidak benci terhadap orang lain 2) Tidak lari dari kenyataan 3) Percaya pada potensi dirinya 4) Emosi yang stabil 5) Tidak cemas secara berlebihan 6) Tidak mengeluh terhadap keadaan b. Penyesuaian Sosial Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial ditempat individu itu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan dengan anggota keluarga, masyarakat, kampus, teman sebaya atau anggota masyarakat luas secara umum (Yusuf, 2012).Karakteristik penyesuaian sosial di tiga lingkungan tersebut yaitu:

19 1) Di lingkungan keluarga a) Menjalin hubungan yang baik dengan para anggota keluarga (orang tua dan saudara). b) Menerima otoritas orangtua(mau menaati peraturan yang ditetapkan orang tua) c) Berusaha untuk membantu anggota keluarga, sebagai individu maupun kelompok dalam mencapai tujuannya. 2) Di lingkungan kampus/kampus a) Bersikap respek dan mau menerima peraturan kampus. b) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kampus. c) Menjalin persahabatan dengan teman-teman di kampus. d) Bersikap hormat kepada guru, pimpinan kampus, dan staf lainnya. 3) Di lingkungan masyarakat a) Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain. b) Memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain. c) Bersifat simpati dan altruis terhadap kesejahteraan orang lain. d) Bersikap respek terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan-kebijakan masyarakat. Berdasarkan uraian aspek-aspek diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini aspek yang dipakai sebagai acuan untuk membuat alat ukur adalah aspek penyesuaian diri dari

20 Yusuf (2012) dan Fatimah (2006) yang meliputi 2 aspek dengan indikatoryna, yaitu: 1) Penyesuaian Pribadi a) Tidak benci terhadap orang lain b) Tidak lari dari kenyataan c) Percaya pada potensi dirinya d) Emosi yang stabil e) Tidak cemas secara berlebihan f) Tidak mengeluh terhadap keadaan 2) Penyesuaian Sosial a) Di lingkungan keluarga b) Di lingkungan kampus/kampus c) Di lingkungan masyarakat B. Mahasiswa 1. Pengertian Mahasiswa Menurut Siswoyo (2007) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkatdengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaandalam bertindak.berpikir kritis dan bertindak dengan cepatdan tepat merupakan sifatyang cenderungmelekat pada dirisetiapmahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

21 Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan padamasa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012). 2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa Seperti halnya transisi dari kampus dasar menuju kampus menengah pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi dari kampus menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal, terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur kampus yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya (Santrock, 2002). Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti; terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yangberbeda dengan kultur pada umumnya,dan terhadap anggota fakultas yang memberikan model baru. Pilihan perguruan tinggi dapat mewakili pengejaran terhadap hasrat yang menggebu atau awal dari karir masa depan(papalia dkk, 2008).

22 Ciri-ciriperkembangan remaja lanjutatau remaja akhir(usia 18 sampai 21 tahun)dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu (Gunarsa, 2001); a. Menerima keadaan fisiknya;perubahan fisiologis dan organis yang sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja akhirsudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima keadaannya. b. Memperoleh kebebasan emosional;masa remajaakhirsedang pada masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabildan lebih terkendali.dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya. c. Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun oranglain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya.dia mampu menyesuaikan dan memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada.

23 d. Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku dan bersikap sebaik-baiknya. e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk.kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai. f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatutindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya.baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang berlaku dilingkungannya. g. Meninggalkanreaksi dan cara penyesuaiankekanak-kanakan; dunia remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan dan ia mampu mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan berikutnya yakni masa dewasa muda.

24 C. Penyesuaian Diri Mahasiswa Luar Jawa Perbedaan lingkungan dari lingkungan asal atau sebelumnya menuju lingkungan baru tersebut membutuhkan suatu proses untuk menyesuaikan dengan kondisi dan situsi yang ada. Di lingkungan manapun individu berada, maka individu tersebut berhadapan dengan harapan dan tuntutan tertentu dari dalam diri dan lingkungan yang harus dipenuhinya.bila individu mampu menyelaraskan kedua hal tersebut, maka dikatakan bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri. Jadi, penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang dilakukan oleh individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya (Agustiani, 2006). Berdasar pengertian di atas peneliti mendefinisikan penyesuaian diri sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang dilakukan dengan cara tertentu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya agar dapat berhasil menghadapi kebutuhankebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada. Dari keseluruhan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto terdapat mahasiswa yang berasal dari luar jawa, misalnya saja berasal dari Sumatera, Batam dan Kalimantan.Mereka berimigrasi dari tempat asal mereka dan tinggal di Purwokerto untuk menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Lingkungan dan budaya yang baru dimana individu tersebut berada dan berinteraksi akan membutuhkan penyesuaian diri

25 agar mamu menematkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitar dan memenuhi kebutuhannya secara harmonis. Sehingga penyesuaian diri penting dimiliki oleh mahasiswa yang berasal dari luar jawa agar mampu menyelaraskan diri dengan keadaan masyarakat disekitarnya dengan berbagai aktivitas dan kebutuhan yang harus dijalankannya, begitu juga dengan peranan yang dimilikinya sebagai seorang mahasiswa. Penyesuaian diri di lingkungan kampus adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan seorang mahasiswa dalam keadaan dilingkungan kampus yang baru dikenalnya. Hal ini bertujun untuk mencapai suatu hubungan yang harmonis antara lingkungan kampus yang baru dengan individu tersebut untuk mencapai hasil penyesuaian diri yang optimal. Harlock (1991) mengemukakan proses penyesuaian diri optimal yaitu : 1. Penampilan nyata Penampilan yang dipilih individu sesuai dengan normal yang berlaku untuk dirinya maupun untuk kelompoknya, berarti individu dapat memenuhi harapan kelompok dan dia diterima menjadi anggota kelompok tersebut 2. Penyesuaian diri terhadap kelompok Bahwa individu mampu menyesuaikan diri secara baik dengan setiap kelompoknya yang dimasukinya, baik teman sebaya maupun orang dewasa.

26 3. Sikap sosial Individu mampu menunjukan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, ikut berpartisipasi dan menjalankan perannya dengan baik dalam kegiatan sosial 4. Kepuasan pribadi Ditandai adanya rasa puas dan perasaan bahagia karena dapat ikut ambil dalam aktifitas kelompoknya dan mampu menemukan diri sendiri apa adanya dalam situai sosial. D. Kerangka Berfikir Mahasiswa Universitas Muhammadiah Purwokerto Mahasiswa Luar Jawa 1.Penyesuaian Kepribadian a. Tidak benci terhadap orang lain b. Tidak lari dari kenyataan c. Percaya pada potensi dirinya d. Emosi yang stabil e. Tidak cemas secara berlebihan f. Tidak mengeluh terhadap keadaan 2.Penyesuaian Sosial 1.Di lingkungan keluarga 2. Di lingkungan kampus 3.Di lingkungan masyarakat Penyesuaian Diri Gambar 1 Skema kerangka Berfikir

27 Penyesuaian diri pada mahasiswa yang berasal dari luar Jawa diperlukan untuk mampu menyelaraskan diri dengan keadaan masyarakat disekitarnya dengan berbagai aktivitas dan kebutuhan yang harus dijalankannya, begiru juga dengan peranan yang dimilikinya sebagai seorang mahasiswa.ketika seorang mahasiswa yang berasa dari luar jawa memiliki aspek-aspek penyesuaian diri maka mahasiswa itu dapat dikatakan memiliki penesuaian diri.semakin banya aspek penyesuaian diri dimiliki oleh seseoranga maka semakin baik penyesuaian diri yang dimilikinya.untuk mengukur seberapa jauh penyesuaian diri mahasiswa luar jawa, terdapat dua aspek diantaranya penyesuaian pribadi dan penyesuaian social.oleh karena itu diadakan penelitian tentang penyesuaian diri mahasiswa luar Jawa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.