memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kompetensi (SK) : 13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : 13.1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

Oleh Desi Khairani Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

Oleh Elisda Betharia Marpaung Atika WAsilah, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

Oleh Deby Maria Juliana Purba Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DENGAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI TEORI KINETIK GAS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

Oleh Dwi Budi Mulyono

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW DENGAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI TEORI KINETIK GAS

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi dari masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Alhadad (2010: 34)

Rika Kustina 1 dan Marhamah 2. Abstrak. Kata Kunci: Struktur Teks Cerpen, Number Heads Together, Pembelajaran Kooperatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Penguasaan siswa tentang materi menulis bisa dikatakan sudah cukup

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Djamarah dan Zain (2006:76), menyatakan Sebagai salah satu sumber

ABSTRACT. Keyword : Students Learning Outcome, Cooperative Learning Two Stay Two Stray, Numbered Heads

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENGARUH MODEL PETA PIKIRAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY DI SMKN 1 BUKITTINGGI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

Oleh Evi Kristina Br Ujung Drs. Malan Lubis, M.Hum

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI KEDIRI OLEH:

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS VIII SMP SWASTA MULIA PRATAMA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

Oleh: Tita Yulianti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. terwujud apabila strategi-strategi belajar yang digunakan mampu menimbulkan

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Nanda Dwi Prasepty dan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. yang menyulitkan untuk mencapai tujuan tertentu.menurut Polya sebagaimana

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli

EFEKTIVITAS METODE THE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

SRI YANTI SIREGAR NIM ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) TERHADAP PEMAHAMAN FAKULTAS PSIKOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan tersebut sudah diperoleh ketika ia sudah mulai belajar berbicara

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

Langkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. satu kesatuan, merupakan catur-tunggal, (Dawson dalam Tarigan 2005: 1).

Comparison of the effectiveness of CIRC and TTW methods to abilities in narrating interview text Indonesian subjects in grade 7 SMP 2 Banguntapan

Transkripsi:

1

2

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu menyimak, berbicara, membaca dan menulis dengan baik. Namun, pada kenyaataannya yang terjadi adalah pembelajaran bahasa Indonesia masih berpusat pada guru sebagai sumber utama pembelajaran. Guru hendaknya menjadi fasilisator bukan menjadi sumber utama pembelajaran. Siswa juga diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah dari guru. Hal ini untuk menunjang agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada kelas XI SMA, kegiatan mendengarkan diwujudkan dengan standar kompetensi Memahami pembacaan cerpen Adapun kompetensi dasar untuk mencapai salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan. Dewasa ini, sering kita menjumpai fenomena dimana kegiatan membaca cerpen masih sangat kurang diminati oleh siswa. Hal itu dikarenakan malas membaca dan minat membaca sangat kurang. Selain itu, kegiatan ini tidak terbiasa dilakukan sejak kecil sehingga proses selama pembelajaran di sekolah pun menjadi kurang aktif dan model pembelajaran yang digunakan guru selalu konvensional. Pada pembelajaran mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen di SMA Negeri 15 Medan, ditemukan beberapa permasalahan melalui observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia Observasi dan wawancara tersebut menghasilkan informasi yaitu berupa rendahnya kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Terlihat pada rata-rata nilai siswa yang tidak mencapai KKM. Siswa hanya mencapai 60% siswa yang lulus KKM. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen juga dibuktikan oleh beberapa penelitian sebelumnya, yakni penelitian yang dilakukan oleh Luthfi Hirmainy yang menunjukkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik hanya mencapai 63,33. Nilai tersebut tergolong rendah dalam pencapaian hasil belajar. Penelitian serupa juga 2

dilakukan oleh Putu Ayu Devi Lestari yang menunjukkan nilai kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen mencapai nilai 5,92. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmah Julfitriah Tampubolon yang menunjukkan nilai kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen mencapai nilai 58,7. Rendahnya penilaian tersebut disebabkan oleh guru yang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran dan siswa hanya disuruh mencatat materi sehingga siswa merasa bosan. Dari penelitian-penelitian tersebut jelas bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen tergolong rendah. Pengajaran yang masih menggunakan model konvensional yaitu dengan menjelaskan suatu topik disertai latihan dan guru hanya membaca materi sampai dengan contoh serta melanjutkan ke pokok permasalahan yang berikutnya. Isjoni, (2009:7) menyatakan, secara harafiah model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan untuk guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar, dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. Istarani (2012:1) menyatakan; Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru, serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang inovatif untuk merangsang minat siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. Dalam kegiatan pembelajaran secara kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan agar siswa dapat bekerja sama dengan yang lain untuk memahami kebermaknaan isi pelajaran dan bekerja sama secara aktif dalam menyelesaikan tugas. Menurut Arikunto (2009:62) adakalanya siswa lebih mudah memperoleh keterangan dari teman sebayanya karena malu untuk bertanya kepada guru. Maka dalam pembelajaran ini setiap anggota kelompok saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan bersama. 3

Menurut Ibrahim ( 2000:6 ), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut. 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda. Model pembelajaran Kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) adalah salah satu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan yaitu pada tahun 1992. Model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) merupakan model pembelajaran yang struktur Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain, Anita Lie (2008: 61). Dalam model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray ini memiliki tujuan yaitu siswa diajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan model pembelajaran kooperatif TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar, Istarani (2012:201-203). Menurut Istarani (2012:202), terdapat beberapa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif Dua Tinggal Dua Tamu. Model ini sangat cocok digunakan dalam rangka meningkatkan : a. Kerja sama didalam kelompok maupun diluar kelompok dalam proses belajar mengajar. b. Kemampuan siswa dalam memberikan informasi kepada temannya yang lain diluar kelompok dan begitu juga sebaliknya ketika siswa lain balik ke dalam kelompoknya masing-masing. 4

c. Kemampuan siswa dalam menyatukan ide dan gagasannya terhadap materi yang dibahasnya dalam kelompok maupun ketika menyampaikan kepada siswa yang diluar kelompoknya. d. Keberanian siswa dalam menyampaikan bahan ajar pada temannya. e. Melatih siswa untuk berbagi terutama berbagi ilmu pengetahuan yang didapatnya dalam kelompok. f. Pembelajaran akan tidak membosankan, sebab antara siswa selalu berinteraksi dalam kelompok maupun di luar kelompok. g. Melatih kemandirian siswa dalam belajar. Sehubungan dengan pendapat Istarani (2012:203) adapun kelemahan dari model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) adalah sebagai berikut : a. Dapat mengundang keributan ketika siswa bertamu ke kelompok lain. b. Siswa yang kurang aktif akan kesulitan mengikuti proses pembelajaran seperti ini. c. Pembelajaran kurang mendalam, sebab sepenuhnya diserahkan pada siswa tanpa ada penjelasan materi sebelumnya. d. Model seperti ini adakalanya penggunaan waktu yang kurang efektif. Proses pembelajaran dengan menggunakan model ini menuntut siswa untuk bekerja bersama dan mengemukakan pendapatnya berdasarkan hasil yang diperolehnya dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik pada cerpen. Model pembelajaran ini mampu membantu siswa yang lemah dan kurang aktif menjadi aktif dalam mengutarakan pendapat dari kelompok ke kelompok lainnya. METODE PENELITIAN Metode penelitian yakni hal yang penting dalam terlaksananya penelitian. Untuk itu hal ini mendukung keberhasilan penelitian ini, adapun metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk melihat akibat atau pengaruh dari suatu perlakuan. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain eksperimen one group pretest posttest design. Desain 5

dengan teknik ini sangat memberikan perlakuan yang sama pada setiap subjek sampel tanpa memperhitungkan dasar kemampuan yang dimiliki. Arikunto (2013: 212) mengatakan One group pretest posttest design yakni eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Di dalam desain ini, pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pretest) dan sesudah eksperimen (posttest). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik dengan langkahlangkah analisis yaitu data hasil pretest dan posttest disusun dalam bentuk tabel, menentukan nilai rata-rata dan standar deviasi dari kedua data sampel, menghitung uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Setelah t diketahui maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 pada taraf nyata α = 0,05. Dengan demikian, jika t o > t tabel pada taraf nyata α = 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian a. Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 63,94. Berikut ini rincian nilai siswa pada hasil sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen; kategori baik sebanyak 9 siswa atau 25,71%, kategori cukup sebanyak 22 siswa atau 62,85%, kategori kurang sebanyak 4 siswa atau 11,42%, 6

dan kategori sangat kurang sebanyak 0 siswa atau 0%. Nilai kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsurunsur intrinsik cerpen termasuk dalam kategori cukup. b. Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 76,91. Berikut ini rincian nilai siswa pada hasil setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen; termasuk kategori baik sebanyak 9 siswa atau 25,71%, kategori cukup sebanyak 22 siswa atau 62,85%, kategori kurang sebanyak 4 siswa atau 11,42%, dan kategori sangat kurang sebanyak 0 siswa atau 0%. Nilai kecenderungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen termasuk dalam kategori sangat baik. c. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Berdasarkan uji analisis dan normalitas dari data pretest dan posttest yang diperoleh siswa merupakan data yang berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari uji normalitas hasil pretest, yaitu L hitung < L tabel (0,13 < 0,14), dan uji normalitas hasil Posttest yaitu L hitung < L tabel (0,133 < 0,149 ). Dari uji homogenitas juga terbukti bahwa sampel dalam penilitian ini berasal dari populasi yang homogen, nilai homogenitas yaitu, F hitung <Ftabel yakni 1,40 < 2,71. Setelah data terbukti normal dan homogen maka uji hipotesis dapat dilakukan. Dari pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh t o > t tabel, yakni 6,65 > 2,03 telah membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan 7

kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian one group pretest posttest design, yaitu model penelitian yang memberikan perlakuan pada dua kelompok siswa, yakni dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Di dalam desain ini, pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pretest) dan sesudah eksperimen (posttest). Dalam hal ini, peneliti menggunakan tes pada siswa sebanyak dua kali, yaitu tes sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) dan tes setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray). a. Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Berdasarkan data yang telah terkumpul dinyatakan bahwa kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 63,94. Hasil nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena siswa masih terbiasa dalam proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional sehingga membuat mereka bosan dan tidak terlihat ada keaktifan siswa belajar dalam kelas. Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) ini siswa berlatih untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsurunsur intrinsik cerpen hanya dengan mengidentifikasi unsur-unsur apa yang 8

mereka ketahui saja pada cerpen tanpa diberi arahan atau masukan yang membuat siswa kemudian mengerti dan memancing siswa untuk berfikir secara lebih logis. b. Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Setelah mengerjakan posttest dan melakukan analisis data, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) dalam kegiatan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 menunjukkan nilai siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) yaitu sebesar 76,91 termasuk kategori sangat baik. Berbeda dengan hasil sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray), siswa merasa terangsang untuk membaca lalu memilah-milah unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam teks cerpen tersebut, siswa juga dapat menjelaskan bagaimana unsur-unsur dalam cerpen berdasarkan kalimat yang telah ada dalam cerpen, siswa juga menuangkan pendapat mereka sesuai dengan unsur-unsur intrinsik cerpen yang telah mereka identifikasi pada cerpen tersebut dan dapat mengembangkan hasil yang mereka dapat terhadap teman kelompok lainnnya. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) merupakan model pembelajaran yang efektif yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen kepada siswa. Melalui penerapan model ini dalam pembelajaran, guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa. c. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Unsur-unsur Intrinsik Cerpen Setelah melakukan prosedur penelitian seperti melakukan analisis data, melakukan pengujian hipotesis, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe 9

Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan berpengaruh secara signifikan dalam kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. Dilihat dari hasil nilai rata-rata siswa pada pretest hanya mencapai nilai 63,94 dengan kategori cukup. Sedangkan hasil posttest nilai rata-rata siswa menjadi 76,91 dengan kategori sangat baik. Selisih nilai kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) sebesar 12,97. Dari pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh t o > t tabel, yakni 6,65 > 2,03 telah membuktikan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa SMA Negeri 15 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan kreativitas dan siswa juga termotivasi untuk menuangkan gagasannya, karena model ini menekankan pada konsep saling bertukar pendapat atau informasi untuk menuangkan dan mengembangkan ide dan gagasannya dalam belajar. Seperti yang dikatakan oleh Anita Lie (2008: 61) mengutarakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) merupakan model pembelajaran yang struktur Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan, dapat diambil simpulan yaitu kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik pada siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tingga dua tamu (two stay two stray) berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata yang diperoleh 63,94. 10

Kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas VI SMA Negeri 15 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata yang diperoleh 76,91. Sedangkan pengujian hipotesis membuktikan bahwa t o > t tabel, yakni 6,65 > 2,03. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu (two stay two stray) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen oleh siswa kelas XI SMA Negeri 15 Medan tahun pembelajaran 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara Hirmainy, Luthfi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu Terhadap Kemampuan Menemukan Nilai Moral Dalam Cerpen Si Cacat Karya Aisyah Wulansari Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Tiram Tahun Pembelajaran 2012/2013. Jurnal. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Huda Miftahul. 2011. Cooperative learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada Ibrahim, Muslimin dan Muhammad Nur. 2005. Penelitian Eksperimen dalam Pendidikan. Surabaya: UNESA University Press. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Lestari, Devi Ayu Putu. 2013. Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsurunsur Intrinsik Cerpen Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada Siswa 11

Kelas VII H SMP Negeri 1 Dawan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Jurnal. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mahasaraswati Denpasar Tampubolon, Julfitriah Rahmah. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Quiz Team Terhadap Kemampuan Menentukan Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Saipar Dolok Hole Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurnal. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 12