Judul Penelitian: GAMBARAN KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN DAS CITARUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Makalah Baku Mutu Lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAKU MUTU LINGKUNGAN. Untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar dipakai mutu baku lingkungan.

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara kita semakin hari semakin pesat. Pesatnya laju

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. situ, sungai, maupun cekungan air tanah. Indonesia memiliki lebih dari

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Oleh : Rhenny Ratnawati *)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

I. PENDAHULUAN. seiring dengan meningkatnya konsumsi di masyarakat. Semakin pesatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan.

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Judul Penelitian: GAMBARAN KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN DAS CITARUM 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat, memiliki luas sebesar 6.614 km 2 dan panjang 300 km. Namun pencemaran di Sungai Citarum pun terjadi seiring pertambahan jumlah penduduk dan industri. Beberapa penelitian menunjukkan terjadinya penurunan kualitas air sungai dimana sepanjang 127 km atau 47,1% Sungai Citarum telah tercemar berat. Penyebab pencemaran dapat berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan domestik, industri, dan kegiatan peternakan, pertanian. Salah satu pencemaran yang terjadi adalah pencemaran logam berat disertai pelumpuran dan pendangkalan yang hebat dan terus berlangsung tanpa ada penanganan serius. Percemaran dan sedimentasi terjadi mulai dari hulu sungai di Situ Cisanti di kaki Gunung Wayang, Bandung Selatan, dan mengalir sepanjang 269 kilometer hingga muara sungai di Pantai Muara Merdeka, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jabar. Hasil pemantauan kualitas air Perum Jasa Tirta II menyebutkan, air dari Outlet Cisanti (Hulu Sungai Citarum) sudah mengandung HS (hidrogen sulfida) dan chemical oxygen demand (COD) melebihi ambang baku mutu (Kompas, 2011). Diketahui daerah aliran Sungai Citarum didominasi oleh sektor industri manufaktur seperti tekstil, kimia, kertas, kulit, logam/elektroplating, farmasi, produk makanan dan minuman, dan lainnya. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat (BPLHD Jabar) telah mengkonfirmasi bahwa limbah industri jauh lebih intens dalam hal konsentrasi dan mengandung bahan-bahan berbahaya. Sebanyak 48% industri yang diamati, rata-rata pembuangan limbahnya 10 kali melampaui baku mutu yang telah ditetapkan (BPLHD Jabar, 2010). 1

Untuk itu diperlukan penggambaran kualitas air sungai sekitar DAS Citarum untuk mengetahui kondisi terkini dan juga mencegah dampak besar yang akan terjadi akibat pencemaran polutan dari berbagai sumber. Tabel 1. Rencana target capaian No Jenis Luaran Indikator Capaian 1 Publikasi ilmiah di jurnal ISSN Submitted dan pernyataan artikel diterima untuk dipublish 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana gambaran kualitas air sungai di DAS Citarum. 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui gambaran kualitas air sungai di DAS Citarum 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian ini dapat bermanfat untuk mengetahui kualitas air sungai di DAS Citarum kemudian dapat dilakukan kegiatan pengelolaan agar kualitas Sungai Citarum dapat terjaga. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Air Sungai Sungai mempunyai fungsi yang strategis dalam menunjang pengembangan suatu daerah dengan fungsi yang sangat vital diantaranya sebagai sumber air minum, industri dan pertanian atau juga sebagai pusat listrik tenaga air serta mungkin juga sebagai sarana rekreasi air. Namun kualitas sumber air dari sungai-sungai 2

penting di Indonesia umumnya tercemar amat sangat berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk, industri, dan lainnya. Menurut Goel (2006), air dapat dikatakan tercemar ketika terjadi perubahan kualitas atau komposisi baik secara natural maupun hasil dari aktivitas manusia sehingga menjadi berkurang manfaatnya untuk minum, kebutuhan domestik, pertanian, industri, rekreasi, kehidupan satwa, dan penggunaan lainnya. Definisi pencemaran air lainnya adalah berlebihnya suatu zat pada tempat yang salah. Artinya zat kimia apapun dapat menjadi polutan atau pencemar jika dalam konsentrasi yang tinggi. Beberapa zat kimia dapat menjadi prioritas untuk lingkungan air daripada zat kimia lainnya. Zat-zat kimia ini terpilih karena sering ditemukan terdapat pada air, dapat menyebabkan dampak negatif dalam konsentrasi yang kecil, sulit untuk terdegradasi untuk periode yang lama atau terjadi biomagnifikasi pada rantai makanan (Best et al, 1997). Menurut PP 82 tahun 2001 yang dimaksud pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Secara spesifik Michael (1990) mendefinisikan pencemaran air sebagai penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Banyak air tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan kotoran dan cairan pembuangan dalam bentuk cairan yang dihasilkan dari industri dan rumah tangga. Pencemaran ini berupa zat-zat racun yang mengendap atau deoksigenasi. Menurut Solihin dan Darsati (1993), menjadi tiga tipe yaitu: pencemaran air dapat diklasifikasikan 1. Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik. 3

2. Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi tersuspensi. 3. Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba pathogen, lumut, tumbuhan air. Menurut NOAA (2008), terdapat dua sumber pencemaran yaitu sumber titik dan sumber non titik. Sumber titik adalah sumber polusi yang berasal dari sumber spesifik, teridentifikasi, seperti pipa, tangki, pit, atau saluran menuju badan air. Pabrik dan pengolahan limbah domestik merupakan contoh tipe dari sumber titik. Pabrik, termasuk refinery minyak, industri pulp dan kertas, kimia, elektronik, otomobil dapat menghasilkan satu atau lebih polutan pada efluennya. Beberapa industri membuang limbah langsung ke badan air, dan industri lainnya melakukan pengolahan terlebih dahulu. 2.2 Effluent Standard dan Stream Standard Terdapat berbagai macam standar untuk menjaga kualitas air sungai yaitu effluent standard dan stream standard. a. Effluent Standard Efluen standard adalah standar efluen untuk industri. Pendekatan ini memiliki kelebihan yaitu kemudahan implementasi, bersifat praktis (World Bank, 2015). b. Stream Standard Standar ini mengatur tentang kualitas air sungai atau badan penerima untuk menerima limbah. Dimana badan penerima digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti minum, mandi, memancing, dll. Di bawah sistem ini, sungai dikelompokkan dalam berbagai kategori seperti kelas I, kelas II, dll (World Bank, 2015). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air dibagi menjadi (empat) kelas yaitu: 4

1. Kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 2. Kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 3. Kelas III, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 4. Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 2.3 Penelitian Lain Tabel 2. Penelitian sebelumnya Tahun Nama Jurnal Judul Pembahasan 2014 Mohammad Jurnal Status Kualitas Widyar Pengelolaan Air dan Upaya Rahman Sumberdaya Konservasi Alam dan Sumber Daya Lingkungan Vol. Lahan di DAS 4 No. 1 (Juli Citarum Hulu, 2014): 24-34 Kabupaten Bandung Studi menunjukkan bahwa status mutu air di DAS Citarum hulu dari tahun ke tahun relatif tidak ada peningkatan kualitas air. 5

Parameter seperti BOD, COD, TP, H2S, Nitrit, TDS melebihi baku mutu. Tahun Nama Jurnal Judul Pembahasan 2013 Edward Suhendra, Purwanto, Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Potensi Keberadaan Polutan Edwan Sumberdaya Kloroanilin di Kardena Alam dan Sungai Citarum Lingkungan 2013 Akibat Biotranformasi Pewarna Azo dari Air Limbah Tekstil Terdapat potensi keberadaan polutan kloroanilin di Sungai Citarum akibat biotransfomasi azo dyes dari air limbah industri tekstil di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. 3. METODE PENELITIAN A. Objek dan Data Penelitian Sebagai objek penelitian yaitu beberapa sungai di DAS Citarum. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Bandung. Beberapa parameter yang akan dilihat adalah ph, TDS, TSS, BOD, COD, nitrit, nitrat, dan beberapa logam berat. 6

Kemudian data-data tersebut akan dibuat trendline untuk mengetahui perbandingan kualitas air beberapa sungai. 3.1 Periode Pelaksanaan Mulai : September 2016 Berakhir : Februari 2017 3.2 Jumlah Biaya Yang Diusulkan : Rp. 4.000.000,- 3.3 Lokasi Penelitian : DAS Citarum, Jawa Barat 3.4 Perguruan Tinggi Pengusul : Universitas Sahid B. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah dengan membandingkan data sekunder yang didapat beberapa tahun dari BPLHD Jawa Barat kemudian dibandingkan dengan baku mutu pemerintah atau baku mutu daerah setempat. Beberapa titik sampling merupakan titik sampling yang diambil dari data BPLHD. Pembahasan berupa analisis deskriptif berupa grafik dan kalimat penjelasan, serta dapat dibandingkan dari penelitian sebelumnya yang telah membahas mengenai Sungai Citarum. 7

4. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN 4.1 Anggaran Biaya Anggaran biaya yang digunakan adalah sebagai berikut: No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp) 1 Gaji dan Upah 1.200.000 2 Bahan habis pakai dan Peralatan 1.500.000 3 Perjalanan a. Transport 300.000 b. Konsumsi 200.000 4 Biaya Pengeluaran Lain-Lain a. Dokumentasi 400.000 b. Pembuatan laporan 200.000 c. Administrasi 200.000 Jumlah 4.000.000 4.2 Jadwal Penelitian Sesuai metodologi yang digunakan, kegiatan penelitian direncanakan dapat diselesaikan dalam 6 (enam) bulan dengan penjabaran waktu secara garis besar sebagai berikut : No. Nama Kegiatan Bulan ke 1 2 3 4 5 6 1. Persiapan 2. Studi literatur 3. Pangambilan data sekunder 4. Pengolahan data dan analisa 5. Pembuatan Laporan 8

5. DAFTAR PUSTAKA BAPPENAS. (2011): Atlas Citarum 2011 Penanganan Terpadu Wilayah Sungai Citarum, Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program. BPLHD Jawa Barat. (2009): Annual State of Environment Report (ASER) 2009. BPLHD Prov Jawa Barat. (2010): Original Title :Status Lingkungan Hidup Daerah.Translated: Regional Environmental Status. Sections : Industrial activities with water contamination possibility. Cahyaningsih, A., Harsoyo, B. (2011): Distribusi Spasial Tingkat Pencemaran Air Di DAS Citarum, Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 1-9. Goel, P.K. (2006): Water Pollution: Causes, Effects and Control, New Age International, New Delhi. Kompas. (2011): Citarum Tercemar Dari Hulu. urlhttp://www.pili.or.id/node/40 NOAA. (2008): NOAA Ocean Service Education. urlhttp://oceanservice.noaa.gov/education/kits/pollution/03pointsource.ht ml diakses pada 11 April 2015. World Bank. (2015): Environmental Regulations and Standards. url: http://water.worldbank.org/shw-resource-guide/institutions/regulationsand-standards/environment. 9

LAMPIRAN 1. JUSTIFIKASI ANGGARAN No. Kategori Justifikasi 1. Bahan habis pakai dan Peralatan Diperlukan mutlak sebagai sarana kegiatan 2. Biaya Perjalanan Diperlukan sebagai pengganti uang transport yang dikeluarkan peneliti dan sebagai pendukung kegiatan 3. Biaya Dokumentasi Diperlukan sebagai penunjang keabsahan penelitian dan pendukung laporan dengan memberikan dokumentasi yang diperlukan 5. Pembuatan laporan Diperlukan untuk menggandakan dan menjilid laporan akhir 6. Administrasi dan Surat-menyurat Diperlukan untuk mengurus persyaratan administrasi dan teknis lokasi 10