Muhammad Djunaidi, Herry Djainal Pengaruh Aktivitas Penambangan Emas Terhadap Kondisi Airtanah dangkal di Dusun Beringin Kecamatan Malifut Provinsi Maluku Utara PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA Muhammad Djunaidi, Herry Djainal Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Abstarak Air merupakan salahsatu sumber kehidupan umat manusia. Apabila air telah tercemar maka akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Di karenakan hampir semua makhluk hidup di muka bumi ini memerlukan air. Dan di perkirakan 71% dari luas permukaan bumi ini terdiri atas air dan jumlah air di muka bumi ini akan bertambah seiring dengan adanya global warning pada masa sekarang ini. Analisis Status mutu air sungai mengunakan metode indek pencemaran Untuk mengetahui status mutu air, maka di gunakan metode storet untuk menghitung berapa besar tingkat pencemaran pada airtanah. Dari perhitungan menggunakan metode storet didapatkan bahwa status mutu air berada pada cemar sedang (-20). Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara non teknis dan cara Teknis. Sedangkan solusi yang baik dalam menangani masalah tersebut, yaitu dengan pembuatan sumur resapan air (SRA) dan perlu kesadaran dari masyarakat dan pemerintah dalam menjaga lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Kata kunci: status mutu air, airtanah dan sumur resapan air 1. PENDAHULUAN Air merupakan salahsatu sumber kehidupan umat manusia. Apabila air telah tercemar maka akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Di karenakan hampir semua makhluk hidup di muka bumi ini memerlukan air. Dan di perkirakan 71% dari luas permukaan bumi ini terdiri atas air dan jumlah air di muka bumi ini akan bertambah seiring dengan adanya global warning pada masa sekarang ini. Disisi lain, dengan pertumbuhan penduduk yang pesat pada masa sekarang ini mengakibatkan ketersediaan air bersih akan berkurang. Apalagi di Indonesia banyak masyarakat yang tingkat perekonomian berada di bawah garis kemiskinan 58
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10No. 02, September 2017 : 58-65 hidup di bantaran sungai, di bawah jembatan dan di kawasan kumuh yang memanfaatkan air sungai atau airtanah sebagai kebutuhan hidupnya (minum dan MCK). Apabila airtanah ini telah terganggu (tercemar) oleh suatu aktivitas dari manusia, maka air tersebut tidak dapat di manfaatkan lagi oleh makhluk hidup (khususnya manusia). Jika kondisi ini terjadi, maka air bersih akan menjadi barang langka bahkan akan menjadi barang yang mahal karena banyak sumber air yang sudah tercemar. Pada masa sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan industri manufaktur (khususnya pertambangan emas) telah memanfaatkan sungai sebagai media akhir dalam pembuangan limbah dari bekas aktivitas kegiatan pengolahannya serta penggunaan air sungai dan airtanah sebagai bahan pendukung dalam kegiatan pabrik pengolahan. Dari tercemarnya air sungai yang berada disekitar industri pertambangan tersebut akan menyebabkan pencemaran terhadap airtanah (effluent dari air sungai). Di tambah lagi masalah Penambangan Tanpa Ijin (PETI) yang sering ikut-ikutan melakukan kegiatan penambangan di suatu areal ijin (IUP) dari suatu perusahaan pertambangan. Para PETI ini biasanya dalam memanfaatkan bahan galian menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk pengolahan bahan galian tersebut, antara lain dengan cara amalgamasi. B3 yang digunakan oleh para penambang liar dalam proses pengolahan bahan galian untuk mendapatkan bullion, misalnya menggunakan mercury (Hg) atau sianida (Cn). Proses amalgam ini biasanya di lakukan dekat dengan sungai dan limbah dari amalgam langsung di buang ke sungai. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui status mutu airtanah yang diakibatkan oleh industri pertambangan (proses pengolahan bijih emas). 59
2. Metodologi Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik yang menggam barkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya atau untuk mendeskripsikan nilai-nilai dari suatu variable. Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Beringin Kecamatan Malifut Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah sumur gali sebanyak 12 sumur. Jumlah sampel 12 sumur gali (total sampling). Penentuan sampel penelitian menggunakan tehnik purposive sampling dengan meng gunakan criteria inklusi, hanya Sumur gali yang dipergunakan oleh keluarga dengan jarak 15 meter dari kegiatan pencucian emas dan sumur gali tidak tertutup atau tutup sumur mudah dibuka untuk pengambilan sampel dan melihat kondisi fisik sumur. Analisis Status mutu air sungai mengunakan metode indek pencemaran Untuk mengetahui status mutu air, maka di gunakan metode storet untuk menghitung berapa besar tingkat pencemaran pada airtanah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengambil sampel airtanah dan kemudian di ujikan dilaboratorium dengan menggunakan metode uji sampel (Ion Selektif Meter untuk sianida dan spectrometer Serapan Atom untuk logam merkuri), maka didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Untuk hasil sianda uji sampel air didapatkan bahwa sianida pada lokasi penelitian antara 0,01 s/d > 0.02 mg/l dan bertentangan dengan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (untuk kelas I sebagai air minum) sebesar 0.02 mg/l. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum nilai parameter Sianida masih berada dalam ambang batas baku mutu yang ditetapkan, yaitu sebesar 0.07 mg/l 60
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10No. 02, September 2017 : 58-65 2. Untuk hasil merkuri pada uji sampel airtanah didapatkan bahwa merkuri pada lokasi penelitian masih termasuk tercemar yaitu sebesar 0.01 s/d > 0.04, padahal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (untuk kelas I sebagai air minum) dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, nilai merkuri haruslah dibawah standar dari batas standar yaitu 0,001 mg/l. Sedangkan dari hasil per hitungan status mutu air menurut Kepmen Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003, menyatakan bahwa status mutu airtanah di lokasi penelitian berada pada status Cemar Sedang (nilai -20). Pencegahan Pencemaran Airtanah Pencemaran air disebabkan ketika hal-hal yang beracun dan limbah bahan-bahan yang melarikan diri ke dalam sungai, sungai, danau atau dari sumber luar. Adalah contaminant apapun, baik dari manusia atau sumber sumber alam, yang berdampak negatif pada kualitas air dan menyebabkan kerusakan tanaman, hewan dan organisme dalam air. Tabel 2. Hasil Perhitungan Status Mutu Air Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi 61
sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi Dokumen AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Selain itu juga dalam proses pencegahan secara non teknis dapat dilakukan dengan cara penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian alam, misalnya dengan kesadaran dalam proses pemurnian logam emas (cara amalgamasi) bahan kimia yang digunakan (bahan B3) diminimalkan dengan cara membuat/merancang kolam pengendapan bagi limbah tersebut menggunakan eceng gondok (bioremediasi) sebagai penetral logam berat (Hg) sebelum dibuang ke badan air (sungai) sehingga limbah logam berat (Hg) yang berasal dari kolam pengendapan limbah (tailing pond) yang masuk ke air sungai tidak masuk lagi kedalam airtanah (effluent). Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran dengan cara proses treatment (baik dengan cara primary treatment, secondary treatment maupun dengan cara fine treatment). Solusi Dari Pencemaran Airtanah Ada beberapa solusi bagi airtanah yang telah tercemar yaitu dengan cara: 1) Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir dan menurunnya permukaan airtanah pada kawasan perumahan. Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk 62
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10No. 02, September 2017 : 58-65 sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain: a. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, b. Mempertahankan tinggi muka airtanah dan menambah persediaan airtanah, c. Mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, d. Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan airtanah yang berlebihan, dan e. Mengurangi konsentrasi pence maran airtanah Dengan membuat lubang/sumur resapan, air hujan tidak langsung menuju saluran air, tapi meresap ke dalam tanah. Sehingga akan menambah kuantitas airtanah itu sendiri. Selain itu, lubang biopori ini mampu membuat organisme dalam tanah merubah sampah menjadi mineral yang dapat larut dalam air sehingga kualitas airtanah pun meningkat. Gambar 3. Sumur Resapan Air 2) Tindakan dengan menggunakan teknologi penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit pengolahan limbah. Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Jika pengolahannya menggunakan mikroba maka disebut pengolahan secara biologis dengan 63
menggunakan bakteri pengurai limbah. 3. Namun, langkah-langkah tersebut perlu dukungan dan konsistensi dari masyarakat dan tentunya pemerintah sendiri. Apalagi mengingat kondisi airtanah sudah sangat mengkhawatirkan. Bila tidak ditanggulangi dengan cepat, masalah airtanah ini bisa menjadi bom waktu yang bisa menyengsarakan banyak orang 4. KESIMPULAN Status mutu air yang berada di lokasi penelitian menurut Kepmen LH nomor 115 tahun 2003 dan perhitungannya menggunakan metode storet berada pada cemar sedang (-20). Usaha untuk mencegah terjadinya pencemaran airtanah yaitu dengan cara metode Non teknis dengan menerapkan aturan perundangan-undangan yang tegas sehingga pencemaran pada airtanah tidak meluas. Sedangkan dengan menggunakan metode teknis, yaitu dengan cara menggunakan alat bantu untuk proses penetralisir limbah (treatment) agar limbah tersebut tidak lagi mencemari lingkungan. Solusi dari pencemaran airtanah, yaitu dengan membuat sumur resapan air (SRA) dan adanya dukungan masyarakat dan pemerintah untuk menjaga lingkungan dari limbah. DAFTAR PUSTAKA Djunaidi, M; 2008. Kajian Pencemaran Air Sungai dan Analisis Risiko Terhadap Lingkungan Di Sekitarnya Akibat Penambangan Bijih Emas, Tesis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Effendi, Hefni; 2004. Telaah Kualitas Air, Penerbit PT. KanisiusYogypakarta. Hadi, Anwar; 2005, Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan, PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta. 64
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10No. 02, September 2017 : 58-65 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990, Tentang Pengendalian Pencemaran Air, CETS UII, Yogyakarta. Wardhana, Wisnu Arya; 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit PT. ANDI, Yogyakarta. 65