PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Apabila air akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

STUDI KADAR SIANIDA (CN) PADA AIR SUNGAI TOMBULILATO KECAMATAN BONE RAYA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 MAGFIRA HUNOWU NIM

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN NILAI MUTU AIR PERMUKAAN PADA LAHAN PASCA TAMBANG RAKYAT KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

Pencemaran Lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

PENCEMARAN TERHADAP LINGKUNGAN

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

Repository.Unimus.ac.id

أ و ل م ی ر ال ذ ین ك ف ر وا أ ن ال سم او ات و الا ر ض ك ان ت ا ر ت ق ا ف ف ت ق ن اھ م ا و ج ع ل ن ا م ن ال م اء ك ل ش ي ء ح ي أ ف لا ی ؤ م ن و ن

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

HIDROSFER & PENCEMARAN AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. air. Demikian juga dengan manusia tidak dapat hidup tanpa air. Tubuh kita

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Felmawati Mundeng, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1. Kata Kunci: Mercury (Hg), Hulu dan Hilir Air Sungai

BAB I PENDAHULUAN. membawa sedikit uap air. Fenomena alam tersebutmengakibatkan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun hubungan manusia dengan lingkungannya. makan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

Masalah Sosial dan Budaya di Lingkungan Sekitar Pencemaran Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

HIDROSFER & PENCEMARAN AIR

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

PENCEMARAN TANAH DAN CARA PENANGGU LANNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Muhammad Djunaidi, Herry Djainal Pengaruh Aktivitas Penambangan Emas Terhadap Kondisi Airtanah dangkal di Dusun Beringin Kecamatan Malifut Provinsi Maluku Utara PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA Muhammad Djunaidi, Herry Djainal Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Abstarak Air merupakan salahsatu sumber kehidupan umat manusia. Apabila air telah tercemar maka akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Di karenakan hampir semua makhluk hidup di muka bumi ini memerlukan air. Dan di perkirakan 71% dari luas permukaan bumi ini terdiri atas air dan jumlah air di muka bumi ini akan bertambah seiring dengan adanya global warning pada masa sekarang ini. Analisis Status mutu air sungai mengunakan metode indek pencemaran Untuk mengetahui status mutu air, maka di gunakan metode storet untuk menghitung berapa besar tingkat pencemaran pada airtanah. Dari perhitungan menggunakan metode storet didapatkan bahwa status mutu air berada pada cemar sedang (-20). Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara non teknis dan cara Teknis. Sedangkan solusi yang baik dalam menangani masalah tersebut, yaitu dengan pembuatan sumur resapan air (SRA) dan perlu kesadaran dari masyarakat dan pemerintah dalam menjaga lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Kata kunci: status mutu air, airtanah dan sumur resapan air 1. PENDAHULUAN Air merupakan salahsatu sumber kehidupan umat manusia. Apabila air telah tercemar maka akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Di karenakan hampir semua makhluk hidup di muka bumi ini memerlukan air. Dan di perkirakan 71% dari luas permukaan bumi ini terdiri atas air dan jumlah air di muka bumi ini akan bertambah seiring dengan adanya global warning pada masa sekarang ini. Disisi lain, dengan pertumbuhan penduduk yang pesat pada masa sekarang ini mengakibatkan ketersediaan air bersih akan berkurang. Apalagi di Indonesia banyak masyarakat yang tingkat perekonomian berada di bawah garis kemiskinan 58

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10No. 02, September 2017 : 58-65 hidup di bantaran sungai, di bawah jembatan dan di kawasan kumuh yang memanfaatkan air sungai atau airtanah sebagai kebutuhan hidupnya (minum dan MCK). Apabila airtanah ini telah terganggu (tercemar) oleh suatu aktivitas dari manusia, maka air tersebut tidak dapat di manfaatkan lagi oleh makhluk hidup (khususnya manusia). Jika kondisi ini terjadi, maka air bersih akan menjadi barang langka bahkan akan menjadi barang yang mahal karena banyak sumber air yang sudah tercemar. Pada masa sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan industri manufaktur (khususnya pertambangan emas) telah memanfaatkan sungai sebagai media akhir dalam pembuangan limbah dari bekas aktivitas kegiatan pengolahannya serta penggunaan air sungai dan airtanah sebagai bahan pendukung dalam kegiatan pabrik pengolahan. Dari tercemarnya air sungai yang berada disekitar industri pertambangan tersebut akan menyebabkan pencemaran terhadap airtanah (effluent dari air sungai). Di tambah lagi masalah Penambangan Tanpa Ijin (PETI) yang sering ikut-ikutan melakukan kegiatan penambangan di suatu areal ijin (IUP) dari suatu perusahaan pertambangan. Para PETI ini biasanya dalam memanfaatkan bahan galian menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk pengolahan bahan galian tersebut, antara lain dengan cara amalgamasi. B3 yang digunakan oleh para penambang liar dalam proses pengolahan bahan galian untuk mendapatkan bullion, misalnya menggunakan mercury (Hg) atau sianida (Cn). Proses amalgam ini biasanya di lakukan dekat dengan sungai dan limbah dari amalgam langsung di buang ke sungai. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui status mutu airtanah yang diakibatkan oleh industri pertambangan (proses pengolahan bijih emas). 59

2. Metodologi Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik yang menggam barkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya atau untuk mendeskripsikan nilai-nilai dari suatu variable. Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Beringin Kecamatan Malifut Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah sumur gali sebanyak 12 sumur. Jumlah sampel 12 sumur gali (total sampling). Penentuan sampel penelitian menggunakan tehnik purposive sampling dengan meng gunakan criteria inklusi, hanya Sumur gali yang dipergunakan oleh keluarga dengan jarak 15 meter dari kegiatan pencucian emas dan sumur gali tidak tertutup atau tutup sumur mudah dibuka untuk pengambilan sampel dan melihat kondisi fisik sumur. Analisis Status mutu air sungai mengunakan metode indek pencemaran Untuk mengetahui status mutu air, maka di gunakan metode storet untuk menghitung berapa besar tingkat pencemaran pada airtanah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengambil sampel airtanah dan kemudian di ujikan dilaboratorium dengan menggunakan metode uji sampel (Ion Selektif Meter untuk sianida dan spectrometer Serapan Atom untuk logam merkuri), maka didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Untuk hasil sianda uji sampel air didapatkan bahwa sianida pada lokasi penelitian antara 0,01 s/d > 0.02 mg/l dan bertentangan dengan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (untuk kelas I sebagai air minum) sebesar 0.02 mg/l. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum nilai parameter Sianida masih berada dalam ambang batas baku mutu yang ditetapkan, yaitu sebesar 0.07 mg/l 60

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10No. 02, September 2017 : 58-65 2. Untuk hasil merkuri pada uji sampel airtanah didapatkan bahwa merkuri pada lokasi penelitian masih termasuk tercemar yaitu sebesar 0.01 s/d > 0.04, padahal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (untuk kelas I sebagai air minum) dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, nilai merkuri haruslah dibawah standar dari batas standar yaitu 0,001 mg/l. Sedangkan dari hasil per hitungan status mutu air menurut Kepmen Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003, menyatakan bahwa status mutu airtanah di lokasi penelitian berada pada status Cemar Sedang (nilai -20). Pencegahan Pencemaran Airtanah Pencemaran air disebabkan ketika hal-hal yang beracun dan limbah bahan-bahan yang melarikan diri ke dalam sungai, sungai, danau atau dari sumber luar. Adalah contaminant apapun, baik dari manusia atau sumber sumber alam, yang berdampak negatif pada kualitas air dan menyebabkan kerusakan tanaman, hewan dan organisme dalam air. Tabel 2. Hasil Perhitungan Status Mutu Air Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi 61

sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi Dokumen AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Selain itu juga dalam proses pencegahan secara non teknis dapat dilakukan dengan cara penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian alam, misalnya dengan kesadaran dalam proses pemurnian logam emas (cara amalgamasi) bahan kimia yang digunakan (bahan B3) diminimalkan dengan cara membuat/merancang kolam pengendapan bagi limbah tersebut menggunakan eceng gondok (bioremediasi) sebagai penetral logam berat (Hg) sebelum dibuang ke badan air (sungai) sehingga limbah logam berat (Hg) yang berasal dari kolam pengendapan limbah (tailing pond) yang masuk ke air sungai tidak masuk lagi kedalam airtanah (effluent). Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran dengan cara proses treatment (baik dengan cara primary treatment, secondary treatment maupun dengan cara fine treatment). Solusi Dari Pencemaran Airtanah Ada beberapa solusi bagi airtanah yang telah tercemar yaitu dengan cara: 1) Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir dan menurunnya permukaan airtanah pada kawasan perumahan. Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk 62

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10No. 02, September 2017 : 58-65 sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain: a. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, b. Mempertahankan tinggi muka airtanah dan menambah persediaan airtanah, c. Mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, d. Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan airtanah yang berlebihan, dan e. Mengurangi konsentrasi pence maran airtanah Dengan membuat lubang/sumur resapan, air hujan tidak langsung menuju saluran air, tapi meresap ke dalam tanah. Sehingga akan menambah kuantitas airtanah itu sendiri. Selain itu, lubang biopori ini mampu membuat organisme dalam tanah merubah sampah menjadi mineral yang dapat larut dalam air sehingga kualitas airtanah pun meningkat. Gambar 3. Sumur Resapan Air 2) Tindakan dengan menggunakan teknologi penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit pengolahan limbah. Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan. Jika pengolahannya menggunakan mikroba maka disebut pengolahan secara biologis dengan 63

menggunakan bakteri pengurai limbah. 3. Namun, langkah-langkah tersebut perlu dukungan dan konsistensi dari masyarakat dan tentunya pemerintah sendiri. Apalagi mengingat kondisi airtanah sudah sangat mengkhawatirkan. Bila tidak ditanggulangi dengan cepat, masalah airtanah ini bisa menjadi bom waktu yang bisa menyengsarakan banyak orang 4. KESIMPULAN Status mutu air yang berada di lokasi penelitian menurut Kepmen LH nomor 115 tahun 2003 dan perhitungannya menggunakan metode storet berada pada cemar sedang (-20). Usaha untuk mencegah terjadinya pencemaran airtanah yaitu dengan cara metode Non teknis dengan menerapkan aturan perundangan-undangan yang tegas sehingga pencemaran pada airtanah tidak meluas. Sedangkan dengan menggunakan metode teknis, yaitu dengan cara menggunakan alat bantu untuk proses penetralisir limbah (treatment) agar limbah tersebut tidak lagi mencemari lingkungan. Solusi dari pencemaran airtanah, yaitu dengan membuat sumur resapan air (SRA) dan adanya dukungan masyarakat dan pemerintah untuk menjaga lingkungan dari limbah. DAFTAR PUSTAKA Djunaidi, M; 2008. Kajian Pencemaran Air Sungai dan Analisis Risiko Terhadap Lingkungan Di Sekitarnya Akibat Penambangan Bijih Emas, Tesis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Effendi, Hefni; 2004. Telaah Kualitas Air, Penerbit PT. KanisiusYogypakarta. Hadi, Anwar; 2005, Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan, PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta. 64

JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 10No. 02, September 2017 : 58-65 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990, Tentang Pengendalian Pencemaran Air, CETS UII, Yogyakarta. Wardhana, Wisnu Arya; 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit PT. ANDI, Yogyakarta. 65