BAB I PENDAHULUAN. membuka unit usaha syariah yang pada akhirnya melakukan spin off (pemisahan).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 132 TAHUN 2016 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH. izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 123 TAHUN 2013 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK/IBU ASUH PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Alokasi Kebutuhan, Pupuk Bersubsidi, Sektor Pertanian.

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG BESARAN UANG PERSEDIAAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAMBANGLIPU A. DATA PEMILIH NAMA DAN TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta, 2002, hlm. 35.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 229 TAHUN 2011 TENTANG

Gbr.1 Jaringan di Ruang Sekpri Bupati

BAB I PENDAHULUAN. penjual berfikir keras agar tetap eksis didunianya. Perubahan ini diakibatkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dekade terakhir ini, peningkatan kualitas akan jasa yang ditawarkan

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dapat dikatakan indikator utama kemajuan ekonomi bangsa. PD.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan beserta hasil-hasilnya, dan pertumbuhan stabilitas ekonomi nasional

BAB I PENDAHULUAN. jembatan antara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. mempersempit ruang gerak di sebuah wilayah. Dimana jumlah pertumbuhan penduduk tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perdagangan serta pembangunan nasional hingga internasional. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 143 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ada beberapa bank yang sudah mulai bisa bersaing dengan BCA dan BRI, bahkan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bank yang menjadi pilihan tersebut. Keputusan nasabah untuk membuka rekening

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dimana sektor perekonomian menjadi tolak ukur kemakmuran suatu Negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN JAMAAH HAJI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SIMPANAN SUKARELA (SIRELA) DI BMT HARAPAN UMAT KCP SLEKO PATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menjual produk secara langsung ( face-to-face) kepada

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan jasa perbankan tumbuh begitu pesat

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan yang diminati oleh masyarakat. trend saat ini. syariah dalam melakukan kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. jasa lalu lintas pembayaran dan sebagai sarana dalam kebijakan moneter.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah. Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat hingga

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa, antara

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efisien dan efektif serta tanggap mengantisipasi pasar yang akan mereka

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikembangkan sebagai jenis budidaya. Pasokan ikan di dunia ini sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. Unit pelaksana, satuan polisi pamong praja, kecamatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat. Dimana fungsi dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jangkau dan daya atur yang universal. Salah satu bukti bahwa Alquran dan sunnah

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya di industri bisnis perbankan. Bank yang sekarang ini dianggap bank

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan bank syariah di Indonesia dapat dikatakan cukup berkembang. Hal tersebut didukung dengan semakin banyaknya bank konvensional yang membuka unit usaha syariah yang pada akhirnya melakukan spin off (pemisahan). Pada diagram di bawah ini dapat dilihat bahwa selama enam tahun terakhir, jumlah Unit Usaha Syariah mengalami penurunan yang diikuti dengan meningkatnya jumlah Bank Umum Syariah. Selain itu, jumlah kantor Bank Syariah yang ada di Indonesia juga cenderung mengalami peningkatan. Gambar 1.1 Perkembangan Unit Usaha Gambar 1.2 Perkembangan Bank Syariah Tahun 2009-2015 Syariah Tahun 2009-2015 Perkembangan Unit Usaha Syariah Tahun 2009-2015 Perkembangan Bank Syariah Tahun 2009-2015 287 262 336 517 590 426 327 711 1,215 1,401 1,745 1,998 2,149 2,121 25 23 24 24 23 23 22 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah UUS Jumlah Kantor UUS 6 11 11 11 11 11 12 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah BUS Jumlah Kantor BUS Sumber: SPS OJK, Juni 2015

2 Banyaknya jumlah kantor Bank Umum Syariah yang ada dapat dijadikan sebagai indikator bahwa kebutuhan bertransaksi melalui perbankan syariah semakin meningkat. Kemudian perbankan syariah merespon dengan melancarkan strategistrategi marketing supaya informasi yang akan disalurkan dapat diterima oleh calon nasabah. Jika dilihat dari struktur masyarakat di Indonesia dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan dapat menerima informasi-informasi yang bergulir dengan baik dan cepat karena ditunjang teknologi dan sarana prasarana yang memadahi. Berbeda hal-nya dengan masyarakat pedesaan yang pada umumnya masih menggunakan teknologi yang seadanya, sehingga informasi yang didapatkan menjadi terbatas dan terkadang kesalahan penerimaan informasi dapat terjadi. Media penyaluran informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan media massa seperti koran, televisi, radio, dan lain sebagainya. Sehingga memudahkan perbankan syariah untuk menyalurkan informasi dari hulu hingga ke hilir. Mengingat pengetahuan nasabah atas produk yang ditawarkan oleh Bank tentunya sangat berguna bagi calon nasabah itu sendiri untuk mengetahui berbagai macam produk serta manfaat dari masing-masing produk tersebut. Dengan mengetahuinya, calon nasabah akan mendapatkan kemudahan untuk memilih produk yang akan digunakannya.

3 Dalam hal ini perbankan syariah harus lebih berorientasi kepada konsumen. Strategi pemasaran tersebut menuntut perusahaan untuk lebih memahami dan memenuhi perilaku dan kebutuhan konsumen untuk mencapai kepuasan yang diinginkan. Hal ini akan berdampak pada citra perusahaan dengan kualitas produk atau pelayanan yang baik, sehingga menimbulkan minat bagi calon konsumen yang menerima berbagai informasi tentang produk dari perusahaan. Citra perusahaan yang baik akan melekat pada benak calon konsumen. Ketika sebuah perbankan sudah memiliki citra yang baik, maka dengan sendirinya calon konsumen akan mengetahui melalui penyebaran informasi. Citra perusahaan inilah yang pada akhirnya akan mengarahkan calon konsumen untuk memilih produk suatu perusahaan. (Yusrina, 2013:115). Disamping itu, kemudahan nasabah atau calon nasabah dalam menjangkau perbankan syariah juga merupakan hal yang patut dipertimbangkan. Aspek yang tidak kalah penting tentu lokasi berdirinya bank syariah. Kemudahan akses dapat menjadi prioritas nasabah ketika dihadapkan dengan berbagai pilihan. Tentu nasabah akan memilih lokasi perbankan syariah yang berada dekat dengan kediaman dibandingkan bank syariah yang berada jauh dari kediaman. Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa lokasi merupakan simpul awal dalam melakukan transaksi sehingga pemilihan lokasi yang tepat dapat menjadi nilai lebih dalam menarik minat nasabah atau calon nasabah dalam bertransaksi dibank tersebut.

4 Menurut Poerwadaminta, Minat merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Minat timbul dari dalam diri individu karena tertarik pada suatu hal dan hal tersebut dirasa berguna atau bermanfaat bagi kebutuhan hidupnya. Minat mengarahkan individu akan suatu obyek atas dasar rasa senang atau tidak senang. (Poerwadaminta, 2006:210) Perkembangan dan persaingan antar perbankan yang semakin ketat mengharuskan setiap bank untuk melakukan inovasi dalam menarik minat nasabah, seperti contohnya PT. BRI Syariah yang hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.banyak keunggulan keunggulan yang diberikan oleh PT. BRI Syariahdapat dilihat antara lain yaitu dari segi pelayanannya, PT. Bank BRI Syariah melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai dengan harapan nasabah dengan menggunakan prinsip syariah. PT.Bank BRI Syariah juga telah meraih penghargaan service excellence pada tahun 2016 dan mendapat penghargaan The Winner of Best Banking Brand 2016 serta The Best Bank in Retail Banking Service dengan kategori bank syariah pada Indonesia Banking Award tahun 2016. Selain itu BRI Syariah juga berfokus pada segmen menengah bawah, PT. BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan berdasarkan prinsip Syariah. (http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah)

5 Salah satu wujud service excelent yang diberikan BRI Syariah adalah adanya layanan pick up service yang saat ini sudah dilaksanakan oleh BRI Syariah KC Bantul, adapun layanan pick up service tersebut meliputi pelayanan jemput dana selama libur lebaran untuk mempermudah nasabah menyetorkan dana ke bank, layanan khusus ini diberikan sejak H-1 sampai H+2 dengan jam pelayanan 18.00-21.00 WIB. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang terletak di sebelah selatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 955.015 jiwa. Dengan jumlah penduduk sebesar itu dapat menjadi pasar potensial bagi perbankan syariah mengingat mayoritas agama yang dianut adalah islam, tidak hanya itu saja mayoritas masyarakatnya di Kabupaten Bantul berprofesi sebagai pengusaha, baik makro sampai pada usaha mikro kecil menengah dan pedagang, perekonomian yang ada di kabupaten Bantul dapat dilihat dari banyaknya jumlah UMKM pada beberapa tahun terakhir, berdasarkan data sensus ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama lima tahun terakhir, pertumbuhan UMKM di Kabupaten Bantul mencapai 40%. Dari data yang dirilis oleh pihak Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Bantul, jumlah UMKM di bantul saat ini mencapai 140.000 unit, naik 40% dari tahun 2015 yang hanya 100.000 unit sedangkan di Sleman 27.109, Kota 32.000, Gunungkidul 38.268, dan Kulon Progo 33.619 unit UMKM. Hal tersebut membuat Kabupaten Bantul menjadi pangsa pasar yang potensial bagi perbankan menginggat salah satu peran perbankan yang juga menjadi fungsi

6 utama perbankan adalah sebagai lembaga mediasi atau perantara antara pemilik modal dengan pihak yang kekurangan modal. Dari fungsi tersebut, pelaku ekonomi yang memerlukan dana dapat terpenuhi melalui pinjaman ke perbankan. Selain digunakan untuk keperluan pribadi, dana pinjaman bank juga digunakan untuk keperluan usaha. (www.bantukab.go.id/profil/sekilas_kabupaten_bantul.htm1) Dibawah ini adalah tabel jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Bantul: Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Bantul No Kecamatan Jumlah 1. Srandakan 28.935 2. Sanden 29.939 3. Kretek 29.939 4. Pundong 32.097 5. Bambanglipuro 37.921 6. Pandak 48.558 7. Bantul 61.344 8. Jetis 53.592 9. Imogiri 57.534 10. Dlingo 36.165 11. Pleret 45.316 12. Piyungan 52.156 13. Banguntapan 131.584 14. Sewon 110.355 15. Kasihan 119.271 16. Pajangan 34.467 17. Sedayu 45.952 Jumlah 955.015 Presentase 100 Sumber : Sumber: BPS Kabupaten Bantul, Proyeksi Penduduk 2010-2020 Dari perkembangan bank syariah yang pesat seperti yang telah dijelaskan diatas, seharusnya minat masyarakat untuk melakukan transaksi di Bank Syariah

7 berbanding lurus dengan perkembangan bank syariah di Indonesia. Namun, kenyataannya sebagian besar masyarakat di Kabupaten Bantul masih melakukan transaksi di Bank Konvensional dengan berbagai macam alasan, diantaranya disebabkan oleh hadiah dan bonus yang ditawarkan lebih menggiurkan, pelayanan bank syariah masih kalah cepat dengan konvensional, bunga yang diberikan lebih besar, belum paham dengan sistem dan operasional yang diterapkan pada Bank Syariah, serta rasa nyaman terhadap Bank Konvensional karena mereka lebih dulu mengenal Bank Konvensional daripada Bank Syariah. (Retno Sari 2016: 3). Berikut ini adalah tabel data jumlah nasabah di Kabupaten Bantul yang melakukan transaksi di BRI Syariah sejak lima tahun terakhir : Tabel 1.2 Data Jumlah Nasabah BRI Syariah di Kabupaten Bantul Jenis Transaksi Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun No 2012 2013 2014 2015 2016 1. Pembiayaan 16 74 105 116 205 2. Tabungan 25 96 138 145 215 Jumlah 41 170 243 261 420 Sumber : Laporan Tahunan BRI Syariah KC Bantul, 2016. Dari tabel data diatas menunjukan peningkatan jumlah nasabah BRI Syariah dari setiap tahunya selama lima tahun terakhir. Jumlah penduduk kabupaten Bantul sebesar 955.015 jiwa yang mayoritas penduduknya beragama islam, akan tetapi

8 transaksi yang dilakukan di BRI Syariah selama lima tahun terakhir tidak sebanding dengan jumlah penduduk di Kabupaten Bantul. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun bermaksud untuk mengkaji tentang minat masyarakat di Kabupaten Bantul dalam melakukan transaksi di Bank Syariah ditinjau dari segi tingkat pengetahuan produk, citra perusahaan dan lokasi dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Tingkat Pengetahuan Tentang Produk, Citra Perusahaan, dan Lokasi Terhadap Minat Melakukan Transaksi di BRI Syariah (Studi Kasus pada Masyarakat di Kabupaten Bantul). B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan Uraian diatas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh tingkat pengetahuan tentang produk terhadap minat masyarakat di Kabupaten Bantul untuk melakukan transaksi di BRI Syariah? 2. Bagaimana pengaruh citra perusahaan terhadap minat masyarakat di Kabupaten Bantuluntuk melakukan transaksi di BRI Syariah? 3. Bagaimana pengaruh lokasi BRI Syariah terhadap minat masyarakat di Kabupaten Bantul untuk melakukan transaksi? 4. Bagaimana pengaruh tingkat pengetahuan tentang produk, citra perusahaan dan lokasi secara simultan dapat mempengaruhi minat melakukantransaksi?

9 C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini antara lain adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan tentang produk terhadap minat masyarakat di Kabupaten Bantul untuk melakukan transaksi di BRI Syariah. 2. Untuk mengetahui pengaruh citra perusahaan terhadap minat masyarakat di Kabupaten Bantul untuk melakukan transaksi di BRI Syariah. 3. Untuk mengetahui pengaruh lokasi BRI Syariah terhadap minat masyarakat di Kabupaten Bantul untuk melakukan transaksi. 4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan tentang produk, citra perusahaan dan lokasi secara simultan dapat mempengaruhi minat melakukan transaksi. D. MANFAAT PENELITAN 1. Manfaat secara teoristis. Memberikan kontribusi pemikiran dan dapat dijadikan sebagai rujukan tentang pengaruh tingkat pengetahuan tentang produk, lokasi, dan citra perusahaan terhadap minat melakukan transaksi di BRI Syariah. Selain itu penelitian ini juga diharapkan menjadi dasar untuk penyempurnaan dan perbaikan kekurangan yang masih ada serta mempertahankan yang sudah baik.

10 2. Manfaat secara praktis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai refrensi bagi peneliti selanjutnya dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan bagi penyusun, instansi yang bersangkutan dan bagi lembaga lembaga yang berkecimpung dalam ekonomi bisnis syariah. E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk memudahkan dalam mengkaji dan memahami secara keseluruhan skripsi ini, peneliti akan menguraikan tentang sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka, kerangka teori,hipotesis dan kerangka berfikir BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, sumber data, variabel penelitian, metode penelitian, populasi sampel, tehnik pengambilan sampel, obyek, subyek dan tehnik pengumpulan data.

11 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, analisis hasil penelitian, dan pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini merupakan rangkaian dari penelitian yang terdiridari kesimpulan, saran-saran.