Kata Kunci: Jaringan Syaraf Tiruan, Metode Backpropagation, penyakit saluran pernafasan.

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DENGAN METODE BACKPROPAGATION

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K

Laporan Skripsi BAB I PENDAHULUAN

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

Jaringan Saraf Tiruan dengan Backpropagation untuk Memprediksi Penyakit Asma

METODOLOGI PENELITIAN

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Jurnal Coding, Sistem Komputer UNTAN Volume 04, No.1 (2016), hal 1-10 ISSN : X

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB III METODE PENELITIAN. Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

Perancangan Sistem Diagnosa Penyakit Saluran Pernapasan Menggunakan Metode Learning Vector Quantization (LVQ)

PREDIKSI PENYAKIT THT (TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERCEPTRON

BAB 2 LANDASAN TEORI

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Presentasi Tugas Akhir

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PROYEKSI LOGISTIK BERDASARKAN PREDIKSI PASIEN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

Perancangan Prediksi Keputusan Medis Untuk Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Jaringan Syaraf Tiruan

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI

UJM 2 (2) (2013) Unnes Journal of Mathematics.

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

Kesehatan balita bisa diketahui salah satunya melalui penilaian status gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

PENERAPAN TEKNIK JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK PERAMALAN HARGA SAHAM Putra Christian Adyanto

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

ANALISA PREDIKSI JUMLAH ORDER BARANG DENGAN ALGORITMA BACK PROPAGATION (Studi Kasus pada MART 165)

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

ABSTRACT. Kata kunci: Fuzzy Tsukamoto, Jaringan Syaraf Tiruan, Backpropagation 1. LATAR BELAKANG MASALAH

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI LAJU INFLASI DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

Proses Pembelajaran dengan BackPropagation pada kasus penyakit asma

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar.

Transkripsi:

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION [1] Novi Indah Pradasari, [2] F.Trias Pontia W, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561) 577963 e-mail: [1] novi.siskom@gmail.com, [2] triaspontia@yahoo.com, [3] Dedi3yanto@gmail.com Abstrak Jaringan syaraf tiruan telah banyak digunakan untuk membantu menyelesaikan berbagai macam permasalahan, salah satu permasalahan tersebut adalah pengambilan keputusan berdasarkan pelatihan yang diberikan. Aplikasi jaringan syaraf tiruan dapat diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya pada bidang kesehatan. Dalam penelitian ini Aplikasi jaringan syaraf tiruan digunakan untuk memprediksi penyakit saluran pernafasan khususnya pada penyakit Asma, ISPA, Pneumonia, Bronkhitis, Sinusitis, Tuberkulosis berdasarkan gejala-gejala dari penyakit saluran pernafasan tersebut. Aplikasi ini menggunakan 12 buah masukan, 2 unit tersembunyi dan 3 buah keluaran. Metode yang digunakan adalah metode Backpropagation. Data yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 120 data, 96 data digunakan untuk pelatihan, dan 24 data untuk pengujian, data pada penelitian ini didapat dari ruang rekam medik rumah sakit dr.soedarso Pontianak. Aplikasi ini menggunakan maksimum iterasi sebanyak 50.000, learning rate 0,1 dan target error sebesar 0,0001. Hasil pengujian terhadap 24 data didapat hasil keakuratan sebesar 91,66% dan nilai error 8,33%. Error tersebut dapat terjadi karena pada jaringan syaraf tiruan jika terdapat data pelatihan yang hampir sama akan sulit mengenali pola. Kata Kunci: Jaringan Syaraf Tiruan, Metode Backpropagation, penyakit saluran pernafasan. 1. PENDAHULUAN Di era globalisasi, teknologi informasi sangat dibutuhkan, maka dari itu tidak heran apabila teknologi informasi ini berkembang sangat pesat. Hampir seluruh aspek di kehidupan manusia membutuhkan teknologi informasi. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan saat ini, yaitu tugas manusia dalam mengambil keputusan telah banyak digantikan oleh komputer. Hal tersebut merupakan salah satu dari perkembangan teknologi informasi dengan menerapkan sistem cerdas. Satu di antara penerapan dari sistem cerdas adalah jaringan syaraf tiruan. jaringan syaraf tiruan adalah suatu representasi buatan dari otak manusia yang selalu 20

mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia. jaringan syaraf tiruan ini merupakan suatu metode yang telah banyak digunakan untuk menganalisis data yang banyak dan kompleks, yang dapat digunakan untuk memberikan dukungan bagi pengambilan keputusan. Penerapan jaringan syaraf tiruan ini diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan sehingga dapat diperoleh keputusan yang tepat. Pada bidang kesehatan hal ini dapat dimanfaatkan untuk memprediksi suatu penyakit. Dalam hal ini akan dicoba membuat suatu aplikasi yang dapat digunakan untuk memprediksi penyakit saluran pernafasan dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan metode Backpropagation. Algoritma yang digunakan adalah backpropagation, yang merupakan algoritma pembelajaran yang terawasi yang menggunakan banyak lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang terhubungan dengan lapisan tersembunyi. Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Penyakit Saluran Pernafasan dengan Metode Backpropagation ini diharapkan dapat memprediksi penyakit saluran pernafasan sehingga dapat menentukan jenis pengobatan secepatnya. 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan adalah suatu metode komputasi yang meniru sistem jaringan syaraf biologis di dalam otak. Jaringan syaraf tiruan merupakan salah satu dari representasi buatan dari otak manusia yang mencoba menstimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Metode ini menggunakan elemen perhitungan non-linear dasar yang disebut neuron yang diorganisasikan sebagai jaringan yang saling berhubungan, sehingga mirip dengan jaringan syaraf manusia. 2.1.3 Fungsi Aktivasi 1. Fungsi Sigmoid Biner Fungsi ini digunakan untuk jaringan syaraf tiruan yang dilatih dengan menggunakan metode backpropagation. Fungsi sigmoid biner memiliki nilai range 0 sampai 1. Oleh karena itu, fungsi ini sering digunakan untuk jaringan syaraf yang membutuhkan nilai output yang terletak pada interval 0 sampai 1. Namun, fungsi ini bisa juga digunakan oleh jaringan syaraf yang nilai outputnya 0 atau 1. Fungsi sigmoid biner dirumuskan sebagai: 1 y = f(x) = 1+e σx f (x) = σf(x)[1-f(x)] 2.1.4 Metode Backpropagation Jaringan syaraf tiruan metode backpropagation terdiri dari banyak lapisan, yaitu : 1. Lapisan input (1 buah), lapisan input terdiri dari neuron-neuron atau input-input, mulai dari unit input X1 sampai unit input Xn. 2. Lapisan tersembunyi (minimal 1), lapisan tersembunyi terdiri dari unit-unit tersembunyi mulai dari unit tersembunyi Z1 sampai unit tersembunyi Zp. 3. Lapisan Output (1 buah), lapisan output terdiri dari unitunit output mulai dari unit output Y1 sampai unit output Ym. 21

Bias 1 Bias 1 Mulai Z1 Studi Literatur X1 Z2 Y1 Pengumpulan Data X2 Z3 Y2 X3 Z4 Y3 Pengolahan Data Xn Z5 Ym Perancangan Sistem Layer Input Zp Layer Output Pengimplementasian Tidak Berhasil Layer Tersembunyi Gambar 2.4 Layer-layer pada backpropagation Backpropagation ini merupakan salah satu algoritma yang sering digunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang panjang dan rumit. Metode backpropagation menerapkan algoritma pembelajaran yang terawasi. Pada jaringan ini diberikan sepasang pola yang terdiri atas pola masukan dan pola yang diinginkan. Suatu pola akan diubah ubah untuk mendapatkan perbedaan yang tipis antara pola yang dimasukkan dan pola yang diinginkan. 3. METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penelitian Pengujian Berhasil Pengaplikasian Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 4. PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Model JST Perancangan model JST adalah perancangan yang berisikan, penetapan masukan, penetepan keluaran dan menentukan arsitektur jaringan yang akan digunakan. 4.1.1 Penetapan Masukan Masukan yang digunakan di dalam aplikasi ini adalah berupa gejala-gejala penyebab penyakit saluran pernafasan. Dimana gejala-gejala yang digunakan untuk memprediksi penyakit saluran pernafasan tersebut sebanyak 12 buah faktor. Gejala-gejala penyakit saluran pernafasan tersebut ditentukan, selanjutnya adalah menentukan nilainilai dari masing-masing gejala. Nilai terhadap variabel ditentukan antara 0 sampai dengan 1, disesuaikan dengan 22

kasus dari masing-masing gejala. Pada penelitian ini, ditetapkan jika semakin tinggi nilai dari variabel tersebut maka penyakit yang di derita semakin parah, dan sebaliknya semakin rendah nilai suatu variabel maka penyakit yang diderita semakin ringan. Berikut ini adalah tabel variabel dan nilai dari masing-masing gejala penyakit. Berat Badan Turun (X10) Berkeringat Dingin (X11) Kekakuan Sendi (X12) Tidak 0 Ya 1 Tidak 0 Sering 0,5 Sering pada 1 malam hari Tidak 0 Ya 1 Tabel 4.1 tabel Variabel dan nilai dari gejala-gejala penyakit Gejala-gejala Variabel Nilai Sesak Nafas Tidak 0 (X1) Sedang 0,25 Berat 0,5 Berat dan terus 1 menerus Batuk (X2) Tidak 0 Jarang terjadi 0,25 Sering Terjadi 0,5 Sering dan berulang 1 Nyeri Dada (X3) Tidak 0 Jarang terjadi 0,25 Sering terjadi 0,5 Sering dan 1 berulang Demam (X4) Tidak 0 Ya 1 Tekanan darh Tidak 0 rendah (X5) Terjadi 1 Mual dan Tidak 0 Muntah (X6) Mual 0,25 Muntah 0,5 Mual dan 1 Muntah Menggigil Tidak 0 (X7) Ya 1 Hidung Tidak 0 tersumbat (X8) Ya 1 4.1.2 Penetapan keluaran Selanjutnya keluaran yang akan dihasilkan adalah penyakit dari seluran pernafasan yaitu Asma, ISPA, Pmeumonia, Bronkhitis, Sinusitis dan Tuberkulosis. Keluaran akan dibuat dalam 3 node. Tabel 4.2 Nilai target keluaran Nomor Nilai Nama Penyakit (Biner) Saluran Pernafasan 1 000 Asma 2 001 ISPA 3 010 Pneumonia 4 110 Bronkhitis 5 011 Sinusitis 6 111 Tuberkulosis 4.1.3 Arsitektur Jaringan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 b1 Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7 Z8 Z9 Z10 b2 Y1 Y2 Y3 Sakit Kepala (X9) Tidak 0 Ringan 0,5 Sering dan 1 berulang X11 X12 Z11 Z12 Lapisan input Lapisan Tersembunyi Gambar 4.1 Arsitektur jaringan syaraf tiruan 23

Keterangan gambar : Mulai Data pasien penyakit saluran pernafasan untuk tahap pelatihan Menginisialisasi bobot awal, menetapkan max epoh,target,learning rate Fase Feedforward Fase backpropagation Perhitungan MSE (Mean Square Error) Error < Target Error Ya Menyimpan bobot akhir tahap pelatihan Tidak tersembunyi Jumlah keluaran sistem 3 Besar Galat 0,0001 Fungsi Aktivasi Sigmoid biner Learning rate 0,01 Maksimum Iterasi 30000 4.2 Perancangan Prosedural Algoritma Backpropagation terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap pertama adalah tahap pelatihan, yang terdiri atas fase feedforward, fase backpropagation dan perhitungan MSE. Dimana pada tahap pelatihan akan menghasilkan bobot yang akan digunakan untuk tahapan selanjutnya, yaitu tahap pengujian. Dimana tahap pengujian ini sendiri hanya menggunakan fase feedforward, Berikut ini akan dijelaskan tentang diagram alir untuk tahap pelatihan dan tahap pengujian. Selesai X1 X12 = Lapisan masukan, dimana terdiri dari X1 = Nyeri dada, X2 = Gangguan penglihatan, X3= Sesak nafas, X4= Batuk berdahak, X5= Menggigil, X6= Sakit kepala, X7= Tekanan darah rendah, X8= Demam, X9= Berat badan turun, X10= Berkeringat malam, X11= Benjolan diketiak, X12= kekakuan sendi. Z1 Z12 = Sel lapisan tersembunyi. Y1 Y3 = Lapisan keluaran. b1 = bias masukan sistem ke lapisan tersembunyi. b2 = bias lapisan tersembunyi ke keluaran sistem. Tabel 4.3 Konfigurasi jaringan syaraf tiruan Parameter Nilai Jumlah masukan sistem 12 Jumlah lapisan tersembunyi 1 Jumlah sel lapisan 12 4.2.1 Tahap Pelatihan Berikut ini adalah diagram alir dari algoritma tahap pelatihan. Gambar 4.2 Diagram alir tahap pelatihan algoritma Backpropagation Dari diagram alir di atas dapat dijelaskan, pada tahap pelatihan hal pertama yang harus di tentukan adalah menginisialisai bobot, menetapakn konfigurasi dari jaringan syaraf tiruan yaitu maksimum epoh, target error, learning rate. Selanjutnya masuk ketahap alur maju atau feedforward, kemudian dilanjutkan pada tahap backpropagation, dan menghitung MSE yang didapat, jika error yang didapat lebih besar dari terget error yang diijinkan, makan proses pelatihan tersebut akan kembali pada tahap inisialisasi bobot, dan seterusnya sampai didapat nilai error yang lebih kecil dari target error yang diijinkan. Jika nilai yang diinginkan telah didapat,bobot tersebut tersimpan untuk dimasukan pada tahap pengujian. 24

4.2.2 Tahap Pengujian Berikut ini adalah diagram alir dari algoritma tahap pengujian. Mulai Data pasien penyakit saluran pernafasan untuk tahap pengujian Membaca bobot terakhir pada tahap pelatihan Fase Feedforward Hasil Prediksi Selesai Gambar 4.3 Diagram alir tahap pengujian algoritma Backpropagation Pada tahap pengujian ini, bobot yang didapat dari tahap pelatihan akan digunakan untuk pengujian. Dimana data pasien akan digunakan untuk menguji sistem yang telah dibuat. Tahap pelatihan ini hanya menggunakan fase feedforward, dimana hasil yang didapat merupakan keluaran berupa prediksian dari pasien penyakit saluran pernafasan. 4.3 Perancangan Pengolahan Data Adapun Jumlah data dari penyakit saluran pernafasan yang didapat sebanyak 120 buah data, dimana setiap penyakit memiliki 20 data. Selanjutnya 20 data dari masing-masing penyakit tersebut akan dibagi menjadi 12 buah data pelatihan dan 8 data pengujian. 4.3.1 Data Pelatihan Data pelatihan ini merupakan data yang digunakan untuk melatih sistem JST yang telah dibuat, dimana pada data pelatihan ini telah di tetapkan nilai target yang ingin di hasilkan, sehingga jika hasil yang diperoleh pada pelatihan tidak sesuai dengan target, maka akan dilakukan perbaikan pada sistem JST tersebut. 4.3.2 Data Pengujian Data pengujian merupakan data yang digunakan untuk pengujian pada JST yang telah dilatih dengan data pelatihan. Pada data pengujian ini telah ditetapkan hasil keluaran atau target. Data pengujian disini berfungsi untuk menguji ke akuratan sistem JST yang telah dibuat. 4.4 Perancangan Penggunaan Antarmuka Perancangan antarmuka ini dibuat dengan menggunakan GUI pada MATLAB. Aplikasi ini memiliki 1 buah form, dimana pada form utama ini pasien akan mengisi 12 buah pertanyaan yang merupakan pola untuk aplikasi tersebut. Gambar 4.4 dibawah ini adalah tampilan antarmuka dari aplikasi. Gambar 4.4 Tampilan utama aplikasi Berikut ini adalah keterangan dari fungsi-fungsi tombol yang terdapat pada tampilan utama aplikasi. Tabel 4.6 Fungsi tombol aplikasi Tombol Fungsi Reset semua Tombol ini untuk mengator ulang form utama aplikasi, 25

Diagnosa Generate Biner Cek Penyakit sehingga form dapat diisi dengan data baru. Tombol ini berfungsi untuk mendiagonsa penyakit, dan tombol ini membaca hasil masukan dari X1 sampai X12 dimana pola masukan ini didapat dari pengisian gejala penyakit yang dilakukan oleh pasien Tombol ini berfungsi untuk melihat kode biner dari penyakit yang telah di prediksi Tombol ini berfungsi untuk menampilkan jenis penyakit yang diderita pasian, tombol ini membaca nilai dari kode biner. dengan cara mengatur fungsi aktivasi antara masukan ke lapisan tersembunyi dengan menggunakan logsig (sigmoid biner) dan fungsi aktivasi dari lapisan tersembunyi ke keluaran sistem menggunakan metode logsig (sigmoid biner). Kemudian dimasukkan ke dalam program dalam bentuk: %membangun jaringan syaraf feedforward net = newff(minmax(p),[12 12 1],{'logsig' 'logsig' 'purelin'}, 'traingdx'); Menentukan jumlah maksimum Epoch sangat berpengaruh terhadap kerja pada pelatihan. Nilai epoch pada penelitian ini adalah 30.000 yang kemudian dimasukkan kedalam coding MATLAB dengan bentuk : %set max epoch net.trainparam.epochs=50000; %maksimum epoch Pada aplikasi ini, terdapat 12 buah gejala penyakit yang harus diisi oleh pasien, untuk dapat menghasilkan pola yang kemudian pola tersebut akan digunakan untuk memprediksi penyakit saluran pernafasan. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Proses Pelatihan dan Pengujian 5.1.1 Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Pada program yang dibuat ini, keluaran yang dihasilkan berupa kode dari penyakit, dimana kode penyakit berupa 3 buah node, yaitu Y1,Y2 dan Y3. Untuk mendapatkan 3 buah node tersebut, maka proses dilakukan 3 kali, dengan data masukan yang sama dan keluaran yang telah ditentukan sebagai Y1, Y2, dan Y3. Untuk mendapatkan nilai keluaran pada program, yang pertama harus dilakukan adalah menentukan matriks masukan dan matriks target. Selanjutnya menentukan formula dari jaringan syaraf tiruan dari feedforward Selanjutnya adalah menentukan nilai target error yang menjadi nilai ukur untuk pemberhetian suatu proses pelatihan, dimana proses pelatihan akan berhenti jika telah memenuhi target error yaitu 0,0001, di dalam MATLAB akan dimasukkan berupa: %set goal net.trainparam.goal=0.0001; %target error Menentukan nilai learning rate agar proses dapat menjadi lebih cepat. Pada program ini nilai learning rate ditentukan sebesar 0,1, di dalam MATLAB akan dimasukkan dengan bentuk: %set learning rate net.trainparam.lr=0.1; %learning rate Selanjutnya adalah menentukan nilai momentum, dimana nilai momentum ini berfungsi untuk menyesuaikan nilai bobot yang lebih besar selama proses koreksi bobot, agar bobot dapat menyesuaikan dengan pola matriks masukan dan target yang ada. Setelah 26

dilakukan beberapa percobaan penelitian untuk nilai momnentum, didapat nilai 0,9 sebagai nilai momentum terbaik, kemudian nilai momentum ini dimasukkan kedalam MATLAB dengan bentuk: %set momentum net.trainparam.mc=0.9; %momentum Selanjutnya adalah melakukan pelatihan Backpropagation dan mensimulasikan hasil dari pelatihan, dimana pada tahap ini dilakukan coding Kel untuk melakukan pelatihan uara backpropagation dan coding untuk mensimulasikan hasil pelatihan di n dalam perangkat lunak MATLAB. Y1 29638 0,0001 0,1 0,0000999 0,9994 Coding tersebut akan ditulis dalam bentuk: Y2 15649 0,0001 0,1 0,00009998 0,9995 %melakukan pelatihan dan Y3 13407 0,0001 0,1 0,00009991 0,9994 simulasi net=train(net, p, t); 5.2 Implementasi JST Kedalam %melakukan pelatihan terhadap input dan target Program Aplikasi a= sim(net,p); %melakukan simulasi hasil pelatihan Selanjutnya adalah menghitung MSE antara Target dan Hasil keluaran dengan memasukkan data coding untuk menghitung MSE antara target dan keluaran. Coding tersebut ditulis dalam bentuk : %melakukan simulasi H= a-t; %koding untuk menampilkan nilai MSE ke windows result %menghitung MSE antara target dan keluaran MSE = mse(h); fprintf('mse_train=%12.8f\n', MSE); %menampilkan nilai MSE Selanjutnya setelah semua program dimasukkan, maka proses selanjutnya adalah menjalankan program, dan selanjutnya akan muncul hasilnya pada window result. Pada pelatihan yang dilakukan pada MATLAB didapat hasil yang dapat Max dilihat pada tabel 5.1 dibawah. Dimana pada proses pelatihan jaringan syaraf tiruan ini akan berhenti jika iterasi telah sampai pada batas maksimum yaitu 30.000 iterasi, atau pelatihan akan berhenti jika nilai MSE (Mean Square Error) telah berada dibawah target error, disini diketahui target erronya sebesar 0,0001. Pada tabel 5.1 dibawah dapat dilihat hasil keluaran yang diperloeh untuk 3 node keluaran hampir sama dengan terget yang diinginkan. Iterasi Target Error Learnin g Rate MSE_train Setelah rancangan JST dibuat, selanjutnya JST untuk memprediksi penyakit saluran pernafasan ini diimplimentasikan kedalam sebuah program aplikasi. Pada tahap implementasi dan pengujian ini, akan ditampilkan perancangan antarmuka beserta fasilitas dan tombol-tombol yang terdapat pada antarmuka aplikasi tersebut. 5.2.1 Tampilan Aplikasi Aplikasi yang dibuat ini terdiri dari 2 buah form, form 1 sebagai tampilan awal, dan form 2 sebagai tampilan utama aplikasi. Gambar 5.1 dibawah ini adalah tampilan utama aplikasi. m 27

5.8 Tampilan utama aplikasi 5.2.2 Pengujian Aplikasi Pada proses pengujian ini, menggunakan algoritma feedforward. Untuk input yang digunakan adalah berupa data periksa dari pasien berdasarkan dari gejala-gejala penyakit dari pasien. Dimana pada pengisian gejala penyakit yang berjumlah 12 buah, nilai dari variabel penyakit tersebut akan terbaca pada pola masukan X1 sampai X12. Kemudian hasil dari prediksian tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai ambang atau threshold Ө = 0,5, sehingga dapat menghasilkan keluaran berupa kode biner penyakit yang selanjutnya kode tersebut akan dicek dan jenis penyakit akan muncul pada kotak dialog Hasil Diagnosa Penyakit. Adapun jenis penyakit saluran pernafasan yang dapat diprediksi dengan aplikasi ini adalah Asma, ISPA, Pneumonia, Bronkhitis, Sinusitis dan Tuberkulosis. Berikut ini adalah tabel hasil pengujian data pasien dengan aplikasi yang telah dibuat, Peng ujian ke- Target keluaran Keluaran Hasil 1 000 000 Benar 2 000 000 Benar 3 000 000 Benar 4 000 110 Salah 5 000 000 Benar 6 000 000 Benar 7 000 000 Benar 8 000 000 Benar 9 001 001 Benar 10 001 001 Benar 11 001 001 Benar 12 001 001 Benar 13 001 001 Benar 14 001 001 Benar 15 001 010 Salah 16 001 001 Benar 17 010 111 Salah 18 010 111 Salah 19 010 111 Salah 20 010 010 Benar 21 010 010 Benar 22 010 010 Benar 23 010 111 Salah 24 010 010 Benar 25 110 110 Benar 26 110 110 Benar 27 110 110 Benar 28 110 110 Benar 29 110 110 Benar 30 110 110 Benar 31 110 110 Benar 32 110 110 Benar 33 011 011 Benar 34 011 011 Benar 35 011 011 Benar 36 011 011 Benar 37 011 011 Benar 38 011 011 Benar 39 011 011 Benar 40 011 011 Benar 41 111 111 Benar 42 111 111 Benar 43 111 111 Benar 44 111 111 Benar 45 111 111 Benar 46 111 111 Benar 47 111 111 Benar 48 111 111 Benar 28

Dari hasil pengujian terhadap 48 data, didapat hasil berupa data benar sebanyak 42 buah data, dan terdapat 6 data yang hasil keluarannya tidak sesuai dengan target yang diinginkan. 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisis pada tahap pelatihan dan tahap pengujian pada aplikasi prediksi penyakit saluran pernafasan ini didapat beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Aplikasi ini dibuat dengan tujuan untuk dapat digunakan dengan baik dalam memprediksi penyakit saluran pernafasan. 2. Dalam pembuatan aplikasi ini menggunakan 2 tahap, yaitu tahap pelatihan yang bertujuan untuk melatih jaringan syaraf tiruan yang telah dibuat, dan tahap kedua yaitu tahap pengujian yang digunakan untuk menguji jaringan yang telah dilatih. 3. Pada aplikasi ini, memiliki 3 node keluaran, dimana hasil yang memiliki ketepatan paling tinggi adalah pada maksimum iterasi 30000, target error 0,0001 dan learning rate 0,1. 6.2 Saran Dalam pembuatan skripsi ini, banyak terdapat kekurangan yang tentunya perlu diteliti lebih lanjut agar dapat dikembangkan untuk mendapatkan sistem yang lebih sempurna. Pada penelitian berikutnya dapat pengganti perangkat lunak yang digunakan, misalnya dengan menggunakan visual basic, dan dapat menggunakan jenis arsitektur jaringan syaraf tiruan yang lain, seperti arsitektur jaringan Reccurent. Dan jenis penyakit saluran pernafasan yang di telitit dapat ditambah lebih banyak lagi jenis penyakit. DAFTAR PUSTAKA / REFERENSI - Asih, N. G., & Effendy, C. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. (M. S. Ester, Penyunt.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. - Eliyani. (2005). Pengantar Jaringan Syaraf Titruan. Dipetik Maret 23, 2012, dari MateriKuliah.Com: http://www.materikuliah.com - Kusumadewi, S. (2004). Membangun Jaringan Syaraf Tiruan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. - Putri, G. P. (2009, July 3). Berbagai Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Dalam Membantu Berbagai Kegiatan Manusia. Dipetik Maret 13, 2012, dari Gigant's blog: gigant s blog» Blog Archive» BERBAGAI PENERAPAN JARINGAN SARAF TIRUAN DALAM MEMBANTU BERBAGAI KEGIATAN MANUSIA.htm - Stuart, R. J., & Peter, N. (1995). Artificial Intellingence, A Modern Approach. New Jersey: Prentice Hall. - Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M. S., & Setiati, S. (2009). Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Dalam A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K, & S. Setiati, Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM (hal. 2189-2347). Jakarta: Internal Publishing. 29

- Yuwono, B., Rustamaji, H. C., & Dani, U. (2011). Diagnosa gangguan saluran pernafasan dengan jaringan syaraf tiruan. Yogyakarta: Seminar Nasional Informatika. 30