BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

dokumen-dokumen yang mirip
Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

Selain itu, pengobatan antidiare juga dapat menggunakan obat-obat kimia. Salah satu contohnya adalah loperamid. Loperamid HCL memiliki efek samping

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dibandingkan dengan Negara maju. Indonesia dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN. akut atau gastroenteritis akut terjadi pada orang dewasa (Simadibrata &

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MOJO (Aegle marmelos L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB I PENDAHULUAN. Sehat merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Bebas dari segala penyakit

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh

diare di Indonesia sebanyak kasus rawat inap dan kasus rawat jalan. Kematian akibat diare di Indonesia pada tahun 2009 mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain-lain (Darmadi, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak sekali khasiat sebagai obat tradisional, dan belum banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

tumbuhan, hewan dan mineral. Floranya dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, untuk rumah tangga, industri bahkan sebagai tanaman obat.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. tanaman kayu manis (Cinnamomum burmanni). Kandungan kimia kayu. Minyak atsiri banyak terdapat di bagian kulit kayu manis.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

Penelitian efek antidiare ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dengan metode transit intestinal oleh Hardoyo (2005), membuktikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari berbagai macam segi kehidupan, kesehatan merupakan harta terindah bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. juta penduduk setiap tahun, penyebab utamanaya adalah Vibrio cholera 01,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

disebabkan oleh bakteri misalnya bakteri Salmonella thypi, Shigella, Campylobacter dan jenis coli tertentu atau dapat juga disebabkan karena

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis

I.PENDAHULUAN. tingkat keparahan luka yang dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

I. PENDAHULUAN. dunia setelah Brazil, memiliki tumbuhan tropis dan biota laut yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan dalam infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), faringitis sendiri

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkhasiat sebagai obat yang diketahui dari penuturan orang-orang tua dan

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Filariasis limfatik atau lebih dikenal dengan. penyakit kaki gajah adalah salah satu masalah kesehatan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Kasus diare banyak terdapat di negara-negara berkembang dengan standart hidup yang rendah. Dehidrasi akibat diare merupakan salah satu penyebab kematian (Tjay Dan Rahardja, 2002). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidensi naik. Pada tahun 2000 (Insidensi Ratio) IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 / 1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. KLB diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatality Rate (CFR) yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %) (Depkes RI, 2011). 1

2 Menurut WHO (2008) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambah nya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja menjadi cair. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut Depkes RI (2010), diare adalah suatu penyakit dengan tandatanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari. Kriteria diare menurut Hartanti (2010) dibagi menjadi lima golongan, yaitu: a). Tanda diare skor 1 ( feses cair, tidak berbentuk, berwarna coklat, hingga muncul lendir), b). Tanda diare skor 2 ( feses tidak berbentuk bulat maupun lonjong, berwarna agak kecoklatan, sangat lembek, hingga muncul lendir), c). Tanda diare skor 3 (feses berbentuk bulat atau lonjong, berwarna hitam, dan lembek ), d). Tanda feses normal skor 4 (feses berbentuk bulat atau lonjong, berwarna hitam, dan agak lembek), dan e). Tanda feses normal Skor 5 (feses berbentuk bulat atau lonjong, berwarna hitam, dan keras). Kondisi feses yang dinyatakan diare adalah feses dengan tanda diare skor 1, 2, dan 3 sedangkan feses dengan tanda diare skor 4 dan 5 masih dinyatakan feses normal. Penyakit diare bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diikuti korban yang tidak sedikit. Untuk mengatasi penyakit diare dalam masyarakat baik tata laksana kasus maupun untuk pencegahannya

3 sudah cukup dikuasai. Akan tetapi permasalahan tentang penyakit diare masih merupakan masalah yang relatif besar ( Suraatmadja, 2008). Menurut Rahayu (2013) Saluran pencernaan manusia merupakan sistem yang terbuka. Apabila mikroba patogen yang terdapat pada makanan ikut termakan maka pada kondisi yang sesuai mikroba patogen akan berkembang biak di dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan gejala penyakit atau sering disebut infeksi. Racun atau toksin yang dihasilkan oleh mikroba patogen yang ikut termakan menyebabkan gejala penyakit yang disebut keracunan atau intoksikasi. Gejala akut yang disebabkan oleh mikroba patogen adalah diare, muntah, dan pusing - pusing bahkan pada kondisi yang parah dapat menyebabkan kematian. Bakteri Enteropathogenic Escherichia Coli (EPEC) merupakan salah satu penyebab diare, terutama pada anak-anak. Bakteri EPEC dapat mengakibatkan rusaknya mikrovili usus sehingga menimbulkan gangguan penyerapan zat-zat gizi dan menghambat pertumbuhan. Infeksi EPEC menyebabkan kerusakan mikrovili usus akibat adanya aktivitas proteolitik dari bakteri (Murtini et al., 2008). Diare dapat disebabkan karena enterotoksin atau racun yang dihasilkan oleh bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus melalui bahan makanan dan minuman yang terinfeksi oleh banyak kuman, menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa. Bakteri - bakteri ini memperbanyak diri dan membentuk toksin yang dapat diresorbsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat, seperti nyeri kepala, dan kejang-kejang, disamping mencret berdarah dan berlendir. Selain itu juga bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan flora normal

4 pada kulit dan saluran cerna manusia yang pada keadaan tertentu bisa menyebab kan diare dan menjadi patogen (Sudoyo Aru, Dkk. 2009). Salah satu jenis tanaman obat yang digunakan secara tradisional sebagai obat diare adalah Annona muricata atau yang lebih dikenal dengan nama sirsak. Tanaman sirsak banyak digunakan sebagai tanaman obat, karena tanaman ini memiliki khasiat obat dan digunakan obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Salah satu komponen dalam tanaman sirsak, yaitu daun yang dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit. Oleh karena itu, pengobatan alternatif dengan bahan alam dapat dijadikan sebagai obat untuk penyakit diare adalah Daun Sirsak (Annona muricata). Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif tertentu tetapi memiliki efek yang sinergis dari berbagai zat yang berfungsi sebagai mengobati ( Flora, 2008 ). Dalam Penelitian Gusti Agung Ayu (2013) yang dilakukan secara in vitro, memperkuat bukti kehebatan daun sirsak. Dengan konsentrasi perasan divariasikan mulai dari 0% (kontrol negatif), 25%, 50%,75% dan 100%. Oxytetrasiklin digunakan sebagai kontrol positif. Perasan daun sirsak (Annona muricata Linn) mempunyai Daya hambat Terhadap pertumbuhan Bakteri E.coli Dan Diagram melukiskan Lethal Concentration (LC) tertinggi Terdapat pada konsentrasi 100% Yaitu sebesar 10.325 mm dan Diagram melukiskan Lethal Concentration (LC) Terendah pada konsentrasi 25% Yaitu sebesar 7,25 mm. Semakin Tinggi konsentrasi perasan daun sirsak Maka akan meningkatkan pula diameter daya hambat Terhadap pertumbuhan Bakteri E. coli.

5 Menurut Abdul waid (2011) Kegunaan daun sirsak adalah sebagai antibakteri, antivirus, antiparasit. Daun sirsak mengandung saponin, tanin, alkaloid, dan flavonoid, yang mana senyawa ini dapat berfungsi sebagai desinfektan - antiseptik, sehingga dapat dimungkinkan bahwa tanaman yang mengandung senyawa ini dapat digunakan sebagai antibakteri. Beberapa tanaman obat yang terbukti mempunyai efek antidiare karena mengandung tanin. Daun Tanaman sirsak merupakan obat herba yang memiliki kandungan seperti Tanin, flavonoid, alkaloid dan Saponin. Tanin memiliki efek antidiare yang bekerja sebagai pembekuan protein/astrigen yaitu zat yang berikatan pada mukosa kulit atau jaringan yang berfungsi membekukan protein sehingga membran mukosa menjadi kering dan membentuk pembatas (thight junction) yang bersifat terhadap inflamasi dari mikroorganisme, selain iti tanin dapat menghambat sekresi klorida melalui ikatan antara protein tannate yang berada di usus dengan tanin (Clinton, 2009). Flavonoid juga memiliki efek sebagai antidiare dengan cara memblok reseptor C1 di intestinal sehingga mengurangi sekresi C1 cairan ke lumen usus. Flavonoid juga dapat menhambat proses insiasi dari inflamasi seperti menghambat pelepasan histamine dan mediator inflamasi yang dapat meningkatkan peristaltik usus (Ahmadu, 2007). Pemanfaatan daun sirsak (Anonna muricata) sebagai antidiare terhadap tikus putih jantan (Rattus norvegicus) digunakan untuk sumber belajar biologi. Pada kurikulum 2013 yang diajarkan pada siswa SMA kelas X Semester I IPA dengan Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

6 sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 4.1. Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. Berdasarkan uraian diatas maka penulis melanjutkan penelitian secara in vivo dengan judul Deskripsi Kondisi Feses Pasca Pemberian Ekstrak Daun Sirsak (Anonna Muricata) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Yang Dibuat Diare Sebagai Sumber Belajar Biologi 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan permasalahan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

7 1. Bagaimana kondisi feses pasca pemberian dosis dari ekstrak daun sirsak (Annona muricata) pada tikus putih (Ratus norvegicus) yang dibuat diare? 2. Adakah kondisi feses normal pasca pemberian dosis dari ekstrak daun sirsak (Annona muricata) pada tikus putih (Ratus norvegicus) yang dibuat diare? 3. Bagaimana pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar Biologi SMA kelas X Semester I IPA? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi feses pasca pemberian dosis dari ekstrak daun sirsak (Annona muricata) pada tikus putih (Ratus norvegicus) yang dibuat diare. 2. Untuk mengetahui kondisi feses normal pasca pemberian dosis dari ekstrak daun sirsak (Annona muricata) pada tikus putih (Ratus norvegicus) yang dibuat diare. 3. Untuk pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar Biologi SMA X Semester 1 IPA. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian diharapkan adanya Manfaat baik umum maupun khusus : 1. Secara Umum a. Untuk mengembangkan keilmuan dalam dunia Kesehatan

8 b. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat tentang cara penurunan diare dengan menggunakan daun sirsak. 2. Secara Khusus Dalam Bidang Pendidikan a. Penelitian ini dapat di manfaatkan sebagai Sumber belajar biologi pada siswa SMA kelas X semester I IPA dengan KD 4.1. Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. 4. Dari Hasil Penelitian ini dapat diketahui bahwa kondisi feses normal pasca pemberian dosis dari ekstrak daun sirsak (Annona muricata) pada tikus putih (Ratus norvegicus) yang dibuat diare. b. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara menurunkan diare dengan menggunakan tanaman obat keluarga yang mudah di dapat dan aman untuk digunakan. 1.5 Batasan Masalah

9 Agar tidak ada gambaran luas dalam Penelitian ini, maka peneliti memberi batasan dalam penelitian ini, yakni : 1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini hanya Ekstrak daun sirsak. 2. Dosis ekstrak daun sirsak yang digunakan pada penelitian ini adalah dosis 200 mg/ kg bb, 400 mg/ kg bb, 800 mg/ kg bb tikus diare. 3. Ekstrak daun sirsak (Anonna muricata) dalam penelitian ini hanya digunakan sebagai pengobatan Diare. 4. Parameter penelitian yang digunakkan dengan cara mengamati tampilan feses tikus putih jantan selama 7 hari. 1.6 Defenisi Istilah 1. Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita/pasien dalam satuan berat (g,mg,ug ) atau satuan isi (liter, ml,ui (unit internasional) (Syamsuni, 2005). 2. EPEC merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menyebabkan diare (Murtini et al., 2008). 3. Antidiare adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Dimana indikator antidiare berupa feses normal (feses berbentuk bulat atau lonjong, berwarna hitam dan keras (Hartanti,2010).

10 4. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dari jaringan hewan atau tumbuhan dengan menarik sari aktifnya dengan pelarut yang sesuai, kemudian memekatkannya hingga tahap tertentu (KBBI, 2015). 5. Sumber belajar Biologi adalah sumber bahan yang berupa data, benda-benda atau informasi yang didapatkan pada penelitian ini yang sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran biologi SMA X semester I IPA.