BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu bersaing dan harus memperhatikan kepuasaan konsumen. Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalamnya, tetapi dalam memberikan kreativitas, pengelola restoran harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah anak muda usia produktif membuat para peritel pun tidak akan kesusahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minat pelanggan terhadap produk (barang) yang ditawarkan. Sesuai. Sehingga makin luas sektor bisnis yang berusaha untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

Jenis Pekerjaan 39 Pengeluaran Rata Rata Responden Per Bulan 39 Kunjungan Ke Coffee shop Lain 40 Waktu Berkunjung Rata Rata 40 Belanja Rata Rata 41

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi secara global kini telah meningkatkan persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen merupakan salah satu penentu sebuah bisnis untuk dapat terus bertahan dalam persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan oleh para pelaku bisnis adalah bisnis di bidang kuliner.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion akhir-akhir ini mengakibatkan banyak persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini yang mengalami persaingan begitu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luarnya, khususnya hubungan baik dengan pelanggan atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini melalui penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi global saat ini telah menyebabkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jasa kuliner. Usaha ekonomi di bidang kuliner ini merupakan

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata merupakan salah satu kebutuhan sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dibelinya merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. agar terciptanya suatu loyalitas terhadap produk tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai bila kepuasan pelanggan telah terpenuhi bahkan melebihi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manajemen yang sangat penting bagi sebuah bank. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era informasi yang sedang berkembang dengan cepat dan pesat dewasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan jaman yang semakin pesat tentu saja menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat. Perkembangan tersebut mengakibatkan banyak industri bisnis berlomba untuk menarik perhatian masyarakat guna bertahan dalam persaingan serta mempunyai pelanggan yang loyal. Suatu perusahaan akan mampu bertahan apabila berhasil mempertahankan pelanggan yang sudah dimiliki sebelumnya bahkan mampu menambah pelanggan baru. Inti dari kesuksesan suatu bisnis salah satunya dapat diukur dari persentase pelanggan yang dimiliki. Loyalitas pelanggan tercipta dari adanya kepuasaan yang mampu diberikan perusahaan kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan tercipta berdasarkan pengalaman dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan serta kualitas produk barang dan jasa yang terjamin. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat banyaknya pesaing yang ada. Salah satu bentuk bisnis yang sangat mudah berkembang dan semakin hari semakin bertambah jumlahnya adalah industri restoran. Perkembangan berbagai menu makanan di Indonesia cukup cepat, khususnya di Surabaya. Terdapat banyak pilihan menu makanan yang ditawarkan kepada masyarakat Surabaya mulai dari masakan dalam negeri hingga masakan luar negeri. Usaha ini memiliki keuntungan yang cukup tinggi, tentu dikarenakan oleh makanan sendiri yang merupakan kebutuhan hidup manusia dan juga dipengaruhi oleh kebiasaaan keluarga saat ini yang lebih suka makan di restoran dibandingkan makan di rumah karena lebih efisien mengingat banyak ibu rumah tangga saat ini juga menjadi wanita karir yang akhirnya 1

2 tidak mempunyai banyak waktu untuk memasak atau kurangnya kepandaian untuk menyajikan masakan yang enak. Melihat prospek yang tinggi dalam bidang industri ini, tak heran jika banyak industri sejenis yang bermunculan. Pada Tahun 2016, kurang lebih jumlah restoran yang beroperasi di Surabaya sudah mencapai angka ribuan, yaitu berjumlah 1.712 (www.surabaya.tribunnews.com), sehingga meningkatkan persaingan yang semakin ketat dalam industri restoran di Surabaya. Salah satu jenis restoran yang ada di Surabaya adalah restoran dengan konsep all you can eat. All you can eat adalah sistem penjualan menu di restoran dimana konsumen hanya membayar 1 kali untuk dapat menikmati semua menu yang tersedia dengan konsep prasmanan (buffet) dengan batasan waktu tertentu. Restoran jenis all you can eat bergerak dengan konsep self-service yang bertujuan ingin melibatkan konsumen secara langsung untuk dapat merasakan sensasi tersendiri saat mengunjungi restoran tersebut. Konsep self-service, memudahkan perusahaan untuk memenuhi harapan konsumen, karena konsumen lebih bebas melayani diri sendiri sehingga terpenuhi apa yang menjadi keinginannya. Menggunakan konsep self-service, bukan berarti restoran all you can eat tidak menggunakan jasa karyawan, dalam kenyataannya restoran berjenis all you can eat tetap memiliki karyawan untuk membantu memberikan pelayanan yang memudahkan pelanggan. Customer loyalty merupakan aspek penting dalam sebuah perusahaan. Apabila perusahaan mempunyai pelanggan yang loyal, secara otomatis tingkat keuntungan yang diterima oleh perusahaan akan meningkat yang disebabkan karena profit yang diterima oleh perusahaan tergantung dari perkembangan pelanggan yang dimiliki. Keuntungan lainnya dari memiliki pelanggan yang loyal salah satunya juga bisa menjadi aset perusahaan untuk menjadi alat pemasaran tanpa biaya. Customer loyalty berarti membuat

3 konsumen untuk membeli, membeli lebih sering, membeli dalam jumlah yang lebih banyak dan membuat perusahaan mempunyai lebih banyak pelanggan (Ozturk, 2015). Menurut Griffin (1995, dalam Purwoko, 2015) pelanggan yang loyal antara lain melakukan pembelian rutin, membeli produk atau jasa di luar batas, menolak produk atau jasa dari perusahaan lain, kebal terhadap daya tarik pesaing, menarik pelanggan baru bagi perusahaan, kelemahan dan kelebihan perusahaan akan diberitahukan kepada perusahaan. Purwoko (2015) mengambil kesimpulan bahwa tingkat kepuasan pelanggan berkaitan dengan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, dan kepuasan pelanggan adalah perbandingan antara persepsi dengan harapan pelanggan terhadap suatu produk. Kepuasan pelanggan merupakan kunci penting untuk mempertahankan pelanggan. Tanpa kepuasan pelanggan, perusahaan akan sulit untuk bertahan dalam menghadapi persaingan. Apabila pengalaman yang dirasakan sesuai dengan apa yang menjadi ekspektasi pelanggan, maka terciptalah kepuasan pelanggan yang akan menjadi poin tambah dari pelanggan untuk perusahaan. Namun, apabila pengalaman pelanggan tersebut tidak sesuai atau jauh dari harapan pelanggan, maka hal ini akan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pelanggan tidak puas dan beralih ke perusahaan pesaing. Pengalaman menggunakan produk barang dan jasa dapat memicu adanya reaksi sensasional atau emosional dalam memori pelanggan. Experiential marketing merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan, adanya perubahan kedepan yang lebih baik, dan menciptakan keuntungan dengan melibatkan konsumen menggunakan komunikasi 2 arah sehingga memberikan kepribadian terhadap perusahaan tersebut untuk bisa hidup dan menjadi nilai tambah kepada target pelanggan (Smilansky, 2009). Experiential marketing merupakan strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memberi kesan yang kuat pada benak

4 pelanggan baik itu kesan positif maupun negatif dengan tujuan agar pelanggan tidak mudah melupakan hubungan pengalaman mereka dengan perusahaan tersebut. Service quality merupakan hal dasar yang mudah dirasakan oleh pelanggan. Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan akan mempengaruhi kenyamanan seorang pelanggan untuk menggunakan produk barang dan jasa dari perusahaan tersebut. Lovelock, et al., (2010:154), mendefinisikan service quality dari sudut pandang pengguna sebagai sesuatu yang secara konsisten memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Responsiveness, reliability, assurance, tangibility, dan empathy adalah lima dimensi yang membangun service quality (Malik dan Ghafoor, 2012). Product quality dalam industri restoran, menunjukkan kualitas dari makanan (food) yang tersedia dalam restoran tersebut. Food quality merupakan aspek penting lainnya dalam layanan jasa makanan. Restoran harus menawarkan makanan berkualitas untuk menarik dan mempertahankan pelanggan agar mendapatkan keuntungan kompetitif di pasar saat ini. Tentu saja seorang pelanggan mengharapkan makanan yang tersedia disajikan dengan kualitas yang sudah dijamin kebersihannya. Alasan terpenting bagi konsumen untuk kembali ke restoran tersebut adalah kualitas dari makanan. Pernyataan ini konsisten dengan konsep traditional bahwa quality of food masih menjadi alasan terpenting bagi masyarakat umum untuk memilih suatu restoran (Soriano, 2002). Penelitian terdahulu tentang topik yang sama pernah dilakukan oleh Razi dan Lajevardi (2016) di Kota Kaohsiung, Taiwan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa sense of experiential marketing merupakan faktor yang sangat diperlukan, dan setiap konstruk dari sense marketing mempunyai hubungan yang signifikan dengan customer satisfaction dan repurchase intention. Penelitian lain dilakukan oleh Shariff et al., (2015) di

5 Shah Alam, Malaysia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa service quality dan food quality memiliki hubungan yang signifikan dengan customer satisfaction dan customer satisfaction memiliki hubungan yang signifikan dengan revisit intention. Selain itu penelitian lainnya juga dilakukan oleh Tu et al., (2012) di Taiwan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa corporate brand image secara signifikan mempengaruhi customer satisfaction dan customer loyalty, dan customer satisfaction mempunyai dampak yang kuat pada customer loyalty terhadap sampel. Salah satu restoran all you can eat yang ada di Surabaya adalah Restoran Shanghai Bowl. Shanghai Bowl merupakan restoran all you can eat yang dikeluarkan oleh X.O Group, terinspirasi dari tradisi masyarakat Shanghai yang tinggal di kota sibuk, dan sebagian besar keluarga disana hanya memiliki waktu untuk makan di atas meja dengan mangkuk besar berisi air panas diiringi beberapa percakapan. Berdasarkan tradisi tersebut X.O Group meluncurkan konsep Shanghai Bowl yang berarti untuk melayani keluarga atau kolega dengan makanan berkualitas menghangatkan hati yang dapat membawa setiap orang lebih dekat dan menikmati waktu berkualitas bersama-sama (www.shanghaibowl.co.id). Keunikan dari Shanghai Bowl adalah konsep makan sukiyaki (steamboat) dengan pilihan daging dan kuah sup yang beraneka ragam. Berbeda dengan restoran all you can eat pada umumnya, untuk menikmati daging dan kuah sup pelanggan harus memesan melalui pelayan Shanghai Bowl terlebih dahulu. Walaupun Shanghai Bowl merupakan restoran all you can eat, tetapi tetap ada batas pemesanan yaitu 90 menit. Setelah 90 menit pelanggan tidak dapat melakukan pemesanan daging lagi, namun pelanggan masih diijinkan untuk berada di meja makan untuk menghabiskan makanan yang sudah dipesan karena apabila makanan tidak dihabiskan, maka akan dikenakan charge per 100 gram. Namun tak jarang yang membuat pelanggan

6 kurang puas dengan penggunaaan sistem waktu tersebut yaitu pelayan yang lambat dalam melayani pesanan pelanggan, terutama jika situasi sedang ramai, sehingga waktu 90 menit dirasa kurang bagi pelanggan untuk dapat menikmati menu daging secara puas. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini ingin mempelajari lebih lanjut tentang pengaruh experiential marketing, service quality, dan product quality terhadap customer loyalty melalui customer satisfaction pada restoran all you can eat Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah experiential marketing berpengaruh terhadap customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya? 2. Apakah service quality berpengaruh terhadap customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya? 3. Apakah product quality berpengaruh terhadap customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya? 4. Apakah customer satisfaction berpengaruh terhadap customer loyalty pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya? 5. Apakah experiential marketing berpengaruh terhadap customer loyalty melalui customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya? 6. Apakah service quality berpengaruh terhadap customer loyalty melalui customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya?

7 7. Apakah product quality berpengaruh terhadap customer loyalty melalui customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pengaruh experential marketing terhadap customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya. 2. Menganalisis pengaruh service quality terhadap customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya. 3. Menganalisis pengaruh product quality terhadap customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya. 4. Menganalisis pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya. 5. Menganalisis pengaruh experiential marketing terhadap customer loyalty melalui customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya. 6. Menganalisis pengaruh service quality terhadap customer loyalty melalui customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya. 7. Menganalisis pengaruh product quality terhadap customer loyalty melalui customer satisfaction pada Restoran Shanghai Bowl di Lenmarc Surabaya. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

8 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi yang ingin melakukan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan variabel experiential marketing, service quality, product quality, customer satisfaction, dan customer loyalty 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan customer loyalty, khususnya yang berkaitan dengan variabel experiential marketing, service quality, product quality, dan customer satisfaction. 1.5. Sistematika Penulisan BAB 1: PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN KEPUSTAKAAN Bab ini menjelaskan mengenai penelitian terdahulu, landasan teori yang berisi teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, model penelitian, dan hipotesis. BAB 3: METODE PENELITIAN Berisi tentang jenis penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, pengukuran variabel, jenis dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini akan diuraikan mengenai karakteristik responden, statistik deskriptif variabel penelitian, uji asumsi SEM,

9 uji kecocokan model struktural, uji goodness of fit, uji hipotesis, dan pembahasan. BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini dijelaskan tentang simpulan yang berdasarkan analisis dari bab-bab sebelumnya, dan saran untuk perbaikan.