BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi global saat ini telah menyebabkan persaingan
|
|
- Hadian Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi global saat ini telah menyebabkan persaingan dalam bisnis sebagai tantangan sehari-hari yang akan terus dihadapi. Dalam semakin ketatnya kompetisi ini, strategi pemasaran yang hanya fokus pada manfaat fungsional dari suatu produk atau layanan sudah dinilai kurang menarik dan kurang efektif untuk mempertahankan minat konsumen. Beragam merek dalam satu kategori produk atau layanan menantang para pelaku bisnis untuk dapat mengembangkan strategi yang lebih inovatif agar dapat mempertahankan eksistensi merek dan bisnisnya. Salah satu strategi manajemen merek yang saat ini mulai banyak dilakukan adalah dengan menciptakan pengalaman unik dan menyenangkan bagi konsumen yang dapat memuaskan kebutuhan mereka sehingga suatu merek dapat dibedakan dari merek lain meskipun dalam industri yang sama. Seperti yang dikemukakan oleh Joy dan Sherry (2003), pasar saat ini telah mengalami perubahan substansial dimana pemasar telah beralih dari menjual dan mempromosikan produk dan jasa, untuk menjual dan memikat pelanggan melalui pengalaman. Banyak perusahaan di seluruh dunia dengan mereknya masingmasing saling bersaing untuk menarik perhatian pelanggan, sehingga menciptakan pengalaman dengan merek yang membangkitkan sensasi, perasaan, kognisi, dan respon perilaku pun kian menjadi hal penting (Brakus et al., 2009). 1
2 Empat puluh tahun lalu, Ries dan Trout (1972) menuliskan artikel yang menegaskan bahwa perang pemasaran bukanlah di pasar secara fisik dengan iklan visual yang semakin lama kian menjadi gangguan bagi pelanggan. Dengan semakin banyaknya merek, istilah proposisi penjualan yang unik (Unique Selling Proposition) yang hanya fokus pada fitur dan manfaat produk atau layanan bagi konsumen sudah semakin sulit merebut hati pelanggan. Era baru yang terjadi adalah konsep ini semakin digantikan oleh pentingnya memposisikan suatu merek karena perang pemasaran sebenarnya terjadi di benak pelanggan. Schmitt (1999) mengemukakan bahwa saat ini adalah jaman pemasaran pengalaman (experiential marketing), dimana konsumen tidak hanya sekedar mencari produk secara fungsional saja, namun juga mencari perusahaan dan merek-merek tertentu untuk dijadikan bagian dari hidup, berhubungan dengan hidup mereka, memahami mereka, sesuai dengan kebutuhan mereka dan membuat hidup mereka lebih terpenuhi. Konsep ini berbeda dengan pemasaran tradisional yang memandang konsumen sebagai pengambil keputusan rasional yang hanya fokus pada fitur fungsional dan manfaat dari suatu produk atau jasa. Pemasaran berbasis pengalaman melihat konsumen tidak hanya sebagai manusia rasional, melainkan juga emosional yang menginginkan pengalaman menyenangkan. Ada lima jenis pengalaman yang dapat dirasakan pelanggan menurut Schmitt (1999), yaitu yang dapat diterima oleh panca indera (sensorik); dirasakan oleh perasaan (afektif); memicu pemikiran (kreativitas kognitif); melibatkan fisik, perilaku, dan gaya hidup (tindakan); serta memenuhi kebutuhan sosial dan budaya manusia sebagai makhluk sosial (identitas sosial). Namun berdasarkan penelitian terbaru 2
3 oleh Brakus et al. (2009), diantara lima jenis pengalaman tersebut, hanya pengalaman sensorik, afektif, perilaku, dan intelektual saja yang paling berpengaruh bagi konsumen. Beberapa penelitian lain juga dapat mengkonfirmasi temuan oleh Brakus et al. ini, dimana produk dan layanan yang menawarkan interaksi berkesan, tidak terlalu signifikan dipengaruhi pengalaman sosial konsumen dengan merek tersebut, sehingga teori yang dikemukakan Brakus et al. (2009) dapat dikatakan lebih relevan untuk menjelaskan secara umum cakupan pengalaman merek saat ini. Pengalaman yang ditawarkan suatu merek (brand experience) sebagai titik-titik persentuhan pelanggan atau konsumen dengan merek, adalah bagian dari strategi implementasi yang penting bagi perusahaan yang ingin menciptakan kepuasan pelanggan dan loyalitas tinggi (Brakus et al., 2009), dimulai sejak awal proses ketika mencari produk, membeli dan menerima layanan, serta mengkonsumsi produk. Interaksi paling penting dalam membentuk loyalitas pelanggan terhadap suatu merek adalah interaksi saat mengkonsumsi produk atau menerima jasa. Interaksi dengan produk atau jasa ini menjadi yang paling bernilai karena melalui produk dan jasalah pelanggan mengevaluasi apakah perusahaan mampu memenuhi janjinya atau tidak. Interaksi ini menjadi 'moment of truth', dimana ketika konsumen masih dalam tahap pengalaman saat mencari informasi, terbentuklah ekspektasi kepuasan dan persepsi atas kepribadian merek tersebut. Saat konsumen mendapatkan kesan yang sama dan sesuai dengan ekspektasinya, bahkan melebihi yang diharapkan, maka konsumen akan berpotensi besar untuk puas dan membeli kembali di lain waktu (Noegroho, 2013). 3
4 Brakus et al. (2009) melalui penelitiannya menemukan bahwa pengalaman yang diciptakan suatu merek terbukti mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan kepada merek tersebut secara positif. Jika puas dengan pengalaman yang dirasakan, dimana terdapat respon terpenuhinya harapan atas fitur dari suatu produk atau jasa (Oliver, 2010, p.8), maka konsumen akan cenderung membeli kembali serta merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain dan tidak berpindah membeli merek lain (Oliver, 1997 dalam Brakus et al., 2009), meskipun fungsional dari produk atau layanan lain yang ditawarkan pesaing adalah sama. Pengalaman yang positif akan membentuk suatu ikatan emosional antara konsumen suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan, begitu pula sebaliknya, pengalaman negatif dapat menjadi pemutus ikatan emosional yang seharusnya terbentuk antara konsumen dan produk yang dikonsumsi. Tingkat kepuasan pelanggan bersifat dinamis dan salah satunya dipengaruhi bagaimana perasaan pelanggan dan faktor situasional, misalnya opini anggota keluarga, ketika berinteraksi dengan produk dan layanan tersebut (Zeithaml et al., 2009, p.103). Terdapat hubungan erat antara kepuasan yang dirasakan konsumen dengan loyalitasnya pada produk atau jasa yang ditawarkan suatu merek (Hesket et al., 1997, p.83). Hubungan ini sangat kuat ketika konsumen merasa sangat puas sehingga menghasilkan loyalitas, dan ketika konsumen merasa sangat tidak puas yang berpotensi menimbulkan ketidaksetiaan atau kecenderungan beralih merek. Pengalaman yang ditawarkan merek untuk pelanggan selama proses mencari, membeli, dan mengkonsumsi tersebut akan mempengaruhi pada 4
5 bagaimana konsumen mengevaluasi, mempersepsikan dan menilai karakter atau kepribadian yang dimiliki merek suatu produk dan layanan. Menurut Aaker (1997), kepribadian merek dapat dipengaruhi oleh orang-orang yang terhubung dengan merek tersebut (konsumen, representatif perusahaan, endorser), atribut produk, kategori produk, nama merek, atau strategi berkomunikasi. Pengaruh tersebut akan menjadi bagian dari pengalaman merek, karena penilaian akan faktor ketulusan, kegembiraan, kompetensi, kecanggihan, dan maskulinitas suatu merek dapat difasilitasi ketika konsumen merasakan pengalaman dengan merek secara sensorik, afektif, intelektual, atau pengalaman perilaku (Brakus et al., 2009). Berbagai inisiatif dilakukan perusahaan untuk membangun loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan menjadi semakin penting karena makin lama biaya menarik pelanggan baru kian mahal. Selain memperkuat ikatan emosional konsumen dalam pengalaman dengan suatu merek, cara lain dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen dapat dilakukan dengan memperkuat kepribadian merek, yang diartikan sebagai rangkaian karakteristik manusia yang mendeskripsikan suatu merek (Aaker, 1997). Hal ini seperti yang dikemukakan oleh beberapa peneliti, dimana kepribadian merek memungkinkan konsumen untuk mengekspresikan diri sendiri (Belk, 1998), diri ideal (Malhotra, 1981), atau dimensi tertentu yang ingin ditonjolkan dari diri mereka (Klein et al., 1993) melalui suatu merek. Eksistensi citra dan kepribadian tertentu yang diyakini dimiliki oleh suatu merek produk dan jasa dapat mempengaruhi persepsi positif maupun negatif 5
6 konsumen terhadap merek yang berpotensi mempengaruhi kepuasan serta loyalitas mereka setelah berinteraksi dengan merek tersebut. Dengan memiliki kepribadian merek yang kuat, baik positif maupun negatif, maka suatu merek dapat menonjol dibandingkan pesaingnya dalam menyampaikan pesan maupun mendukung hubungan dengan konsumen (Aaker, 2013), misalnya ketika suatu merek direpresentasikan oleh endorser yang bagi target konsumen sesuai dengan diri mereka, maka konsumen akan memiliki preferensi lebih besar pada merek tersebut (Malhotra, 1981), cenderung lebih puas serta berpotensi loyal pada merek tersebut (Brakus et al., 2009). Oleh karena itu, menjaga agar kepribadian merek tetap sesuai dengan harapan manajemen dalam pencitraan suatu merek adalah hal yang sangat penting dalam meraih target konsumen yang tepat dan menjaganya untuk selalu kembali. Restoran merupakan salah satu industri jasa dimana kualitas produk dan layanan yang maksimal bagi pelanggan adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, restoran harus mempunyai nilai tambah yang dapat membedakannya dari pesaing. Dalam era persaingan bisnis di industri yang ketat saat ini pelanggan bukan lagi sebagai pelengkap usaha tetapi sebagai bagian dari sistem pelayanan bagi perusahaan yang bersangkutan (Zeithaml et al., 2009, p.392). Sebuah restoran harus dapat membangun dan menjaga kredibilitas perusahaannya agar setiap pelanggan yang datang berkunjung bisa mendapatkan kesan positif bagi restoran tersebut dan kemudian dapat membagi pengalaman mereka dengan orang-orang di sekitarnya. 6
7 Perkembangan bisnis restoran di Indonesia akhir-akhir ini dapat dikatakan cukup berkembang. Jumlah penduduk yang memilih untuk makan di luar rumah semakin meningkat dan beberapa alasannya adalah perubahan gaya hidup dan struktur keluarga (Warde et al., 2007 dalam Rezende dan Silva, 2012). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2013 menyumbang hingga 14,33% pada perekonomian Indonesia, dengan subsektor restoran sendiri menyumbang sekitar 2,3%. Sektor perdagangan, hotel dan restoran ini menduduki posisi kedua penyumbang terbesar bagi perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012, dimana sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sekitar 13,9% dari total Produk Domestik Bruto, dan hanya menjadi penyumbang terbesar ketiga diantara sektor-sektor yang lain. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia secara umum, sektor perdagangan, hotel dan restoran berkontribusi hingga 25,4% dari produk domestik regional bruto dengan harga konstan untuk wilayah D.I Yogyakarta pada tahun 2012, dan menjadi penyumbang terbesar kedua perekonomian regional provinsi setelah sektor jasa-jasa. Berbagai jenis restoran dengan tawaran konsep dan ide yang berbeda-beda banyak bermunculan di Yogyakarta. Diperlukan strategi dalam menentukan konsep unik, kenyamanan tempat, layanan yang superior, pengalaman yang berkesan dan menyenangkan, serta harga yang sesuai daya beli target pasar. Salah satu restoran yang menawarkan sebuah konsep menarik melalui pemanfaatan 7
8 teknologi terkini yang berkembang pesat, unik dan menyenangkan di dalamnya adalah Michigo. Michigo yang memiliki tagline Eat. Share! menawarkan kuliner Korea dan memiliki dua cabang di Yogyakarta, yaitu di Plaza Ambarrukmo dan Babarsari Ruko Rafflesia. Sebagai bagian dari Fajar Montana Group, Michigo merupakan restoran yang peduli pada sosial dan lingkungan. Tiga prinsip utamanya adalah teknologi, zero waste (memaksimalkan pengolahan limbah), dan pelestarian budaya. Oleh karena itu, pengalaman yang ditawarkan oleh Michigo dikemas sedemikian rupa dalam rangka mewujudkan prinsip-prinsip tersebut dan merepresentasikan nilai yang dianut oleh perusahan. Berbeda dengan restoran lain pada umumnya, untuk pengalaman membeli dan mengkonsumsi produk serta jasa, Michigo menawarkan pengalaman swalayan (self-service) mulai dari pemesanan makanan hingga pengambilan pesanan dan pengembalian nampan serta peralatan makan setelah selesai. Pengalaman unik yang ditawarkan Michigo kepada pelanggannya, yaitu Michigoers (sebutan untuk pelanggan Michigo) dapat memilih menu kesukaan di ipad yang telah disediakan di konter depan dengan asistensi dari seorang karyawan, dilanjutkan dengan proses membayar di kasir, kemudian sambil menunggu diberikan sebuah video pager. Dengan adanya video pager, pelanggan bisa menunggu pesanan sambil menonton video klip K-Pop dan video hiburan lain sekaligus menikmati suasana restoran yang cerah bernuansa kayu dan logo ikonik merah menyala. Saat pesanan sudah jadi, pelanggan akan mendapat pemberitahuan melalui video pager tersebut dan dapat mengambil sendiri pesanan 8
9 di konter pengambilan pesanan (pick-up point) yang telah disediakan di dekat jendela dapur. Michigo juga dilengkapi Social Wall, yaitu layar televisi ukuran besar yang diletakkan di tengah ruangan yang akan menampilkan perkembangan terbaru secara tepat waktu dari akun media sosial Michigo. Pelanggan dapat ikut berinteraksi di sana dengan memperbarui status di Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya. Setelah selesai menikmati makanan dan minuman, pelanggan diharapkan untuk mengosongkan peralatan makan di meja secara mandiri dengan meletakkannya di tempat yang sudah disediakan serta membuang sampah pada tempat sampah. Sejak kehadiran pertamanya tahun 2013 lalu, Michigo merupakan salah satu restoran yang berani mengimplementasikan tren baru dalam menciptakan pengalaman unik makan di restoran dengan memanfaatkan Self Service Technology (SST) yang masih cukup jarang digunakan di Indonesia. Berbeda dengan perilaku masyarakat saat ini yang terbiasa dengan restoran layanan penuh dimana pramusaji akan mencatat pesanan pelanggan, mengantarkan pesanan ke meja pelanggan, dan membersihkan meja setelah pelanggan selesai, konsep swalayan berbasis teknologi ini membutuhkan partisipasi dan keterlibatan pelanggan dan teknologi dalam proses pelayanan. Michigo mengklasifikasikan restorannya sebagai sophisticated Korean Pop Style restaurant dimana target pasar yang dituju adalah masyarakat menengah ke atas, khususnya yang menyukai kuliner Korea. Restoran ini menawarkan menu-menu yang bisa dinikmati oleh semua kalangan usia mulai dari anak-anak sampai orang tua. Terinspirasi oleh desain bistro di Seoul, interior 9
10 dan eksterior restoran diatur sedemikian menarik agar pengunjung nyaman dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Michigo ramai dengan pelanggan yang datang sendirian atau berkelompok bersama keluarga, teman, maupun rekan bisnis terutama saat memasuki jam makan siang dan makan malam. Sebagian besar restoran saat ini hanya fokus dalam memberikan layanan yang baik untuk konsumen sesuai konsep yang umum dilakukan dengan layanan penuh untuk memuaskan konsumen. Masih jarang restoran yang menonjolkan keunikan pengalaman dengan konsep swalayan sejak awal pemesanan hingga akhir setelah selesai mengkonsumsi untuk bisa bersaing secara kompetitif. Pengalaman yang dirasakan pelanggan Michigo yang unik ini akan memberikan kesan tersendiri bagi setiap pengunjung yang datang, sehingga diharapkan dapat membentuk persepsi positif akan kepribadian merek serta diharapkan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan khususnya pecinta makanan Korea dan secara alami akan menjadi basis loyalitas mereka untuk datang kembali atau merekomendasi Michigo kepada orang lain. Menurut Zeithaml et al. (2009, p.404), meski sebagian konsumen menikmati konsep swalayan, tidak sedikit yang masih membutuhkan layanan dengan interaksi manusia. Sebagian besar keengganan ini muncul karena ketakutan pada teknologi, tidak ingin terlihat kurang kompeten dihadapan orang lain, kebutuhan akan interaksi manusia dan dilayani, serta pikiran bahwa 'ini tugas perusahaan, bukan tugas saya' (Zeithaml et al., 2009, p.399). Menurut Beaujean et al. (2006), dalam pengalaman di industri jasa, interaksi yang menciptakan percikan antara konsumen dan staf lini depan 10
11 sangatlah penting karena dapat mengubah konsumen yang skeptik menjadi pengikut merek. Percikan tersebut dan ikatan emosional konsumen dengan merek dapat menjelaskan kepercayaan dan loyalitas selama interaksi yang terjadi. Dengan konsep swalayan berbasis teknologi, Michigo mengambil resiko bahwa ada potensi kerugian dalam peluang mempererat interaksi dengan pelanggan ketika mengganti proses tersebut menjadi lebih melibatkan mereka secara mandiri dalam tiap proses. Masih jarang restoran yang menggunakan konsep ini di Indonesia, khususnya Yogyakarta, meskipun di luar negeri sudah lebih umum dilakukan. Melihat pentingnya menciptakan pengalaman merek yang terbaik dan menyenangkan pelanggan, kepribadian merek, dan kepuasan sebagai basis loyalitas pelanggan terhadap merek serta keberlangsungan bisnis untuk jangka panjang bagi pihak manajemen Michigo dalam bersaing dengan restoran-restoran baru, maka penelitian ini akan melihat bagaimana pengaruh faktor pengalaman merek, kepribadian merek, dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di restoran yang menggunakan konsep swalayan berbasis teknologi terkini seperti Michigo yang justru menerapkan konsep layanan swalayan yang mengurangi interaksi langsung antara konsumen dengan karyawan lini depan seperti yang biasa dilakukan restoran tradisional dengan konsep layanan penuh atau fullservice Rumusan Masalah Berdasarkan gambaran latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis makanan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat 11
12 khususnya dalam beberapa tahun terakhir ini. Banyaknya pilihan memperkecil biaya beralih sehingga pelanggan dapat dengan mudah memutuskan untuk meninggalkan restoran tertentu dan berpindah ke restoran lain. Oleh karena itu, para pengusaha restoran perlu memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diharapkan oleh pelanggan yang secara langsung memiliki peran penting dalam keberlangsungan bisnis. Michigo yang mendiferensiasikan restorannya melalui pemanfaatan teknologi dalam konsep swalayan dalam mengangkat kuliner Korea yang sedang populer, membuat restoran ini menarik untuk dikunjungi. Namun, sejak kehadiran restoran-restoran baru di sekitarnya seperti Pepper Lunch dan Fish & Co. yang juga menawarkan pengalaman unik dan kepribadian merek yang kuat, angka kunjungan pelanggan ke Michigo semakin menunjukkan penurunan. Meskipun penurunan tersebut saat ini belum terlalu signifikan bagi pihak manajemen, penurunan ini dikhawatirkan akan berdampak untuk keberlangsungan bisnis jangka panjang. Michigo yang hadir dengan menawarkan restoran berkonsep swalayan yang menggantikan interaksi langsung antara pelanggan dan karyawan seperti yang biasa dilakukan di restoran-restoran layanan penuh perlu memahami bagaimana kesan dari pengalaman yang dirasakan pelanggannya selama ini, karena dengan konsep swalayan ini pelanggan belum tentu menerima dan puas serta berniat untuk kembali berkunjung. Padahal, pelanggan yang senang dengan pengalaman yang diterimanya dan merasa bahwa Michigo mampu merepresentasikan karakter yang diinginkannya merupakan basis loyalitas yang 12
13 penting untuk eksistensi restoran dalam jangka panjang Michigo dalam bersaing dengan restoran-restoran baru yang diproyeksikan akan terus bertambah sepanjang tahun. Selain itu sebuah restoran yang ideal juga perlu menyesuaikan konsep dan karakter restorannya dengan target pasar yang akan dituju. Michigo memiliki target pasar masyarakat menengah ke atas yang terbiasa dilayani secara penuh justru menggunakan konsep swalayan dan mengharuskan pelanggannya untuk melakukan sendiri proses pemesanan, pengambilan pesanan yang telah jadi, hingga mengantarkan peralatan nampan makan kotor dari meja ke tempat yang telah disediakan. Michigo berani mengunggulkan restorannya melalui konsep ini dan dibantu oleh teknologi tersebut meskipun terlihat bertolak belakang dengan kebiasaan umumnya ketika orang ke restoran kelas menengah atas karena ingin dilayani semua kebutuhan makanan dan lain-lainnya. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti ingin menguji bagaimana pengaruh pengalaman merek yang ditawarkan Michigo, terutama terkait dengan pengalaman membeli dan mengkonsumsi di restoran yang unik ini, kepribadian merek Michigo, dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggannya Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pengalaman merek akan mempengaruhi kepuasan pelanggan Michigo? 13
14 2. Apakah pengalaman merek akan mempengaruhi loyalitas pelanggan Michigo? 3. Apakah pengalaman merek akan mempengaruhi kepribadian merek Michigo? 4. Apakah kepribadian merek akan mempengaruhi kepuasan pelanggan Michigo? 5. Apakah kepribadian merek akan mempengaruhi loyalitas pelanggan Michigo? 6. Apakah kepuasan pelanggan akan mempengaruhi loyalitas pelanggan Michigo? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji pengaruh pengalaman merek pada kepuasan pelanggan Michigo. 2. Menguji pengaruh pengalaman merek pada loyalitas pelanggan Michigo. 3. Menguji pengaruh pengalaman merek pada kepribadian merek Michigo. 4. Menguji pengaruh kepribadian merek pada kepuasan pelanggan Michigo. 5. Menguji pengaruh kepribadian merek pada loyalitas pelanggan Michigo. 6. Menguji pengaruh kepuasan pelanggan pada loyalitas pelanggan Michigo Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran sebagai berikut: 1. Bagi Manajemen Michigo 14
15 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk penyusunan strategi pemasaran dalam meningkatkan loyalitas pelanggan Michigo, terutama melalui penciptaan pengalaman merek dan kepribadian merek, serta kepuasan pelanggan. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis dalam menambah wawasan tentang masalah yang terjadi secara nyata khususnya mengenai loyalitas pelanggan suatu merek yang bergerak di industri layanan dengan bantuan teknologi. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian untuk permasalahan yang serupa Batasan Penelitian Dalam penulisan tesis ini, peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian untuk pelanggan Michigo di wilayah Yogyakarta. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari model penelitian oleh Brakus et al. (2009), yaitu pengalaman merek, kepribadian merek, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan Sistematika Penulisan Adanya sistematika dalam penulisan tesis ini adalah untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 15
16 BAB I Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi teori-teori yang diperlukan dalam menjelaskan variabel yang digunakan, penelitian terdahulu yang relevan, rerangka model serta hipotesis yang diteliti. BAB III Metode Penelitian Bab ini membahas jenis penelitian beserta definisi operasional variabel, penentuan sampel penelitian, metode pengumpulan data, metode untuk menganalisis data, serta pengujian validitas dan reliabilitas untuk sampel pretest. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini akan dibahas tentang deskripsi statistik penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan dari hasil uji hipotesis. BAB V Penutup Bab ini membahas kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan implikasi manajerial untuk manajemen Michigo. 16
BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengalaman merek, kepribadian merek, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan untuk restoran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis usaha kuliner di Indonesia semakin hari semakin diminati dengan melihat semakin banyaknya masyarakat yang gemar memburu beberapa aneka menu makanan baik makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk menggeluti bisnis pastry. Industri Pastry dan Bakery di Asia, termasuk di Indonesia dalam sepuluh tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin pesat, setiap pemimpin perusahaan ingin perusahaannya yang terbaik diantara pesaingnya -pesaingnya. Demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan berjalannya waktu kini makanan bukan hanya menjadi kebutuhan pokok tapi juga gaya hidup bagi masyarakat kota.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak organisasi bergantung kepada service agent sebagai pilar utama dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut diharapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan meningkatnya persaingan menyebabkan perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan perhatian dari konsumen sehingga perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa lalu pemasar cenderung berpikir bagaimana memperoleh pelanggan baru yang akan membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa atau bagaimana merebut pelanggan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu alasan utama terciptanya ragam produk, ragam fasilitas dan pelayanan yang disuguhkan para
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan bisnis kuliner saat ini bisa dibilang sangatlah pesat. Banyak restoran cepat saji yang menawarkan aneka makanan dengan ciri khas tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kuliner seperti membuat dan menjual masakan serta makanan sedang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beraneka ragam makanan yang unik, kehadiran wisata kuliner,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memasuki situasi dimana persaingan telah menjadi menu utama yang harus
1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian Indonesia memunculkan dampak positif terhadap perkembangan dunia usaha di tanah air, perkembangan yang telah memasuki situasi dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi setelah tahun lalu tumbuh sebesar 9 % (www.kemenperin.go.id).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri makanan dan minuman memiliki prospek pasar yang masih cerah seiring pertumbuhan ekonomi, karena dukungan sumber bahan baku dan populasi masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalamnya, tetapi dalam memberikan kreativitas, pengelola restoran harus dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya bisnis rumah makan dan restoran pada saat ini membuat terjadinya persaingan yang semakin kuat di industri makanan untuk merebut perhatian konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek bisnis. Jumlah populasi manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri kuliner semakin pesat di Indonesia. Menurut Tjahjono Haryono sebagai ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) cabang Jawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan jaman yang semakin pesat tentu saja menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat. Perkembangan tersebut mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep pemasaran yang memberikan pengalaman unik kepada pelanggan sudah dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan pengalaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin banyak pelaku usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan sebuah persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan nilai kepuasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk perusahaan di dunia saat ini semakin emosional artinya perusahaan berusaha untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dibelinya merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. agar terciptanya suatu loyalitas terhadap produk tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dewasa ini persaingan di segala bidang menjadi semakin ketat, menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut perusahaan harus dapat mengantisipasi perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan kota dengan perkembangan bisnis yang pesat dan cukup signifikan. Pembangunan infrastruktur yang terkait dengan sarana dan prasarana penunjang perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern tidak lagi hanya membeli produk dan jasa, sebaliknya konsumen membeli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam berbagai industri, cara pemasaran perusahaan telah bergeser dari tradisional fitur dan manfaat menjadi penciptaan pengalaman bagi konsumen (Schmitt, 1999). Literature
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku bisnis. Agar dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia memberikan peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pasar global akan terus memperluas produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia telah dan akan semakin kompleks. Kebutuhan manusia yang mendasar atau disebut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti restaurant dan café kini semakin pesat. Banyak sekali cafe dan restaurant asing berjamuran di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha semakin ketat, dengan adanya perusahaanperusahaan baru yang muncul dan semakin inovatif. Dunia pemasaran terus berkembang dengan munculnya produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar dan menarik bagi para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu pariwisata
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.
BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1 Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai 1. Label halal berpengaruh positif signifikan terhadap
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Ekuitas Merek Dalam hal ekuitas merek dapat kita pahami bahwa ide utama dari ekuitas merek adalah bahwa kekuatan merek terletak dalam benak konsumen. Ekuitas merek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang tumbuh pesat mulai awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciKonsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan secara terus-menerus. Perkembangan teknologi dan ekonomi yang pesat menyebabkan persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai menu makanan di Indonesia cukup cepat, khususnya di Surabaya. Berbagai menu makanan ditawarkan kepada masyarakat Surabaya mulai dari makanan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan bisnis makanan dan minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia. Berbagai tempat bisnis makanan dan minuman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku pasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan ataupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Pelaku bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, di mana persaingan dapat menjadi tantangan ataupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Pelaku bisnis untuk dapat
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN...xii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pemasaran saat ini terus berkembang dan selalu mengalami perubahan, dari konsep pemasaran konvesional menuju konsep pemasaran modern, faktor faktor seperti
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin berkembang dengan pesat. Banyak bermunculan wirausahawan yang membuka usaha kafe dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya industri coffee shop yang pesat saat ini membawa dampak baru kedalam gaya hidup konsumen. Makna coffee shop saat ini mengalami pergeseran, dimana mengunjungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen di zaman sekarang cenderung berubah-ubah. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara Asia, yang memberi dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuatnya mudah untuk di dapatkan oleh konsumen sasaran,
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pemasaran modern sebuah perusahaan tidak hanya melakukan pengembangan pada produknya saja,menawarkan harga yang menarik dan membuatnya mudah untuk di dapatkan oleh
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 6 Experience Marketing
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam pemasaran yang sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dulu hingga sekarang oleh para pemasar. Pendekatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di pasar yang serba kompetitif seperti sekarang ini, merek mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembang pesatnya perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini yang ditandai era globalisasi dan persaingan antar perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada kondisi persaingan yang sangat ketat seperti saat ini, perusahaan harus bisa beradaptasi pada lingkungan pasar yang dinamis agar mampu tetap hidup bahkan mampu
Lebih terperincidiarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis jasa tempat hiburan dan permainan untuk keluarga di Indonesia cukup menjanjikan, mengingat tingkat kebutuhan hiburan dan tempat rekreasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang telah meluas ke dalam segmen yang lebih muda. pelanggan. Terlebih lagi dalam menghadapi Coffe Shop lainnya, minimal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan pada perekonomian global saat ini mendorong pertumbuhan berbagai sektor terutama dalam sektor jasa. Salah satu sektor jasa di Indonesia yang telah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai macam fungsi yang memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk pemasaran di dunia saat ini semakin emosional. Kini kebutuhan emosional jadi lebih menonjol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan industri smartphone di Indonesia akhir-akhir ini semakin ketat. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesibukan masyarakat yang semakin meningkat telah membuat berbagai objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan mereka tersebut. Tempat hiburan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis. Pelaku bisnis harus mampu menciptakan ide-ide baru agar dapat memberikan nilai lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin hari semakin mengalami kemajuan yang lebih baik, itu disebabkan oleh perubahan pola pikir seseorang yang dinamis
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era global, persaingan dalam dunia industri barang maupun jasa begitu ketat. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Functional Benefit 2.1.1 Pengertian Functional Benefit Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada konsumen berkaitan dengan manfaat produk dan mewakilinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Menurut (Aaker, 1996: 8) mendefinisikan brand loyalty. sebagai A measure of the attachment that a costumer has a brand.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Loyalitas merupakan sebuah nilai utama bagi perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan manapun. Loyalitas merupakan sebuah tantangan manajemen dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sangat menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi dan berproduksi di Indonesia. Era globalisasi juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis cafe di Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat Banyaknya cafe yang bermunculan dikarenakan cafe sudah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat konsumen sebagai manusia rasional dan emosional yang menginginkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Experiential Marketing Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan pemasaran dengan melihat konsumen sebagai manusia rasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi setiap perusahaan maupun organisasi bisnis. Karena tanpa pelanggan, perusahaan atau organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, mulai dari konsep pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disuguhkan para pengusaha bisnis kepada konsumen. Dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu alasan utama terciptanya ragam produk dan ragam fasilitas dan pelayanan yang disuguhkan para
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel Sense Experience (panca indera) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap experiential
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan akan produk dengan kualitas dan harga yang hampir sama. Hal ini diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik dan stabil, serta jumlah penduduk yang berjumlah 240juta lebih membuat Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Brand Experience terhadap Customer Satisfaction pada Trans Studio Bandung, maka dapat disimpulkan nilai P value
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia, menjadikan negara yang potensial untuk pemasaran berbagai barang maupun jasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pesat bisnis usaha restoran cepat saji, secara globalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pesat bisnis usaha restoran cepat saji, secara globalisasi membuat para pesaing bisnis baru muncul dan membuat inovasi baru di berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Brand image atau citra merek merupakan serangkaian sifat tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan perekonomian saat ini diikuti juga berkembanganya berbagai tempat berbelanja modern. Dalam bidang usaha perdagangan eceran (retailing)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merek menjadi salah satu hal yang penting dalam era globalisasi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merek menjadi salah satu hal yang penting dalam era globalisasi pada abad sekarang. Dasar-dasar dan manfaat dari merek masih saja tetap sama, namun kompetisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penawaran produk atau jasa dengan merangsang unsur unsur emosi
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengalaman Pemasaran Schmitt (1999), mengatakan bahwa esensi dari konsep pengalaman pemasaran adalah yang didorong oleh pengalaman. Hamzah (2007), menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pariwisata menjadi suatu industri yang berpotensial dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Kegiatan pariwisata tidak hanya berekreasi atau melihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Wikikoffie adalah sebuah café yang terletak di jalan Braga no 90 Bandung tepat pada pertigaan Braga, didirikan oleh Ahuang sejak 15 mei 2012 yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring perkembangan yang disertai dengan kemajuan teknologi. Segala kemudahan yang diciptakan oleh manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interior sampai menawarkan menu makanan yang unik. Harga yang. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah tahun 2012 diketahui bahwa sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini dunia bisnis kuliner semakin bergairah di Semarang. Mulai tumbuh rumah makan yang menawarkan tema dan konsep bervariasi. Mereka berlomba untuk menarik konsumen
Lebih terperinci