PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN PAGARSIH KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI KRENGSENG DAERAH TIRTO AGUNG, BANYUMANIK, SEMARANG

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BRINGIN SEMARANG

PERENCANAAN DRAINASE WILAYAH BANYUMANIK SEMARANG. Cut Dede Juanita, Hafidz Noordianto, Pranoto Samto Admojo *), Hari Nugroho *)

NORMALISASI SUNGAI KERUH DAN TEKNIK NILAI JEMBATAN PLOMPONG, KABUPATEN BREBES

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

PERENCANAAN WADUK DESEL GUNA PENANGGULANGAN BANJIR PADA SUNGAI BERINGIN, SEMARANG

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

PENGENDALIAN BANJIR SISTEM BENDUNG PUCANG GADING DOMBO SAYUNG SEMARANG

PERENCANAAN DRAINASE JALAN RAYA SEMARANG - BAWEN KM KM (JAMU JAGO - BALAI PELATIHAN TRANSMIGRASI DAN PENYANDANG CACAT JATENG)

KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI

PERENCANAAN SUDETAN UNTUK PENANGGULANGAN GERUSAN TEBING DI SUNGAI LUSI

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGENDALIAN DEBIT BANJIR SUNGAI LUSI DENGAN KOLAM DETENSI DI KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI DOMBO SAYUNG KABUPATEN DEMAK

NORMALISASI SUNGAI DOLOK SEMARANG DEMAK, JAWA TENGAH

KAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI BERINGIN SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LONG STORAGE

ANALISIS HIDROLIKA ALIRAN SUNGAI BOLIFAR DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS HYDROLIC ANALYSIS OF BOLIFAR RIVER FLOWS WITH USING HEC-RAS

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

PENGENDALIAN BANJIR DAS DOLOK PENGGARON PADA SUNGAI BABON

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

PERENCANAAN TANGGUL BANJIR SUNGAI LUSI HILIR

TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG

Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK

Analisis Drainasi di Saluran Cakung Lama Akibat Hujan Maksimum Tahun 2013 dan 2014

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE WILAYAH TAWANG SARI DAN TAWANG MAS SEMARANG BARAT

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

PERENCANAAN DRAINASE GAYAMSARI SUBSISTEM KANAL BANJIR TIMUR SEMARANG

PENGENDALIAN BANJIR KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG. Febri Wisda Krissetyatno, Ganang Setyo Budi, Suseno Darsono *), Robert J.

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KABUPATEN MAGELANG

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

Bab 3 Metodologi. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan survey langsung ke lapangan yang bertujuan untuk mengetahui :

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

ANALISA PENGENDALIAN BANJIR KALI CILIWUNG RUAS JEMBATAN MT. HARYONO PINTU AIR MANGGARAI

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap) Citra Adinda Putri Jurusan Teknik Sipil Fakultas

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

PENGENDALIAN BANJIR MENGGUNAKAN POMPA (Studi Kasus: Drainase Jalan Simpang Tetap Kota Dumai)

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

Perencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

SIMULASI POMPA BANJIR UNTUK MENGATASI BANJIR DI JALAN SEI MASANG KOTA DUMAI

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

PENINGKATAN FUNGSI BENDUNG PLUMBON-SEMARANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

KAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI TUNTANG DI DESA PULOSARI KABUPATEN DEMAK ABSTRAK

PERANCANGAN WADUK MUNDINGAN DI KOTA SEMARANG

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KALI TENGGANG SEMARANG. Martin Martunas Agung P.S, Riekea Astika Putri Gultom, Suripin *), Dwi Kurniani *)

STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

Royna Kristian Yudi, Agung Mukti Nugroho, Suseno Darsono *), Dyah Ari Wulandari *)

INFO TEKNIK Volume 14 No. 1 Juli 2013 (81-91)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

Gambar 1.1 DAS Ciliwung

DEBIT SUNGAI PROGO RUAS BANJARSARI KALIJOSO KABUPATEN MAGELANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

PENGEMBANGAN DRAINASE SISTEM POLDER SUNGAI SRINGIN KOTA SEMARANG

KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.17 PERENCANAAN DAN PEMETAAN GARIS SEMPADAN KALI SEMEMI

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak

STUDI PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI KALIDAWIR TULUNGAGUNG

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA NERACA AIR DAERAH PENGALIRAN SUNGAI LOGUNG. Disusun Oleh : Ir. Bambang Pudjianto, MT NIP.

BAB III METODA ANALISIS

Rencana Pengendalian Banjir di Saluran Sekunder Rungkut Barata dan Rungkut Menanggal Kota Surabaya

ANALISIS SISTEM DRAINASE JALAN TOL BALIKPAPAN SAMARINDA KM

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

OPTIMALISASI SUNGAI WISA DAN SUNGAI KANAL SEBAGAI PENGENDALI BANJIR DI KAWASAN KOTA JEPARA

Analisis Daerah Genangan Akibat Luapan Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

Jurnal Spektran Vol. 1, No.1, Januari 2013

GENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU ABSTRACT

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO

STUDI HIDROLIS DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

Kajian Kapasitas Sungai Sunter (Ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek Sampai dengan Pertemuan Kanal Banjir Timur) Jakarta Timur

STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA BANGKINANG SISI BARAT

Transkripsi:

, Halaman 280-289 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN PAGARSIH KOTA BANDUNG Azkira Nur Auzan, Mohammad Faqih, Pranoto Samto Atmodjo *), Sri Sangkawati *) Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Sungai Citepus merupakan sungai yang melintasi Kota Bandung termasuk salah satunya Kawasan Pagarsih dimana posisinya berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dan luapannya sangat berpotensi menimbulkan bencana banjir musiman Pada musim hujan tahun 2015 terjadi hujan yang menyebabkan genangan banjir di sekitar Pagarsih. Pemerintah bergerak cepat dengan membangun drainase baru sekitar wilayah genangan, namun, pada musim hujan tahun 2016 masih adanya genangan banjir besar di sekitar Pagarsih yang bahkan menyebabkan rusaknya tembok bangunan dan menghanyutkan dua mobil. Analisis hidrologi untuk mencari nilai debit banjir rencana dilakukan dengan menggunakan software HEC-HMS 4.2. Didapat debit banjir rencana kala ulang 10 tahun adalah 127 m3/detik. Perencanaan perbaikan sungai menggunakan model HEC-RAS dengan debit rencana hasil dari program HEC-HMS 4.2. Setelah dilakukan normalisasi Sungai Citepus, didapatkan bahwa panjang total dimensi sungai yang perlu dinormalisasikan adalah sepanjang 569,45 m dengan dimensi sungai rencana memiliki kedalaman bervariasi tiap section dan bisa menampung sebagian debit banjir rencana kala ulang 10 tahun (Q10=127 m3/s) sebesar 90 m3/s. Perkuatan tebing sungai juga menggunakan perkuatan dinding penahan tanah dengan material beton bertulang di kedua sisi sepanjang sungai. Sisa debit sebesar 37 m3/s dialirkan ke saluran Box Culvert dengan dimensi 2,5 x 2,5 meter sepanjang 295 meter. Kapasitas penampang baru dan saluran Box Culvert dapat menampung debit rencana kala ulang 10 tahun. Total biaya pengerjaan pengendalian banjir Pagarsih sebesar Rp87.057.000.000,00,- dan waktu pengerjaan selama dua tahun. Kata kunci : Pengendalian Banjir, Sungai Citepus, Pagarsih, Normalisasi, Box Culvert ABSTRACT Citepus River is a river that passes through Bandung City including one of Pagarsih area where its position is in the middle of residential area and its flood is very potential to cause seasonal flood disaster. In the rainy season of 2015 there is rain that causes flooding around the Pagarsih. The government moved quickly by building new drainage around the flood area, however, in the rainy season of 2016 there was still a puddle of floods around Pagarsih that even caused damage to the building wall and washed away two cars. The hydrological analysis to find the flood discharge value of the plan is done using HEC-HMS 4.2 software. The flood discharge value with a 10 years simulation is 127 m3/sec. The river improvement planning uses the HEC-RAS software with the planned outcome discharge from the HEC-HMS 4,2 program. After normalization of the Citepus River, it *) Penulis Penanggung Jawab [Type text] Page 280

was found that the total length of the river dimension that needs to be normalized is 569,45 m long with the dimension of the river plan having a variant depth and can accommodate part of the flood discharge of the 10 year (Q10=127 m3 / s) re-planning plan of 90 m3 / s. River bank cliffs also use retaining wall retention with reinforced concrete material on both sides along the river. The remaining discharge 37 m3 / s is flowed to Box Culvert channel with dimensions 2.5 x 2.5 meters along 295 meters. New cross-section capacity and Box Culvert channels can accommodate 10 year re-plan discharge. The total cost of Pagarsih flood control work is Rp 87,057,000,000.00,- and the working time is two years. Keywords: Flood Control, Citepus River, Pagarsih, Normalization, Box Culvert PENDAHULUAN Permasalahan drainase, terutama di kota-kota besar di Indonesia telah menjadi penting dengan sering terjadinya banjir atau genangan air di musim penghujan. Banjir menganggu kehidupan masyarakat dan menghambat transportasi, serta menimbulkan kerugian harta benda yang cukup besar. Penyebab utama terjadinya banjir atau genangan air tersebut karena adanya penyempitan pada Sungai Citepus dari lebar 12 m pada hulu menjadi lebar 6 m pada bagian jalan Pagarsih. Selain itu Sungai Citepus pada jalan pagarsih mempunyai kelokan membentuk sudut 90 o. Perubahan tata guna lahan di daerah hulu Sungai Citepus juga mempengaruhi debit aliran permukaan (Run Off) menjadi lebih besar. Debit aliran permukaan semakin besar namun saluran pada jalan Pagarsih sudah tidak mampu menampung. Kawasan Pagarsih kota Bandung Jawa Barat merupakan kawasan padat penduduk. Kawasan tersebut memiliki banyak pertokoan, pemukiman, dan kawasan yang terutama sibuk untuk aktivitas bisnis. Pembangunan yang semakin meningkat pada kawasan Pagarsih, mengakibatkan meningkatnya aliran permukaan langsung (run off) sekaligus mengurangi air yang meresap kedalam tanah. Kapasitas saluran drainase yang ada saat ini sudah tidak memadai / tidak mampu lagi untuk menampung debit air maksimum baik dari air hujan apa lagi ditambah dengan aliran domestik rumah tangga. Banyak saluran drainase yang menyempit terdesak oleh adanya bangunan yang memakai lahan bantaran sungai/ anak sungai. Hal ini menyebabkan penampang saluran/ sungai menjadi mengecil, sehingga tidak mampu menampung aliran air hujan. Selain itu, adanya badan air dan saluran drainase yang berada di bawah bangunan, sehingga menyulitkan dalam pemeliharaan dan pengawasannya. Pada tahun 2015, pemerintah Kota Bandung telah melakukan suatu pengendalian banjir pada jalan tersebut yaitu dengan membangun Sudetan berdimensi 1 x 0.5 m. Namun sudetan tersebut belum dapat sepenuhnya mengatasi banjir dan banjir besar masih terjadi dengan ketinggian 1 meter diatas permukaan jalan Pagarsih pada November tahun 2016. Dari latar belakang tersebut yang membuat perlunya dilakukan pengkajian tentang, sistem drainase di kawasan Pagarsih dan melakukan perencanaan drainase berwawasan lingkungan yang dituangkan dalam tugas akhir yang berjudul Perencanaan Drainase Kawasan Pagarsih di Kota Bandung. Lokasi daerah studi perencanaan drainase ditetapkan pada jalan Pagarsih ditunjukan pada Gambar 1. [Type text] Page 281

METODA PERENCANAAN Gambar 1. Lokasi Perencanaan Drainase Kawasan Pagarsih Perencanaan drainase kawasan Pagarsih ini dilakukan dengan metoda seperti berikut: 1. Survei lapangan Survei lapangan dilakukan untuk memahami lokasi studi dan identifikasi permasalahan awal yang didapat di lapangan serta melihat kemungkinan solusi yang diusulkan. Survei lapangan merupakan suatu cara untuk mendapatkan data primer, yang meliputi : a. Letak dan kondisi saluran drainase lokasi studi yang telah ada; b. Pola arah aliran sungai; c. Genangan yang terjadi akibat hujan local di lokasi studi; d. Kondisi lalu lintas di sekitar lokasi studi; dan e. Daerah tangkapan air di lokasi studi. 2. Pengumpulan Data Sekunder Data yang diperlukan dalam perencanaan ini antara lain: a. Data curah hujan; b. Data tanah; c. Peta topografi; dan d. Peta tata guna lahan. 3. Analisis Hidrologi Software yang digunakan dalam analisis debit banjir adalah HEC-HMS. HEC-HMS adalah suatu program analisa yang digunakan untuk mencari debit rencana dari tiap penggal sungai dalam suatu DAS. HEC-HMS (Hydrologic Engineering Simulation Hydrologic Modeling System) adalah software yang dikembangkan oleh U.S. Army Corps of Engineering. 4. Analisis Hidrolika Sungai rencana dimodelkan dengan menggunalan HEC-RAS. HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center s River Analysis System) adalah software yang dikembangkan [Type text] Page 282

oleh U.S Army Corps of Engineering. HEC-RAS didesain utnuk melakukan perhitungan hidrolika satu dimensi untuk jaringan saluran secara keseluruhan baik yang alami maupun buatan. 5. Analisis Desain Saluran dan Bangunan Analisis desain saluran dan bangunan dilakukan untuk mendapatkan penampang rencana yang mampu menampung debit banjir rencana. Juga untuk mendesain bangunan berupa Box Culvert. HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Hidrologi Hidrologi adalah bidang pengetahuan yang mempelajari kejadian-kejadian serta penyebab air alamiah di bumi. Faktor hidrologi yang mempengaruhi kawasan Pagarsih adalah curah hujan. Curah hujan pada suatu daerah merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya debit banjir yang terjadi pada suatu wilayah. Berdasarkan data curah hujan tersebut kemudian dilakukan perhitungan untuk memperkirakan debit banjir rencana. Adapun langkah-langkah dalam perhitungan hidrologi adalah sebagai berikut : a. Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS). b. Menghitung curah hujan rencana wilayah. c. Menghitung distribusi curah hujan rencana. d. Uji keselarasan Chi kuadrat dan Smirnov Kolmogorov. e. Menghitung debit banjir rencana dengan menggunakan program HEC-HMS. Perhitungan hujan harian rata-rata maksimum pada DAS Citepus dianalisis dengan menggunakan Analisis Distribusi Frekuensi untuk memperoleh curah hujan rencana. Tipe sebaran yang digunakan adalah Distribusi Log Pearson Tipe III. Tipe sebaran tersebut telah diuji dengan metode Chi-kuadrat dan Smirnov-Kolmogorov. Hasil curah hujan rencana dengan periode ulang 2 hingga 50 tahun ditunjukan pada Tabel 1. Tabel 1. Curah Hujan Rencana Distribusi Log Pearson Tipe III DAS Citepus No T (Tahun) Log Xr (mm) Log SD K Log Normal Log Xt (mm) Xt=10^Xt (mm) 1 2 1,85 0,13975 0,19 1,87 75,23 2 5 1,85 0,13975 0,84 1,96 92,89 3 10 1,85 0,13975 1,09 2,00 100,59 4 25 1,85 0,13975 1,29 2,03 107,37 5 50 1,85 0,13975 1,39 2,04 110,95 Berdasarkan hasil curah hujan rencana kemudian dihitung debit banjir. Perhitungan debit banjir dengan menggunakan pemodelan HEC-HMS dilakukan dengan membuat simulasi hidrologi Sungai Citepus yang dapat dilihat pada Gambar 2. [Type text] Page 283

Gambar 2. Pemodelan DAS Citepus Pemodelan hidrologi menggunakan tiga tata guna lahan untuk membuktikan perubahan tata guna lahan berpengaruh pada hasil debit banjir. Digunakan tiga tata guna lahan pada DAS Citepus yaitu tata guna lahan tahun 2005, tahun 2015, dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bandung tahun 2011-2031. Dari ketiga tata guna lahan tersebut akan diperoleh nilai CN (Curve Number) dan Impervious yang berbeda lalu diinputkan kedalam program HEC-HMS. Gambar 3. Peta TGL 2005, 2015, dan RTRW [Type text] Page 284

Hasil pemodelan hidrologi dengan menggunakan HEC-HMS diperoleh debit banjir pada bagian hulu Sungai Citepus disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil Output HEC-HMS Hasil Debit HEC- Hasil Debit HEC- Hasil Debit HEC- Periode Ulang HMS TGL 2005 HMS TGL 2015 HMS TGL RTRW (tahun) (m 3 /s) (m 3 /s) (m 3 /s) 5 75,0 116,0 115,5 10 84,3 127,5 127,0 25 92,7 137,7 137,1 50 97,1 143,1 142,5 2. Analisis Hidrolika Analisis penampang eksisting bertujuan untuk mengetahui kondisi dari Sungai Citepus saat ini. HEC-RAS akan menampilkan model dari sungai sesuai dengan input data yang diberikan. Dibawah ini merupakan sistem sungai Citepus pada Gambar 4. Gambar 4. Sistem Sungai Citepus Dengan menginputkan debit banjir rencana sebesar 127 m 3 /s, terdapat penampang yang tidak dapat menampung, dapat dilihat pada Gambar 5. dan Tabel 3. Gambar 5. Penampang Memanjang Sungai Citepus [Type text] Page 285

Sta Sungai Kiri (m) Tabel 3. Kondisi Elevasi MAB Sungai Citepus Eksisting Kanan (m) Muka Air Banjir (m) kiri Elv MAB (m) Kanan Elv MAB (m) Keterangan 8 707,85 708,27 707,61 0,24 0,66 Tidak melimpas 7 706 705,07 706,30-0,3-1,23 melimpas 6 706,95 704,71 705,49 1,46-0,78 melimpas 5 705 704,87 705,06-0,06-0,19 melimpas 4 702,25 702,25 704,13-1,88-1,88 melimpas 3 701,72 702,02 703,61-1,89-1,59 melimpas 2 701,04 701,24 702,63-1,56-1,39 melimpas 1 702,06 701,77 701,02 1,04 0,75 Tidak melimpas 0 700 699,85 699,47 0,53 0,38 Tidak melimpas 3. Rencana Pengendalian Banjir Sungai Citepus Hasil analisis hidrologi dan hidrolika diketahui bahwa dengan debit rencana kala ulang 10 tahun terdapat genangan banjir di sta. 7, sta. 6, sta. 5, sta. 4, sta. 3, dan sta. 2. Penangan yang dilakukan sebagai berikut : a. Memperbesar luas penampang basah sungai dengan memperdalam elevasi dasar sungai, karena sudah tidak memunginkan untuk memperlebar saluran. Elevasi dasar sungai hulu dan hilir yang menjadi patokan dalam merencanakan elevasi dasar sungai yang baru, dimana elevasi dasar sungai hulu dan hilir tetap sama. b. Pembangunan dinding penahan tanah untuk menahan terjadinya longsor akibat gerusan dari air dan juga dari kemiringan lereng tanah yang sudah digali lebih dalam. c. Setelah luas penampang sungai diperbesar, didapatkan debit yang bisa masuk ke sungai dari perhitungan HEC-RAS, yaitu sebesar 90 m 3 /s. Debit untuk perencanaan Sungai Citepus dengan Q10 yaitu sebesar 127 m 3 /s, sisanya sebesar 37 m 3 /s harus dialirkan melalui Box Culvert yang akan direncanakan di sisi lain jalan Pagarsih. Gambar 6. Rencana Pengendalian Banjir Sungai Citepus [Type text] Page 286

4. Desain Saluran JURNAL dan KARYA Bangunan TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017 Setelah menormalisasi sungai Citepus dan menginputkan debit sebesar 90 m 3 /s, pada program HEC RAS didapatkan hasil yang dilampirkan pada tabel 4. Sta Sungai Kiri (m) Tabel 4. Kanan (m) Kondisi Elevasi MAB Sungai Citepus Eksisting Muka Air Banjir (m) kiri Elv MAB (m) Kanan Elv MAB (m) Keterangan 8 707,85 708,27 707,44 0,41 0,83 Tidak melimpas 7 706 705,07 704,31 1,69 0,76 Tidak melimpas 6 706,95 704,71 704,28 2,67 0,43 Tidak melimpas 5 705 704,87 704,04 0,96 0,83 Tidak melimpas 4 702,25 702,25 701,59 0,66 0,66 Tidak melimpas 3 701,72 702,02 701,16 0,56 0,86 Tidak melimpas 2 701,04 701,24 700,12 0,92 1,12 Tidak melimpas 1 702,06 701,77 699,72 2,34 2,05 Tidak melimpas 0 700 699,85 698,96 1,04 0,89 Tidak melimpas Setelah mengetahui bahwa tidak ada limpasan lagi maka sisa debit yaitu sebesar 37 m 3 /s dialirkan ke dalam Box Culvert. Nilai debit tersebut dipakai untuk menentukan dimensi Box Culvert. Perhitungan kecepatan aliran dihitung dengan menggunakan persamaan : V = x x Nilai n = 0,013 (saluran beton) Kemiringan saluran ditentukan dari elevasi muka air pada saluran utama di sta 1 dan sta 5. Sta 1 = +699,72 dan sta 5 = +702,77. Panjang saluran box culvert = 295m i = = 0,01033 Tinggi saluran Box Culvert dihitung dengan persamaan : Q = V x A 37 = x x x A = x = x 2/3 x i 1/2 x b x h 2/3 x 0,01033 1/2 x 2,5 x h Dari trial error didapatkan nilai h sebesar 2,2 m, ditambahkan tinggi jagaan sebesar 0,3 m jadi tinggi saluran box culvert adalah 2,5 meter. Setelah didapatkan dimensi Box Culvert lalu menganilis struktur menggunakan program SAP2000 untuk mendapatkan penulangan dan tebal beton. [Type text] Page 287

Gambar 7. Detail Tulangan Box Culvert Dari hasil perencanaan drainase Kawasan Pagarsih diperoleh Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan rincian seperti pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Rencana Anggaran Biaya Perencanaan Drainase Kawasan Pagarsih No JENIS PEKERJAAN HARGA (Rp) I PEKERJAAN PERSIAPAN 382.000.000,00 II PEKERJAAN PERBAIKAN SUNGAI 68.764.783.208,71 III PEKERJAAN BOX CULVERT 9.995.715.406,00 Jumlah 79.142.498.615,01 Pajak (PPN 10%) 7.914.249.861,50 Jumlah Akhir 87.056.748.476,51 Pembulatan 87.057.000.000,00 KESIMPULAN Perencanaan Drainase Kawasan Pagarsih Kota Bandung yang sering tergenang akibat banjir hasilnya sebagai berikut: 1. Debit banjir rencana dengan kala ulang 10 tahun yang dihasilkan dari HEC-HMS adalah 137 m 3 /detik. 2. Tata guna lahan sangat mempengaruhi besarnya debit banjir, dilihat dari perbandingan hasil debit banjir tahun 2005, 2015, dan rencana tata ruang dan wilayah kota Bandung tahun 2010 2031 (RTRW). Debit banjir perencanaan menggunakan tata guna lahan RTRW kota Bandung tahun 2010 2031. 3. Berdasarkan analisis hidrolika menggunakan perangkat lunak HEC-RAS dengan debit rencana 10 tahun (Q10th = 127 m 3 /dt), kapasitas penampang eksisting Sungai Citepus menunjukkan bahwa semua penampang tidak memenuhi, sehingga perlu perbaikan penampang sungai yang merupakan upaya memperbesar kapasitas pengaliran dari sungai dengan kapasitas 90 m 3 /dt, dan sisa 37 m 3 /dt akan dialirkan ke saluran box culvert dengan dimensi 2,5 x 2,5 meter sepanjang 295 meter. SARAN Berikut ini adalah saran yang berkaitan dengan Perencanaan Drainase Kawasan Pagarsih : 1. Apabila ingin dilaksanakan pekerjaan sesuai desain yang telah dilakukan maka perlu dipertimbangkan beberapa relokasi penduduk di sekitar bantaran sungai dikarenakan wilayah bantaran sungai seharusnya tidak dijadikan pemukiman. 2. Bila perlu dilakukan pengendalian banjir kedepannya bisa dipertimbangkan dengan menggunakan kolam retensi dengan syarat ketersediaan lahan yang memadai dikarenakan kepadatan penduduk yang semakin bertambah. 3. Untuk mengurangi potensi banjir, sebaiknya dilakukan control pembangunan pada daerah hulu dan dilakukan penghijauan sehingga dapat mengatasi debit banjir yang berlebihan pada musim penghujan mengingat lokasi proyek yang di hilir dan sering menerima debit banjir yang berlebih. UCAPAN TERIMA KASIH [Type text] Page 288

Diucapkan terima JURNAL kasih KARYA kepada TEKNIK Dinas PSDA SIPIL, Kota Volume Bandung, 6, Nomor Dinas 4, Tahun Pekerjaan 2017 Umum Kota Bandung dan BBWS Citarum atas dukungan dan bantuan data sekunder dalam perencanaan ini. DAFTAR PUSTAKA Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. HEC-HMS Versi 4.2.. 2010. Program Komputer. US Army Corps of Engineers. Davis. HEC-RAS Versi 4.1. 2008. Program Komputer. US Army Corps of Engineers. Davis. Kamiana, I Made. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu. Yogyakarta. Kodoatie, R. J dan Sugiyanto. 2001. Banjir (Beberapa Penyebab dan metode Pengendalian Banjir dalam Perspektif Lingkungan). Pustaka Belajar. Yogyakarta. Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita. Jakarta. Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Nova. Bandung. Subarkah, I. 1980. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Idea Dharma. Bandung. Suripin. 2004. Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi Offset. Yogyakarta. Triatmodjo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta. Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief, 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Edisi. Revisi. Penerbit Andi. Indarto 2010. Hidrologi. Yogyakarta. [Type text] Page 289